Hari ini saya ingin menulis tentang potensi manusia. Sudah sering terdengar bahwa …. manusia apabila ditekan oleh suatu kesempitan, ia akan mampu menghasilkan aktifitas-aktifitas yang luar biasa. Seperti saat dikejar-kejar anjing galak, seseorang bisa berlari sedemikian kencangnya, melebihi kebiasaanya. Bahkan bisa meloncat lebih tinggi dari kemampuannya di saat biasa (tidak dalam kondisi dikejar anjing). Demikian pula para intelektual Indonesia di luar negeri terlihat mereka mampu menggapai standar tinggi yang dipersyaratkan oleh para pembimbingnya dengan bekerja keras dan belajar keras meraih prestasi.
Itulah potensi manusia. Teringat perebincangan dengan seorang huaqiao (cina keturunan) asal Malaysia, yang bertemu dengan kami di bandara Baiyun Guangzhou. Ia menyapa kami dan sedikit berbincang di tengah malam itu. Ia sedang mengantar ayahnya yang lahir di Cina Daratan untuk sekedar jalan-jalan di tanah kelahirannya. Ia heran dengan adanya warga Indonesiayang belajar ke Cina, dan kami bukan warga keturunan. Pembicaraanpun beralih ke kemajuan Cina saat ini. Kata kunci yang sering ia ulang-ulang adalah twist dan change paradigm.
Ya apabila mengamati kemajuan Cina sejak lama, pasti akan menemukan kosakata ini. Perubahan Cina terjadi karena perubahan paradigma pembangunan. Cina memutarbalikkan keadaan dari negara yang dibelakang atau sejajar dengan Indonesia menjadi negara yang ada di depan Indonesia(juga Malaysia). Paradigma pembangunan yang dipelopori oleh pemerintah, didukung swasta dan masyarakatpun mengikuti pola perubahan sistem sosialis menjadi lebih terbuka dengan ide-ide kapitalisme.
Potensi manusia di Cina tidak berebeda jauh dengan di Indonesia. Hanya saja tingkat persaingan disini lebih ketat sehingga anak-anak potensinya sudah mulai diarahkan sejak usia dini. Tidak ada waktu untuk tawuran antar pelajar, karena anak-anak sekolah pulang di sore hari. Sekolah semuanya negeri, kecuali swasta yang kaya, tidak seperti di Indonesia masih ada sekolah swasta kaya dan swasta dhuafa, yang tentu saja pola pendidikannya berbeda dengan standar yang baku di pemerintahan. Tidak ada sekolah siang dengan jam sekolah yang sangat-sangat pendek, sehingga terlihat malas atau kelihatannya kurang bergairah di banding sekolah pagi. Pola seperti ini secara struktural akan memperlemah daya juang siswa meraih yang terbaik. Kontras sekali dengan daya juang Timnas U-19 yang benar-benar bertempur meraih kemenangan di pertandingan. Tulisan Resonansi di surat kabar edisi online-nya Republika siang ini benar-benar indah menggambarkan nasionalisme dan semangat tempurnya Pelatih Timnas U-19, Indra Syafri, yang menginspirasi anak buahnya.
Kejepit di eskalator (Gambar dikutip dari news.detik.com )
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com