ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Ingat Untuk Para Istri, Jangan Pernah Berhutang Tanpa Sepengetahuan Suami Anda

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 13 Maret 2017 | 14.27

Sahabat pernahkah berutang tanpa sepengetahuan suami ? Misalnya kredit panci, kredit baju, kredit tas, atau benar-benar berutang uang pada orang lain tanpa diketahui suami? Sebenarnya, bolehkah seorang istri berutang tanpa sepengetahuan suaminya?

Jawabannya tentu saja bisa sangat bervariasi tergantung kondisi, misalnya berapa besar uang yang dipinjam, dan untuk keperluan apa sang istri berutang. Selain itu, perlu juga diperhatikan apakah ketika berutang sang istri mempergunakan barang sebagai jaminan? Jika ya, barang milik siapakah yang dipergunakan sebagai jaminan?

Jika jumlah utang cukup kecil dan masih bisa ditangani sendiri oleh istri, misal hanya sekadar utang sayur-mayur, utang baju yang bisa dicicil bulanan, atau utang peralatan dapur yang murah meriah, mungkin tak perlu memberitahu suami pun tak masalah, apalagi jika karakter suami tak mau ribet dengan urusan sepele.

Akan tetapi jika jumlah utang mencapai angka yang cukup signifikan, apalagi sampai harus menjaminkan sesuatu, misalnya surat tanah, BPKB kendaraan, dan barang tersebut adalah aset milik suami atau milik bersama antara suami istri, maka sudah sepatutnya istri meminta izin terlebih dahulu pada suami ketika hendak mengagunkan aset tersebut. Bagaimana pun jika terjadi sesuatu yang membuat istri tak bisa melunasi utang, maka meskipun suami tak berkewajiban melunasi utang istri, namun bisa dipastikan suami akan turut bertanggungjawab terhadap utang yang dimiliki sang istri.

Oleh karena itu, untuk para istri, camkanlah bahwa sangat penting menjaga diri dari jeratan utang! Apalagi saat ini utang bukan hanya untuk kebutuhan riil melainkan sudah dijadikan gaya hidup. Tak hanya dalam membeli kendaraan ataupun rumah, bahkan segala jenis barang pun bisa dicicil, mulai dari gadget, make up, dan lainnya. Hal ini tampak sepele, namun sebenarnya amat berbahaya karena jika utang sudah menjadi gaya hidup, akan merasuk sebagai karakter diri yang bersifat boros atau mubazir, na’udzubillah min dzalik.


Sumber : ummionline.com
14.27 | 0 komentar | Read More

SEBUAH PENENANG HATI (SUNGGUH ALLAH MAHA PENGASIH dan MAHA PENYAYANG)

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu :
1. bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam
2. bila ia memanggilmu penuhilah
3. bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah
4. bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu)
5. bila dia sakit jenguklah
6. dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)".





Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tiak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu."

MENGHORMATI IBU LEBIH UTAMA DARI BERJIHAD

Seorang datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?" Orang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad." (Mutafaq'alaih)

Penjelasan:
Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk mengurusi mereka.
[ JANGAN DURHAKA PADA ORANG TUA ]
Muhammad Rosulullah saw.Bersabda, " Hukuman Semua dosa ditangguhkan Oleh Allah Swt.Sampai Hari Kiamat Kelak,Kecuali Hukuman bagi Orang Yang durhaka Kepada Orang tuanya.
Sungguh Allah Akan Mempercepat Hukuman Kepadanya,
Allah Akan Menambah Umur Seorang Hamba,Jika ia berbuat Baik kepada Ibu- Bapaknya.Bahkan Allah Menambah Kebaikan siapa Saja Yang Berbakti dan Menafkahi ibu-bapaknya."(HR.Ibnu Majah)

" Wahai Para Muhajirin dan Warga Anshor,Barangsiapa Yang Memuliakan Para Istrinya diatas Kemuliaan Ibunya,Maka Allah beserta Malaikat dan Manusia Melaknatnya.
Allah Juga Tidak Menerima Kebajikannya,Sampai ia Bertaubat kepada Allah Swt.Serta Berbuat Baik dan Memohon Kerelaan Kepada Ibunya"(HR.Tirmidzi)


SUNGGUH ALLAH MAHA PENGASIH dan MAHA PENYAYANG

Allah 'Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi):



"Hai anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling,
dan Aku melarangmu tetapi kamu tidak mengindahkan,
dan Aku menutup-nutupi (kesalahan-kesalahan)mu tetapi kamu tambah berani,
dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak mempedulikan Aku.

Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya,
dan bila diseru oleh Yang Maha Besar (Allah) dia berpaling
dan mengesampingkan,

ketahuilah, apabila kamu minta Aku memberimu,
jika kamu berdoa kepada-Ku Aku kabulkan,
dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan,
dan jika kamu berserah diri Aku memberimu rezeki,
dan jika kamu mendatangiKu Aku menerimamu,
dan bila kamu bertaubat Aku ampuni (dosa-dosa)mu,
dan Aku Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih."

(HR. Tirmidzi dan Al Hakim)


RENUNGKANLAH...

http://ceritapenyejukhati.blogspot.co.id
14.18 | 0 komentar | Read More

Kisah Motivasi Hidup: Kisah Ibnu Hajar (Si Anak Batu)


Kisah Ibnu Hajar (Si Anak Batu) 
Ahmad Zaki Yusuf 

Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Di bawah asuhan kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.


Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.

Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman kita skrang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Catatan: “Kisah Beliau diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta continue dalam belajar niscaya kita akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu hal yang biasa, tapi jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai ia sendirilah yang mengubah keadaan mereka sendiri” ( QS. Ar Rad : 11 ).

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 
 
http://ceritapenyejukhati.blogspot.co.id
14.17 | 0 komentar | Read More

Kisah Nabi Muhammad SAW (Mari kita baca dan renungkan bersama, semoga banyak hikmah yang bisa kita petik, sehingga kita bisa meneladani beliau)

1. Cerita Tentang Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam



Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang sudah masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu istrinya di dapur.
Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sholat.
Pernah Rasulullah pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau amat lapar waktu itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk di buat sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa belum ke pasar. Maka beliau shollallahu 'alaihi wasallam bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan)
Aisyah rodliyallahu 'anhaa menjawab dengan merasa agak serba salah, “Belum ada apa-apa Yaa Rasulallah.”
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu saya puasa saja hari ini.” tanpa sedikitpun tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah Rasulullah bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Subhaanallaah....Prihatin, sabar dan tawadhuknya Rasulullah sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan beliau antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung bertanya setelah selesai sholat :
“Yaa Rasulallah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah anda sakit yaa Rasulallah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab beliau.
“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?
Kami yakin anda sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Yaa Rasulallah! Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat baginda?”
Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, ”Tidak para sahabatku. saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila saya sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Subhanallaah...betapa cintanya beliau kepada umatnya.....sedang cinta kita kepada beliau??? apakah kita sering ingat pada beliau??? apakah kita sering membaca sholawat untuk beliau??? apakah akhlak Rasulullah yang begitu lembut, santun, pemaaf, ikhlas dan tawadlu' serta selalu menyentuh hati telah kita teladani???
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar saat kain surbannya diambil dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH TA'ALA dan rasa kehambaan dalam diri Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang tinggi menjadikan beliau seorang yang tawadlu' yang tidak ingin dimuliakan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam kesendirian.
Ketika pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa, “Yaa Rasulallah, bukankah anda telah dijamin Surga? Mengapa anda masih bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Rasulullah benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya, beliau mensyukuri semua anugerah yang beliau terima dengan ibadah yang sungguh-sungguh....Subhaanallaah.....
Renungan untuk kita, bagaimana ibadah kita, sudahkah sungguh-sungguh sebagaimana Rasulullah??? atau masih jauh dari rasa sungguh-sungguh??? ataukah masih merasa berat atau merasa terbebani dengan ibadah-ibadah yang Allah wajibkan pada kita??? jawabannya ada di hati kita masing-masing....bila kita mau berfikir memang nikmat Allah pada kita banyak sehingga tidak mungkin kita menghitungnya, tapi sayang banyak manusia yang tidak mau memikirkan dan merenungkan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan-Nya, terutama nikmat IMAN dan ISLAM.
Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qolam ayat 4 yang terjemahnya "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak (berbudi pekerti) yang agung"
Demikian sedikit apa yang ana bisa sampaikan tentang agungnya dan mulianya Rasulullah, tidak lupa ana sampaikan terima kasih kepada siapa yang menyempatkan waktu membaca artikel sederhana ini.





2. Bismillahirrahmaanirrahiim

Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?"
Si tukang batu menjawab, "Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar."
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasulpun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,
"Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada", 'inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya'.
***
Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.
Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)
***
Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bum; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)
***
”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

3. Kisah Rasulullah dan Seorang Badui
PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badwi itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”
Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar.”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”
Orang Arab badwi berkata lagi, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”
Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita itu dan menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.
 
http://ceritapenyejukhati.blogspot.co.id/
14.15 | 0 komentar | Read More

Diangkat dari sebuah kisah nyata: KISAH PEMUDA HINA YANG DICINTAI PARA MALAIKAT

Diangkat dari sebuah kisah nyata terjadi di zaman Rasulullah SAW. Suatu hari hiduplah seorang pemuda yang tinggal dengan seorang ibunya yang menderita penyakit lumpuh total. Setiap harinya pemuda ini harus mengurusi ibunya, memberi makan, memandikan, membersihkan kotoran ibunya, dan semua kebutuhan sang ibu. Dikarenakan ibunya sudah lumpuh total hingga tak bisa bergerak, dan pemuda inilah yang terus mengurusi ibu kandungnya itu.

Untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari harinya, pemuda itu pun harus bekerja sebagai buruh dan pembatu atau budak pada masa itu. Namun tidak ada satu pun yang bersedia menerima pemuda itu, lantaran pemuda itu miskin, kusut, bau dan ditambah lagi ia menderita penyakit kusta dikedua tangannya. Sampai pada akhirnya ada yang mau menerimanya bekerja itu pun hanya sebagai buruh pengangkat susu sapi.

Sepintas tidak ada hal yang istimewa didalam diri pemuda paruh baya ini. Hari harinya hanya sibuk mengurusi ibunya dan disela sela waktu saat ibunya tertidur, ia pun bergegas untuk pergi bekerja mencari kebutuhan untuk keperluan pengobatan ibunya. Hanya ada satu hal yang menjadi kebiasaan si pemuda ini, pemuda ini selalu ingin sekali bertemu dengan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Tapi mimpinya itu pun tak pernah kesampaian, lantaran ia tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian dirumah walau sehari pun.

Rumah tempat mereka tinggal itu sangatlah terasing, bahkan jauh dari pemukiman atau perkampungan warga. Itu dikarenakan mereka diusir oleh penduduk setempat karena penyakit kusta yang dideritanya itu dianggap berbahaya dan menular. Akhirnya pemuda itu pun harus tinggal bersama ibunya ditempat yang jauh dari kehidupan warga. Tak seorang warga pun yang mau memperthatikan mereka, karena mereka takut, akan tertular penyakit kusta.

Sampai suatu hari, begitu kepinginnya ia bertemu Rasulullah, ia pun menekatkan diri untuk meninggalkan ibunya yang sedang sakit dan pergi menjumpai Rasulullah SAW yang rumahnya berjarak cukup jauh untuk perjalanan kaki. Setelah lebih dari 80 km kurang lebih berjalan, hati dan perasaan pemuda itu pun tidak enak, ia terus menerus memikirkan kondisi dan keadaan ibunya yang sedang sakit dirumah.

Semakin ia ingin bertemu Rasul, maka perasaan bersalah karena meninggalkan ibunya pun terus semakin berat. Air matanya terus mengalir selama diperjalanan yang jauh dan tanpa makan dan minum. Tujuannya hanya satu, hanya ingin melihat wajah Rasul, untuk sekali saja.

Namun apa daya, ketika pemuda itu hampir sampai di negeri dimana Rasul tinggal. Ia pun tiba tiba mengubah haluan dan berbalik menyusul ibunya. Tak kuasa menahan tangis, dan merasa berdosa, ia pun lari sekuat tenaga untuk pulang dan menyusul ibunya dirumah. Setelah lebih dari 3 jam berlari, ia pun sampai dirumah dan mendapatkan ibunya telah wafat atau meninggal dunia.

Ia pun menangis sejadi jadinya, rasa bersalah terus menyelimuti pikiran dan perasaan pemuda itu. Hingga akhirnya ia pergi menemui warga untuk mengabarkan kepergian ibunya kepada warga.

Ia menemui warga untuk meminta tolong membantu memakamkan dan menguburkan jenazah ibunya, tapi tak seorang warga pun yang mau menolong pemuda itu. Hingga dengan derai air mata, ia sendiri yang mengurusi jenazah ibunya, memandikan, mengafankan, dan menguburkan ibunya.

Di dalam beberapa ceramahNya, Rasul SAW pernah berpesan kepada para sahabatNya bahwa, mintalah ilmu dan nasihat kehidupan dari salah seorang pemuda di negeri sebrang yang bernama Uwais Al - Qarni, kalian akan menemuinya kelak. Lihatlah tanda dikedua tangannya ada bekas penyakit kusta.

Sontak para sahabatpun terkejut dan heran, karena mereka tahu bahwa Rasul SAW belum pernah bertemu dengan pemuda itu sebelumnya. Dan sebaliknya pemuda itu pun belum pernah bertemu dengan Rasul sebelumnya.

Timbullah rasa penasaran dari para sahabat, amalan apakah yang dimiliki pemuda tersebut, hingga Rasul SAW berpesan agar para sahabat meminta ilmu dan nasihat kehidupan dari pemuda itu.

Tak lama setelah Rasul berpesan, para sahabatpun lalu bergegas pergi kenegeri sebrang dan mencari ciri ciri pemuda yang dimaksudkan oleh Baginda Rasul SAW tersebut. Setelah beberapa hari mencari, akhirnya para sahabat pun berhasil menemui Uwais Al- Qarni pemuda yang dibicarakan oleh Rasul SAW itu.

Saat bertemu sahabat mengataan, apakah benar engkau adalah uwais al - qarni ? pemuda itu menjawab, ia benar ! sahabat bertanya lagi, apakah benar dikedua tangamu ada penyakit kusta ? ia menjawab, ia benar ! Para sahabat mengatakan, jika benar engkau adalah orangnya, kami diutus oleh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW untuk pergi menemui mu dan meminta ilmu serta nasihat kehidupan. Mohon berikan kami nasihat dan ilmu itu wahai pemuda. Pinta para sahabat, kepadanya.

Sontak, pemuda itu pun terkejut dan heran sembari menahan air matanya. Ia mengatakan, bagaimana bisa aku memberikan ilmu dan nasihat kepada kalian, sementara kalian adalah sahabat Rasul, setiap hari bertemu denganNya.

Sementara aku ini hanyalah orang miskin, tak punya apa apa dan aku hanya punya ibu yang kini telah pergi meninggalkanku. Memang aku ingin sekali bertemu langsung dengan Baginda Rasul, tapi mimpiku untuk menemuiNya tak pernah bisa terwujud, karena aku harus mengurusi ibuku setiap harinya.

Walaupun aku tahu bahwa aku mungkin tak bisa bertemu dengan Baginda Rasul, tapi aku selalu setia mencoba untuk mengikuti apapun perintah dan ajaranNya tentang islam yang hanya kudengar secara tidak langsung dari orang orang. Karena tak seorang pun mau mengajari pemuda miskin dan berpenyakit seperti aku ini. Itulah yang diungkapkan pemuda itu kepada para sahabat.

Tak lama berselang setelah para sahabat menemui pemuda itu, pemuda itu pun meninggal dunia, karena penyakit yang dideritanya. Saat pemuda itu meninggal, ada kejadian yang sungguh ajaib terjadi. Dimana para warga dan penduduk negeri itu pun terheran heran, karena mereka melihat banyak sekali orang orang yang entah dari mana datangnya berkumpul memadati rumah uwais al- qarni tersebut.

Setelah warga penasaran warga pun berduyun duyun pergi kerumah uwais tersebut, mereka melihat banyak sekali orang bahkan hingga ribuan orang berkumpul. Anehnya, bahkan tidak satu orang pun dari ribuan orang orang itu yang mereka kenal.

Warga kampung heran, karena ribuan orang orang yang entah dari mana datangnya ini tadi, mengurusi jenazah uwais, dan menguburkannya lalu mendo'akan jenazah uwais al - qarni. " Mungkin para malaikat ALLAH telah turun kebumi menjelma menjadi manusia dan mengurusi jenazah uwais al - qarni. Wallahu' alam".

Inilah sedikit cerita hebat dari kisah nyata hidup Uwais Al - Qarni pemuda yang hidup dizaman Rasul, ingin sekali bertemu dengan Rasul, namun keterbatasannya membuatnya seumur hidup tidak pernah bertemu dengan Rasul hingga ia wafat.

Tapi walaupun dirinya tidak sempat bertemu dengan Rasul, ia selalu setia untuk meneladani Rasul, mengikuti seluruh ajaran yang diajarkan Rasul. Walaupun itu hanya ia dapatkan secara tidak langsung dari apa yang ia dengar, apa yang ia lihat, selama ia hidup.

Semoga kepada kita para pembaca sekalin, bisa menjadikan kisah ini tauladan untuk bisa mencitai dan meneladani Rasul seumur hidup kita. Mudah mudahan kita juga bisa belajar dari apa yang telah dibuktikan oleh uwais, walau hari ini kita tidak bisa bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW, namun kita senantiasa untuk setia, patuh dan menjalankan semua sunnah dan perintahnya untuk beribadah dijalan dan agama yang di Ridhoi oleh ALLAH SWT.

http://resep.addriadi.com/resep-tongseng-ayam-paling-maknyus/

Dari: motivatorindonesia,co,id
14.12 | 0 komentar | Read More

RAHASIA TEKA-TEKI HIDUP: Dari Mana, Akan Kemana dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini ?

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 12 Maret 2017 | 12.12


“Laa Yu’minuu ahadukum hatta yakuunu hawaahu tab’an lima ji’tu bihi”. Artinya “Tidak beriman seorang diantara kamu sebelum hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa dengannya Al-Qur’an & As-sunnah”. (Alhadits)

I. Pengertian Hidup :

1. Hidup adalah tahapan perjalanan/ terminal

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? ( QS. 2 : 28 )

2. Hidup adalah Ujian
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan ( QS. 21 : 35 )

3. Hidup adalah pertanggungan jawab

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? ( QS. 75 : 36 )


II. Hidup dibentuk oleh Pikiran kita

Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS. 9 : 98 - 99 )
III. Maksud dan Tujuan Hidup.

Setiap orang, sekali waktu dalam kehidupan ini, pasti pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini
. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah mengubah pola pikir manusia itu sendiri dengan memberikan penjelasan tentang pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan (di dunia dan akhirat). Penjelasan ini hanya di dapat didalam Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.

Pada saat Alloh menciptakan manusia, Ia tidak pernah meminta pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Alloh Maha Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkenaan dengan penciptaan manusia.

Jadi, sekiranya kita yang dilahirkan ke bumi ini mencari dan menciptakan tujuan hidup sendiri, berarti kita telah mengkhianati Alloh yang menciptakan kita. Tujuan hidup yang harus dicapai manusia adalah tujuan yang telah ditetapkan Alloh. Ada nggak manusia yang usul agar dirinya diciptakan Alloh karena ia mempunyai cita-cita yang hendak dicapainya di dunia ini ? tidak ada.
Dua pokok masalah yang penting yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ‘Tujuan”?

2. Apakah “Kehidupan”?

TUJUAN adalah sesuatu yang ingin dicapai manusia sesuai dengan fitrah dan keinginan-keinginan manusia.

Sedangkan KEHIDUPAN menurut pandangan Al-Qur’an :

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs.18/45 dan 10/24).

Dari ayat-ayat tersebut diatas seolah-olah Sang Pencipta mengatakan :

“HIDUP ADALAH FENOMENA KEILAHIAN”. Kehidupan dengan aspek alamiahnya tidak bisa membawa umat manusia kepada tujuan ideal hidup di dunia ini. Mengapa demikian? Sebabnya adalah Bahwa kehidupan ini adalah sebagai sarana untuk memasuki tahap kehidupan yang abadi.
“….supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir”. (Qs.36/70). Mereka yang siap untuk menerima pesan para Nabi dan siap pula untuk menggunakan akal dan hati nurani, mereka inilah yang akan hidup bahagia di dunia yang diciptakan Alloh ini. Firman Alloh :

“Maka hadapkanlah wajah (tujuan hidup)mu dengan hanif kepada Ad-Dien (tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu …” (Qs.30/30).

“Dan siapakah yang lebih baik Diennya daripada orang-orang yang ikhlas menyerahkan (tujuan hidup)nya kepada (tujuan) Alloh sedang ia mengerjakan kebaikan …. “ (Qs.4/125)

Tujuan hidup manusia adalah memeluk Dien yang hanif dan menyerahkan seluruh tujuan hidupnya kepada tujuan Alloh menciptakan manusia. Seluruh hidup manusia harus menyerahkan seluruh kehendaknya kepada kehendak Alloh. Itulah yang disebut kehidupan mencari ridho Alloh, sesuai dengan kehendak dan tujuan Alloh menciptakan manusia.
“Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Alloh, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Alloh-lah mereka dikembalikan”. (Qs.3/83)

Bagi orang yang beriman tidak punya cita-cita lain dalam kehidupan di dunia kecuali hanya satu yaitu “Ridho Alloh”. Kenikmatan hidup yang paling hakiki terletak pada keridhoan Alloh dan itu adalah kebahagiaan sejati. Sabda Nabi s.a.w:

“Barangsiapa yang mencari keridhoan Alloh dengan kemurkaan manusia, pasti Alloh mencukupi kepadanya daripada keperluan kepada manusia dan barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan kemurkaan Alloh pasti Alloh serahkan dia kepada manusia”. (HR.Tirmidzi).

Firman Alloh SWT :

“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Alloh, dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Qs.2/207).

Kepuasan hidup bukan terletak pada bentuk dan wujud materi, tetapi kebahagiaan jiwa karena mendapat ridho Alloh. Sabda Rosululloh s.a.w. :

“Kaya itu bukanlah karena banyaknya harta, tetapi (hakekat) kaya itu adalah kaya (kepuasan) jiwa hati”. (HR.Bukhari-Muslim)

IV. Bangunan, Sifat dan Cara Hidup Manusia : Di dalam riwayat perjalanan manusia kita mengenal hidup manusia bermacam-macam. Menurut bangunan, sifat dan cara yang terdapat di dalamnya, maka hidup manusia dibagi menjadi 3 bagian :

1. Hidup Hissi

Adalah hidup hanya untuk keperluan dirinya sendiri. Yang dikejar-kejar ialah hanya kepentingan yang berkenaan dengan dirinya, dengan rumah tangganya. Kadang-kadang ia bergerak juga di medan umum tetapi bergeraknya itu hanyalah untuk keperluan diri, keperluan materi belaka. Orang yang demikian itu sesungguhnya memiliki sifat “Diam”. Bukan “Diam” karena ia tak kuasa berjalan, bukan pula “Diam” karena ia tak pandai bergerak. Tetapi ia disebut “Diam” karena tak pandai menjalankan hukum-hukum Alloh. Hidup yang demikian itu boleh diibaratkan hidup secara tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup dengan tidak sadar dan insaf akan arti dan harga hidupnya. Maka hidup inilah yang dinamakan “Hidup Hissy”, hidup hanya karena tak mati belaka.

2. Hidup Ma'nawi

Hidup untuk menjalankan hukum-hukum Alloh tetapi belum mempunyai kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan teguh, dan belum mempunyai kepercayaan yang utuh. Ia mudah berubah,mudah digoyangkan dan dijatuhkan, mudah pula ia pindah haluan dan sikap, hanya karena ada sangkutan dengan salah satu kepentingan keduniaan belaka. Ia belum mempunyai pendirian yang kuat dan teguh.

3. HIDUP Ma'anni

Hidup yang dipergunakan untuk melakukan amal kebaikan dan kebajikan yang sebanyak-banyaknya dan sesempurna-sempurnanya; amal yang timbul dari keyakinan yang kuat dan iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Alloh SWT belaka. Dan tidak karena ataupun harapan yang diluarnya. Hidup sadar dan hidup insaf ini tak mudah tercapai kecuali dengan kemurahan dan karunia Alloh semata-mata. Lebih-lebih sukar lagi mencapai hidup yang demikian itu, karena si amil itu harus pandai menyatukan ketiga pendirian amal. (Isti’anah, istiqomah, istitho’ah). Orang yang duduk dalam kehidupan ma’anni itu, tak lagi mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was-was dan lain-lain yang boleh mencegah manusia bisa melakukan amal yang sempurna.

V. Kenali Hidup Anda

1. VISI HIDUP

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ( QS.30:30 ) Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. ( QS. 4 :125 ) Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan. ( QS. 7 : 181 )


2. MISI HIDUP

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS. 2 : 30 )

3. CITA-CITA HIDUP

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. ( QS. 2 : 207 )


4. PEDOMAN HIDUP

Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. ( QS. 45 : 20 )


5. IDEOLOGI/FALSAFAH HIDUP

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. ( . QS. 2 : 208 )

6. TUGAS HIDUP

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. ( QS. 51 : 56 )

7. TAULADAN HIDUP

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ( QS. 33 : 21 )

Muhammad Rosulullah, sebagai :

a. Manusia biasa yang digelari Al-Amin

b. Pedagang yang menjalankan bisnis

c. Suami teladan

d. Bapak/orangtua teladan

e. Panglima perang

f. Kepala Negara

g. dll

8. PIMPINAN/LOYALITAS HIDUP : 5/55, 4/59

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). ( QS. 5 : 54 )

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. ( QS. 4 : 59 )

Alloh / Al-Qur’an

Rosul / As-Sunnah

Ulil Amri / Nizhom

9. TEMAN HIDUP

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul." Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). ( QS. 25 : 27 - 28 )

Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami." Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepadaNya." Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan ( QS. 6 : 71 - 72 )

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. ( QS. 9 : 119 )

-Orang yang mau mendengar kita disaat tak ada lagi orang yang mau mendengar kita

- Orang yang mau menopang tubuh kita di saat kita lemah tak berdaya apa-apa.

- Orang yang mau membantu kita di saat orang lain menjauhi kita.

( Teman sedapur, sekasur, sesumur)

10. AMALAN HIDUP :

- ISTI’ANAH

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan ( QS. 1 :5 )

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ( QS. 2 : 153 )

- ISTIQOMAH

Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. ( QS. 34 : 46 )

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' ( QS. 2 : 238 )

Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya. ( 13 : 41 )

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). ( QS. 42 : 13 )
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami." Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)." ( QS. 6 : 30 )


- ISTITHO’AH

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). ( QS. 8 : 60 )

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. ( QS. 64 : 16 )

11. MOTTO / SEMBOYAN HIDUP

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang
besar ( QS. 9 :111 )

ARAH PIKIRAN KITA ADALAH FAKTOR UTAMA YANG MENENTUKAN PERJALANAN HIDUP KITA !!!

http://iqraku.blogspot.co.id/
12.12 | 0 komentar | Read More

TEKA-TEKI HIDUP: APA TUJUAN DAN TUGAS HIDUP MANUSIA DI BUMI INI MENURUT ALLAH?

Dengan Nama ALLAH swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga ALLAH swt. membimbing saya untuk menjelaskan “Apa tujuan & TUGAS hidup manusia diciptakan oleh ALLAH” yang tertulis dalam Al Quran Nur Karim. Sebagai buku pedoman hidup manusia.
.
Setiap manusia haruslah mengetahui siapa dirinya, kenapa dia dilahirkan, dan apa tujuan dan tugas2 hidupnya, berapa lama dia bisa hidup di dunia ini, dan kemana dia pergi setelah meninggalkan dunia ini?
.
Kalau manusia tidak bisa menjawab dengan benar, maka hidupnya seperti manusia yang hidup di hutan2 yang menutup auratnya dengan daun daunan. Mereka tidak berilmu.
Mereka tidak tahu tujuan&TUGAS hidupnya. Mereka menjalankan hidup seperti binatang saja yaitu kawin, beranak, dan kalau sudah dewasa anak di kawinkan lagi demikian seturusnya dan terakhir meninggal dunia.
.
Orang orang yang tinggal di kota pun banyak yang tidak mengetahui tujuan & TUGAS hidupnya. Ada yang mengatakan untuk mencari hidup yang bahagia, berkeluarga serta membesarkan dan mendidik anak2.
Mencari hidup yang bahagia juga bermacam macam;
ada yang bertapa, berzikir berjam jam di kamar yang gelap,ada yang hidup sederhana, ada yang mencari uang untuk memenuhi keinginannya, dll.
Apakah tujuan & TUGAS hidup mencari bahagia menutut ALLAH? Jawabannya adalah tidak.
Pendapat ulama2/usztad2 pun berbeda beda.
Ada sebahagian ulama mengatakan untuk mencari ALLAH atau mendekati diri kepada ALLAH dengan berzikir (memuji2 ALLAH) dlm kamar, dan bertapa.
Ada yang mengatakan untuk beribadah kepada ALLAH dengan menjalankan shalat, puasa,naik haji dan berzakat. Kalau rukun islam ini sudah dikerjakan,sudah merasa berislam yang benar. Mana yang benar cara2 demikian?
.
Untuk mendapatkan jawaban yang benar mari kita lihat Al quran yang di buat oleh ALLAH. Yang mana ALLAH juga menciptakan manusia, sudah tentu ALLAH lah yang Maha Tahu akan ciptaannya bukan?
Dalam AL Quran ALLAH telah dijelaskan dengan detail dan sempurna.
,
Selama ini kita sering mendengar dari ulama2 yang menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada ALLAH sebagaimana ayat QS 51:56 menjelaskan.
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
.
Beribadah (worship) kepada ALLAH diartikan menyembah(shalat) kepada ALLAH, berpuasa, naik haji, berbuat kebaikan2 dll.Kalau sudah menjalankan rukun islam ini(ritual), maka mereka sudah merasa beragama dengan benar.
Sesungguhnya bukanlah demikian menurut ALLAH. Penjelasan seperti diatas itu belumlah sempurna, sehingga hasilnya pun juga tidak sempurna. Seperti kita lihat masarakat islam sekarang ini yang masih terbelakang.
.
Beribadah kepada ALLAH bukanlah menyembah ALLAH saja, bukan menjalankan rukun islam yang lima saja, dan berbuat kebajikan saja, tetapi maknanya jauh dari itu.
Kalau diartikan seperti diatas ini,maka kita lihat hasilnya adalah masarakat yang tidak produktif alias miskin.Sangat menyedihkan bukan?
.
Beribadah kepada ALLAH SWT artinya mengabdi atau bekerja untuk ALLAH dengan sungguh2.
ALLAH adalah Raja di Raja di bumi dan dilangit ini. Sebagai hamba2 atau pekerja2 (kariawan2) ALLAH,maka manusia seharusnya patuh dan taat mengikuti semua peraturan2 ALLAH bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berkerja di dunia ini.
.
Semua peraturan2 ALLAH itu tertulis dalam kitab2 sucinya; Taurat,injil dan AL Quran. Al Quran adalah buku pedoman hidup manusia yang terakir, dan sempurna.
.
Kita sudahtahu apa tujuan hidup kita yaitu mengabdi atau bekerja untuk ALLAH.
Mari kita lihat pula dalam AL Quran,apakah tugas2 hidup manusia di bumi ini sebagi pekerja2 dari ALLAH?
Jadi ada dua macam; satu tujuan hidup, dan kedua adalah tugas hidup;
Inilah[b] tugas hidup manusia seperti ALLAH mengatakan sebagai berikuti;[/b]
“Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (QS.11:61). (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia, kalau mengingkari perintah ALLAH ini, hidup manusia seperti manusia di hutan2 sama dengan kehidupan bintang.). .
Perintah bekerja untuk memakmurkan bumi, sudah diperintahkan sebelumnya oleh ALLAH kepada Nabi Adam yang diberitahukan kepada Nabi Musa (Taurat) seperti berikut ini;
God said to Adam.
•God said; “You will have to work hard and sweat to make the soil produce anything, until you go back to the soil from which you were formed. You were made from the soil, and you will become soil again” (Genesis 3.18-19.).
Perintah ALLAH kepada Nabi Adam, Nabi Musa, dan Muhammad saw adalah sama yaitu manusia yang diciptakan oleh ALLAH ini harus bekerja keras,sungguh2 untuk memakmurkan bumi, artinya memakmurkan keluarga,masarakat dan umat.
Nanti setiap manusia akan diminta pertanggung jawaban. Siapa yang rajin bekerja untuk ALLAH dan siapa2 yang malas malas bekerja untuk ALLAH.
Anda dapat melihat manusia2 yang tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai (Diin) buku pedoman hidup dari ALLAH, seperti manusia2 yang tinggal di hutan2.
Baju mereka masih terbuat dari daun2 untuk menutupi auratnya, dan tempat tinggal juga terbuat dari daun2 untuk melindungi dari hujan dan panas.
Sampai hari ini kita masih dapat melihat manusia2 yang tidak mendapat ilmu di hutan2. Dari satu generasi ke negerasi berikutnya. Sudah ribuan tahun mereka tetap tidak mempunayi ilmu untuk membangun pradapan yang islam yang maju,modren
Seperti kehidupan Nabi Adam dan Hawa yang menutup auratnya dari daun2 bukan?
.
Sebagai kariawan2 yang baik atau hamba2 ALLAH yang baik maka kita wajib memakmurkan atau mengolah bahan2 baku yang diberikan oleh ALLAH itu baik yang ada di dalam bumi maupun di kulit bumi.
Siapa2 yang tidak mau mengikuti perintah ALLAH ini, mereka tetap hidup seperti orang2 yang tinggal di hutan2 itu dan kalau ada yang tinggal di kota2 mereka pada umumnya hidupnya tidak produktif,miskin, karena mereka tidak mempunyai ilmu dan tidak tahu apa TUGAS hidupnya seperti yang dimaksud oleh ALLAH.
.
Mereka hidup bermalas malas atau hidup ber-santai2. Tugas hidup mereka adalah untuk mencari makan secukupnya, dan kemudian kalau sudah dewasa berkeluarga, beristri dan beranak. Menjalankan rukun islam yang lima.That is it.
.
Perintah2 ALLAH berikutnya kepada manusia adalah untuk mengolah bahan2 baku yang ada dalam bumi yang telah ALLAH sediakan berlimpah limpah agar bisa menjaga agama ALLAH.Perintah ini penting sekali,kalau tidak dilakukan maka umat islam mudah dikalahkan atau ditunduki atau di jajah oleh musuh2 islam.
.
Mohon di perhatikan perintah ALLAH ini dengan baik;
”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH swt mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal ALLAH swt. tidak dilihatnya. (QS..57:25).
.
Setiap orang muslim yang patuh kepada Raja(ALLAH SWT) maka wajib bekerja keras mengolah bahan2 baku seperti; besi,perak, minyak, emas,tembaga, kayu2, pertanian, perikanan dll menjadi barang2 yang berguna untuk kehidupan manusia, mendirikan industri2 bermacam macam barang, dan membuat senjata2 untuk mempertahankan agama ALLAH dan Rasulullah saw dari serangan2 musuh.
Umat islamlah yang diperintah oleh ALLAH, bukan umat lain2nya.
.
Siapa2 yang tidak ikut memakmurkan bumi ALLAH artinya mereka mengingkari perintah ALLAH ini. Hidup mereka akan susah dan kalau terjadi peperangan mudah dikalahkan serta di jajah.
.
Bagaimana untuk mengolah , mendirikan industri2 membuat barang2 yang bermanfaat dan untuk membuat senjata kalau tidak mempunyai ilmu? Makanya ALLAH memerintahkan untuk menuntut dan belajar bermacam macam disiplin ilmu. Bukan belajar ilmu agama saja sebagaimana di artikan oleh sebahagian golongan umat islam.
Banyak ulama2/ustad2 mendirikan madrasah2, tanpa mengajarkan disiplin ilmu2 lainnya kepada murid2, sebagaimana yang terjadi di negara2 islam Saudi Arabia,Pakistan dll. Cara begini adalah salah kaprah,tidak sempurna.setengah2
Tangan2 dari murid2 yang tamatan madrasah2 menjadikan orang2 berilmu agama yang tidak produktif, tapi konsumtif.
Bagaimana mereka bisa mentaati perintah ALLAH diatas tadi. Bagaimana mereka bisa mempertahankan agama ALLAH, kalau tidak mempunyai ilmu2 lain2nya.
Sistem pendidikan seperti ini perlu diperbaiki oleh generasi muda2.
.
Inilah perintah ALLAH berikutnya;
“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.58:11)
Artinya kalau ALLAH mewajibkan umat islam belajar atau menuntut ilmu, maka umat Islam seharusnya pula membuat sekolah bukan?
Tidak mungkin belajar di luar dengan atap langit dan dipadang pasir. Dan untuk belajar harus ada sekolah, buku-tulis, pena, pencil, pengapus, bangku bangku, kapur, alat2 penerangan,tidak mungkin munulis di tanah dengan jari sebagai alat tulis bukan?
.
Untuk membuat buku2 tulis harus pula menanam pohon2kapas untuk bahan baku kertas dan kain baju, kemudian membuat fabrik kertas dan kain, serta alat2 transportasi; speda, mobil, dan seterusnya, dari bahan2 baku diberikan diatas tadiQS 57:25 .
Dengan kata lain umat islam harus belajar bermacam disiplin ilmu untuk bisa membuat industri kain untuk menutupi tubuh dan kertas, bisa membuat pena,pensil,alat penerang alat tranportsai, membuat senjata dll.
Setiap individu muslim harus bekerja keras dan menuntut ilmu sebanyk2nya,agar kehidupan individu musli kuat dan sehat.
Kalau keluarga sehat dan kuat ekonominya,maka bangsa juga kan kuat ekonominya. Jadi semua itu harus dimulai dari setiap muslim. Dari diri sendiri.
Yang akhirnya membawa umat islam kearah kemajuan2 dan memberikan lapangan kerja yang banyak untuk pemuda dan pemudi agar mereka dapat meningkatkan; kemakmuran, kesehteraan, keamanan, keharmonisan, dan akhirnya umat islam dapat hidup bahagia, aman sentosa.Indah sekali ajaran islam bukan? Umat islam menjadi umat yang produktif, producer, umat industri,pertanian yang bertaqwa kepada ALLAH.Umat rahmatan lil’alamin.
.
Jadi islam adalah ajaran2 yang membawa kemajuan2 dalam segala aspek penghidupan terutama bidang ekonomi, technologi dan Science.
.
Ulama2, Da’i2, kotip2, islamic scholars adalah orang2 yang tahu akan ilmu agama dan dekat dengan umatnya. Ulama2 adalah orang2 yang memberitahu ajaran2 islam kepada umat dan serta memberikan contoh bagaimana mengaplikasikan setiap perintah2 ALLAH itu dengan baik dan sempurna.
Ulama2 adalah tiang /tonggak kemajuan umat islam. Kalau ulama2 salah memahami ajaran2 islam,maka umat akan salah pula, kalau ulama2 benar memahami ajaran2 islam,maka umat menjadi umat yang benar pula,artinya umat menjadi umat yang maju ekonomi, technologi,banyak lapangan kerja tersedia.
Sekiranya ulama2 dapat menyampaikan apa tujuan hidup manusia yang sebenarnya menurut ALLAH kepada umat, maka pemuda2 islam akan belajar rajin dan bekerja sungguh2 untuk ALLAH dengan sebaik baiknya.
.
Kalaulah setiap muslim sudah mengetahui, maka setiap muslim akan takut (taqwa) kepada ALLAH kalau mereka tidak bekerja rajin dan sungguh2 untuk memakmurkan bumi ALLAH ini ALLAH akan marah kepada mereka.”….Sedangkan ALLAH Maha Melihat apa yang dikerjakannya(setiap waktu)”.QS.57:25.
.
Kemudian perintah ALLAH berikutnya adalah menjadi seorang Khalifah.
Orang2 yang beriman, berilmu dan sudah tahu cara bekerja untuk ALLAH yaitu memakmurkan bumi ini,maka dia diminta untuk menjadi seorang khalifah dalam masarakat.
Dia mengajak dan membimbing masarakat untuk bekerja rajin memakmurkan bumi ALLAH artinya memakmurkan masarakat, memberikan lapangan kerja kepada pemuda2 dan pemudi2, mendirikan sekolah2 bermacam disiplin ilmu agar setiap muslim bisa pula menjadi seorang khalifah atau pemimpin dalam kelompok2nya. Seperti yang dicontohkan oleh Aa Gym.
Inilah perintah ALLAH itu.
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”QS.2:30
Kesimpulan:
Tujuan hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sesuai dengan difenisi oleh ayat2 ALLAH tersebut dibawah ini;
1.QS.56″51.“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah(bekerja) kepada-Ku”
Tugas hidup manusia di ciptakan oleh ALLAH sebagi berikut dibawah ini:
2.(QS.11:61). “Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia).
3.(QS..57:25).”Dan Kami ciptakan besi (dan perak, emas, almunium tembaga, minyak, dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (untuk di-olah), dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong agama Nya (Islam) dan Rasul2 padahal Allah tidak dilihatnya.
4.”.(QS.58:11)“ALLAH akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
5.QS.2:30″Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ini”
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi”. (QS.35:39.)
.
Demikianlah ALLAH memberitahukan, apa tujuan dan tugas hidup manusia di bumi ini menurut ALLAH yang menciptakan manusia.
.
Mudah2an kita sebagai pekerja2 atau hamba2 ALLAH yang baik,yang taat, maka marilah kita perbaharui niat dan tujuan hidup kita semoga kita semua mendapat kasih sayang , kepercaaan dan cinta ALLAH. Semoga hidup yang sekali ini akan sukses dan diberkahi oleh ALLAH.
.
Kalau kita cinta dan takut kepada ALLAH mari kita rajin2 belajar dan bekerja untuk mensejahterakan keluarga,masarakat dan umat islam pada umumnya agar umat2 lain dapat mencontoh cara hidup yang benar dari ALLAH.
.
Semoga penjelasan yang singkat ini dapat menggugah hati2 pemuda2 islam yang ingin melihat umat Islam berjaya kembali dalam segala aspek penghidupan.
Semoga masarakat islam menjadi masarakat Rahmatan lil’alamin buat kemanusian.Kalau benar itu datang dari ALLAH mohon di taati dengan baik,kalau salah itu datang dari saya karena kelamahan saya, mohon dikoreksi dan mohon maaf.
.
Jadi ajaran2 islam itu adalah indah sekali, ajaran2 yang membawa umat islam dan non islam kepada kemajuan2 dalam segala aspek penghidupan. Itulah ajaran ALLAH yang benar.
Sebaliknya ajaran2 yang mengatasnamakan islam tetapi tidak membawa umat menjadi sejahtera dan damai,maka pemahaman ajaran islam itu adalah salah kaprah.
.
Marilah saya ajak anda untuk berjuang menuju masarakat yang bermanfaat didunia berarti di akhirat. Berzikir, pikir dan ikhtiar
Keep your hands busy with works; keep your mouth busy with remembrance of Allah and leave inheritance as much as possible. Love your neighbor as you love yourself.
Hadist; Kamu belum beriman kepada Allah, kalau kamu belum mencintai tetangga kamu(baik islam maupun non islam)
wassalamu’alaikumm.wrwb.
Note; Silakan kirim artikel ini kepada kawan2 yang tersayang.

Ditulis Oleh Latifabdulah.(1)
12.11 | 0 komentar | Read More

4 Rahasia Kunci Hidup Berkah

SEMUA orang pasti suka diberi sehat, panjang umur, hidup indah dan hidup berkecukupan. Hanya saja, perjalanan hidup tak selalu ideal. Ibarat pepatah, hidup seperti roda pedati. Kadang di atas, kadang di bawah.
Ada orang mudah mencari harta, dia kaya-raya, tetapi tidak berkah. Hatinya selalu gundah, penyakit datang tiap saat. Sementara itu, ada orang yang setiap hari hanya mampu makan dan minum saja. Tidur bahkan hanya di atas becak. Namun Allah subhanahu Wata’ala selalu memberinya kesehatan, jauh dari sakit dan jauh dari kegelisahan batin.
Karena itu dalam Islam, kaum Muslim dianjurkan mencari keberkahan (barakah). Berkah (barokah). Dalam kamu Al Munawwri, barakah (البركة) artinya adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.” Sedang menurut Imam al Ghazali, berkah artinya ziyadatul khair, “bertambah-tambahnya kebaikan”.
Di bawah ini empat kunci meraih keberkahan hidup.
Takwa. Sebagian orang, takwa itu masih dinilai abstrak. Meskipun dalam beberapa ayat, teknik operasionalnya cukup jelas. Seperti takwa pada ayat 133 dan 144 Surah Ali Imran, operasionalnya cukup jelas. Tetapi, dalam konteks keuntungan yang langsung diperoleh dalam kehidupan dunia, kejelian berpikir memang sangat diperlukan.
Operasional takwa pada ayat di atas di antaranya adalah tetap membelanjakan (infaq) harta bendanya di jalan Allah baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Infaq dalam kondisi lapang, mungkin tidak seberat kala dalam kondisi sempit (amat berhajat terhadap harta). Tetapi, jika ingin sampai pada derajat takwa, keduanya mesti diupayakan.
Muslim yang mau berpikir, tentu akan menggali hikmah  di balik diberlakukannya perintah yang sepintas cukup memberatkan ini. Mari kita kupas perlahan-lahan.
Kalau diperhatikan, setiap akhir pekan, warga ibu kota dan warga kota-kota besar di negeri ini (dominan kaum hawa) sangat gemar kongkow atau shopping di mall.
Mall bak rumah kedua yang amat membahagiakan hati mereka. Apa pasal, diskon, sale dan obral komoditi yang mereka sukai, sehingga berada di mall meski akan menguras tabungan, tetap mereka lakukan dengan senang hati.
Sedangkan takwa, tidak sependek berbelanja di mall yang lagi obral diskon dan hadiah. Tetapi, secara logika, pengamalan takwa secara sungguh-sungguh akan mendatangkan keuntungan tak terkira, yang bukan saja di dunia, tetapi juga di akhirat. Tetapi, lagi-lagi di sini diperlukan kejelian atau tepatnya kedalaman berpikir, sehingga ada kekuatan untuk terus sabar dan istiqomah dalam menjalani kehidupan ini dengan takwa.
Shalat. Manivestasi iman paling dasar yang akan membuat ketakwaan seorang Mukmin terpelihara adalah shalat. Shalat secara fisik dalam tinjauan medis, ternyata memberikan dampak signifikan bagi kesehatan tubuh. Padahal, shalat di sisi yang lebih inti, merupakan media komunikasi setiap hamba dengan Alah Ta’ala.
Posisi sujud misalnya. Gerakan menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai itu ternyata memiliki dampak sangat bagus bagi kesehatan tubuh.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisamengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa – gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Manfaat pada gerakan lain, tentu juga tidak kalah baiknya bagi kesehatan tubuh. Logikanya, semakin sering shalat dilakukan semakin baik kesehatan kita. Dengan kata lain, kewajiban shalat ini sejatinya adalah perintah yang Allah berikan kepada kita untuk memenuhi kebutuhan jiwa raga manusia itu sendiri. Dengan kata lain, siapa enggan shalat apalagi tidak mau shalat, maka kerugiannya sangat luar biasa.
Sedekah. Sedekah ini empirisnya terkesan mengurangi aset atau harta. Tapi, hakikatnya tidak. Contoh, seorang ibu yang merelakan 100 persen daya potensi dan waktunya untuk mendidik anak-anaknya, hampir pasti akan memiliki anak yang cerdas, kuat dan insha Allah sholeh dan sholehah. Bandingkan dengan seorang ibu yang tidak memberikan 100 persen daya potensi dan waktunya kepada putra-putrinya.
Demikian pula dengan sedekah. Sedekah itu mengurangi nominal atau angka, tetapi menambah pada sisi lainnya, yang pada akhirnya akan berimbas pada penambahan nominal itu sendiri. Abdurrahman bin Auf memang banyak mengeluarkan sedekah, tetapi sedekah itu pula yang membuatnya kwalahan menerima keuntungan dalam bisnis yang dijalaninya.
Oleh karena itu, tidak salah jika belakangan muncul istilah Giving is Receiving (memberi itu hakikatnya menerima). Toh, dalam Al-Qur’an, satu sedekah atau infaq Allah janjikan balasan hingga 700 kali lipat (QS. Al-Baqarah [2]: 261). Tentu semua mensyaratkan keikhlasan dan kebeningan hati dan keseuaian dengan tuntunan Nabi.
Memberi Maaf. Terluka, sakit hati, setiap orang rasanya pasti pernah mengalami ini. Tetapi, memelihara dendam ilustrasinya sama dengan orang yang menyimpan bau busuk di lemari pribadinya. Mustahil kan orang mau melakukan itu?
Tetapi, dendam tidak sama dengan bau busuk. Kebanyakan orang yang enggan berpikir dan mengedepankan egonya, lebih memilih dendam daripada iman. Akhirnya tidak mau memaafkan, bahkan kalau bisa cari cara gimana caranya bisa balas dendam.
Tetapi, bagaimanapun Islam tidak menghendaki umatnya menjadi pendendam. Dalam soal ini, kita patut bercermin kepada Nabi Yusuf Alayhissalam. Beliau mengalami derita luar biasa karena sifat iri, dengki dan hasad saudara-saudaranya. Tetapi, kala Nabi Yusuf menjadi orang dan saudara-saudaranya datang dalam kondisi tak berdaya, beliau memaafkan mereka yang pernah menganiaya dan menyengsarakan kehidupan beliau.
قَالَ لاَ تَثْرَيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ يَغْفِرُ اللّهُ لَكُمْ وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang” (QS. Yusuf [12]: 92).
Kita bisa lihat, apa pengakuan Allah terhadap sikap Nabi Yusuf yang jantan memberi maaf itu? Allah menyebut kisah beliau sebagai sebaik-baik kisah dari sejarah kehidupan umat manusia yang pernah ada di muka bumi ini.
Tentu, masih banyak amalan lain yang penting yang juga merupakan bagian dari manivestasi takwa dalam kehidupan dan keseharian kita, yang jika diamalkan tidak saja akan mendatangkan manfaat baik bagi jiwa dan raga, tetapi juga pengakuan dari Allah Ta’ala sendiri yang mencptakan kita ini. Oleh karena itu, selayaknya hidup ini kita orientasikan untuk menjadi pribadi yang membangun keluarga dan masyarakat yang bertakwa.*


Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar

https://www.hidayatullah.com/
12.09 | 0 komentar | Read More

50 Wasiat Imam Ali Bin Abi Thalib yang Penuh Makna dan Motivasi

Ali Bin Abi Thalib merupakan salah satu sahabat sekaligus sepupu Rasulullah SAW, hingga selanjutnya ia menikahi putri Rasulullah SAW yang sekaligus menjadikannya menantu Rasulullah SAW. Ali Bin Abi Thalib merupakan seorang yang saleh dan memiliki ilmu yang sangat tinggi serta kedudukan mulia disi ALLAH SWT. Imam Ali Bin Abi Thalib juga masuk dalam lingkaran ahlul bait Nabi Muhammad SAW. ia juga merupakan khalifah terakhir di era khulafaur rasyidin.

Semasa hidupnya Ali Bin Abi Thalib telah melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan islam. berbagai petuah dan nasehat telah ia sampaikan. ilmunya seluas samudra dan bahkan Rasulullah mengatakan bahwa Ali merupakan pintu menuju ilmu. jikalau harus dijabarkan, maka pena dan kertas tak akan mampu menuliskan kata kata mutiara Ali Bin Abi Thalib.  untuk itu dibawah ini muslim fiqih akan sampaikan sedikit dari luasnya ilmu Imam Ali berupa perkataannya yang semoga bisa membawa pencerahan dan hikmah bagi kita semua . . .

Kata Kata Mutiara Imam Ali Bin Abi Thalib :

Semulia-mulia kekayaan milik pribadi adalah meninggalkan banyak keinginan.

Jika engkau ingin mengetahui watak seseorang, maka ajaklah dia bertukar pikiran denganmu. Sebab, dengan bertukar pikiran itu, engkau akan mengetahui kadar keadilan dan ketidakadilannya, kebaikan dan keburukannya

Jadilah orang yang dermawan tapi jangan menjadi pemboros. Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir.

Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu.”

“Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik.”

“Setiap orang yang hendak dijemput oleh ajalnya meminta lebih banyak waktu. Sementara semua orang yang masih memiliki waktu membuat alasan untuk menunda-nunda.”

“Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat, dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.”

“Kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan.”

“Selemah-lemah manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari.”

Telanlah amarahmu sebab kau tidak pernah menemukan minuman yang dapat meninggalkan rasa lebih manis dan lebih lezat daripada itu.

Sisihkan gelombang-gelombang kerisauan dengan kekuatan kesabaran dan keyakinan.

Jangan sekali-kali menyebabkan keluargamu paling menderita karenamu.

Bagianmu yang sesungguhnya dari dunia ini adalah yang memberimu kehormatan diri.

Jika kau biasakan dirimu meratapi segala yang hilang darimu, seharusnya engkau juga meratapi segala hal yang tidak kau peroleh.

Dua jenis manusia yang tak kan merasa kenyang selama-lamanya: pencari ilmu dan pencari harta.

Barangsiapa yang melanggar batas kebenaran pasti kehilangan arah.

“Perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang diwarisi dari nenek moyang.”

“Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehingga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku.”

“Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin.”

Sekiranya Allah tidak mengancam orang berdosa dengan hukuman-Nya sekalipun, sudah sewajarnya Ia ditaati sebagai ungkapan syukur atas nikmat dan karunianya.

Dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang diremehkan oleh pelakunya.

Allah mewajibkan atas orang bodoh agar ia belajar sebagaimana ia mewajibkan atas orang pandai agar mengajarkan kepandaiannya.

Alangkah indahnya sikap merendah hati dari kaum hartawan terhadap kaum fakir miskin, demi memperoleh keridaan Allah. Namun yang lebih indah lagi adalah ketinggian hati kaum fakir miskin atas para hartawan disebabkan keyakinan kuat mereka akan jaminan Allah.

Orang yang berdoa tanpa beramal sama halnya seperti pemanah tanpa busur.

Memuji seseorang lebih daripada yang ia berhak menerimanya sama saja menjilatnya. Tetapi melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya menunjukkan kebodohan dan kedengkian.

“Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu akan berkurang jika dibelanjakan tetapi ilmu akan bertambah jika diamalkan.”

“Lebih baik engkau mengalah sedang engkau sebagai orang yang adil, daripada engkau memilih menang dalam keadaan engkau sebagai orang yang zhalim.”

“Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu.”

“Janganlah engkau mengecam iblis secara terang-terangan, sementara engkau adalah temannya ketika dalam kesunyian.”

“Sahabat sejati adalah belahan ruh, Saudara adalah belahan badan.”

Bergaullah dengan cara mengundang ratap tangis orang bila engkau meninggal dunia, dan tariklah simpati mereka selama engkau masih hidup bersama mereka.

Sebodoh-bodoh manusia adalah yang tidak mampu mendapatkan kawan-kawan untuk dirinya, tetapi yang lebih bodoh lagi adalah membiarkan kawan-kawannya pergi setelah mendapatkannya.

Orang yang tertinggal karena kurangnya amal tidak akan dapat menyusul dengan kemuliaan
nasabnya.

Kemenangan diperoleh dengan kebajikan. Kebajikan diperoleh dengan berpikir secara mendalam dan benar. Pikiran yang benar adalah dengan menyimpan sebaik-baik rahasia.

“Sabar ada dua hal, yaitu : sabar terhadap apa yang kau benci, dan sabar terhadap apa yang kau suka.”

“Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya.”

“Memaafkan adalah kemenangan terbaik.”

“Balas dendam terbaik adalah hanya dengan memperbaiki diri sendiri.”

“Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih”.Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.

Suatu perbuatan buruk yang kau sesali lebih utama di sisi Allah daripada perbuatan baik yang membuatmu bangga akan dirimu.

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya. Ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaanya. Keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap kejahatan. Dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya akan kehormatan dirinya.

Jangan sekali-kali merasa malu memberi walaupun sedikit, sebab tidak memberi sama sekali pasti lebih sedikit nilainya.

Menjaga air muka adalah hiasan bagi orang miskin, sebagaimana syukur adalah hiasan bagi orang kaya.

Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi.

Setiap nafas seseorang adalah sebuah langkah menuju ajalnya.

Tiada kekayaan lebih utama daripada akal. Tiada kepapaan lebih menyedihkan daripada kebodohan. Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan. Dan tiada pembantu yang lebih baik daripada musyawarah.

Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini.

Pertolongan Allah diberikan kepada seseorang sekadar beratnya beban yang dipikulnya.

Keresahan (sikap mengeluh) adalah setengah dari ketuaan.

Mintalah curahan rezeki Allah dengan banyak bersedekah.

Tidak sepatutunya seseorang merasa aman tentang dua hal: kesehatan dan kekayaan. Sekarang kelihatannya sehat, tiba tiba ia jatuh sakit. Sekarang ia kaya, tiba-tiba jatuh miskin.

Tidak baik berdiam diri tentang sesuatu yang diketahui dan tidak baik berbicara tentang sesuatu yang tak diketahui.

“Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal : kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.”

“Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu. Hiduplah dengan rendah hati, tidak peduli seberapa kekayaanmu. Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu. Berikanlah banyak, meskipun menerima sedikit. Tetaplah berhubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu, dan ampuni yang bersalah padamu. Jangan berhenti berdoa untuk yang terbaik bagi orang yang kau cintai.”
Cabutlah kejahatan dari dalam hati saudaramu dengan mencabutnya dari dalam hatimu sendiri.

Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu, masuklah ke dalamnya sebab ketakutan menghadapinya lebih menganggu daripada sesuatu yang kau takuti sendiri.

Sebagian orang beribadah kepada Allah semata-mata karena mengharapkan imbalan, dan itulah ibadahnya para pedagang. Sebagian lagi beribadah karena taku terkena hukuman, . dan itulah ibadahnya para hamba sahaya. Dan sebagian lagi beribadah karena bersyukur kepada Allah, dan itulah ibadahnya orang-orang yang merdeka jiwanya.

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat-tempat yang mencurigakan janganlah ia menyalahkan orang lain yang berburuk sangka kepadanya.

Pergunjingan adalah puncak kemampuan orang-orang yang lemah.

Apabila kau jatuh miskin, berdaganglah dengan Allah, yaitu dengan cara memperbanyak sedekah.

Pekerjaan tangan yang paling sederhana sekalipun demi mempertahankan harga diri seseorang, jauh lebih utama daripada kekayaan yang disertai penyelewengan.

“Seorang teman tidak bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan : di saat membutuhkan, di belakang Anda, dan setelah kematian Anda.”

“Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapanpun dia tidak akan menjadi orang yang berani.”

“Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.”
Mencukupkan diri dengan sesuatu yang berada di tanganmu lebih kusukai bagimu daripada usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya kegagalan untuk memiliki sesuatu, lebih manis daripada memintanya dari orang lain.

Bila sikap lemah lembut hanya mengakibatkan timbulnya kekerasan maka kekerasan adalah suatu bentuk kelembutan hati.

Adakalanya yang sedikit lebih berkah daripada yang banyak.

“Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki. Dan akal tanpa ilmu ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu.”

“Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya.”

“Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya.”
Bersegeralah menggunakan kesempatan yang ada sebelum ia berubah menjadi penyesalan.

Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya menjadi obat penyembuh.

Tidak ada gunanya seorang penolong yang selalu menghina atau teman yang selalu berburuk sangka.

Kuasailah musuhnya dengan kebajikan. Itulah yang paling manis di antara kemenangan.


Nasihat diatas merupakan sedikit dari kata kata bijak Imam Ali Bin Abi Thalib yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat dan menjadikan kita berada dalam jalan yang lurus dan senantiasa taat pada ALLAH SWT. amiinn.



Sumber : muslimfiqih.blogspot.co.id
11.54 | 0 komentar | Read More

ARTIKEL MOTIVASI ISLAMI: IKHTIAR MENJADI KAYA ADALAH ISLAMI , SIAPA TAKUT !?


Oleh: ImanWahyudi


A’uudzubillaahiminasysyaithaanir rajiim

Bismillahirrahmaniraahim...

Assalamu’alaikumwarohmatullaahiwa Barokatuhu.


الْحَمْدُ ِللهِرَبِّالْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِاْلأَنْبِيَاءِوَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّابَعْدُ

Artinya :Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Semoga salawat sertakeselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Bersertakeluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.


نَحْمَدُهُوَنَسْتَعِيْنُهُوَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَاوَمِنْ سَيِّئَاتِأَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْيُضْلِلْهُ فَلاَهَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَىاَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Artinya:Kami panjatkan segala puji padaNya dan kami meminta pertolonganNya. Serayamemohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan darikejelekan amaliahku. Barang siapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya,maka tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkanjalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlahsalawat dan salam bagi Muhammad  berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,semuanya.


الْحَمْدُ ِللهِالَّذِيْأَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْوَنُسَلِّمُعَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِوَصَحْبِهِأَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Artinya:Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman danislam. Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi AgungMuhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya , AMMABA’DU

Sungguh ironis kenyataan bahwa sebagian besar orang miskin adalah orang Islam. Padahal Islam samasekali tidak mengajarkan agar kita menjadi orang miskin, bahkan sebaliknya, Islam mengajarkan agar kita menjadi orang kaya.

Rukun Islam adalah suatu pekerjaan/kegiatan yang harus kita kerjakan agar kita bisa disebut sebagai orang Islam. Rukun Islam ada lima; Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji. Jadi, untuk bisa disebut sebagai orang Islam, pertama kita harus ikrar jiwa & raga bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusanNya, dan seterusnya. Mari kita bahas satu per satu.

Salah satu syarat sah sholat adalah pakaian dan tempat harus bersih & suci. Standard bersih akan lebih tinggi dengan makin “kaya”nya kita. Artinya, secara implisit Islam mengajarkan agar kita menjadi orang yang mampu. Ini sejalan dengan hadist nabi yang menyatakan bahwa Allah lebih menyukai ummat yang kuat.

Sebagai bukti bahwa sholat kita tegak adalah kita membayar zakat (ZIS). Jadi, membayar zakat adalah keharusan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya. Kalau miskin, maka dia wajib di-zakati, bukan membayar zakat. Tidak perlu ragu apakah kita bisa menjadi orang kaya, karena Allah telah menjamin bahwa apabila kita mau beriman dan “berbuat baik” sesuai dengan yang disyariatkan, maka akan dibuka “kran” berkah dari langit dan bumi. Ini bisa dijelaskan menggunakan sudut pandang ilmu psikologi maupun ilmu bisnis modern.

Puasa adalah cara untuk melatih kita agar menjadi orang yang ber-taqwa (mematuhi syariat). Sudah terbukti bahwa puasa membuat kita sehat raga dan sehat jiwa dimana sehat Jiwa & Raga merupakan kunci utama menuju sukses. Mudah dipahami disini, bahwa puasa seperti yang digambarkan disini hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Orang miskin berpuasa karena memang tidak ada yang bisa dimakan. Bahkan kenyataan membuktikan bahwa banyak sekali orang miskin yang tidak berpuasa karena tidak ada yang untuk berbuka dan sahur. Sekalilagi ini membuktikan bahwa Islam mengajarkan kita agar menjadi orang kaya.

Rukun kelima adalah melaksanakan Haji ke Mekkah, yang sudah jelas memerlukan dana yang tidak sedikit, baik untuk yang ditinggal atau pun yang berangkat. Untuk bisa mencuci bersih hati kita dari selain “Laailaa ha illallaah Muhammadar rosulullooh”, maka kita “harus” melaksanakan haji. Maka sempurnalah kita sebagai orang Islam, asal semua rukun di atas dilakukan dengan hati/jiwa, bukan hanya raga.

Jadi, orang yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya secara kaaffah pastilah menjadi orang yang kaya di dunia dan di akhirat. Maka, tidak alasan untuk memilih manual hidup yang lain.

Semoga kita mendapat hidayah untuk menyadari potensi kemanusiaan kita. Amiin.

Berdagang!

Kenapa sih Islam menganjurkan umatnya buat berdagang?

Sebenernya, pemikiran bahwa berdagang itu adalah sebuah aktivitas yang 'hanya berorientasi sama keuntungan' nggak sepenuhnya benar. Ya.. karena kenyataannya? Di dalam berdagang, seseorang itu nggak semata-mata untuk mencari untung aja. Bahkan nggak jarang di dalam aktivitas perdagangan yang kita lakukan, sering juga kita menghadapi kerugian.

Jika mengacu kepada apa yang di ajarkan oleh agama Islam melalui risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW -Sang Manusia agung yang layak jadi prototype Bussinessman sejati- bahwasanya Tujuan perniagaan menurut Islam sebenarnya ialah untuk menegaskan, mengenalkan dan bahkan memperluas aktivitas dakwah dan penyebaran syariat yang tentu salah satu tujuannya adalah dalam rangka beribadah dan mendapat ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Oleh karenanya, alih-alih mencari keuntungan material semata (just focus on profit and material oriented)? Islam justru mengajarkan bahwasanya di dalam perniagaan dan perdagangan itu, hendaklah kita-sebagai seorang muslim sentiasa mencari keredhaan Allah dengan niat serta perlaksanaan yang benar

So?

Selanjutnya coba kita lihat betapa di dalam perdagangan dan perniagaan itu dapat diperoleh betapa pengaruh syariat dan aturan Islam dapat memegang kendali sebegitu kuat dan luas sekali sehingga pada akhirnya menjadikan sektor perdagangan menjadi sektor yang wajib dikuasai oleh umat Islam. kenapa? Karena didalam perdagangan ada kebaikan dan pahala yang kadarnya begitu besar.

KEUTAMAAN BERDAGANG

Dalam beberapa hadist dijelaskan betapa Nabi mengatakan bahwasanya terdapat berbagai keutamaan yang kelak dapat diraih dengan kita berdagang. Di antaranya:

"Pedagang yang dapat dipercaya dan beramanat, akan bersama para Nabi, orang-orang yang dapat dipercaya dan orang-orang yang mati syahid." (Riwayat al-Hakim dan Tarmizi dengan sanad hasan).

Kita tentu tidak heran kalau kemudian Rasulullah menyejajarkan kedudukan pedagang yang dapat dipercaya dengan kedudukan seorang mujahid dan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah, sebab sebagaimana kita ketahui dalam percaturan hidup, bahwa apa yang disebut jihad bukan hanya terbatas dalam medan perang semata-mata tetapi meliputi lapangan ekonomi juga.

MENGAPA PEDAGANG DIJANJIKAN BALASAN SEDAHSYAT ITU?

Seorang pedagang dijanjikan suatu kedudukan yang begitu tinggi di sisi Allah serta pahala yang besar nanti di akhirat lantaran memang perdagangan itu pada umumnya merupakan aktivitas yang seringkali diliputi oleh perasaan tamak dan hanya berorientasi pada keuntungan yang besar semata, sehingga tak heran kalau banyak juga pedagang yang tidak amanah dan rela memenangkan persaingan dengan jalan apapun.

Di dalam perdagangan juga kita tahu kalau disana itu Harta dapat melahirkan harta dan suatu keuntungan membangkitkan untuk mencapai keuntungan yang lebih banyak lagi. Maka itu kemudian barangsiapa berdiri di atas dasar-dasar yang benar dan amanat, maka berarti dia sebagai seorang pejuang yang mencapai kemenangan dalam pertempuran melawan hawa nafsu. Dan karenanya pula dia akan memperoleh kedudukan sebagai mujahidin.

TAPI... APAKAH PERDAGANGAN CUMA BERKUTAT DENGAN HAL NEGATIF SAJA? TIDAK ADA FAEDAHNYA?

Jawabannya tentu saja TIDAK!! Hal ini tiada lain karena di dalam aktivitas perdagangan dan perniagaan terdapat banyak sekali nilai dan pelajaran yang bisa dipetik, antara lain :

1. Bahwa di dalam aktivitas perniagaan dan perdagangan, terdapat nilai persaudaraan yang terjalin dari seringnya terjadi komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual. Dan dari sanalah kemudian terjalin suatu persaudaraan yang erat. Seperti kita ketahui bersama, di dalam Islam berkawan dan bersaudara itu adalah dua hal yang sangat dianjurkan. Bahkan banyak ayat alquran maupun hadist yang menjelaskan tentang pentingnya perkawanan dan persaudaraan. seperti ayat : "Wa Ta'aawanuu 'alal birri wat taqwa : "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa."

Nabi sendiri menegaskan kembali betapa pentingnya kita berteman. Terlebih berteman karena Allah.“Barangsiapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya.” (Riwayat Muslim)

Dan nanti Akhirat kelak, kawan kita itu boleh jadi akan memberi kita syafaat. Dari mana? Semua bisa jadi diawali dari perniagaan. Yup.. melalui perniagaan/perdagangan? kita akan banyak dapat teman, baik teman sesama pedagang, para pelanggan, bahkan investor kita.

2. Betapa melalui perniagaan, kita dapat memberi pengertian,suri teladan,maupun contoh nyata kepada setiap orang dan bahkan tokoh masyarakat akan sikap para pemeluk Islam yang baik.

3. Betapa melalui perniagaan, kita dapat memberi pengertian,suri teladan,maupun contoh akan pentingnya sebuah kerjasama. Ya... Islam itu adalah agama yang sangat menggalakkan kerjasama. Dan di dalam perniagaan/perdaganganlah banyak kita temui aneka unsur-unsur kerjasama dan peluang serta keperluan untuk bekerjasama.

4. Di dalam perniagaan juga dianjurkan untuk menolak kemudharatan, sebuah sifat terpuji yang sangat dianjurkan oleh Islam. Kalau tidak ada unsur menolak kemudharatan maka sesungguhnya yang demikian itu di dalam Islam adalah DILARANG

5. Perniagaan pun merupakan aktivitas yang membantu dan memudahkan manusia dalam mengurus dan mendapatkan keperluan hidup mereka, terutama di bidang makan minum dan keperluan harian. Sedang kita tahu sendiri kalau sikap yang gemar mendahulukan, mengutamakan dan memudahkan orang lain itu sangat dipandang tinggi dan baik dalam Islam.

6. Dengan berniaga kita dapat menyelamatkan produk keluaran umat Islam agar senantiasa beredar ke semua lapisan masyarakat sehingga mencegah suatu monopoli ditengah masyarakat itu. Baik itu monopoli hasil pertanian, hasil peternakan dan lain-lain

7. Melalui perdagangan kita dapat pula memperoleh banyak pengalaman melalui aktivitas perdagangan dan perniagaan itu sendiri. Baik pengalaman dalam hal mengurus, mendistribusi, maupun mengenal barang, tempat, bahkan cara hidup dan masalah manusia.

8. Dalam berdagang dan berniaga? Kita pun dilatih sabar dan berlapang dada kala menghadapi berbagai tingkah manusia (yang sifatnya negatif).

9. Berdagang maupun berniaga pun merupakan salah satu cara untuk memajukan agama, bangsa dan Negara dimana perdagangan merupakan sebuah aktivitas yang menuntut tanggungjawab manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi supaya dapat dilihat oleh Allah sebagai suatu kebaikan.

10. Dalam berniaga, kita berpeluang mengeluarkan zakat perniagaan. Dengan itu salah satu dari rukun Islam dapat kita tunaikan. Dapat kita wujudkan salah satu sumber atau saluran untuk membantu fakir miskin. Dan dengan perdagangan pula, banyak golongan akan terbantu karenanya.

11. Perniagaan pun adalah sektor yang mampu membuka dan memberikan banyak peluang pekerjaan untuk manusia sebagai sumber mencari rezeki.

Dari uraian yang panjang banget diatas? Jelas sekali kalo banyak banget amalan dalam syariat Islam yang bisa kita tegakkan melalui perdagangan dan perniagaan. Maksudnya, lewat perniagaan dan perdagangan kita memang dikasih peluang bagitu banyak bin besar untuk berbuat sesuatu untuk kemaslahatan umat. Jika sudah demikian?

Marilah kita bersama-sama memulai membangun lagi kejayaan Islam dengan menggalakkan sistem perniagaan yang jujur serta sesuai syariat Islam. Karena dengan melakukan yang demikian itu? Bukan mustahil jika Allah akan menghadiahkan sesuatu yang indah lantaran sikap yang demikian itu.

TIPS AGAR KAYA MENURUT AJARAN ISLAM – TIPS MELEPASKAN DIRI DARI KEMISKINAN

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

•1. Takwa Kepada Allah

Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Allah swt juga berfirman, artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. 7:96)

•2.Istighfar dan Taubat

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”

Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh”.

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang kurang bagus.

•3.Tawakkal Kepada Allah

Allah swt berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.

•4. Silaturrahim

Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,

” Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

-Sabda Nabi saw, artinya,

“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, ” Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.

•5. Infaq di jalan allah

Allah swt berfirman, artinya,

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

Allah telah mentakdirkan sebagian manusia menjadi kaya, dan sebagian miskin. Bagi yang kaya hendaknya bersyukur dan membantu mereka yang masih miskin. Dan bagi yang miskin hendaknya bersabar dan jangan berputus asa dan teruslah berusaha dan berdoa agar menjadi kaya. Kalaupun sampai mati tetap tidak kaya maka tetap bersyukurlah, ada beberapa manfaat menjadi orang miskin, misalnya lebih cepat masuk surga daripada orang kaya, mendapat ganti pahala yang besar di akherat, dan lebih ringan perhitungannya di akherat dibanding orang kaya, dan lain-lain. Bahkan gaya hidup nabi Muhammad SAW juga sederhana, yaitu rumah sederhana, pakaian sederhana dan makanan sederhana. Allah menetapkan apa yang dikehendakiNya, dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi. Dan jangan putus asa, karena yang merasa putus asa dari rahmat Allah maka dia kafir. Wallahualam.


Orang Islam Wajib Kaya, "Haram"  Miskin Papa dan meminta - minta

Wah, ngeledek nih judulnya, berarti orang miskin itu bukan Islam dong ?, lho iya, bisa jadi orang itu gak ngerti Islam dan gak meneladani tokoh-tokoh Islam termasuk Nabi SAW dan para Sahabatnya. Bukannya Nabi SAW dan para Sahabatnya itu miskin buktinya pernah kelaparan ?! siapa bilang ? pernah sih miskin, tapi Cuma sebentar yaitu ketika masa diembargo/diboikot oleh Kaum Kafir di Makkah. Tapi coba kita lihat fakta sejarah :

- Nabi menjadi Pedagang sejak usia 12 tahun dan menjadi Pengusaha selama 25 tahun.

- Beliau berdagang ke Luar Negeri setidaknya 18 kali, menjangkau Syiria, Yaman, Bashra, Iraq, Yordania dan Bahrain

- Nabi Menyerahkan puluhan Unta muda untuk Mas Kawin Beliau
- Beliau juga Memiliki banyak unta perah dan 20 untanya pernah dirampas oleh Uyainah bin Hish
- Beliau memilii unta pilihan (Al-Qoshwa) dan Keledai pilihan untuk memudahkan perjalanan dan perjuangan

- Hanya saja gaya hidup Beliau sangat-sangat sederhanan, makanya beliau hanya memakai pakaian, alas tidur dan makanan ala kadarnya.

Adakah para Sahabat Nabi yang tidak kaya ? diantara empat Sahabat Nabi yang tidak kaya hanyalah Ali bin Abi Thalib yang tidak kaya, tapi beliau sangat-sangat kaya Ilmu.

- Umar bin Khattab mewariskan 70.000 properti senilai Triliunan rupiah.
- Ustman bin Affan mewariskan property sepanjang Aris dan Khaibar senilai triliunan rupiah
- Abu Bakar mensedekahkan seluruh harta kekayaannya juga bernilai triliunan rupiah.

Bagaimana dengan Sahabat yang lain ? diantara 10 Sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk Sorga ternyata hamper semuanya orang kaya salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf, meski beliau sering sedekah besar-besaran namun Beliau masih mewariskan harta senilai triliunan rupiah.

Istri Kesayangan Nabi SAW Khadijah ternyata jauh lebih kaya daripada Nabi SAW
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para Pedagang, mereka adalah orang-orang kaya. Pendiri NU Hasyim Asy’ari dan Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan adalah Saudagar yang kaya raya. Serikat Dagang Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan Negeri ini adalah sekumpulan orang-orang kaya.

Jadi kalau ada seorang Muslim yang membiarkan dirinya terus-terusan miskin berarti dia telah mengkhianati para teladannya termasuk mengkhianati Rosulullah SAW. Lho kok gitu ? lha iyalah, coba kita lihat lagi pesan Nabi SAW dan Umar bin Khatthab berikut ini :

Suatu waktu Umar bertanya kepada seseorang yang sudah lanjut usia ” apa menghalangimu mengelola dan menanami tanah pekaranganmu ini ? “, maka dijawablah ” aku ini sudah tua renta, mungkin besok aku sudah wafat “, lantas Umar menanggapinya agar orang tua itu segera menanami tanahnya dan Umarpun sempatkan membantu menanami tanah itu.

Soal kerja, Umar sering menasehati ” Cukupilah dirimu niscaya Agamamu akan lebih terpelihara, dan kamu akan lebih mulia “, Umar bukan hanya menasehati, bahkan setiap usai sholat shubuh umar langsung bergegas menuju kebunnya di Juruf, ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya.

Terkait dengan ini Nabi SAW, juga berwasiat ” diantara dosa-dosa, ada dosa yang dapat terhapus dengan puasa dan sholat, ia hanya bisa dihapus dengan susah payah mencari nafkah “, wasiat beliau lainnya ” Allah menyukai hambanya yang berkarya dan terampil, sesiapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia serupa dengan Pejuang di Jalan Allah”, jadi kerja ternyata bentuk ibadah tertinggi.

Umar juga mengajak para pekerja/karyawan untuk memiliki pendapatan tambahan, kurang lebih nasehatnya begini :” jika keluar gaji, maka sebagian belikan kambing, demikian juga gaji selanjutnya “, intinya Umar mengajak para karyawan agar memiliki asset/investasi produktif yang bisa mencetak uang terus-menerus. Umar juga mengajak orang-orang berdagang dengan nasehatnya ” Berdagang itu merupakan sepertiga harta”, Umar sendiri memiliki asset 70.000 properti senialai triliunan rupiah.

Allah sendiri Maha Kaya Raya dan selalu memberikan Kekayaan dan Kecukupan kepada kita semua, gak pernah Allah SWT menyuruh kita miskin, gak percaya cari dalilnya ( sampai gagak ubanan gak akan pernah ketemu ) lha wong kita diperintahkan Zakat dan memperbanyak Sedekah, diperintahkan untuk Haji dan Umroh serta dianjurkan membiayai orang lain untuk Haji dan Umroh, disuruh menuntut ilmu dan membiayai kegiatan keilmuan, harus menafkahi keluarga dan mencukupkan ahli waris, menyantuni orang tua yang sudah sepuh, orang-orang fakir miskin serta anak yatim, menegakkan ekonomi syari’ah dan membangun sarana ummat, meningkatkan bargaining position ummat Islam dan mengembangkan Dakwah dan Syi’ar Islam, semuanya itu perlu dana yang besar, lha kok kita mau bergembira ria dan bersantai ria dengan kemiskinan.

Masih gak percaya, kalo kita itu wajib kaya ?, kita lihat lagi nasehat Nabi SAW berikut : ” Kefakiran itu dekat sekali dengan Kekafiran “, ” Allah lebih menyukai Muslim yang kuat iman dan nafkahnya dari pada muslim yang lemah “. coba kita analisis juga isi ayat An-Najm : 43-48 berikut ini :

Allahlah yang menjadikan tertawa dan menangis
Allahlah yang menjadikan kematian dan kehidupan,
Allahlah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
Allahlah yang memberikan kekayaan dan kecukupan (bukan kemiskinan),

Jadi Allah hanya memberi kita Kekayaan dan Kecukupan, hidup kita ini sebenarnya selalu dimuliakan dan dimanja oleh Allah SWT, lha kalo kita miskin ? itu pasti karena salah kita sendiri. Masih mau membantah ? mari kita telaah lagi ayat-ayat berikut ini :

” Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi “.(An-Nisa :79 )

” Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” ( Yaasin :19 )

” Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)”..(Asy-Syuro : 30)

” Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar “.
(An-Nisa :9 )

Gimana? Cukup ?, bandelnya kita itu gak mau niru Nabi SAW, padahal perbedaan kita dengan Nabi SAW itu Cuma SEDIKIT saja, makanya kita gak kaya-kaya ! gak percaya ? kita lahat lagi yang ini :

- Nabi itu sedikit-sedikit beribadah, kita sedikit ibadahnya
- Nabi itu sedikit-sedikit sedekah, kita sedikit sedekahnya
- Nabi itu sedikit-sedikit sholat sunnah, kita sedikit sholat sunnahnya
- Nabi sedikit tidurnya, kita sedikit-sedikit tidur
- Nabi sedikit makannnya, kita sedikit-sedikit makan terus
- Nabi itu sedikit bicaranya, kita sedikit-sedikit bicara bahwkan bicarakan orang

Nah, kan Cuma sedikit tho bedanya ? harusnya kita bisa niru Nabi dong ! he he he…, terus gimana dong caranya kita bisa dengan mudah Kaya Raya ? ikuti note berikutnya dengan judul ” YEN TEKUN MESTI TEKAN ” so selalulah tekun bersedekah walau masih belum bisa banyak, maka yang banyak itu akan sampai (tekan) kepada kita

SEORANG Muslim tidak sepatutnya mengkondisikan dirinya hidup dalam kekurangan harta. Apalagi hidup pasif tanpa usaha dan selalu meminta-minta. Ia harus berupaya mencari karunia Allah berupa perbendaharaan harta untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan cara demikian, maka setiap Muslim akan mampu berkontribusi (secara finansial) dalam upaya-upaya strategis guna memajukan kondisi ummat Islam di segala sektor.

Dalam sejarah kita bisa lihat bagaimana Utsman bin Affan, saudagar Muslim pertama yang menjadi sahabat utama rasulullah saw setelah Abu Bakar dan Umar. Abu Bakar justru memberikan seluruh kekayaannya untuk perjuangan Islam. Tatkala ditanya oleh nabi, “Apa yang anda sisakan untuk keluarga anda?” Dengan tegas Abu Bakar menjawab, “Cukup Allah dan rasul-Nya.” Demikian pula dengan Abdurrahman bin Auf, saudagar Muslim terkaya di Madinah yang menyumbangkan banyak sekali hartanya untuk perjuangan ummat Islam.

Seorang Muslim boleh untuk mengkondisikan dirinya dalam kekurangan apabila memang ada alasan yang bisa menguatkan iman dan dalam rangka memberikan teladan. Sebagaimana Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Salman al-Farisi, dan tentu siapalagi kalau bukan tauladan kita Rasulullah Muhammad Salallahu alaihi wassalam.

Beliau-beliau itu ingin memberikan contoh agar para pemimpin tidak terlena dengan jabatan yang diembannya, sehingga terperosok dalam kelalaian dan kesombongan. Sementara rakyat dibiarkan miskin, bodoh, nganggur, dan tercerai-berai.

Salman al-Farisi misalnya, sekalipun beliau memegang amanah sebagai gubernur, saat wafat, pakaian yang digunakannya tidak kurang dari seratus tambalan.

Demikian pula Umar bin Khattab, tatkala protokoler kekhilafahan hendak mengganti piring makannya yang sudah kurang layak, Umar menolak. Bahkan hari-hari Umar tidak mau duduk manis di kantor pribadinya. Ia lebih suka berkeliling melihat kondisi rakyatnya, tidur di atas pelepah daun kurma dan bercengkrama dengan rakyatnya.

Perilaku Umar dan Salman Al-Farisi adalah perilaku mulia yang dimiliki seorang pemimpin. Tapi ingat keduanya adalah seorang Muslim yang kaya hati, cerdas, memiliki ilmu, dan tentu kokoh aqidah dan keimanannya. Jika kita mengambil sikap seperti itu, kemudian tidak memiliki kekuatan ilmu dan kekuatan aqidah dan iman yang benar, maka kelirulah sikap tersebut.

Lalu bagaimana bagi kita yang bukan pemimpin publik laksana Umar atau pun Salman al-Farisi? Sikap Abdurrahman bin Auf layak untuk kita teladani.

Miliki Skill

Hampir semua orang mafhum bahwa Abdurrahman bin Auf adalah kaum Muhajirin yang dengan tegas menolak tawaran baik dari saudaranya dari kalangan Anshar. Tawaran pun bukan sekedar tawaran. Mungkin bagi anggota DPR jika tawaran itu diberikan secara cuma-cuma akan diterimanya dengan senang hati. Bagaimana tidak Abdurrahman bin Auf ditawari rumah, tanah, istri, dan perkebunan.

Dengan tegas Abdurrahman bin Auf hanya mengatakan, “Tunjukkan kepadaku dimana pasar!”

Mengapa Abdurrahman bin Auf menolak tawaran yang sangat menggiurkan itu? Dua hal yang dapat kita simpulkan. Pertama ia hanya ingin bergantung kepada Allah dan ingin membuktikan bahwa hijrah baginya adalah gerbang untuk menang. Kedua, Abdurrahman bin Auf ingin mengajarkan kepada kita seorang mukmin “haram” hukumnya menjadi pemalas. Abdurrahman punya skill (keahlian) yang baik di bidang bisnis, niaga ataupun perdagangan. Karena itu, beliau minta ditunjukkan tempat perdagangan, yakni pasar.

Dalam tempo yang tidak begitu lama, pasar di Madinah sudah berhasil dikuasainya. Bahkan dalam riwayat dijabarkan bahwa suat ketika, di Madinah terlihat debu tebal yang mengepul ke udara berarak dari tempat ketinggian di batas kota, debu itu semakin tinggi bergumpal-gumpal hingga nyaris mentutup ufuk pandangan mata.

Peristiwa itu menjadikan penduduk sempat salah tanggap. Dikira ada angin ribut yang menyapu dan menerbangkan pasir. Namun tak lama kemudian terdengarlah suara hiruk pikuk, yang memberi tanda bahwa ada kafilah besar panjang sedang menuju pusat Madinah. Ternyata, tidak kurang dari 700 kendaraan yang sarat muatan memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Itulah kafilah Abdurrahman bin Auf.

Subhanallah, ternyata 700 kendaraan itu tak sampai kerumah Abdurrahman bin Auf. Segera Abdurrahman bin Auf berkata, “Kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah Azza Wajalla”. Lalu dibagikanlah seluruh hasil perniagaan Abdurrahman bin Auf itu kepada seluruh penduduk Madinah.

Riwayat menyebutkan pula bahwa ada tiga hal yang sering dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf. Bila tidak sedang shalat di masjid, dan juga tidak sedang berjihad di jalan Allah maka ia sedang serius mengurusi perniagaannya.

Apabila kita mampu memiliki skill sebagaimana Abdurrahman bin Auf lalu dengan teguh hati memegang aqidah Islam. Menjadikan harta yang dimiliki sebagai sarana mendapat ridha Allah, tentu kebahagiaan hakiki-lah baginya.

Allah berfirman,

الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ ثُمَّ لاَ يُتْبِعُونَ مَا أَنفَقُواُ مَنّاً وَلاَ أَذًى لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah (2) ; 262).

Dalam konteks kekinian dan ini mendesak, harus ada di antara ummat Islam yang ahli di bidang ekonomi, bisnis, perniagaan dan perdagangan. Sebagaimana telah diteladankan oleh rasulullah saw dan Abdurrahman bin Auf. Dan, hal tersebut saat ini sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak ummat Islam Indonesia hari ini menjadi mangsa pasar negara-negara industri. Inilah yang oleh para pemikir disebut dengan “Global Economic War” atau “Ghazwatul Iqtishodiyah” (perang ekonomi).

Dengan demikian skill itu perlu dan harus dipelajari bahkan sampai dikuasai secara sempurna. Harus ada di antara ummat Islam yang pakar IT juga pakar hadis. Harus ada yang pakar tafsir yang juga ahli ekonomi. Prinsipnya harus ada skill yang dapat kita andalkan untuk turut serta jihad fi sabilillah.

Akhirul kata, harus ada ummat Islam yang kaya, karena kaya itu juga perlu. Tapi harus diingat, ummat Islam harus kaya sejati, yaitu kaya ilmu, kaya iman, dan kaya harta. Hal itu sangat diperlukan untuk menyelamatkan ummat Islam dari kekufuran. Sebab ada hadis nabi yang menegaskan bahwa kefakiran mendekati kekufuran.

Jadi kaya seperti apa yang diharapkan Islam? Seorang yang kaya raya seperti Siti Hadijah atau Usman bin Affan. Khadijah adalah seorang pengusaha kaya raya. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad, beliau adalah pegadang sukses. Hanya saja, kekayaan Siti Khadijah rela dikorbankan untuk mendukung perjuangan dan Islam. Wajar jika Nabi menyebut Khadijah salah satu penghuni syurga.

Ketika Jibril as datang kepada Nabi saw, dia berkata: "Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari].


Hingga Khadijah telah tiadapun, Nabi senantiasa mengenangnya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Salallahu alaihi wassalam bersabda: "Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Itulah Khadijah yang telah berjuang dengan harta dan kekayaannya. Begitu pula sahabat-sahabat Nabi lain yang telah dijamin syurga atas hartanya.

Abu Hurairah pernah berkata; "Utsman bin Affan sudah membeli surga dari Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk mengirimkan pasukan ke medan perang, Kedua ketika membeli sumber air (dari Raimah)." (HR: Tirmizi)

Usman telah menyumbang 20.000 ribu dirham untuk sumur milik orang Yahudi. Di perang Tabuk, Usman telah berinfak 300 unta dan 1.000 dirham.

Adapula kisah sahabat Abdurrahman bin Auf. Ia berinfak sebanyak dua ratus uqiyah ketika perang Tabuk. Ketika Rasulullah menanyakan apa yang ia tinggalakan untuk keluarganya, maka Abdurrahman menjawab, "Ada, ya Rasulullah. Mereka saya tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripda yang saya sumbangkan." "Berapa?" Tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, "Sebanyak rizki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah."

Allah SWT berfirman:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud[11]: 15-16).

Allah tak melarang kita mengumpulkan kekayaan, bahkan pasti akan diberikan Allah apa yang kita inginkan itu, kecuali pahala dan syurga Nya.

Karenanya, Rasulullah Salallahu alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga dilaknat, kecuali jika disertai untuk tujuan kepada Allah SWT.” (Al Hadits).

Nah, pada akhirnya, kaya sangat tidak dilarang. Bahkan dianjurkan jika itu untuk dakwah dan perjuangan serta berinfaq membantu fakir dan miskin.

Wallahu Ta'ala A'lam Bishawab

Insya'alloh bermanfaat bagi yang mengamalkannya , aamiin !

Wassalamu'alaikumu Warohmatullahi Wabarokaathu ,

ttd. Mas Iman

https://id-id.facebook.com/notes/iman-wahyudi/ikhtiar-menjadi-kaya-adalah-islami-siapa-takut-/10151427313573420/
11.43 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...