GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Telah Ditemukan Buku Ajar yang Menyesatkan, Waspadalah-Waspadalah!

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 20 Oktober 2013 | 18.41

by: http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/20/lagi-ditemukan-buku-ajar-yang-menyesatkan-602251.html
Sebetulnya sudah cukup lama kami mengetahui mengenai adanya beberapa kesalahan dalam penulisan buku ajar. Terutama untuk Sekolah Dasar. Sebagai orang tua yang sering mendampingi anak dalam belajar, kami dapat dengan mudah mengetahui beberapa kesalahan yang ditemukan dalam penulisan buku ajar, baik dari segi tata bahasa maupun isi.
Misalnya dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu yang disusun oleh Budi Hartawan untuk kelas 6 SD. Pada halaman 30, di Bab 2 tentang Kenampakan Alam dan Keadaan Sosial dan Negara Tetangga, buku yang diterbitkan oleh penerbit Yudistira pada tahun 2010 itu menulis bila kepala negara Thailand adalah Presiden (lihat gambar). Padahal kepala negara dari sebuah negara (yang di halaman yang sama ditulis) berbentuk kerajaan tentu saja adalah raja. Saya mencoba memahami, mungkin yang dimaksud penulis adalah kepala pemerintahan. Tetapi itupun tidak tepat karena kepala pemerintahan negara Thailand adalah seorang Perdana Menteri.
1382258726248196506
Kesalahan fatal yang sama juga pernah kami temukan dua tahun sebelumnya. Saat itu, setelah anak kami mendapatkan buku-buku paket pelajaran untuk semester pertama, kami sekeluarga dengan antusias membacanya. Pada saat itulah kami menemukan kekeliruan yang dituliskan pada halaman 129 buku Horizon Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas 4 SD. Di buku yang disusun oleh Drs Sudjatmoko Adisukarjo dan diterbitkan oleh penerbit Yudistira itu ditulis bila Dr Ir Soekarno wafat pada tanggal 21 Mei 1970. Sementara Bung Hatta dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta Selatan. (lihat foto).
1382258847905764401
Tentu saja, tulisan itu keliru besar. Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970. Sementara, Bung Hatta dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan. Saya tentu saja kaget dengan temuan itu. Bagaimana mungkin terjadi kesalahan dalam penulisan mengenai kehidupan kedua tokoh proklamasi yang juga adalah pendiri bangsa ini? Apakah penyusun buku kurang cermat atau terlalu menyepelekan data sejarah? Entahlah. Yang pasti pada buku yang sama (pada halaman 128) penyusun dan tim editornya juga keliru dalam mencantumkan tanggal wafatnya Dr Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi yang dinyatakan pada 28 Oktober 1950. Karena setahu saya yang tepat adalah 28 Agustus 1950.
Namun, saya memilih untuk tak terlalu menghiraukan kesalahan-kesalahan tersebut. Pertama, saya ingin mengajarkan kepada anak saya konsep klarifikasi. Sebagus apapun sebuah buku, belum tentu ia berisi kebenaran. Untuk itu, kita sebagai pembaca harus kritis. Kedua, semua temuan kekeliruan itu akhirnya kami sampaikan pada pertemuan komite sekolah anak saya. Saya dan istri juga mengajukan usulan agar pihak sekolah lebih selektif dalam memilih buku paket pelajaran yang akan diberikan kepada para murid dengan mengajukan contoh-contoh kesalahan tadi. Pada saat itu, sekolah menyetujui dan kami pun tidak ingin memperpanjang persoalan karena kesalahan penulisan yang kami temukan terjadi pada mata pelajaran yang tidak diikutkan dalam ujian nasional.
Namun, kemarin ini kami cukup jengah. Kesalahan penulisan pada buku ajar yang menyesatkan ternyata tidak hanya terjadi pada mata pelajaran non ujian nasional. Namun juga terjadi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dan ini kami temui tanpa kesengajaan.
Malam itu, sambil bersantai di ruang keluarga, istri saya menguji kepada putri bungsu kami mengenai pelajaran sekolah tentang kelainan-kelainan yang ditemukan pada tulang belakang manusia. Pelajaran ini merupakan pelajaran awal dalam semester pertama kelas 4 SD dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tanpa ragu putri kami yang baru saja mengikuti ujian tengah semester memberikan jawaban: kelainan tulang ada 3. Pertama, skoliosis, yaitu: kelainan tulang berbentuk S. Kedua, lordosis: kelainan tulang hingga membuat bungkuk, dan Kifosis kelainan yg menyebabkan dada membusung.
Seperti biasa, istri saya tidak segera mencari tahu kebenaran jawaban putri kami melalui buku ajar. Ia meminta kakaknya, putra sulung kami yang sudah duduk di kelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri untuk menilai apakah jawaban adiknya salah. Putra kamipun menjelaskan bila jawaban adiknya salah. Dengan jembatan keledainya, putra kami menyatakan bila lordosis itu bukan membungkuk, tetapi membusung. “Ingat-ingat saja, lordosis itu kan berasal dari kata lord yang berarti raja, raja itu kan selalu membusung. Jadi kelainan tulang lordosis itu membusung bukan membungkuk. yang membungkuk itu kifosis,” urainya.
Mendengar penjelasan kakaknya, putri kami protes. Ia merasa bila jawabannya sudah betul. Lalu ia pun segera mengambil buku ajar yang diberikan gurunya. Pada halaman 10 buku Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IV yang ditulis oleh S Rositawaty dan Aris Muharam dan diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT Karsa Mandiri Persada memang tertulis bila lordosis adalah kelainan tulang belakang bengkok ke belakang. (lihat foto).
13822589071364686609
Lantas, apakah berarti penjelasan putra sulung tentang kelainan tulang yang sudah dihafalnya salah? Ternyata tidak!
Putra kami itu juga protes dengan tulisan dalam buku itu. Karena ia merasa benar. Ia pun segera mengambil dan membuka buku IPA, Asyik, Mudah dan Menyenangkan untuk kelas 4A, yang disusun oleh Prof Yohanes Surya Phd dan diterbitkan oleh Penerbit Kandel dan Grasindo pada tahun 2008. Pada halaman 24 buku itu, tertulis kelainan akibat tulang punggung membengkok ke depan disebut lordosis. (lihat foto).
13822589372031846790
Ironis. Kami menemukan fakta tentang dua data yang berbeda dari sebuah materi pembahasan yang sama. Dan keduanya merupakan buku paket yang diberikan oleh pihak sekolah kepada kedua anak-anak kami. Walaupun putra kami sekolah di SD swasta, sementara putri kami sekolah di SD negeri, namun kesalahan penulisan pada salah satu buku tadi tetap saja menimbulkan penyesatan. Dan itu terjadi pada mata pelajaran yang di-UN-kan.
Karena penasaran, saya mencari jawabannya di internet. Saya pun mencari jawabannya, di internet. Lalu menemukan sebuah artikel: http://www.yumeihocenter.com/some-article/mengenal-kiposis-dan-lordosis-sebagai-varian-kebengkokan-back-bone-macam-kebengkokan-tulang-belakang-212-terapi-pengobatan-yumeiho-kiposis-lordosis/ dan juga artikel: http://bugar.web.id/tulang_melengkung_ke_arah_depan_(_lordosis_).html. Dari situ diketahui bila buku yang ditulis Prof Yohanes Surya lebih tepat, sementara buku yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas keliru besar.
Saya tak ingin mencari tahu bagaimana kekeliruan itu bisa terjadi. Namun, kesalahan penulisan data pada buku ajar yang dijadikan rujukan para pelajar, secara nasional, tidak sepatutnya terjadi. Saya sangat percaya dengan konsep yang menyatakan bila anak-anak adalah spon yang sangat kuat menyerap apapun. Tidak peduli itu benar atau salah, baik atau buruk, berdosa ataupun sebaliknya. Seharusnya Pemerintah memiliki mekanisme kontrol dan editing yang baik sebelum menerbitkan buku ajar dan menyebarkannya ke sekolah-sekolah. Namun, dari beberapa kesalahan mendasar pada buku ajar yang saya, dan mungkin juga anda, temukan tadi, dengan mudah dapat diketahui bila guru dan pihak sekolah tidak punya filter yang cukup baik untuk bisa meralat kekeliruan yang terjadi pada buku panduan pengajaran.
Dari peristiwa ini, saya paham bila tradisi keilmuan di dunia pendidikan Indonesia masih teramat sangat rendah. Alokasi dana pendidikan yang mencapai 20 persen dari APBN kita yang jumlahnya hampir dua ribu trilyun setiap tahunnya ternyata tidak berdampak apapun terhadap mutu pendidikan. Dan kita tahu semua apa yang menjadi penyebabnya: mental korup dan malas.
20 Oktober 2013

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...