Rivalitas Lin Dan & Lee Chong Wei
salam duaribuan…
Terinspirasi dari program Trans TV berjudul “Rival” yang tayang
Minggu sore, yang pada edisi 8 April kali ini membahas mengenai
Rivalitas antara 2 legenda tenis, Roger Federer dan satu lagi kalo tidak
salah Novac Djokovic. Di Dunia olahraga pukul memukul bola tenis itu,
kedua pemain berbakat itu saling menjadi rival. Dan di bulutangkis,
Rivalitas juga terjadi, dan masih berlanjut hingga kini. Lin Dan dan Lee
Chong Wei.
Nama besar mereka mencuat di era duaribuan. Awal tahun 2000, mereka
masih dibayang-bayangi nama besar dari pemain-pemain berkelas seperti
Chen Hong, Peter Gade atau Wong Choong Han. Namun, kala itu, rivalitas
mereka belum terlihat mencuat. Mendekati tahun 2001, nama Taufik Hidayat
muncul menjadi salah satu legenda dunia, namanya menjadi besar, Lin Dan
dan Lee Chong Wei yang muncul bersamaan dengan Taufik masih kalah
mentereng.
Menjelang tahun 2004, kekuatan bulutangkis China bangkit lewat Lin
Dan. Setelah 14 tahun di Jakarta, Piala Thomas kembali dibawa pulang
oleh Lin Dan dkk ke Beijing pada perebutan Piala Thomas Uber di Jakarta
tahun 2004. Kala itu, Lin Dan dan Taufik Hidayat menjadi rival. Namun,
itu hanya sementara, masa jaya Taufik Hidayat cuma sementara.
Olimpiade 2004 dan Kejuaraan Dunia 2005 menjadi titik puncak kejayaan
Taufik Hidayat. Beberapa tahun setelahnya, tepatnya di tahun 2006, Lee
Chong Wei muncul sebagai pesaing Lin Dan. Inilah awal Rivalitas
keduanya. Inilah beberapa rivalitas kedua pebulutangkis besar di era
duaribuan.
Lin Dan vs LCW : Prestasi
Dari segi Prestasi, kedua atlet ini saling kejar mengejar titel
individual. Jika dihitung sejak BWF menggelar BWF Superseries, maka
titel Lee Chong Wei lah yang lebih banyak, namun jika dihitung
berdasarkan jumlah titel yang diraih sejak karier profesional mereka,
Lin Dan menjadi peraih terbanyak event bertitel “xxx Open”.
Namun dari segi prestisius titel, Lin Dan menjadi yang terbanyak
meraih gelar prestisius, sedangkan Lee sendiri belum pernah meraih gelar
prestisius di bulutangkis kecuali All England.
Lin Dan memulai karier dari 2001 sedangkan LCW mulai setahun
sesudahnya. Sejak pertama kali karier itu, Lin Dan lebih dulu sapu
bersih semua gelar sedangkan Lee Chong Wei mungkin bisa menyapu bersih
gelar di BWF Superseries.
Dari 12 edisi Superseries selama satu tahun, Lee Chong Wei hanya
gagal di China Open dan China Masters. Sedangkan di event lain, Lee
sudah pernah mencatatkan namanya. Berbeda dengan LCW, Lin Dan lebih
serius di event prestisius. Tak Kurang, 1 emas Olimpiade dan 4 emas
Kejuaraan Dunia BWF pernah diraih oleh Bintang kelahiran 14 Oktober 1983
yang belum dimiliki oleh Lee Chong Wei.
Inilah daftar gelar Lin Dan yang belum dimiliki Lee Chong Wei.
- Olympic Champion (2008)
- World Champion (2006, 2007, 2009, 2011)
- China Masters SS title (2005, 2007, 2009, 2010)
- China Open SSP title (2003, 2004, 2008, 2009, 2011)
- Asian Games Champion (2010)
- Badminton World Cup (2005-2006)
- Team event : Winner of Asian Games Men’s team (2006, 2010), Sudirman
Cup (2005, 2007, 2009, 2011) and Thomas Cup (2004, 2006, 2008, 2010)
Keduanya memang rival sejati. Menuju gelaran Olimpiade 2012, Lee
Chong Wei dan Lin Dan masih menjadi rival yang akan memperebutkan emas
Olimpiade 2012 di London mendatang. Siapa yang juara? Kita nantikan
Lee : Tak terkalahkan
Siapa yang tak mengenal sosok Lee Chong Wei yang hampir setiap tahun
datang ke Jakarta, mengikuti event Superseries Premier Indonesia Open?
Dia sosok berkebangsaan Malaysia yang kini menjadi tumpuan Malaysia
dalam perebutan emas Olimpiade yang sangat prestisius.
Di belakangnya, ada bayang-bayang Lin Dan yang meraih emas di tahun
2008. Lin Dan berkesempatan kembali menjadi jawara Olimpiade kembali,
mengingat Lin Dan dan Lee Chong Wei kini saling bunuh di beberapa
turnamen bergengsi.
Dan hingga kini, cuma Lin Dan yang bisa mengalahkan Lee Chong Wei.
Lin Dan pun mengaku bahwa Lee Chong Wei kini menjadi satu dari empat
tunggal dunia (LD, LCW, Taufik, Gade) yang tidak terkalahkan. Jika
bertemu dengan juniornya, LCW sangat jarang terkalahkan, namun tiga
tunggal berkelas lain sering dikalahkan oleh beberapa pemain junior.
Sebut saja Taufik dan Gade yang sempat dikalahkan Rajiv Ouseph,
sementara Lin Dan pernah dikalahkan Jan O Jorgensen. LCW sangat jarang
kalah di turnamen yang diikutinya. Sebut saja, tahun ini, LCW hanya
kalah satu kali, yakni saat melawan Lin Dan di Final All England 2012
lalu, sementara Lin Dan sudah dua kali gagal, yakni di Korea Open saat
bertemu LCW dan di Malaysia Open ketika
ia dikalahkan Jan O Jorgensen
14-21, 21-15, 21-15 di Round 2.
Bahkan, hanya Lin Dan lah yang bisa mengimbangi permainan LCW. Selain
Lin dan, lawan LCW dengan mudah dikalahkan dengan skor yang sering
telak. Sebut saja saat melawan Kenichi Tago di Round 2 Li Ning China
Open 2011, LCW menang telak 21-9, 21-7.
28 Kali bertemu
Lee Chong Wei dan Lin Dan adalah seteru abadi, mereka telah
dipertemukan sebanyak 28 kali di event internasional, dimulai dari tahun
2004 hingga kini.
Pertemuan pertama terjadi di TUC Final di Jakarta tahun 2004. Dimana
Lin Dan dan Lee Chong Wei sama-sama menjadi tunggal pertama. Kala itu,
Lin Dan menang rubber 3-15, 15-13, 15-6. Kekalahan itu dibalas LCW
setahun kemudian di ajang Malaysia Open 2005, LCW menang tipis 17-15,
9-15, 15-9.
Memasuki pergantian ke skor 21, LCW mengawali pertemuan dengan
sempurna. Bertemu di Malaysia, LCW menang 21-18, 18-21, 23-21. Di
Olimpiade 2008, LCW yang menjadi unggulan kedua dipertemukan dengan Lin
Dan yang menjadi unggulan pertama. Lin Dan sepertinya menang mudah
21-12, 21-8 sekaligus memupuskan harapan Malaysia mendapatkan emas
Olimpiade untuk kali pertama.
Pertemuan menarik terjadi di Malaysia. Jika Lin Dan jarang sekali
menang di Malaysia, Lin Dan pun mengejutkan Stadium Putra Kuala Lumpur,
Lin Dan menang 21-8, 21-17 di Babak Semifinal.
Pertemuan terakhir mereka terjadi di All England lalu, dimana Lin Dan
menang 21-19, 6-2 Retired sekaligus memupuskan harapan LCW mencetak
hattrick di All England yang ia dapatkan di tahun 2010 dan 2011. Final
antara Lin Dan dan LCW disebut-sebut sebagai Final ideal untuk Tunggal
Putra.
MS World Championship 2009
Siapa yang tak mengingat Final Kejuaraan Dunia tahun lalu di Wembley
Arena. Lin Dan menang mental dan LCW berhias air mata kekalahan.
Digelar di pertandingan kedua setelah partai WD dimana terjadi All
Chinese Final antara Wang Xiaoli/Yu Yang dan Tian Qing/Zhao Yunlei. Lin
Dan menang tipis 20-22, 21-14, 23-21 sekaligus memupuskan harapan
Malaysia untuk meraih emas Kejuaraan Dunia pertama.
Di set pertama, Lee Chong Wei memimpin jalannya pertandingan dari
awal. Lebih dulu mencapai game poin dengan skor 20-16, Lin Dan
memaksakan deuce setelah Lin Dan mendapatkan 4 poin beruntun. Namun, 2
poin akhir berhasil dimaksimalkan LCW sehingga Lee menang 22-20.
Di set kedua, Lee Chong Wei memimpin dari awal dapat disejajari oleh
Lin Dan. Pasca Interval set kedua, Lin Dan menjauh dari skor 11-10
menjadi 17-10 hingga Lin Dan pun mendikte LCW dengan skor akhir 21-14
sekaligus memaksakan dilaksanakan game ketiga.
Di set ketiga, kepercayadirian Lin Dan dan ketangguhannya di event
berkelas Kejuaraan Dunia cukup mendikte Lee Chong Wei. Sejak poin 16-16,
LCW dan Lin Dan saling kejar mengejar angka. LCW yang 2 kali mencapai
‘Champion Point’, gagal dimaksimalkan Lee. Lin Dan yang satu kali
mencapai Champ Point berhasil mendikte Lee dengan skor 23-21 sekaligus
menjadi titel yang kesekian dari Lin Dan. Final ini sendiri merupakan
pertandingan terlama di Kejuaraan Dunia BWF 2011 lalu. Final ini memakan
waktu hampir 1 jam 21 menit.
‘Super’ Dan and ‘Datuk’ LCW
Karena memiliki berbagai prestasi membanggakan, para fans sampai
pemerintah memberikan berbagai penghargaan kepada Lin Dan dan Lee Chong
Wei. Titel “Super” Dan dan “Datuk” Lee Chong Wei disematkan kepada dua
pebulutangkis itu.
Lin Dan mendapat julukan “Super Dan” dari fans, bermula dari China
sampai ke seluruh dunia. Selain karena telah meraih berbagai titel
prestisius di dunia bulutangkis, mulai dari kembali membawa Thomas Cup
ke tangan China, sampai meraih emas Olimpiade dan empat kali Juara
Dunia. Lin Dan disebut-sebut sebagai anak emas bulutangkis China.
Sedangkan Lee Chong Wei mendapat sebutan ‘Datuk’, titel Malaysia yang
disematkan sebagai tanda Pahlawan negeri Jiran itu. Pemerintah Negeri
Jiran memberikan gelar Datuk karena Lee Chong Wei berhasil membawa satu
medali perak bagi Malaysia di Olimpiade 2008 lalu. Ini merupakan medali
perak kedua bagi Malaysia dan medali keempat bagi Malaysia di Olimpiade.
Di Olimpiade, Lee Chong Wei dan Lin Dan memulai debut di tahun 2004.
Di Athena, Lin Dan yang menjadi World Rank 1 yang seharusnya bertemu
Taufik Hidayat di Semifinal, harus kalah terlebih dulu di Round 1 atas
Ronald Susilo dari Singapore dengan skor 12-15, 10-15. Sedangkan Lee
Chong Wei yang ditempatkan di Bottom Half harus bertemu dengan unggulan 2
Chen Hong di Round 2, Lee kalah rubber 11-15, 15-3, 12-15.
Personal life & career : Lin Dan
Pada awalnya, Orang Tua Lin Dan mendorong sang putra untuk bermain
piano, tetapi menginjak usia 5 tahun, ia memutuskan bermain bulutangkis
dan tergabung dengan pasukan Olahraga di Tentara Pembebasan Rakyat di
China pada usia yang sangat belia, yakni 13 tahun dan Sejak 2001, ia
menjadi bagian dari Timnas Bulutangkis China. Karena pernah menjadi
bagian dari militer, karena itu ia sering hormat jika ia memenangkan
suatu pertandingan, tak terkecuali saat ia mendapatkan emas Asian Games
di tahun 2010 lalu di Guangzhou.
Penyebab kegagalan China menyabet Piala Thomas di tahun 2002 lalu
banyak dipengaruhi issue tidak diturunkannya Lin Dan dalam skuad China
di Semifinal kala itu. Menghadapi Malaysia di Semifinal, China kalah 1-3
sekaligus mempermudah Indonesia merebut Piala Thomas 2002.
Paruh awal tahun 2004 merupakan tahun kegemilangan Lin. Kegemilangan itu terlihat dari raihan prestasinya, sebagai berikut.
- Menjadi World Ranking 1 di awal Februari
- Kali pertama meraih gelar All England
- Ia menjadi salah satu icon yang mengkampanyekan Piala Thomas & Uber 2004 yang kala itu digelar di Jakarta
Namun, di paruh akhir tahun 2004, prestasinya menurun, di pertengahan
Juli, ia dikabarkan mengalami cedera kaki. Mungkin itulah penyebab Lin
Dan kalah di putaran awal Olimpiade 2004. Ia berkomentar mengenai
kekalahannya itu, katanya ia terlalu bersemangat untuk menang, but
kenyataannya dia kalah.
Setelah meraih Piala Thomas di tahun 2004, ia kembali membawa pulang
Piala Sudirman ke Beijing di tahun 2005 setelah membabat habis Juara
Bertahan Korea Selatan di Semifinal dan Indonesia di Final. Setahun
kemudian, ia berhasil menjadi Juara Dunia 2006 dan kembali diraihnya di
tahun 2007.
Di tahun 2008, Lin Dan yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi
dalam Final Masters, tapi Karena untuk penarikan Cina, ia tidak ambil
bagian dalam turnamen ini. Sehingga Lee Chong Wei dengan mudah
memenangkan gelar penutup tahun ini.
Setelah hampir 5 bulan tidak bertanding dari November 2008 hingga
Maret 2009, Lee kembali tampil di All England dan menang. Di Tahun yang
sama, ia gagal meraih emas East Asian Games 2009 di Hongkong karena
dikalahkan Choi Ho-Jin [KOR] di Final, namun ia berhasil membawa emas
Men’s Team untuk China.
Gelar Kejuaraan Asia pertama di raih di tahun 2010 disandingkan
dengan medali emas Asian Games 2010, membuatnya kala itu menjadi atlet
yang meraih gelar ‘sempurna’, baik individual maupun beregu.
Pada tahun 2011, Lin Dan sering sekali walkover dari beberapa
pertandingan. Bahkan sering Taufik Hidayat mencibir Pebulutangkis China
ini.
Personal life & career : Lee Chong Wei
Awalnya Lee Chong Wei menyukai Basket, namun sang Ibu melarang karena
basket yang dimainkan outdoor membuat kulitnya terbakar. Kesukaannya
terhadap bulutangkis berawal di usia 11 tahun.
Pada tanggal 3 November 2006, Lee Chong Wei terlibat dalam kecelakaan
mobil dalam perjalanan ke Bukit Jalil setelah makan malam. Ia ditabrak
dari belakang oleh kendaraan yang telah kehilangan kontrol akibat
ledakan ban. Ia kemudian dikirim ke Sunway Medical Centre dan diberi
enam jahitan di kepala.
Di Malaysia Open 2006, ia nyaris saja kalah dari Lin Dan di Final.
Lee yang memenangkan gim pertama 21-18, dibalas Lin Dan 21-18 di gim
kedua. Di set ketiga, Lee tertinggal jauh 13-20 namun membalikkan
keadaan dan menang 23-21. Di tahun yang sama, ia membawa Tim Malaysia
meraih emas Men’s Team dan Men’s Single di multievent Commonwealth Games
2006.
Jelang Olimpiade, kariernya sangat gemilang, namun ketika di
Olimpiade dikalahkan Lin Dan, ia seperti kehilangan akal dan hampir
tidak mendapatkan titel di paruh akhir 2008. Namun, ia berhasil meraih
titel Superseries Final dimana kala itu China tidak ikut serta.
Di tahun 2009, ia berhasil membawa Malaysia mencapai Semifinal
Sudirman Cup 2009 untuk kali pertama, dan kali ini juga oleh Lin Dan.
Lin Dan pasca Olimpiade menjadi momok tersendiri bagi Lee Chong Wei.
Kebangkitannya ditandai di tahun 2010, ia meraih berbagai titel. Namun
di Asian Games, sekali lagi ia dipecundangi Lin Dan di Guangzhou. Namun
kali ini lebih baik dibanding Olimpiade lalu, pasca Asian Games, LCW
masih bisa mendapatkan titel.
Di Tahun 2011, kegagalan atas Lin Dan kembali terjadi di World
Championship. Harapan Lee untuk menjadi Malaysia pertama yang
memenangkan emas di Kejuaraan Dunia pupus setelah kekalahan tipis atas
Lin Dan, padahal Lee Chong Wei memimpin hampir sepanjang pertandingan
namun kehilangan dua match point penting.
Kekalahannya itu kembali membangkitkan semangatnya dan mengalahkan
Lin Dan di Korea Open. Kini sepertinya mental Lee Chong Wei sudah bagus,
karena ia tidak terkena lagi phobia atas Olimpiade 2008 lalu.
Kontroversi
Kedua pemain ini tak luput dari Kontroversi. Lin Dan paling sering
membuat Kontroversi akibat ulahnya di pertandingan. Inilah deretan
kontroversi yang dibuat oleh Lin Dan.
- Pada tanggal 10 April 2008, Lin Dan menciptakan kontroversi ketika
ia memukul pelatih Ji Xinpeng di depan rekan tim dan wartawan selama
turnamen pemanasan menjelang Piala Thomas. Insiden itu
dilaporkan dipicu oleh Lin yang tidak senang dengan line-up awal pemain
untuk turnamen yang dibuat oleh Ji Xinpeng.
- Di Final Korea Open 2008, Lin menderita kekalahan di final atas Lee
Hyun-il. Ini pertandingan yang penuh dengan kontroversi, bahkan Lin Dan
berkelahi dengan pelatih Korea Selatan asal China, Li Mao setelah
sengketa kok yang dianggap Lin keluar, namun dinyatakan masuk, Lin Dan
pun memaki hakim garis dengan Bahasa Mandarin, Li Mao pun membalas
makian itu, Lin Dan pun bahkan melempar raket ke arah Li Mao namun tidak
kena.
- Pada bulan Maret 2008, ia kalah oleh Chen Jin di Final All England
2008 dengan skor 20-22, 23-25, yang diikuti oleh tuduhan pers bahwa Lin
“memberikan” pertandingan Chen untuk meningkatkan poin peringkat Chen
untuk kualifikasi Olimpiade.
- Pada Kejuaraan Asia 2008, Lin Dan dituduh membantu Chen Jin lagi di
semifinal memastikan kualifikasi Chen Jin untuk Olimpiade 2008.
- Pada awal 2011, dibukanya dengan penarikan diri di Malaysia Terbuka
di mulai tahun dengan penarikan di perempat final Malaysia Terbuka yang
membuat Chen Long melaju ke Semifinal dengan mudah. Tindakan ini
menyebabkan kritik kebanyakan oleh Taufik Hidayat, yang menginginkan
Badminton World Federation (BWF) untuk menyelidiki. Ibunya menyatakan
bahwa Lin Dan mengalami cedera pinggang.
- Pada Juni 2011, Lin Dab mundur dari Final Singapura Terbuka karena
flu, ini membuat cemoohan dari fans di stadion. Mundurnya Lin memudahkan
Chen Jin memenangkan gelar ini.
Sedangkan kontroversi Lee Chong Wei jarang terjadi, karena memang dia
sosok yang tidak terlalu mengumbar cerita-cerita. Dan berbeda dengan
China, dirinya tidak punya rekan seperti Lin Dan yang memiliki banyak
rekan berbakat. Lin Dan sendiri memiliki performa yang sering turun
pasca Olimpiade.
Kekalahan 12-21, 8-21 atas Lin Dan di Olimpiade membuat prestasinya
turun. Berpartisipasi di beberapa turnamen pasca Olimpiade, ia gagal
meraih gelar, bahkan sering kalah dari Sony, Taufik atau Lin Dan.
Di Hongkong Open 2008, ia menarik diri secara tiba-tiba atas Marc
Zwiebler, penarikannya itu membuat Media China menjulukinya “terlemah
nomor 1 dunia”. Media Cina juga berspekulasi bahwa tiga faktor telah
menghambat kinerja Lee sejak Olimpiade, yakni stres final Olimpiade,
fobia dari Lin Dan karena kekalahan telak di Olimpiade dan dugaan bahwa
Misbun Sidek memberi tekanan Lee Chong Wei sebagai pemain nomor satu
dunia.
Kembalinya Lee yang tangguh berawal di Swiss Open 2009, dia
mendapatkan gelar keduanya mengalahkan Lin Dan dua set langsung dan
menandai kemenangan pertamanya di final melawan Cina di luar kandang
sendiri (Malaysia -red).
Di tahun 2009 juga dia berkata bahwa ia kalah di India GPG 2009
karena menganggap ia keracunan makanan dan bersikeras pemerintah untuk
memperbaiki kondisi sebelum Kejuaraan Dunia yang digelar di Hyderabad
yang gagal ia raih.
Di Kejuaraan Dunia 2010 di Paris, Lee Chong Wei tersingkir oleh
Taufik Hidayat di perempatfinal. Misbun menyebutkan bahwa Lee gagal
karena cedera punggung yang ia alami saat pertandingan melawan Rajiv
Ouseph di babak ketiga Kejuaraan Dunia 2010.
Titel yang ditunggu
Setelah menikahi Xie Xingfang pada 13 Desember 2010
di Haizhu, Ghuangzhou, China, Lin Dan menjadi pemain ketiga dari 4
Legenda Tunggal era duaribuan yang menikah setelah Peter Gade dan Taufik
Hidayat.
Pernikahan atlet yang besar ini ternyata hanya di Kantor catatan
sipil, mereka tidak mengadakan pesta pernikahan yang meriah. Lin Dan
juga mengatakan bahwa tidak akan ada perubahan kehidupan sesudah Ia
menikah. Sampai saat ini, Lin Dan masih berada di pusat pelatihan tim
nasional China di Beijing, sedangkan Xie Xin Fang sendiri sedang
mempersiapkan untuk melanjutkan studi nya.
Lin Dan dan Xie Xing Fang berbeda umur 3 tahun, Xie lebih tua.Saat
kali pertama melihat Lin Dan di Tim China tahun 2000, ia merasa bahwa
Lin Dan sangat menarik.
Pada tahun 2003 pada saat anggota tim nasional China melakukan
perawatan kesehatan di Fu Zhou, kebetulan pada saat itu, Lin Dan sedang
menerima perawatan kesehatan, sedangkan Xie Xing Fang sendiri sedang
menunggu giliran, dari situ lah mereka mulai mengenal satu sama lain.
Lin Dan kemudian meminta No. HP dari Xie.
Setelahnya, Lin Dan tidak henti nya mengirimkan SMS. Lin Dan kemudian
mengajak Xie Xing Fang keluar makan malam dan niat Lin Dan pun di
setujui Xie yang sering di panggil A Fang.
Seperti biasa, cowok yang nge’date’ gengsi tak membawa mobil. Lin Dan
yang belum sukses meminjam mobil teman untuk mengajak Xie makan di
restoran Jepang. Disanalah, Lin Dan mengungkapkan perasaanya. “Wo Ai
Ni”.. huhuhu… Tapi kala itu Xie menolak Lin Dan karena Lin umurnya
dibawahnya. Namun sifat Lin Dan yang tidak gampang menyerah akhir nya
menyebabkan hati Xie Xing Fang luluh.
Walaupun berbeda 2 tahun, ternyata Lin Dan menunjukan sikap yang
cukup matang. Ketika di tanya apakah Xie Xing Fang menyukai Lin Dan
karena penampilan nya yang keren? Ia menjawab, “saya bukan suka
penampilan nya, tapi yang saya suka dari Lin Dan adalah sifat nya. Ia
bertanggung jawab dan tidak gampang putus asa. Ia juga sangat sayang
pada keluarga.”
Lagi-lagi kontroversi dibuat oleh Li Yongbo yang menentang hubungan
kekasih ini. Jika setelah menikah, prestasi Taufik menurun, Lin Dan
berbeda, ia meraih prestasi tinggi di tahun-tahun berikutnya. Lin Dan
kini menjadi seorang flamboyan yang suka memakai pakaian yang ramai. Bak
selebriti, pakaiannya sangat modis dan berwarna-warni. Ia pun memulai
edisi 2012 dengan rambut yang cepak, khas tentara. Mungkin ini lah
sulaman tangan cantik dari seorang Xie Xing Fang.
Kini, titel Suami telah disandangnya, namun kini tinggal menunggu
waktu untuk titel Ayah disandang oleh Lin Dan. Karena China menggunakan
sistem 1 anak saja, jadi kemungkinan Xie dan Lin menunda memiliki
momongan. Aduh, keburu tua tuh A Fang nya..
Untuk Lee Chong Wei, ia saat ini belum terdengar kedekatannya dengan
wanita. Mungkin, karena ia fokus terhadap turnamen dan mungkin desakan
dari sang Pelatih.
Pada tahun 2011 lalu, Lee sempat terdengar dekat dengan mantan
pebulutangkis, Wong Mew Choo dan terdengar akan menikahinya pasca
Olimpiade 2012. Hal ini diungkap oleh ayah LCW, Lee Ah Chai yang
menyebutkan 11 tahun hubungan Wong-Lee akan berakhir di pelaminan pasca
Olimpiade 2012 dan pernikahannya akan digelar resepsi di Genting
Highlands. Chong Wei dan Mew Choo sendiri membantah berita tersebut.
But, semoga Lee Chong Wei yang sudah 30an tahun segera menikah dan Lin
Dan memiliki momongan.
Penghargaan
Untuk penghargaan, Lin Dan sudah menjadi salah satu duta olahraga
bulutangkis untuk kancah Internasional, sedangkan Lee masih sebatas
dalam negeri Malaysia. Di tahun 2009-2011 lalu, ia menjadi peraih BWF
Best Male Player of The Year mengalahkan Lin Dan yang juga menjadi
nominasi.
Lin Dan sendiri memenangkan Eddie Chong Player of The Year di tahun
2006 dan 2007 serta meraih Best Male Player di tahun 2008 pasca meraih
emas Olimpiade. Selain itu, berbagai penghargaan diraihnya di dalam
negeri China.
Puncak penghargaan bergengsi Laureus Sports Awards 2012 lalu di
London, Februari lalu diikuti oleh Lin Dan sebagai salah satu
representasi bulutangkis sebagai salah satu olahraga. Meskipun Lin
Dan bukan salah satu dari enam finalis terpilih untuk 2012 Laureus World
Sportsman of the Year, Lin Dan diundang untuk acara di London kemarin.
Dengan jas dan kemeja formal, Lin Dan mengikuti parade karpet
merah bersama dengan nama-nama besar dalam olahraga
seperti Lionel Messi, Usain Bolt dan Novak Djokovic, yang berada di
antara daftar shortlist final untuk 2012 Sportsman of the Year.
Lin Dan yang menghadiri acara itu menginginkan mempromosikan
bulutangkis untuk membuatnya salah satu olahraga paling berpengaruh di
dunia. Ia sendiri berharap setelah pensiun, jika suatu hari ketika ia
menyalakan televisi, ia bisa melihat pemain bulutangkis memenangkan
penghargaan Laureus.
Memang Laureus ini didominasi oleh olahragawan Barat yang menggeluti
Sepakbola atau Tenis yang sangat populer, sedangkan olahraga raket lain
seperti Badminton tidak terlalu populer untuk ukuran dunia.
Kesimpulan dari deretan artikel diatas aalah, Rivalitas Lin Dan dan
Lee Chong Wei memang tidak terbantahkan, Lin Dan masih ambisius dengan
mempopulerkan bulutangkis, sedangkan Lee masih sibuk melengkapi
gelarnya.
Semoga jika Tenis berhasil ditayangkan di Rival Trans TV, semoga
Trans TV juga mau membuat tayangan Rival “Lin Dan VS Lee Chong Wei”…
salam duaribuan…
sumber: http://duaribuan.wordpress.com/2012/04/08/rivalitas-lin-dan-lee-chong-wei/