Salah satu ciri khas koruptor
Indonesia yang tidak dimiliki koruptor di manapun di dunia adalah
perlakuan istimewa terhadap mereka. Oleh karena itu tidak heran, mereka
pun selalu tampil ceriah, tersenyum lebar dan tertawa senang di depan
kamera, yang juga merupakan ciri khas lainnya dari koruptor Indonesia
yang tidak ada belahan dunia manapun juga. Mereka pun masih bebas
mengenakan busana dan asesoris super mahal yang dibeli dari hasil
korupsinya. Tak ada bedanya dengan selebritis. Semakin besar korupsinya,
semakin istimewa pula perlakuannya.
Untuk urusan seragam tahanan saja, setelah sekian lama baru-baru ini baru ada seragam tahanan khusus koruptor di KPK.
Seragam tahanan KPK pun dirancang
dengan desain yang modis, jauh dari kesan seragam seorang tahanan yang
bisa membikin malu pemakainya. Bandingkan dengan seragam tahanan polisi
yang bahan, warna, dan desainnya mampu membuat pemakainya merasa malu.
Dengan bahan kain berwarna putih
seragam KPK itu lebih terkesan sebagai jaket daripada seragam tahanan.
Tak heran ketika memakainya ada saja para koruptor itu yang malah
kelihatan semakin modis, ganteng, atau cantik.
Heran, kenapa KPK memilih warna putih
untuk seragam para “penguasa kegelapan” ini. Bukankah warna putih sudah
dianggap mewakili hal-hal yang suci, bersih, dan jujur?
Bandingkan dengan “kolega” mereka
sesama koruptor di beberapa negara lain. Ketika ditangkap dan disorot
kamera. Wajah mereka kelihatan sangat kusut menahan malu dan tidak
berani memandang kamera. Hal yang di Indonesia hanya ada di para tahanan
kelas maling dan copet di Kepolisian.
Sebagai
contoh pembanding, di bawah ini anda bisa melihat contoh beberapa
koruptor (kelas kakap dan paus) di Hongkong, Tiongkok daratan, dan AS.
Bulan Maret 2012, kakak-adik, Thomas Kwok
(60) dan Raymond Kwok (58), pemilik perusahaan properti terbesar di
Hongkong (kedua di dunia), Sun Hung Kai Properties, ditangkap the
Independent Commission Against Corruption (ICAC), KPK-nya Hongkong,
karena kasus suap.
Selain Thomas dan Raymond Kwok, ICAC
juga menangkap Rafael Hui (64), mantan Chief Secretary for
Administration of Hongkong (2005-2007), dan mantan penasihat Sun Hung
Kai.
Keluarga Kwok pemilik Sun Hung Kai
ini tercatat sebagai orang terkaya ke-27 di dunia, dengan kekayaan
sekitar US$ 18.300.000.000, menurut versi Majalah Forbes. Sun
Hung Kai-lah pemilik beberapa pencakar langit (tertinggi) di Hongkong,
seperti the International Commerce Center (IFC), Central Plaza, dan
International Commerce Centre (ICC).
Orang-orang
ini ketika ditangkap ICAC, merasa sangat malu, wajah masam dan kusut,
dan tidak berani memandang kamera-kamera wartawan yang menyorot mereka.
Demikian juga dengan ekspresi dan
reaksi yang ditunjukkan oleh Walikota Trenton, Tony Mack. Trenton adalah
ibu kota Negara Bagian New Jersey, Amerika Serikat. Pada September 2012
Tony Mack ditangkap FBI karena dugaan kasus suap dan korupsi senilai
US$ 119.000 di proyek lahan parkir di kota tersebut. Sedangkan kakak
sang Walikota, Raphiel Mack, yang juga diduga terlibat menyerahkan diri
kepada FBI.
Joseph “Jojo” Giorgianni, seorang
pengusaha restoran steak ternama di Trenton juga ikut ditangkap FBI atas
sangkaan sebagai penyuapnya. Meskipun Jojo sedang dalam keadaan sakit,
sampai duduk di kursi roda, FBI tetap membawanya.
Sedangkan di Tiongkok, para koruptornya, diperlihatkan di depan umum. Jadi, tontonan rakyat, sebelum dieksekusi mati.
Lihatlah ekspresi para (tersangka)
koruptor tersebut di atas. Bandingkan dengan para koruptor di Indonesia,
seperti yang terlihat di bawah ini. Kalau ada orang yang belum tahu,
mereka pasti mengira orang-orang di bawah ini adalah selebritis terkenal
di Indonesia, atau orang-orang yang bereaksi ketika menang lotre.
Kenapa para koruptor kelas kakap
dan paus di Indonesia itu selalu tampil begitu modis, tertawa ceria,
terlihat senang ketika berhadapan dengan kamera-kamera yang menyorot
mereka itu?
Hal-hal tersebut kemungkinan besar
tak lepas dari apa yang ada di dalam pikiran mereka ketika menunjukkan
ekspresi tersenyum ceria, bahkan tertawa gembira itu:
- Aku sudah korupsi lebih dari sepuluh tahun, kok (KPK) baru tahu sekarang? Korupsinya di banyak proyek, kok KPK tahunya cuma yang ini?
- Aku dituduh/divonis korupsi sekian miliar rupiah. Padahal yang benar jumlahnya ratusan miliarn, bahkan trilunan rupiah.
- Aku
mampu membayar pengacara-pengara paling mahal di negeri ini. Padahal
uang yang aku pakai membayar mereka itu ‘kan uang negara juga? Artinya,
secara tidak langsung negaralah yang membayar semua biaya pengacaraku
untuk melawan mereka sendiri di pengadilan.
- Kasihan
KPK, kerja begitu keras, harus melawan banyak tantangan. Ujung-ujungnya
aku (akan) divonis paling 2 – 4 tahun penjara. Itu pun nanti, setelah
luput dari liputan media aku bisa keluar penjara, pulang ke rumah,
jalan-jalan (dengan menyamar).
- Hanya di negara ini, koruptor seperti aku setiap tahun mendapat remisi istimewa.
- Setelah
keluar dari penjara aku akan tetap bisa menikmati hasil korupsi. Apa
artinya penjara 2-4 tahun yang masih dipotong remisi, kalau setelah itu
bisa jadi milyader atau bahkan triliuner dari hasil korupsi? Dari hasil
korupsi itu aku juga bisa melakukan investasi untuk semakin membuat aku
kaya-raya. Tidak heran, banyak calon koruptor seperti aku akan terus
bertambah.
- Bagaimana
KPK tidak kewalahan luar biasa. Mereka hanya punya 50 penyidik, dengan
jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta orang. Bandingkan
dengan Hongkong. Jumlah penduduknya 8 jutaan saja (hampir sama dengan
Jakarta), tetapi penyidik ICAC mempunyai 2.500-an penyidik. Dengan
demikian, kami para koruptor akan bisa lebih leluasa untuk korupsi.
Hitung-hitungannya kemungkinan ketahuan dan ditangkap KPK menjadi lebih
kecil karena jumlah penyidik KPK yang begitu kecil.
- Aku senang DPR, Polri, bahkan Presiden SBY kayaknya lebih condong memusuhi KPK daripada kami.
- Terakhir, kemarin (Rabu, 3 April 2013) aku benar-benar ngakak
menyaksikan Komisi Etik KPK menjatuhkan sanksi kepada Ketua KPK Abraham
Samad, dan Adnan Pandu Praja dijatuhi sanksi. Meskipun hanya sanksi
berupa peringatan tertulis. Hanya gara-gara kasus pembocoran sprindik
Anas. Terutama melihat ekspresi masam dari Abraham Samad. Hahahaha …..
“Marilah kita semua sesama koruptor kakap dan paus Indonesia, bertepuk
tanganlah buat kita semua!”
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com