by: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/10/20/menengok-aalsmeer-pusat-lelang-bunga-terbesar-dunia-603293.html
“Besok
kita ke Pusat Lelang Bunga Aalsmeer, pusat lelang tanaman hias terbesar
dan terhebat di dunia,” demikian ujar Arjan, selepas lunch-break siang itu. Arjan adalah salah satu dosen pada program kursus Export
Management and Global Trade in Horticulture, yang sedang saya, dan 29
peserta lain ikuti di HAS Den Bosch University, di kota
‘s-Hertogenbosch, Belanda, Oktober-November, 2010 (artikel terkait di sini).
Saya melongo, demikian juga 29 peserta yang terdiri dari petani dan pelaku usaha tanaman hias asal Jawa Timur. Betapa
tidak; ini adalah saat yang kami nanti-nantikan; menyaksikan dari dekat
kegiatan lelang bunga di pusat lelang bunga terbesar dan terhebat di
dunia. Tak semua orang bisa berada di pusat lelang itu tanpa alasan yang
jelas.
Besoknya,
hari Kamis, di minggu pertama rangkaian kursus, setelah menempuh
perjalanan setengah jam bermobil dari ‘s-Hertogenbosch, kami sampai di
kota Aalsmeer menjelang pukul 7 pagi, saat yang tepat untuk berkunjung
ke Bloemenveiling Aalsmeer atau Aalsmeer Flower Auction alias Pusat Lelang Bunga Aalsmeer.
“Lelang
bunga dimulai pukul 7 pagi dan berakhir sekitar pukul 9,” kata petugas
yang menyambut kami. Dari petugas penyambut yang berbahasa Inggris itu,
saya menyimak informasi awal tentang pusat lelang ini. Sebagai pusat
lelang terbesar di dunia, Pusat Lelang Bunga Aalsmeer menempati kawasan
seluas 990.000
m², setara dengan 200 lapangan sepak bola.. Setiap hari, berbagai macam
tanaman hias segar tiba di pusat lelang pada pukul 4 pagi dari seluruh
Belanda, Eropa, Asia, Afrika,
dan negara-negara Amerika Latin. Produk-produk tanaman hias segar ini
harus menjalani 30 tahapan proses grading (kualitas, kesegaran, ukuran,
kemungkinan penyakit dan lain-lain) sebelum ditetapkan sebagai tanaman
hias layak lelang dan diberi peringkat mutu A1, A2 dan B.
Petugas
mempersilakan kami naik ke balkon. Dari Balkon itu kami mendapatkan
pemandangan ke Auction Hall, yang dibatasi kaca tembus padang. Auction
Hall itu berada di bawah kami, dan memiliki meja-meja dalam
barisan-barisan trap-trap menurun persis pemandangan di bursa efek. Kami
bisa melihat meja-meja yang dilengkapi peralatan komputer canggih mulai
dipenuhi orang.
“Itu adalah bidders,
para penawar dan tengkulak bunga yang datang dari berbagai negara,”
ujar petuga, “Tunggu sesaat lagi, lelang bunga akan dimulai”
Kami bertigapuluh menatap dengan mata nyaris tak berkedip. Dua layar besar (kiri dan kanan) yang berada di hadapan para bidders
menyala dan menayangkan ucapan selamat datang. Lelang dimulai.
Masing-masing layar kiri dan kanan menayangkan foto bunga yang akan
dilelang, lengkap dengan nama bunga, spesifikasi produk, grade,
kuantitas, , asal negara dan harga.
Apakah para bidders hanya bisa melihat foto bunga? Ternyata tidak. Dari rel yang melingkari masing-masing layar, datanglah trolley-trolley yang mengangkut bakpbak bermuatan sample bunga yang sudah tertata rapi. Jadi, ini semacam ‘beauty-contest’ bunga. Pada saat inilah para bidders menginputkan angka penawaran pada komputer di masing-masing meja. Trolley-trolley sampel itu berjalan tidak pelan dan tidak diulang; dan dengan demikian para bidders tak bisa berlama-lama berpikir
“Berbeda
dengan sistem lelang konvensional yang dimulai dari angka rendah ke
angka tinggi,, sistem lelang di pusat lelang ini justru dimulai dari
angka tertinggi. Pemenang lelang adalah bidder yang angka tawarnya
persis di bawah angka patokan kami. Inilah yang disebut sebagai Dutch
Auction, Ini dimaksudkan agar kami tetap bisa mengendalikan harga
terbaik,” ucap petugas.
Uih! Ini menarik sekali, pikir saya.
“Lalu, apa yang terjadi dengan bunga-bunga yang sudah terjual?” saya bertanya pada petugas.
“Data
dari komputer pemenang lelang di meja-meja itu langsung terbaca di
pusat informasi kami. Bunga-bunga yang sudah terjual langsung diangkut
melalui trolley pada rel-rel delivery sesuai tujuannya : Eropa, Asia,
Afrika dan sebagainya,” ujar petugas, sembari mengisyaratkan agar kami
mengikutinya ke kawasan di balik Auction Hall.
Di
belakang dinding itu kami melihat bunga-bunga yang sudah terjual
seperti secara otomatis meluncur di atas trolley pakai rel ke kawasan
pengiriman. Di masing-masing kawasan delivery itu telah menanti
awak-awak pusat lelang yang siap dengan proses packing.
Setelah proses packing, bunga langsung diangkut ke masing-masing
kontainer, dan container-kontainer itu kemudian saat itu siap
diberangkatkan ke Bandara Schiphol Amsterdam (10 menit dari Aalsmeer)
atau ke pelabuhan Rotterdam (90 menit dari Aalsmeer).
“Apakah pernah terjadi salah kirim, salah barang atau salah grade barang?” tanya saya.
“Sangat
minim,” kata petugas. “Semua proses dikerjakan dengan komputer dan
mesin serta petugas-petugas yang bergerak cepat dan cermat,” petugas itu
menunjuk kawasan pengatur delivery di bawah sana. Seliweran trolley di
atas rel atau kotak-kotak bunga yang diangkut dari satu tempat ke tempat
lain dengan semacam otoped berkemudi memang menunjukkan kerumitan
sekaligus kecermatan dan kecepatan kerja.
“Kami ingin barang pesanan segera dikirim dan segera sampai di negara tujuan pembeli dalam keadaan segar,” kata petugas.
Petugas
mengijinkan kami mengeksplorasi semua bagian pusat lelang itu. Tak
habis-habisnya saya kagum cara negara ini menangani pusat distribusi
perdagangan tanaman hias kelas dunia itu. Sejumlah trolley darat dan
trolley gantung berseliweran, membagi bak-bak berisi tanaman hias sesuai
dengan kawasan tujuan delivery.
Lelang
hari itu berakhir pukul 9 pagi. Petugas kemudian mengajak kami memasuki
sebuah ruangan pertemuan. Di ruangan itu telah menanti seorang lelaki,
yang adalah kepala lembaga pusat lelang yang menangani bidang-bidang
advisory tataniaga dan kualitas bunga export.
“Tanaman
hias adalah bisnis utama negeri Belanda,” pria itu menjelaskan, “Bisnis
itu terwakili melalui Pusat Lelang Aalsmeer yang berdiri sejak tahun
1917. Pusat Lelang Aalsmeer terbuka untuk umum antara jam 7 sampai jam11
pada hari-hari Senin, Selasa, Rabu dan Jumat, dan antara pukul 7 sampai
pukul 9 pada hari Kamis. Tidak ada lelang pada Sabtu dan Minggu. Setiap
hari, sekitar produk tanaman hias dari 6.000 petani di seluruh dunia
rata-rata 20 juta bunga terjual pada kurang lebih 2.000 pembeli. Angka
penjualan ini bisa meningkat pada momen-momen tertentu, misalnya
menjelang Valentine’s Day dan Mother’s Day. Nilai transaksi pertahun
dari pelelangan ini adalah sekitar 2 milyar Euro (Rp
30.924.000.000.000)”
Alamak! Bisnis hebat banget!
Saya
ingin tahu lebih lanjut tentang nasib bunga yang tidak lolos uji
seleksi dan tidak terjual. Saya tanyakan ini pada pria yang saya lupa
namanya itu.
“Bunga yang tidak lolos seleksi dan tidak terjual kami bakar habis. Kami tidak pernah menjual obral bunga sisa atau bunga yang tidak
lolos seleksi. Bunga yang tidak laku kami bakar dengan tujuan untuk
menjaga kewibawaan harga, dan bunga yang tidak lolos seleksi kami bakar
untuk menghindarkan penularan penyakit tanaman,” katanya.
Ia
juga menambahkan bahwa lembaganya juga bertugas memberikan jasa
kepenasehatan kepada petani peserta lelang mengenai kualitas tanaman,
cara menangani tanaman, penetapan harga (pricing) dan keseinambungan
produksi (sustainability). “Ini penting untuk memastikan bisnis besar
ini tetap memiliki keseimbangan permintaan dan penawaran,” katanya.
Puaslah
hati ini hari itu dengan pengalaman yang teramat berharga mengenai
bisnis tanaman hias, tataniaga dan peluang-peluangnya. Seusa dari pusat
lelang, tim kami beranjak ke Pasar Bunga Aalsmeer dan Flora Holland.
Flora Holland adalah etalase perkumpulan petani bunga Belanda (semacam
koperasi petani tanaman hias) yang belakangan (Januari 2008) bergabung
untuk memperkuat Pusat Lelang Aalsmeer.
Saya akan mengisahkan Flora Holland –yang tak kalah serunya dengan Pusat Lelang Aalsmeer–pada lain kesempatan.
Selamat menikmati hari minggu dengan kesegaran tanaman hias.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com