ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Sisi lain Sederhana: Hidup Sederhana Mengajarkan Segalanya

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 29 Juli 2016 | 21.53

Saat berumur 20 tahun, ini bisa dibilang merupakan periode yang paling penting dalam hidup. Di usia inilah, kita bisa melakukan pencapaian-pencapaian besar. Tapi di usia ini juga kita akan dihadapkan pada berbagai macam masalah dan tantangan baru yang tentunya tidaklah mudah. Hubungan secara sosial akan berubah, hubungan dengan orang tua dan keluarga juga tidak lagi sama. Cara kita memandang hidup juga akan ikut berubah dan impian dan tujuan hidup menjadi prioritas penting dalam hidup. 
Bagi saya sendiri, saat usia 20an, banyak yang ingin saya perjuangkan. Banyak yang ingin saya lakukan. Tapi merasa waktu yang dimiliki tidak cukup. Rasa takut dan cemas sering muncul dan mengganggu pikiran. Banyaj pertanyaan yang muncul berikutnya.  Akan dibawa kemana hidupmu? Apa saja yang wajib dan perlu kamu lakukan? Sampai kapan kamu harus berjuang dan mengorbankan banyak hal untuk sebuah impian?
" Pemuda menawarkan janji kebahagiaan , tapi hidup menawarkan realitas kesedihan . "
― Nicholas Sparks, The Rescue 
Tapi dari semua itu, cobalah untuk tetap menjalani hidup dengan sederhana, dalam arti tetaplah jadi diri sendiri yang rendah hati. Jadilah orang yang selalu belajar. Jadi orang yang senantiasa membuka mata melihat dunia dari berbagai sisi dan sudut pandang. Di usia 20, rasa egois mungkin akan meningkat. Kita juga menginginkan banyak hal. Rasanya semua isi dunia ingin kita genggam. Semua kesempatan dan peluang yang ada ingin kita raup semuanya. Tapi apa daya, kita harus menerima kenyataan bahwa kita tidak bisa mengejar semuanya karena nergi dan kemampuan juga ada batasnya. 
“The years nineteen and twenty are a crucial stage in the maturation of character, and if you allow yourself to become warped when you're that age, it will cause you pain when you're older.”
― Haruki Murakami, Norwegian Wood
Paling tepat saya pikir adalah tetaplah sederhana menjalani usia 20an. Sikapi masalah dengan sederhana tanpa rasa panik berlebih. Sementara waktu, buang rasa egois atau kesombongan dalam diri. Kita masih perlu berjalan ke depan untuk terus memperjuangkan impian dan hidup yang kita jalani saat ini.

Akan ada banyak godaan, kekuatanmu akan diuji habis-habisan. Suatu saat mungkin kamu atau kita akan tersesat atau mengulangi kesalahan yang sama. Namun, sikapi dengan cara sederhana. Tetaplah tersenyum, tegakkan kepala, perjuangkan kembali apa yang selama ini sudah jadi impian besar kita.

Melangkahlah dengan cara sederhana. Ambil satu per satu langkah dengan tenang. Meski kita akan menginjak batu atau kerikil, bertahanlah. Usia 20an hanya akan kita alami sekali. Saat kita berhasil melewati masa-masa ini dengan baik, masa depan nantinya akan terasa lebih menjanjikan.

Hidup yang sederhana akan mengajarkan segalanya kelak. Apa yang berhasil kita capai dan raih di usia ini akan jadi pintu terbuka yang bisa membawamu ke masa depan yang lebih baik.
 
http://www.ipapedia.web.id
21.53 | 0 komentar | Read More

Kumpulan lirik lagu anak-anak taman kanak-kanak dan paud

 1. Balonku


Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau DOR!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat


2. Bangun Tidur


Penggubah: “anonim

Bangun tidur kuterus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis Mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku


3. Bermain


Penggubah: “anonim

Petik rambutan bungkus di kain
Belilah kain buatan Bangka
Ayolah kawan kita bermain
Kita bermain bersama-sama

Ayo ayo ayo, lari lari lari
Ayo lari jangan berhenti

Ayo ayo ayo, lari lari lari
Ayo lari jangan berhenti

hely guk guk guk


4. Bintang Kecil


Penggubah: R.A.C__________

Bintang kecil, di langit yang tinggi
Amat banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
jauh tinggi ke tempat kau berada


5. Bintang Kejora


Penggubah:GAN

Kupandang langit penuh bintang bertaburan
Berkelap kelip seumpama bintang berlian
Tampak sebuah lebih terang cahayanya
Itulah bintangku Bintang Kejora yang indah s’lalu

6. Bunda Piara


Penggubah: __________

Bila kuingat lelah
ayah bunda
Bunda piara piara akan daku
sehingga aku besarlah

Waktuku kecil hidupku
amatlah senang
senang dipangku dipangku dipeluknya
serta dicium dicium dimanjakan
namanya kesayangan


7. Bunga Hiasan


Penggubah: __________

Bunga-bunga di dalam taman
Beraneka warna untuk hiasan
Kupetik bunga untuk kenangan
Untuk ibu dan handai taulan


8. Bungaku


Penggubah: __________

Waktu menyingsing fajar
Pagi sunyi senyap
Matahari bersinar
Mengganti malam g’lap

Nampak sekuntum bunga
Di muka rumahku
Kepala Mas Juita
Daunnya beledu


9. Burung Kakaktua


Penggubah: “NN”

Burung kakaktua
hinggap di jendela
Nenek sudah tua
giginya tinggal dua

Trek-jing … trek-jing …
Trek-jing tra-la-la
Trek-jing … trek-jing …
Trek-jing tra-la-la

Trek-jing … trek-jing …
Trek-jing tra-la-la
Burung kakaktua


10. Burung Unta


Penggubah: __________

Ada sebangsa burung
yang tidak bisa terbang
Tubuhnya sangat jangkung
seperti naik engrang

Panjanglah kakinya
Panjanglah lehernya
Datang dari Afrika
Itulah burung unta

11. Cicak-cicak di Dinding


Penggubah: NN

cicak-cicak di dinding
diam diam merayap
datang seekor nyamuk
hap … lalu ditangkap



12. Dua Mata Saya


Penggubah: GAN

dua mata saya
hidung saya satu
dua kaki saya pakai sepatu baru dua telinga saya yang kiri dan kanan satu mulut saya
tidak berhenti makan


13. Gelang Sipaku Gelang


Penggubah: NN

gelang sipaku gelang
gelang si rama rama

mari pulang
marilah pulang
marilah pulang
bersama-sama

mari pulang
marilah pulang
marilah pulang
bersama-sama

Sayonara sayonara
Sampai berjumpa pulang

Sayonara sayonara
Sampai berjumpa pulang

Buat apa susah Buat apa susah
Susah itu tak ada gunanya


14. Ibu Kita Kartini


Penggubah: WR Supratman

ibu kita Kartini, putri sejati
putri Indonesia, harum namanya

ibu kita Kartini, pendekar bangsa
pendekar kaumnya untuk merdeka

wahai ibu kita Kartini
putri yang mulia
sungguh besar cita-citanya
bagi Indonesia

15. Ibu Pertiwi


Penggubah: GAN

kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang

hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa

kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu
ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa

16. Kapal Api


Penggubah: __________

Lihatlah sebuah titik jauh di tengah laut,
s’makin lama s’makin jelas
bentuk rupanya
Itulah kapal api yang sedang berlayar,
asapnya yang putih mengepul di udara


17. Kasih Ibu


Penggubah: __________

Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia.


19. Kebunku


Penggubah: __________

Lihat kebunku
penuh dengan bunga

ada yang putih,
dan ada yang merah

setiap hari
kusiram semua
mawar melati,
semuanya indah!


20. Keranjang Sampah


Penggubah: _________

Jika kumakan pisang
tidak dengan kulitnya

Kulit kulempar k’ranjang
Keranjang sampah namanya
Keranjang sampah namanya

21. Ke Pasar Ikan


Penggubah: __________

Hari Minggu, hari Minggu ke Pasar Ikan
dengan ayah dengan ibu beserta paman
Kulihat ikan di dalam kolam
berbisik-bisik memberi salam


22. Kring Kring…


Penggubah: __________

(1)
Kring-kring-kring ada sepeda
Sepedaku roda tiga
Kudapat dari ayah
karena rajin belajar

(2)
Tok-tok-tok ada sepatu
Sepatuku kulit lembu
Kudapat dari ibu
karena rajin membantu


23. Kunang-Kunang


Penggubah: A.T Mahmud

(1)
Kunang-kunang, hendak ke mana
Kelap-kelip indah sekali
Gemerlap, bersinar
seperti bintang di malam hari

(2)
Kunang-kunang, terbang ke sini
Ke tempatku singgah dahulu
Kemari, kemari
Hinggaplah di telapak tanganku


24. Layang-layang


Penggubah: ________

Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang

Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang


25. Mobilku


Penggubah: __________
(1)
Dodoli dodoli pret
suara mobilku
Rodanya dari karet
Warnanya biru

(2)
Dodoli dodoli pret
nyetir sendiri
Disetop pak polisi
Kuharus b’renti

26. Naik Delman

Penggubah: GAN
Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota
naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
mengendarai kuda supaya baik jalannya
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s’patu kuda

27. Naik Gunung

Penggubah: __________
Naik – naik, ke puncak gunung
tinggi – tinggi sekali
Naik – naik, ke puncak gunung
tinggi – tinggi sekali
Kiri – kanan kulihat saja
banyak pohon cemara
Kiri – kanan kulihat saja
banyak pohon cemara

28. Naik Kereta Api

Penggubah: __________
Naik kereta api … tut … tut … tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung … Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo temanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama
Cepat kretaku jalan …tut…tut…tut
Banyak penumpang turut
K’retaku sudah penat
Karena beban terlalu berat
Di sinilah ada stasiun
Penumpang semua turun

29. Nina Bobo

Penggubah: __________
Nina bobo oh nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
-> sering ditambahkan:
Tidurlah sayang, adikku manis…
Kalau tidak bobo digigit nyamuk

30. Pelangi

Penggubah: __________
Pelangi pelangi
alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau
di langit yang biru
Pelukismu Agung, siapa gerangan
Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan!

31. Pergi Belajar


Penggubah: Ibu Sud (1943)

oh, ibu dan ayah, selamat pagi
kupergi sekolah sampai kan nanti

ibu dan ayah:

selamat belajar nak penuh semangat
rajinlah selalu tentu kau dapat
hormati gurumu sayangi teman
itulah tandanya kau murid budiman

32.Satu satu aku sayang ibu


Penggubah: ________

Satu satu, aku sayang ibu!
Dua dua, juga sayang ayah!
Tiga tiga.. sayang adik kakak!
Satu-dua-tiga, sayang semuanya!


33. Selamat Ulang Tahun


Penggubah: __________

Selamat
Ulang tahun,
Kami ucapkan.

Selamat
Panjang umur!
Kita ‘kan doakan.

Selamat
Sejahtera, sehat sentosa!!

Selamat panjang umur
dan bahagia!


34. Si Kancil Nakal


Penggubah: “anonim”

Si Kancil anak nakal
Suka mencuri timun
Ayo lekas ditangkap
Jangan diberi ampun


35. Soleram


Penggubah: __________

Soleram soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merahlah pipinya

Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium marahlah pipinya

36. Taman Kanak-Kanak


Penggubah: __________

Taman yang paling indah
hanya taman kami
Taman yang paling indah
hanya taman kami

Tempat bermain
berteman banyak
itulah taman kami
taman kanak-kanak


37.Tari Topeng


Penggubah: Raimond RS__________

Tari topeng bergembira
siapa suka boleh coba
diiringi lagu riang
tepuk tangan sama-sama
tari topeng bergembira


38. Topi Saya Bundar


Penggubah: __________

Topi saya bundar.
Bundar topi saya.

Kalau tidak bundar,
bukan topi saya!


39. Tukang Kayu


Penggubah: __________

Katakan padaku hei tukang kayu
bagaimana caranya
memotong kayu

Lihat, lihat anakku
beginilah caranya
memotong kayu


40. Tukang Pos


Penggubah: __________

Aku tukang pos
rajin sekali
Surat kubawa naik sepeda
siapa saja aku layani
tidak kupilih
miskin dan kaya
Kring … kring … pos!

41. Awan


Penggubah: __________

Kulihat awan
Seputih kapas
Arak berarak dilangit luas
Andai kudapat
Kesana terbang
Akan kuraih kubawa pulang


42. Anjing kecil


Penggubah: __________

Aku punya anjing kecil
Kuberi nama Helly
Dia senang bermain-main
Sambil berlari-lari
Helly! Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk! Guk! Guk!
Ayo lari-lari…
Helly! Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk! Guk! Guk!
Ayo lari-lari



43. Bangun Pagi


Penggubah: __________

Satu dua, tiga empat
Lima Enam, tujuh delapan
siapa rajin kesekolah
cari ilmu sampai dapat

sungguh senang
amat senang
bangun pagi pagi
sunggu senang


44. Kupu-Kupu


Kupu-kupu yang lucu
kemana engkau terbang
hilir mudik mencari
bunga-bunga yang kembang
berayun ayun
pada tangkai yang lemah
tidakkah sayapmu
merasa lelah
………….
Adik siapa itu
punya empat mata
mungkin mencari kamu
lekaslah sedia
………….
jangan buang kulit pisang sembarangan
disana t’lah ada keranjang kotoran
bila adik yang baru pandai berjalan
terinjak kulit pisang di kaki kanan
adik jatuh menangis mengerang erang
sebab salah sipembuang kulit pisang
…………
Lihat ibu keretaku yang baru
cukup besar buat ayah dan ibu
roda empat buatanku sendiri
dari kulit buah jeruk bali
………..


45. NAIK BECAK


saya mau tamasya
berkeliling keliling kota
hendak melihat-lihat keramaian yang ada
saya panggilkan becak
kereta tak berkuda
becak, becak, coba bawa saya
saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki
melihat dengan asyik
ke kanan dan ke kiri
lihat becakku lari
bagaikan tak berhenti
becak, becak, jalan hati-hati

46. Burung Kutilang


dipucuk pohon cempaka
burung kutilang berbunyi
bersiul, siul sepanjang hari
dengan tak jemu jemu
mengangguk angguk sambil berseru
trilili lili lilili
sambil berlompat lompatan
paruhnya slalu terbuka
digeleng gelengkan kepalanya
mnentang langit biru
tandanya ia suka berseru
trilili lili lilili
………..
aku hendak kepekan mau beli ikan
kumasak dengan santan untuk ayah makan
ini ikan tengiri siapa yang punya
aku hendak memberi murahkan harganya
ini uang setali jangan ikat lagi
…………
hari sudah tinggi
………….
bunga didalam tamanku
merah putih kuning ungu
setiap hari ku ………
………


47. NENEK MOYANGKU


nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b’rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

belalai gajah panjang
bulu kucingku belang
Tuhan maha penyayang
anak-anak disayang

http://maulinalin.blogspot.co.id
21.51 | 0 komentar | Read More

Sederhana menurut pandangan islam (Hidup Sederhana Menurut Islam)

Islam mengajarkan kita agar hidup sederhana. Dengan hidup sederhana, kita selalu akan merasa cukup, bahagia, dan bersyukur kepada Allah. Sebaliknya Allah melarang kita untuk hidup mewah dan boros.
”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takatsuur:1]
”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]
Allah menyebut orang-orang yang mewah sebagai lalai dan masuk neraka. Allah menyebut orang-orang yang boros dan menghamburkan harta untuk kepentingan pribadi secara berlebihan sebagai “SAUDARA SETAN”. Mengapa? Ini karena orang yang boros biasanya akan berlaku zalim. Meski pendapatan besar, karena boros, dia akan selalu merasa kurang. Dia akan mencuri, merampok, korupsi dan sebagainya untuk membiayai gaya hidupnya yang boros itu.
Tak heran jika ada satu pejabat yang lembaganya dikenal sebagai satu lembaga terkorup berkata: “Siapa sih yang gajinya cukup untuk hidup?” Begitu katanya. Padahal selain punya rumah dan mobil mewah, pejabat itu juga punya sepeda motor Harley Davidson yang amat mahal.
Sebaliknya, seorang poisi yang jujur, pak Bibit berkata: “Besar kecil gaji itu relatif. Kalau kita makan di restoran hotel, seminggu juga sudah habis. Tapi kalau sekedar makan nasi kecap dengan lauk tempe, 2 bulan juga masih cukup”. Jadi hiduplah sederhana. Belajar bersikap Zuhud (tidak tamak pada dunia) dan Qana’ah (merasa cukup atas apa yang ada).
Inilah kesederhanaan Nabi. Jika mau, beliau bisa hidup mewah seperti Kaisar Romawi dan Kisra Persia. Tapi beliau tidak mau melakukan itu. Sebagian besar hartanya diberikan untuk ummatnya. Ulama sbg Pewaris Nabi harusnya mewarisi sikap Nabi seperti ini:
Dari Abu Musaal-Asy’ari r.a., katanya: “Aisyah ra mengeluarkan untuk kita -maksudnya agar kita dapat melihatnya- sebuah baju dan sarung kasar, lalu ia berkata: “Rasulullah s.a.w. dicabut ruhnya sewaktu mengenakan kedua pakaian ini.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad ini makanan sekadar menutup kelaparan.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a., katanya: “Nabi s.a.w. itu tidak pernah makan di atas meja sehingga beliau wafat, juga tidak pernah makan roti yang diperhaluskan buatannya sehingga beliau wafat.” (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah ra, katanya: “Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad s.a.w. itu dari roti gandum selama dua hari terus menerus, keadaan sedemikian ini sampai beliau s.a.w. dicabut ruhnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Selama 2 bulan dapur keluarga Nabi Muhammad tidak “ngebul”. Cuma makan kurma dan air belaka…
Dari Urwah dari Aisyah ra, bahwasanya Aisyah pernah berkata: “Demi Allah, hai anak saudaraku, sesungguhnya kita melihat ke bulan sabit, kemudian timbul pula bulan sabit, kemudian timbul pula bulan sabit. Jadi tiga bulan sabit yang berarti dalam dua bulan lamanya, sedang di rumah-rumah keluarga Rasulullah s.a.w. tidak pernah ada nyala api.” Saya -yakni Urwah- berkata: “Hai bibi, maka apakah yang dapat menghidupkan Anda sekalian?” Aisyah ra menjawab: “Dua benda hitam, yaitu kurma dan air belaka, hanya saja Rasulullah s.a.w. mempunyai beberapa tetangga dari kaum Anshar, mereka itu mempunyai beberapa ekor unta manihah, lalu mereka kirimkanlah air susunya itu kepada Rasulullah s.a.w. kemudian memberikan minuman itu kepada kita.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Said al-Maqburi dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia berjalan melalui kaum yang di hadapan mereka itu ada seekor kambing yang sedang dipanggang. Mereka memanggilnya, tetapi ia enggan untuk ikut memakannya dan ia berkata: “Rasulullah s.a.w. keluar dari dunia -yakni wafat- dan tidak pernah kenyang dari roti gandum.” (Riwayat Bukhari)
Dari an-Nu’man bin Basyir ra, katanya: “Sungguh-sungguh saya pernah melihat Nabimu s.a.w. dan beliau tidak mendapatkan kurma bermutu rendahpun yang dapat digunakan untuk mengisi perutnya.” (Riwayat Muslim) Daqal adalah kurma yang bermutu rendah.
Dari Sahal bin Sa’ad r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. tidak pernah melihat roti putih sama sekali sejak beliau di utus oleh Allah Ta’ala sehingga dicabut ruhnya oleh Allah Ta’ala. Kepada Sahal ini ditanyakan: “Apakah di zaman Rasulullah s.a.w. itu engkau semua tidak mempunyai alat pengayak?” Ia menjawab: “Rasulullah s.a.w. tidak pernah melihat alat pengayak itu sejak beliau diutus oleh Allah Ta’ala sehingga dicabut ruhnya oleh Allah Ta’ala.” Kepadanya ditanyakan lagi: “Bagaimana caranya engkau semua makan gandum kalau tidak diayak?” Ia menjawab: “Kita semua menumbuknya dan meniupkannya, kemudian beterbanganlah benda-benda yang dapat terbang daripadanya itu lalu mana yang tertinggal, maka itulah yang kami basahi untuk dijadikan adukan tepung -untuk membuat roti.” (Riwayat Bukhari) Ucapannya Annaqi dengan fathahnya nun dan kasrahnya qaf serta syaddahnya ya’ yaitu roti yang berwarna putih dan itulah yang disebut darmak. Tsarrainahu dengan tsa’ mutsallatsah kemudian ra’ musyaddadah lalu ya’ mutsannat di bawahnya, lalu nun, artinya kita basahi dan kita jadikan adukan tepung -guna membuat roti.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. pada suatu hari atau suatu malam keluar, kemudian tiba-tiba bertemu dengan Abu Bakar dan Umar ra, lalu beliau bertanya: “Apakah yang menyebabkan engkau berdua keluar ini?” Keduanya menjawab: “Karena lapar ya Rasulullah.” Beliau lalu bersabda: “Adapun saya, demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya yang menyebabkan saya keluar ini adalah sesuatu yang juga menyebabkan engkau berdua keluar itu -yakni sama-sama lapar-, Ayolah pergi.” Keduanya pergi bersama beliau s.a.w., lalu mendatangi seorang lelaki dari kaum Anshar, tiba-tiba lelaki itu tidak sedang di rumahnya. Ketika istrinya melihat Nabi s.a.w., lalu berkata: Marhaban wa ahlan. Selamat datang di rumah ini dan harap mendapatkan keluarga yang baik. Rasulullah s.a.w. lalu bertanya: “Di mana Fulan -suamimu?” Istrinya menjawab: “Ia pergi mencari air tawar untuk kita.” Tiba-tiba di saat itu orang Anshar -suaminya itu- datang. Ia melihat kepada Rasulullah s.a.w. dan kedua orang sahabatnya, kemudian berkata: “Alhamdulillah. Tiada seorangpun yang pada hari ini mempunyai tamu-tamu yang lebih mulia daripada saya sendiri. Orang itu lalu pergi kemudian datang lagi menemui tamu-tamunya itu dengan membawa sebuah batang kurma -berlobang- berisikan kurma berwarna, kurma kering dan kurma basah. Iapun berkata: “Silahkanlah makan.” Selanjutnya ia mengambil pisau, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jangan menyembelih yang mengandung air susu.” Orang Anshar itu lalu menyembelih untuk tamu-tamunya itu, kemudian mereka makan kambing itu, juga kurma dari batang kurma tadi serta minum pulalah mereka. Setelah semuanya itu kenyang dan segar -tidak kehausan- lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya engkau semua akan ditanya dari kenikmatan yang engkau semua rasakan ini pada hari kiamat. Engkau semua dikeluarkan dari rumahmu oleh kelaparan. Kemudian engkau semua tidak kembali sehingga engkau semua memperoleh kenikmatan ini.” (Riwayat Muslim) Ucapannya yasta’dzibu artinya mencari air tawar dan itulah air yang bagus. Al-’izdqu dengan kasrahnya ‘ain dan sukunnya dzal mu’jamah, yaitu batang atau dahan -kurma dan lain-lain. Almudyatu dengan dhammahnya mim atau boleh pula dikasrahkan, yaitu pisau. Alhalub ialah binatang yang berisikan susu dalam teteknya. Pertanyaan mengenai kenikmatan ini adalah pertanyaan tentang banyak jumlahnya kenikmatan, bukan pertanyaan sebagai olok-olok dan penyiksaan. Wallahu a’lam. Adapun orang Anshar yang didatangi oleh Rasulullah s.a.w. serta kedua orang sahabatnya itu ialah Abul Haitsam bin at-Taihan. Demikianlah dalam sebuah Hadis yang dijelaskan menurut riwayat Tirmidzi dan lain-lain.
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: “Sesungguhnya saya itu pertama-tama orang Arab yang melempar dengan panahnya -untuk- fisabilillah. Kita semua waktu itu berperang beserta Rasulullah s.a.w. dan kita tidak mempunyai makanan sedikitpun melainkan daun pohon hublah dan daun pohon samurini, sehingga seorang dari kita itu sesungguhnya mengeluarkan kotoran besar sebagaimana keadaan kambing kalau mengeluarkan kotoran besarnya dan tidak dapat bercampur dengan lainnya -yakni bulat-bulat serta kering, karena tidak ada yang dimakan.” (Muttafaq ‘alaih) Alhublah dengan dhammahnya ha’ dan sukunnya ba’ muwah-hadah, juga samur adalah dua macam pohon-pohonan yang terkenal di daerah badiah yakni tanah Arab bagian pedalaman.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Demi Zat yang tiada Tuhan melainkan Dia, sesungguhnya bahwa saya menyandarkan hatiku ke bumi karena kelaparan dan sesungguhnya pula bahwa saya mengikatkan batu pada perut saya karena kelaparan. Sebenarnya saya pernah duduk-duduk pada suatu hari di jalanan orang-orang yang sama keluar melalui jalanan itu -untuk mencari nafkahnya masing-masing. Kemudian Nabi s.a.w. berjalan melalui tempat saya dan beliau tersenyum ketika melihat saya, karena mengetahui keadaan dan hal ihwal yang ada dalam wajahku dan diriku, kemudian beliau bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Mari ikut,” dan beliau terus berlalu dan saya mengikutinya. Selanjutnya beliau masuklah di rumah keluarganya, saya mohon izin lalu beliau mengizinkan masuk untukku. Sayapun masuklah, di situ beliau menemukan susu dalam gelas. Beliau bertanya: “Dari manakah susu ini?” Keluarganya berkata: “Fulan atau Fulanah itu menghadiahkan untuk Tuan.” Beliau bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda pula: “Susullah para ahlush shuffah, lalu panggillah mereka untuk datang padaku.” Abu Hurairah berkata: “Ahlush shuffah itu adalah merupakan tamu-tamu Islam, karena tidak bertempat pada sesuatu keluarga, tidak pula berharta dan tidak berkerabat pada seorangpun. Jikalau ada sedekah -zakat- yang datang pada Nabi s.a.w. lalu sedekah -atau zakat- itu dikirimkan semuanya oleh beliau kepada mereka itu dan beliau sendiri tidak mengambil sedikitpun daripadanya, tetapi kalau beliau menerima hadiah, maka dikirimkanlah kepada orang-orang itu dan beliau sendiri mengambil sebagian daripadanya. Jadi beliau bersama-sama dengan para ahlush shuffah itu untuk menggunakannya.” Perintah Nabi s.a.w. memanggil ahlush shuffah itu tidak mengenakkan hati saya dan oleh sebab itu saya berkata: “Apa hubungannya susu ini untuk diberikan -kepada- ahlush shuffah. Saya adalah lebih berhak untuk memperoleh susu ini dengan sekali minuman saja, agar saya dapat merasa kuat tubuhku.” Kemudian, jikalau orang-orang itu datang, Nabi s.a.w. tentu menyuruh saya agar saya memberikan itu kepada mereka. Barangkali tidak akan dapat sampai padaku -yakni bahwa saya tidak memperoleh bagian- susu itu, tetapi juga tidak ada jalan lain kecuali mentaati Allah dan mentaati RasulNya s.a.w. Oleh karena itu mereka saya datangi dan saya panggillah semuanya. Mereka menghadap dan meminta izin, lalu Nabi s.a.w. mengizinkan mereka masuk, juga sama mengambil tempat duduk sendiri-sendiri dalam rumah. Beliau lalu bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Ambillah susu itu dan berikanlah kepada mereka.” Abu Hurairah berkata: “Saya lalu mengambil gelas, kemudian saya berikan pada seorang dulu. Ia minum sampai kenyang minumnya lalu gelas dikembalikan. Seterusnya saya berikan kepada yang lain, ia pun minumlah sampai kenyang pula minumnya, lalu dikembalikanlah gelasnya, sehingga akhirnya sampai giliran saya memberikan itu kepada Nabi s.a.w., sedang orang-orang ahlush shuffah itu sudah puas minum semuanya. Beliau s.a.w. mengambil gelas lalu diletakkan di tangannya, kemudian beliau melihat saya dan tersenyum, kemudian bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda pula: “Sekarang tinggallah saya dan engkau -yang belum minum.” Saya menjawab: “Benar Tuan, ya Rasulullah.” Beliau bersabda: “Duduklah dan minumlah.” Saya pun duduklah lalu saya minum. Beliau bersabda lagi: “Minumlah lagi.” Sayapun minumlah. Beliau tidak henti-hentinya bersabda: “Minumlah lagi,” sehingga saya berkata: “Tidak, demi Allah yang mengutus Tuan dengan benar, saya sudah tidak mendapatkan jalan lagi untuk minum itu -artinya sudah amat kenyang minumnya itu. Setelah itu beliau bersabda: “Kalau begitu, berikanlah saya gelas itu.” Gelaspun saya berikan, kemudian beliau memuji kepada Allah Ta’ala dan membaca bismillah di permulaan minumnya lalu beliau minumlah sisanya itu.” (Riwayat Bukhari)
Dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Sesungguhnya saya pernah mengalami diriku bahwa saya jatuh tersungkur antara mimbarnya Rasulullah s.a.w. dengan biliknya Aisyah ra sampai tidak sadarkan diri. Kemudian datanglah padaku seorang yang datang, lalu ia meletakkan kakinya di atas leher saya dan ia menyangka bahwa sesungguhnya saya adalah orang gila, padahal saya tidaklah kejangkitan penyakit gila, tetapi jatuh saya tadi hanyalah karena kelaparan.” (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. wafat sedang baju besinya sedang digadaikan pada seorang Yahudi dengan nilai tiga puluh sha’ -gantang- dari gandum.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a., katanya: “Nabi s.a.w. menggadaikan baju besinya dengan gandum dan saya berjalan ke tempat Nabi s.a.w. dengan membawa roti gandum dan lemak cair yang sudah berubah keadaannya. Sungguh-sungguh saya mendengar beliau s.a.w. bersabda: “Tiada sesuatupun pada pagi-pagi ini melainkan hanya segantang untuk para keluarga Muhammad dan tidak ada untuk sore harinya nanti kecuali segantang pula.” Padahal seluruh keluarganya itu adalah sembilan rumah.” (Riwayat Bukhari)
Dari Aisyah ra, katanya: “Hamparan Rasulullah s.a.w. itu terbuat dari kulit dan isinya adalah sabut.” (Riwayat Bukhari)
Dari Imran bin al-Hushain ra dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sebaik-baik engkau sekalian adalah orang-orang yang sekurun -semasa- denganku, kemudian yang mengikutinya -yang datang sesudahnya- kemudian orang-orang yang mengikutnya.” Imran berkata: “Saya tidak tahu, adakah Nabi s.a.w. mengucapkannya itu dua atau tiga kali.” Nabi s.a.w. selanjutnya menyabdakan: “Kemudian akan datanglah sesudah mereka itu sesuatu kaum yang menjadi saksi, tetapi tidak dapat dipercaya kesaksiannya. Mereka juga berkhianat dan tidak dapat dipercaya amanatnya, demikian pula mereka bernazar, tetapi tidak suka memenuhi nazarnya dan tampaklah kegemukan dalam tubuh mereka. -yakni gemuk yang disebabkan karena terlampau banyak makan, minum dan bersenang-senang dan bukan gemuk karena kejadiannya memang gemuk.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Umamah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hai anak Adam, sesungguhnya jikalau engkau memberikan apa-apa yang kelebihan padamu, sebenarnya hal itu adalah lebih baik untukmu dan jikalau engkau tahan -tidak engkau berikan kepada siapapun, maka hal itu adalah menjadikan keburukan untukmu. Engkau tidak akan tercela karena adanya kecukupan -maksudnya menurut syariat engkau tidak akan dianggap salah, jikalau kehidupanmu itu dalam keadaan yang cukup dan tidak berlebih-lebihan. Lagi pula mulailah -dalam membelanjakan nafkah- kepada orang yang wajib engkau nafkahi.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Ubaidullah bin Mihshan al-Anshari al-Khathmi r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa diantara engkau semua telah merasa aman -dari musuhnya- dalam dirinya, sehat dalam tubuhnya, memiliki keperluan hidup -makan, minum, obat dan apa-apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya- pada hari itu, maka ia telah dikaruniai dunia dengan keseluruhan isinya.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash ra bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sungguh berbahagialah orang yang masuk Agama Islam serta diberi rezeki cukup dan diberi sifat qana’ah -suka menerima- dengan apa-apa yang telah dikaruniakan oleh Allah.” (Riwayat Muslim)
Dari Abu Muhammad yaitu Fadhalah bin Ubaid al-Anshari r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Untung besarlah kehidupan seorang yang telah dikarunia petunjuk untuk memasuki Agama Islam, sedang hidupnya itu adalah dalam keadaan cukup dan pula ia bersifat qana’ah -suka menerima.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Ibnu Abbas ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. dalam beberapa malam yang berturut-turut itu bermalam dalam keadaan terlipat -maksudnya terlipat perutnya karena lapar, sedang para keluarganya tidak mendapatkan sesuatu untuk makan malam, juga sebagian banyak roti yang dimakan itu adalah roti terbuat dari gandum.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dari Abu Karimah, yaitu al-Miqdad bin Ma’dikariba r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidaklah seorang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah sebenarnya seorang itu makan beberapa suapan yang dapat mendirikan -menguatkan- tulang rusuknya. Maka jikalau makanan itu harus diisikannya, maka sepertiga hendaklah untuk makanannya dan sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Abu Umamah, yaitu Iyas bin Tsa’laba al-Anshari al-Harits r.a., katanya: “Para sahabat Rasulullah s.a.w. pada suatu hari menyebut-nyebutkan di sisi beliau itu tentang hal dunia -yakni perihal kesenangan, kekayaan dan lain-lain. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidakkah engkau semua mendengar, tidakkah engkau semua mendengar bahwa badzadzah itu termasuk keimanan, bahwa badzadzah itu termasuk keimanan.” Yakni taqahhul. (Riwayat Abu Dawud) Albadzadzah dengan ba’ muwahhadah dan dua dzal yang mu’jamah artinya ialah keadaan yang serba kusut dan meninggalkan pakaian yang indah-indah. Adapun taqahhul, dengan qaf dan ha’ maka para ahli Lughat mengatakan bahwa orang yang bertaqahhul ialah orang yang kering kulitnya karena keadaan hidupnya yang serba kasar dan meninggalkan kemewahan dalam segala hal.
Dari Abu Abdillah bin Jabir bin Abdullah ra, katanya: “Kita dikirimkan oleh Rasulullah s.a.w. -ke medan peperangan- dan mengangkat Abu Ubaidah r.a. sebagai amir -panglima- untuk memimpin kita, guna menemui kafilah orang-orang Quraisy. Kita semua membawa bekal sebuah tempat berisi kurma dan kita tidak menemukan selain itu. Abu Ubaidah memberikan kita sekurma demi sekurma. Kepada kita ditanyakan -oleh orang lain: “Bagaimanakah engkau semua berbuat dengan sebiji kurma itu.” Jawabnya: “Kita mengisapnya sebagaimana seorang anak bayi mengisap tetek. Kemudian kita minum air setelah itu. Keadaan sedemikian ini mencukupi kita untuk sehari itu sampai malam. Kita juga memukul daun-daunan dengan tongkat-tongkat kita, lalu kita basahi dengan air, kemudian kita makanlah itu. Seterusnya kita berangkat ke pantai laut, lalu tampaklah di atas kita di pantai laut tadi, seolah-olah seperti tumpukan pasir yang besar, lalu kitapun mendatanginya. Tiba-tiba yang tampak itu adalah seekor binatang yang dinamakan ikan lodan -hiu. Abu Ubaidah lalu berkata: “Bangkai,” kemudian ia berkata lagi: “Oh tidak -maksud-nya tidak haram diambil dagingnya untuk dimakan-. Bahkan kita ini adalah utusan-utusan dari Rasulullah s.a.w. dan dalam berjuang fisabilillah. Engkau semua adalah dalam keadaan terpaksa. Maka dari itu makanlah olehmu semua.” Kita semua berdiam -sambil makan ikan tersebut- dalam waktu sebulan lamanya dan jumlah kita seluruhnya adalah tiga ratus orang, sehingga kita semuapun menjadi gemuklah. Sesungguhnya saya melihat bahwa kita semua menciduk dari lobang matanya itu dengan beberapa gayung akan minyaknya dan kita memotong daripadanya itu beberapa potongan daging sebesar lembu atau kira-kira selembu-selembu besarnya. Sungguh-sungguh Abu Ubaidah menyuruh seorang dari kita sebanyak tiga belas orang, diperintah olehnya supaya duduk dalam lobang matanya dan supaya mengambil tulang rusuknya, lalu ditegakkan dan dimuatkan pada unta yang terbesar yang ada beserta kita. Ia berjalan di bawahnya. Kita juga mengambil bekal dari dagingnya yang telah dikeringkan -dijadikan dendeng. Setelah kita semua datang di Madinah, kita mendatangi Rasulullah s.a.w., lalu kita ceritakanlah hal itu kepada beliau, lalu beliau bersabda: “Itu adalah rezeki yang dikeluarkan oleh Allah untukmu semua. Adakah engkau semua membawa sedikit dagingnya, supaya dapat memberikan sedekahnya untuk makanan kita?” Kita semua mengirimkan kepada Rasulullah s.a.w. sebagian dagingnya itu, kemudian beliau s.a.w. memakannya.” (Riwayat Muslim) Aljirab ialah wadah dari kulit yang sudah dapat dimaklumi. Lafaz ini dibaca dengan kasrahnya jim atau boleh pula dengan fathahnya, tetapi dengan kasrah adalah lebih fashih. Namashshuha dengan fathahnya mim. Alkhabath ialah daun-daunan dari pohon yang dikenal dan dimakan oleh unta. Alkatsib ialah timbunan dari pasir. Alwaqbu dengan fathahnya wawu dan saknahnya qaf dan sesudahnya itu ialah ba’ muwahhadah, ialah lobang mata. Alqilal ialah gayung. Aifidar dengan kasrahnya fa’ dan fathahnya dal yaitu beberapa potong. Rahala ba’ira yaitu memberikan beban pada unta. Alwasyaiq dengan syin mu’jamah dan qaf ialah daging yang dipotong-potong untuk dikeringkan. Wallahu a’lam.
Dari Asma’ binti Yazid ra, katanya: “Ujung lengan baju gamisnya Rasulullah s.a.w. itu adalah sampai di pergelangan tangan.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Jabir r.a., katanya: “Sesungguhnya kita semua pada hari khandak -menggali tanah untuk perlindungan diri sebelum timbulnya peperangan dan peperangan di waktu itu disebut perang khandak, artinya parit-, kita semua menggali. Kemudian pada penggalian itu terhalang oleh adanya gumpaian tanah yang keras. Para sahabat sama-sama mendatangi Nabi s.a.w., lalu berkata: “Tanah keras ini menghalang-halangi untuk kelanjutan penggalian parit.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Saya akan turun.” Selanjutnya beliau s.a.w. terus berdiri, sedang perut beliau itu diikat di situ dengan sebuah batu -karena kelaparan. Kita semua memang sudah selama tiga hari itu tidak merasakan rasa makanan apapun. Nabi s.a.w. lalu mengambil cangkul, terus memukulnya, maka kembalilah tanah keras itu bagaikan tumpukan pasir yang hancur lebur. Kemudian saya berkata: “Ya Rasulullah, berilah saya izin untuk pulang ke rumah.” Seterusnya saya lalu berkata kepada istriku: “Saya telah melihat sesuatu dalam diri Nabi s.a.w. -yakni pengganjalan perut dengan batu itu- yang tidak dapat disabarkan lagi. Maka adakah engkau mempunyai sesuatu -yang dapat dimakan?” Istrinya menjawab: “Saya mempunyai gandum dan kambing perempuan. Kambing itu lalu saya sembelih, sedang istriku menumbuk gandum, sehingga dagingnya itu kita letakkan dalam periuk. Kemudian saya mendatangi Nabi s.a.w., sedangkan adukan makanan itu telah pecah -yakni sudah lumat dan halus- dan kuali yang ada diantara batu-batu itu telah hampir masak isinya. Saya berkata kepada beliau s.a.w.: “Saya mempunyai sedikit makanan ya Rasulullah, maka dari itu silakan Tuan berdiri -yakni pergi ke tempat saya- bersama seorang atau dua orang saja. Beliau bertanya: “Berapa banyaknya itu?” Saya menyebutkan sebagaimana adanya -yakni kambing dengan gandum yang cukup untuk beberapa orang saja. Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Banyak itu dan enak sekali, katakanlah kepada istrimu, janganlah diangkat dulu periuknya, juga jangan pula diambil roti itu dari dapur, sehingga saya datang nanti.” Seterusnya beliau s.a.w. bersabda: “Berdirilah engkau semua,” maka berdirilah semua kaum Muhajirin dan Anshar -yang ikut membuat parit-. Saya masuk kepada istriku lalu saya berkata: “Celaka ini. Nabi s.a.w. datang dengan semua kaum Muhajirin dan Anshar, jadi semua yang menyertainya.” Istrinya berkata: “Adakah beliau menanyakan banyaknya makanan?” Saya berkata: “Ya.” Seterusnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Masuklah engkau sekalian dan jangan berjejal-jejalan.” Beliau s.a.w. mulai memotong roti dan diberikanlah pula di situ dagingnya dan selalu menutupi periuk dan dapur itu apabila beliau mengambil daripadanya dan mendekatkan kepada sahabat-sahabatnya itu, kemudian ditariklah kualinya itu -sesudah diambilkan isinya. Tidak henti-hentinya beliau s.a.w. memotong roti itu dan menciduk kuah sehingga sekalian sahabatnya itu kenyang semua dan masih ada pula sisanya dalam kuali. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Makanlah ini dan berikanlah hadiah -kepada orang-orang lain seperti tetangga, sebab sesungguhnya para manusia itu terkena bencana kelaparan-. (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas r.a., katanya: “Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim: “Saya mendengar suara Rasulullah s.a.w. itu lemah sekali dan saya mengetahui bahwa beliau adalah dalam keadaan lapar. Maka dari itu, apakah engkau tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan?” Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa bulatan dari gandum, kemudian ia mengambil kerudungnya, kemudian ia melipatkan roti dengan sebagian kerudung tadi, lalu memasukkannya di bawah bajuku dan mengembalikannya padaku dengan sebagian lagi -maksudnya bahwa Ummu Sulaim itu melipat roti dengan sebagian kerudung dan dengan sebagiannya lagi dilipatkan untuk Anas-. Seterusnya Ummu Sulaim menyuruh saya -Anas- untuk menemui Rasulullah s.a.w., lalu saya pergi dan saya menemui Rasulullah s.a.w. sedang duduk di dalam masjid disertai oleh orang-orang banyak. Seterusnya lalu saya berdiri di muka orang-orang itu, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Adakah engkau diutus oleh Abu Thalhah.” Saya menjawab: “Ya.” Beliau bersabda lagi: “Apakah untuk sesuatu makanan?” Saya menjawab: “Ya.” Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya yang ada di masjid: “Berdirilah engkau semua dan berangkatlah.” Saya juga berangkat mengikuti mereka itu, sehingga datanglah saya kepada Abu Thalhah, lalu saya memberitahukan padanya -bahwa Nabi s.a.w. mengajak orang banyak. Abu Thalhah berkata: “Hai Ummu Sulaim. Rasulullah s.a.w. telah datang dengan orang-orang banyak, sedangkan kita tidak mempunyai sesuatu untuk memberi makanan kepada mereka semuanya itu.” Istrinya berkata: “Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui itu.” Abu Thalhah lalu berangkat sehingga bertemu dengan Rasulullah s.a.w., kemudian berhadapanlah Rasulullah s.a.w. dengannya sehingga keduanya itu masuk rumah. Selanjutnya Rasulullah bersabda: “Bawa saya kemari apa yang engkau punyai, hai Ummu Sulaim.” Wanita itu datang dengan roti tersebut di atas, lalu Rasulullah s.a.w. menyuruh supaya dipotong-potongkan dan Ummu Sulaim memeraskan di atas roti itu suatu tempat berisi samin, maka itulah yang merupakan lauknya. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda sekehendak yang beliau sabdakan, selanjutnya lalu bersabda pula: “Izinkanlah masuk sepuluh orang.” Orang sepuluh itu diizinkan masuk lalu mereka semuanya makan sehingga kenyang, lalu keluarlah setelah itu. Seterusnya beliau bersabda lagi: “Izinkanlah masuk sepuluh orang lagi.” Orang sepuluh itu diizinkan lalu mereka makan sehingga kenyang kemudian keluarlah mereka itu pula. Beliau s.a.w. bersabda lagi: “Izinkanlah masuk sepuluh orang lagi.” Demikianlah sehingga seluruh kaum -yakni yang menyertai Nabi s.a.w. dari masjid- dapat makan sehingga kenyang semuanya, sedangkan jumlah kaum itu ada tujuh puluh atau delapan puluh orang.” (Muttafaq ‘alaih)
Nabi tidak mau memakai pakaian sutera meski beliau mampu:
Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. diberi hadiah sejenis pakaian luar dari sutera. Beliau memakainya untuk mendirikan salat. Ketika selesai salat, beliau segera menanggalkannya dengan keras seperti tidak menyukainya kemudian bersabda: Tidak pantas pakaian ini untuk orang-orang yang bertakwa. (Shahih Muslim No.3868)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengenakan pakaian sutera di dunia, maka ia tidak akan memakainya di akhirat. (Shahih Muslim No.3866)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Qatadah ia berkata: Kami bertanya kepada Anas bin Malik: Pakaian apakah yang paling disukai dan dikagumi Rasulullah saw.? Anas bin Malik ra. menjawab: Kain hibarah (pakaian bercorak terbuat dari kain katun). (Shahih Muslim No.3877)
Nabi juga membuang cincin emas yang dia pakai dan menggantinya dengan cincin perak yang lebih murah. Itu pun untuk keperluan stempel negara:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau melarang memakai cincin emas. (Shahih Muslim No.3896)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. menyuruh untuk membuatkan cincin dari emas. Beliau meletakkan mata cincinnya pada bagian dalam telapak tangan bila beliau memakainya. Orang-orang pun berbuat serupa. Kemudian suatu ketika, beliau duduk di atas mimbar lalu mencopot cincin itu seraya bersabda: Aku pernah memakai cincin ini dan meletakkan mata cincinnya di bagian dalam. Lalu beliau membuang cincin itu dan bersabda: Demi Allah, aku tidak akan memakainya lagi untuk selamanya! Orang-orang juga ikut membuang cincin-cincin mereka. (Shahih Muslim No.3898)
Selain cincin perak, perhiasan lain yang menyerupai wanita seperti gelang, kalung, dan anting itu haram dipakai oleh lelaki.
Nabi melarang kita memakai emas dan perak untuk perabot rumah seperti gelas, bejana, atau kloset. Emas dan perak itu harus dipakai untuk kebaikan masyarakat. Bukan untuk sombong berlebih-lebihan!
Hadis riwayat Ummu Salamah ra., istri Nabi saw.:
Rasulullah saw. bersabda: Orang yang minum dengan wadah yang terbuat dari perak, sesungguhnya menggelegak dalam perutnya api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.3846)
Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.:
Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera sebab pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)
Nabi hidup sederhana. Meski demikian, tidak berarti negara Islam yang beliau pimpin jadi lemah. Justru segala harta itu sebagian besar dipakai untuk mensejahterakan rakyatnya, membiayai dakwah dan jihad sehingga kaum kafir Musyrik, Yahudi, Kerajaan Romawi, dan Kerajaan Persia tidak mampu menyerang Negara Islam. Sebaliknya, merekalah yang bertekuk lutut.
 
http://maulinalin.blogspot.co.id
21.49 | 0 komentar | Read More

Sisi Lain Orang (Indonesia) Timur yang Jarang Diekspos (Don’t judge by the cover. Kulit kita orang boleh hitam, rambut boleh keriting, muka boleh cadas, tapi hati dan jiwa kita sama seperti manusia lainnya. Bisa juga menangis kalau disakiti, meski setelah itu orang yang menyakiti tadi digebuk sampai babak-belur. Tidak apa-apa, kan. Namanya juga manusia biasa.)

Sepertinya, stigmatisasi publik terhadap orang Indonesia timur tidak pernah akan selesai. Setelah dicap sebagai tukang bikin masalah di kampung orang–fakta ini sejalan dengan kasus premanisme di ibukota yang pernah heboh beberapa tahun lalu–kemudian kondisi geografis dan topografis daerahnya yang masih bermasalah dengan kesejahteraan, sampai-sampai ada sebuah perusahaan air mineral yang mencoba menjajakan dagangannya lewat iklan: “Sekarang sumber aer su dekaaat”.
Perlakuan diskriminatif yang demikian ternyata memunculkan asumsi negatif, bahwa semua orang timur yang berkulit gelap, berambut keriting, dan bertampang keras adalah jahat. Sebagai putra asli timur yang baik hati dan tidak sombong, saya sungguh sedih dengan munculnya hal tersebut.
Bagaimana tidak? Ulah sekelompok timur diaspora di ibukota digeneralisasi secara radikal sebagai tabiat asli orang timur secara keseluruhan. Asal dia dari timur, sudah pasti jahat. Yang lebih menyakitkan lagi, setiap kali saya tembak ade nona, selalu saja gagal.
Saya curiga, jangan-jangan ini karena saya orang timur, sampai ade nona yang saya taksir tidak berani memadu kasih dengan saya? Kalau memang dugaan saya benar adanya, berarti pertanyaannya di sini, siapa yang jahat? Orang timur apa orang timur?!
Hei, kamu orang semua mesti tahu, kita orang biar muka model Hitler, tapi hati kita orang ambil gaya Shakespeare punya!
Begini e, beta mo kasitau fakta dan data ke kamu orang semua yang mengira orang timur itu jahat. Biar kamu orang punya otak tidak terus-menerus diisi syak wasangka. Parcuma kamu orang beribadah kalau hati dan perasaan masih dipenuhi dengan hal-hal yang tidak baik.
Dalam sejarahnya, tidak pernah ada pemberitaan di media terkait orang timur yang rumah tangganya bermasalah. Tidak ada. Kalau pun ada, paling hanya si Raul Lemos yang merebut mami Krisdayanti dari pelukan Anang.
Tapi itu sebuah pengecualian. Sebab Raul Lemos aslinya orang Timor Leste. Sudah beda timur dia. Sebaliknya yang terjadi justru wajah-wajah lembut nan rupawan sedang sibuk melontarkan pernyataan soal permasalahan rumah tangganya di televisi.
Saya garis-bawahi sekali lagi, wajah-wajah lembut nan rupawan, bukan wajah hitam, keras, berambut keriting!
Orang timur itu tipe manusia yang paling setia sama pasangannya. Seperti sepasang merpati beda bentuk, orang timur tidak bakal mengkhianati janji suci yang telah diikrarkan di depan pastor atau penghulu. Apalagi iseng-iseng mencari selimut tetangga. Bukan tradisinya. Bahkan sampai maut memisahkannya pun, tidak mau mereka mencari pengganti kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Eh.
Berikutnya, orang timur itu perasaan solidaritasnya sangat tinggi. Sebagai bukti, jika ada salah satu di antara mereka yang bekerja di tanah orang, bisa dipastikan setahun atau dua tahun kemudian saudara, tetangga, sanak famili akan berdatangan menyusulnya.
Ada tidaknya lapangan pekerjaan di tanah orang tersebut lain lagi soalnya. Yang penting, selama ada kesempatan keluar dari kampung, itu wajib dimanfaatkan sebaik mungkin. Sebab cara tersebut kadangkala dimaknai sebagai solusi melepaskan diri dari belenggu kemiskinan.
Makanya jangan heran melihat tampang-tampang hitam rambut keriting berseliweran di mana-mana. Terlebih di kota-kota besar. Hanya saja harap dimaklumi, perantau-perantau dari timur biasanya kebanyakan datang tanpa membawa bekal yang cukup. Sehingga kalau mereka kelaparan, kerja apa saja akan dilakoni, termasuk jadi tukang palak dan sejenisnya.
Sialnya, kondisi yang demikian tidak jarang dimanfaatkan oleh orang-orang berduit di kota untuk mengejar kepentingannya. Tindakan-tindakan yang berbau kriminalitas kerap memakai jasa orang timur. Mau bagaimana lagi? Prinsipnya, jangan sampai mati gara-gara lapar. Super, kan?
Ada satu lagi yang sering luput dari penglihatan kacamata masyarakat umum. Meski secara fisik terlihat menyeramkan, namun orang timur itu sebenarnya sosok yang romantis. Mau bukti? Ini saya kasih tahu.
Siapa yang tidak mengenal Glenn Fredly? Itu, lho, penyanyi solo yang lagunya bikin banyak orang mewek setengah mampus. Malah ada yang sampai klepak-klepek mirip ikan hidup di atas pasir panas. Ada juga generasi sebelum dia seperti Broery Marantika, Broery Pesolima, Bob Tutupoli. Mereka itu adalah orang timur yang namanya melegenda di blantika musik tanah air eranya papah sama mamah, gara-gara suaranya saat menyanyi begitu meneduhkan, rada-rada gimana gitu.
Di dunia sastra ada Aan Mansyur, orang timur juga. Puisi yang dibacakan Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2) itu dia penciptanya. Selanjutnya ada Gerson Poyk, Mario F. Lawi, dan Muksin Kota.
Eits, jangan kaget dengan nama yang disebutkan terakhir itu. Meski tidak terkenal, tapi puisi-puisinya telah sukses membuat nona-nona di sekitarnya jatuh cinta. Maksudnya, jatuh cinta dengan jahitan kata-katanya, bukan dengan orangnya. Ya, tidak apalah. Hitung-hitung saya masih lebih unggul satu tingkat dari mas Agus Mulyadi soal perempuan.
Belum lagi kalau bicara dari dunia komedi. Lihatlah si Arie Kriting, Abdur Arsyad, atau Ephy Sekuriti. Batang hidung mereka yang macam penunggu rumah hantu itu justru berbanding terbalik dengan selera humornya yang membuat perut penonton mules berulang kali. Sungguh ini, serius. Aduh mama sayang e……
Selanjutnya soal toleransi umat beragama. Terlepas dari kasus konflik Ambon dan Poso yang lebih disebabkan karena kelicikan elite politik dalam memainkan intrik asunya, kamu orang perlu tahu bahwa di kampung-kampung kecil yang jauh dari hingar-bingar modernitas, kerukunan antar warga yang berbeda keyakinan begitu terpelihara dengan baik.
Bisa jadi, kamu orang akan kebingungan untuk membedakan orang Kristen atau bukan jika sedang berada dalam suasana Natal, atau sebaliknya dalam suasana lebaran.
Contoh lain untuk menggambarkan kondisi ini adalah pada ajang perlombaan, seperti Pekan Mudika (Muda-Mudi Katolik) atau MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran). Kerjasama dalam kepanitiaannya melibatkan individu-individu dari keyakinan yang berbeda.
Hal tersebut wajar terjadi di sana, sebab baik secara historis maupun emosional, perbedaan keyakinan tersebut justru kian mempererat rasa persaudaraan antara satu sama lain. Tanggung jawab untuk menjaga kedamaian di atas tanah leluhur merupakan warisan luhur nenek moyang sejak zaman dahulu kala.
Don’t judge by the cover. Kulit kita orang boleh hitam, rambut boleh keriting, muka boleh cadas, tapi hati dan jiwa kita sama seperti manusia lainnya. Bisa juga menangis kalau disakiti, meski setelah itu orang yang menyakiti tadi digebuk sampai babak-belur. Tidak apa-apa, kan. Namanya juga manusia biasa.
Dan, kepada semua saudara saya orang timur, saya menghimbau untuk bersama-sama menebarkan jala cinta damai ke seluruh penjuru negeri. Tunjukkan kepada mereka sifat dan perilaku kita orang yang sesungguhnya. Sebab, istilah black sweet bukan untuk mereka yang kulit putih, melainkan untuk kita. Ayo, hidup orang-orang timur yang menawan!
Sudah panjang lebar sepertinya tulisan ini. Semoga tidak mbulet bacanya sehingga luput dari kemumetan mencerna maksud isinya.
Oh iya, sedikit catatan, saya menuliskan ini selain mencoba memberikan paradigma baru seputar pandangan publik terhadap orang timur, juga ini sebagai upaya melawan hegemoni bahasa para penulis Mojok yang didominasi orang-orang dari Indonesia bagian barat.
Mbok ya saya juga kepengen terkenal di Mojok. Mosok ndak boleh? Mosok didiskriminasi juga?. Enggak kan, Mas Puthut EA? Eaaa… Eaaa…
Loh… Loh… Kenapa gaya bahasa saya jadi kayak gini?!
http://mojok.co/
21.48 | 0 komentar | Read More

Sisi lain Hilangnya Hidayah Allah

Sebab Datang dan Hilangnya Hidayah Allah

Dikarenakan inti dan hakikat hidayah adalah taufik dari Allah Ta’ala, sebagaimana pada penjelasan sebelumnya, maka berdoa dan memohon hidayah kepada Allah Ta’ala merupakan sebab yang paling utama untuk mendapatkan hidayah-Nya. Dalam hadits Qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian”1.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala yang maha sempurna rahmat dan kebaikannya, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu berdoa memohon hidayah taufik kepada-Nya, yaitu dalam surah Al Fatihah:

{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}

“Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Doa (dalam ayat ini) termasuk doa yang paling menyeluruh dan bermanfaat bagi manusia, oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk berdoa kepada-Nya dengan doa ini di setiap rakaat dalam shalatnya, karena kebutuhannya yang sangat besar terhadap hal tersebut”2.

Dalam banyak hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita doa memohon hidayah kepada Allah Ta’ala. Misalnya doa yang dibaca dalam qunut shalat witir:

(( اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْت))

“Ya Allah, berikanlah hidayah kepadaku di dalam golongan orang-orang yang Engkau berikan hidayah”3.

Juga doa beliau Shallallahu’alaihi Wasallam:

(( اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعِفَّةَ وَالْغِنَى ))

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri (dari segala keburukan) dan kekayaan hati (selalu merasa cukup dengan pemberian-Mu)”4.

Sebaliknya, keengganan atau ketidaksungguhan untuk berdoa kepada Allah Ta’ala memohon hidayah-Nya merupakan sebab besar yang menjadikan seorang manusia terhalangi dari hidayah-Nya.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala sangat murka terhadap orang yang enggan berdoa dan memohon kepada-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Sesungguhnya barangsiapa yang enggan untuk memohon kepada Allah maka Dia akan murka kepadanya”5.

Hal-hal lain yang menjadi sebab datangnya hidayah Allah Ta’ala selain yang dijelaskan di atas adalah sebagai berikut:
1. Tidak bersandar kepada diri sendiri dalam melakukan semua kebaikan dan meninggalkan segala keburukan

Artinya selalu bergantung dan bersandar kepada Allah Ta’ala dalam segala sesuatu yang dilakukan atau ditinggalkan oleh seorang hamba, serta tidak bergantung kepada kemampuan diri sendiri.

Ini merupakan sebab utama untuk meraih taufik dari Allah Ta’ala yang merupakan hidayah yang sempurna, bahkan inilah makna taufik yang sesungguhnya sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama Ahlus sunnah.

Coba renungkan pemaparan Imam Ibnul Qayyim berikut ini: “Kunci pokok segala kebaikan adalah dengan kita mengetahui (meyakini) bahwa apa yang Allah kehendaki (pasti) akan terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki maka tidak akan terjadi. Karena pada saat itulah kita yakin bahwa semua kebaikan (amal shaleh yang kita lakukan) adalah termasuk nikmat Allah (karena Dia-lah yang memberi kemudahan kepada kita untuk bisa melakukannya), sehingga kita akan selalu mensyukuri nikmat tersebut dan bersungguh-sungguh merendahkan diri serta memohon kepada Allah agar Dia tidak memutuskan nikmat tersebut dari diri kita. Sebagaimana (kita yakin) bahwa semua keburukan (amal jelek yang kita lakukan) adalah karena hukuman dan berpalingnya Allah dari kita, sehingga kita akan memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar menghindarkan diri kita dari semua perbuatan buruk tersebut, dan agar Dia tidak menyandarkan (urusan) kita dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan kepada diri kita sendiri.

Telah bersepakat Al ‘Aarifun (orang-orang yang memiliki pengetahuan yang dalam tentang Allah dan sifat-sifat-Nya) bahwa asal semua kebaikan adalah taufik dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya, sebagaimana asal semua keburukan adalah khidzlaan (berpalingnya) Allah Ta’ala dari hamba-Nya. Mereka juga bersepakat bahwa (makna) taufik itu adalah dengan Allah tidak menyandarkan (urusan kebaikan/keburukan) kita kepada diri kita sendiri, dan (sebaliknya arti) al khidzlaan (berpalingnya Allah Ta’ala dari hamba) adalah dengan Allah membiarkan diri kita (bersandar) kepada diri kita sendiri (tidak bersandar kepada Allah Ta’ala)”6.

Inilah yang terungkap dalam doa yang diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “(Ya Allah), jadikanlah baik semua urusanku dan janganlah Engkau membiarkan diriku bersandar kepada diriku sendiri (meskipun cuma) sekejap mata”7.

Oleh karena inilah makna dan hakikat taufik, maka kunci untuk mendapatkannya adalah dengan selalu bersandar dan bergantung kepada Allah Ta’ala dalam meraihnya dan bukan bersandar kepada kemampuan diri sendiri.

Imam Ibnul Qayyim berkata: “Kalau semua kebaikan asalnya (dengan) taufik yang itu adanya di tangan Allah (semata) dan bukan di tangan manusia, maka kunci (untuk membuka pintu) taufik adalah (selalu) berdoa, menampakkan rasa butuh, sungguh-sungguh dalam bersandar, (selalu) berharap dan takut (kepada-Nya). Maka ketika Allah telah memberikan kunci (taufik) ini kepada seorang hamba, berarti Dia ingin membukakan (pintu taufik) kepadanya.Dan ketika Allah memalingkan kunci (taufik) ini dari seorang hamba, berarti pintu kebaikan (taufik) akan selalu tertutup baginya”8.
2. Selalu mengikuti dan berpegang teguh dengan agama Allah Ta’ala secara keseluruhan lahir dan batin

Allah Ta’ala berfirman:

{فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى}

“Maka jika datang kepadamu (wahai manuia) petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara (dalam hidupnya)” (QS Thaahaa: 123).

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa orang yang mengikuti dan berpegang teguh dengan petunjuk Allah Ta’ala yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya Ta’ala, dengan mengikuti semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka dia tidak akan tersesat dan sengsara di Dunia dan Akhirat, bahkan dia selalu mendapat bimbingan petunjuk-Nya, kebahagiaan dan ketentraman di Dunia dan Akhirat9.

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:

{وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ}

“Dan orang-orang yang selalu mengikuti petunjuk (agama Allah Ta’ala) maka Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaannya” (QS Muhammad: 17).
3. Membaca al-Qur-an dan merenungkan kandungan maknanya

Allah Ta’ala berfirman:

{إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا}

“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS al-Israa’: 9).

Imam Ibnu Katsir berkata: “(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji kitab-Nya yang mulia yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya Ta’ala, yaitu al-Qur-an, bahwa kitab ini memberikan petunjuk kepada jalan yang paling lurus dan jelas”10.

Maksudnya: yang paling lurus dalam tuntunan berkeyakinan, beramal dan bertingkah laku, maka orang yang selalu membaca dan mengikuti petunjuk al-Qur-an, dialah yang paling sempurna kebaikannya dan paling lurus petunjuknya dalam semua keadaannya11.
4.Mentaati dan meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam

Allah Ta’ala menamakan wahyu yang diturunkan-Nya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai al-huda (petunjuk) dan dinul haq (agama yang benar) dalam firman-Nya:

{هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا}

“Dialah (Allah Ta’ala) yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi” (QS al-Fath: 28).

Para ulama Ahli Tafsir menafsirkan al-huda (petunjuk) dalam ayat ini dengan ilmu yang bermanfaat dan dinul haq (agama yang benar) dengan amal shaleh12.

Ini menunjukkan bahwa sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam adalah sebaik-baik petunjuk yang akan selalu membimbing manusia untuk menetapi jalan yang lurus dalam ilmu dan amal.

Dalam hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah kitab Allah (al-Qur-an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan (baru dalam agama)”13.

Inilah makna firman Allah Ta’ala:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21).
5. Mengikuti pemahaman dan pengamalan para Shahabat Radhiallahu’anhum dalam beragama

Allah Ta’ala berfirman:

{فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ}

“Jika mereka beriman seperti keimanan yang kalian miliki, maka sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam perpecahan” (QS al-Baqarah: 137).

Ayat ini menunjukkan kewajiban mengikuti pemahaman para Shahabat Radhiallahu’anhum dalam keimanan, ibadah, akhlak dan semua perkara agama lainnya, karena inilah sebab untuk mendapatkan petunjuk dari Allah Ta’ala. Para Shahabat Radhiallahu’anhum adalah yang pertama kali masuk dalam makna ayat ini, karena merekalah orang-orang yang pertama kali memiliki keimanan yang sempurna setelah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam14.
6. Meneladani tingkah laku dan akhlak orang-orang yang shaleh sebelum kita

Allah Ta’ala berfirman:

{أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ}

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka” (QS al-An’aam: 90).

Dalam ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad Ta’ala untuk meneladani petunjuk para Nabi ‘alaihimussalam yang diutus sebelum beliau Ta’ala, dan ini juga berlaku bagi umat Nabi Muhammad Ta’ala15.
7. Mengimani takdir Allah Ta’ala dengan benar

{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}

“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS at-Taghaabun:11).

Imam Ibnu Katsir berkata: “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya”16.

8. Berlapang dada menerima keindahan Islam serta meyakini kebutuhan manusia lahir dan batin terhadap petunjuknya yang sempurna

Allah Ta’ala berfirman:

{فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ}

“Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk Allah berikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (menerima agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki kelangit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman” (QS al-An’aam: 125).

Ayat ini menunjukkan bahwa tanda kebaikan dan petunjuk Allah Ta’ala bagi seorang hamba adalah dengan Allah Ta’ala menjadikan dadanya lapang dan lega menerima Islam, maka hatinya akan diterangi cahaya iman, hidup dengan sinar keyakinan, sehingga jiwanya akan tentram, hatinya akan mencintai amal shaleh dan jiwanya akan senang mengamalkan ketaatan, bahkan merasakan kelezatannya dan tidak merasakannya sebagai beban yang memberatkan17.
9. Bersungguh-sungguh dalam menempuh jalan Allah Ta’ala dan selalu berusaha mengamalkan sebab-sebab yang mendatangkan dan meneguhkan hidayah Allah Ta’ala

Allah Ta’ala berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ}

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS al-‘Ankabuut: 69).

Imam Ibnu Qayyimil Jauziyah berkata: “(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala menggandengkan hidayah (dari-Nya) dengan perjuangan dan kesungguhan (manusia), maka orang yang paling sempurna (mendapatkan) hidayah (dari Allah Ta’ala) adalah orang yang paling besar perjuangan dan kesungguhannya”18.

Demikianlah pemaparan ringkas tentang sebab-sebab datangnya hidayah Allah Ta’ala, dan tentu saja kebalikan dari hal-hal tersebut di atas itulah yang merupakan sebab-sebab hilangnya/tercabutnya hidayah Allah Ta’ala, semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari segala keburukan dan fitnah.
Penutup

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih semangat mengusahakn sebab-sebab datangnya hidayah dari Allah Ta’ala.

Akhirnya kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah Ta’ala dengan semua nama-Nya yang maha indah dan sifat-Nya yang maha sempurna, agar Dia Ta’ala senantiasa melimpahkan, menyempurnakan dan menjaga taufik-Nya kepada kita semua sampai kita berjumpa dengan-Nya di surga-Nya kelak, sesungguhnya Dia Ta’ala maha mendengar lagi maha mengabulkan doa.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Catatan Kaki

1 HSR Muslim (no. 2577).

2 Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 39).

3 HR Abu Dawud (no. 1425), at-Tirmidzi (no. 464) dan an-Nasa-i (3/248), dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.

4 HSR Muslim (no. 2721).

5 HR at-Tirmidzi (no. 3373) dan al-Hakim (1/667), dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani.

6 Kitab “Al Fawa-id” (hal. 133- cet. Muassasah ummil Qura, Mesir 1424 H).

7 HR an-Nasa-i (6/147) dan al-Hakim (no. 2000), dishahihkan oleh Imam al-Hakim, disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaaditsish shahihah” (1/449, no. 227).

8 Kitab “Al Fawa-id” (hal. 133- cet. Muassasah ummil Qura, Mesir 1424 H).

9 Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 515).

10 Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/39).

11 Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 454).

12 Lihat kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (4/209) dan “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 335).

13 HSR Muslim (no. 867).

14 Demikian makna penjelasan yang penulis pernah dengar dari salah seorang syaikh di kota Madinah, Arab Saudi.

15 Lihat kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (2/208).

16 Tafsir Ibnu Katsir (8/137).

17 Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 272).

18 Kitab “al-Fawa-id” (hal. 59).


Sumber: https://muslim.or.id/
21.45 | 0 komentar | Read More

SISI LAIN AHOK GUBERNUR JAKARTA: Cara Umat Muslim Memandang Ahok




1. Ahok hancurkan masjid Baitul Arif di Jatinegara, sehingga warga setempat tidak bisa shalat Jum'at dan melakukan kajian Islam sampai saat ini.
FACT : Ahok menghancurkan Masjid Baitul Arif di Jatinegara, bukan semata-mata karena membenci umat Islam, melainkan tempat Masjid Baitul Arif itu berada di tengah2 lahan, yang sebenarnya lahan itu mau dibangun Rumah susun bagi masyarakat kurang mampu, bahkan Ahok berjanji bahwa di dalam rumah susun itu akan di bangun kembali Masjid Baitul Arif bahkan dengan lebih bagus. Kita seringkali termakan apa yang kita lihat terlebih dahulu dibandingkan apa yang di lakukan di masa depan. Kita tidak bisa memandang sesuatu sebelah mata dan terpengaruh oleh kelompok-kelompok yang membenci seseorang karena alasan tertentu. kita harus bisa menjernihkan pikiran kita dan melihat segala sesuatu secara normal dan tidak berpihak, dan serta berani berkata tidak.

2. Ahok juga menghancurkan masjid bersejarah Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan dalih renovasi namun hingga hari ini tidak ada tanda-tanda akan dibangun kembali.
FACT: Banyak berita-berita yang muncul karena Pembongkaran Masjid bersejarah Amir Hamzah, disebabkan oleh Ahok yang becus mengatur kota Jakarta, dan banyak muncul dorongan Ahok membenci Islam. Banyak kaum radikal yang mengepost bahwa Ahok sangat membenci Islam buktinya adalah menghancurkan 2 Masjid, bahkan salah satunya adalah Masjid bersejarah Amir Hamzah di TMII, dan banyak yang bilang bahwa Ahok tidak membicarakan dengan pihak setempat. Inilah buktinya :


3. Tidak puas dengan meghancurkan masjid-masjid, Ahok mengganti para pejabat muslim dengan pejabat-pejabat Cina kafir seperti lurah Susan, lurah Grace, dan selainnya. Tidak hanya itu, kepala sekolah muslim di DKI juga banyak yang diganti dengan alasan lelang jabatan, hasilnya banyak kepala sekolah Kristen sekarang.


4. Merasa didukung media-media sekuler, Ahok terus menghapus simbol-simbol Islam melalui Kadisdik DKI yang kafir Lasro Masbrun. Dia mengeluarkan aturan mengganti busana muslim di sekolah-sekolah DKI setiap Jum'at lalu diganti dengan baju Betawi. Padahal sebenarnya baju Betawi bisa di hari lain, seperti aturan di sekolah-sekolah Bandung, yaitu hari Rabu untuk baju daerah (sunda), sedangkan Jum'at tetap dengan busana muslim.

5. Setelah sukses menghancurkan masjid dan hilangkan simbol-simbol Islam di DKI Jakarta, Ahok juga membatasi kegiatan syi’ar Islam seperti malam takbiran dengan alasan macet, padahal perayaan tahun baru yang dipimpin AHOK JAUH LEBIH PARAH macet dengan menutup jalan-jalan protokol Jakarta.

6. Ahok juga mendukung legalisasi pelacuran yaitu lokalisasi, dan menyebut yang menolaknya adalah munafik termasuk Muhammadiyah, akhirnya Muhamadiyah resmi melaporkan Ahok ke polisi dengan pasal penghinaan.

7. Ketika umat Islam mati-matian memprotes missworld, Ahok justru mendukung total bahkan bangga jika Jakarta jadi tuan rumah final Miss World.

8. Yang paling parah adalah Ahok mendukung wacana penghapusan kolom agama di KTP.

9. Ahok juga mengeluarkan pernyataan yg mengejutkan : BOLEH MINUM BIR, asal jangan mabok.

10. Tidak cuma mendukung missworld, Ahok juga mendukung penuh konser maksiat Lady Gaga, Ahok selalu mendukung apa yang diprotes umat Islam.

11. Ahok dengan lancang melecehkan ayat suci, dia bilang ayat suci wajib tunduk pada ayat konstitusi.

12. Pada lebaran yang lalu, situasi yang adem tiba-tiba menjadi panas kembali dengan wacana Ahok akan menghapuskan cuti bersama saat kebaran.

13. Ahok juga menentang habis manifesto partai gerinda tentang pemurnian agama dari aliran sesat.

14. Ada yang bilang, tidak apa-apa pemimpin kafir asal tidak korupsi. Ternyata Ahok diduga kuat terlibat korupsi pengadaan bus Transjakarta sebesar 1,6 T. Koruptor-koruptor BLBI juga kebanyakan "sejenis" dengan Ahok, yaitu konglomerat-konglomerat Tionghoa kafir.

15. AHOK LARANG TABLIGH AKBAR, lagi-lagi dg alasan bikin macet. Padahal perayaan tahun baru yang Ahok buat lebih parah bikin macet dengan menutup sejumlah jalan protokol [Baca: Awas! Ahok & MUI DKI Jakarta akan Larang Tabligh Akbar di Jalan Raya]


16. Kasus terbaru, Ahok mengeluarkan aturan larangan menyembelih hewan kurban di sekolah negeri dan masjid.
Pemotongan hanya dibolehkan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung. Dalihnya demi kebersihan kota. Aturan pelarangan ini tertuang dalam instruksi Gubernur67 tahun 2014. Penendatanganan dilakukan ketika menjadi Plt Gubernur tanggal 17 Juli 2014.


Karena terlalu panjang jika saya bahas semua, maka dari itu saya menghimbau untuk kita semua jangan memandang seseorang dari sebelah mata saja, hanya karena beda agama atau beda ras, itu semua menjadikan kita arogan. Sebaiknya jika mendapatkan sebuah berita jangan kita telan mentah-mentah, tetapi lebih baik jika kita mencari kebenarannya terlebih dahulu, supaya kita pun tidak terpengaruh oleh kaum radikal yang membenci seseorang secara subjektif. Dalam setiap kitab suci seluruh agama tidak ada yang menolak pemimpin negara atau kota beda agama dengan agama yang di anutnya. semoga blog ini membantu kita kedepan untuk berpikir lebih bijaksana.

http://myopinionaboutreligion.blogspot.co.id/
21.42 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...