Beberapa waktu lalu saya sempat naik bis Trans
Jakarta (TJ) jalur yang melewati Pasar Festival ke Ragunan. Setelah
membeli tiket untuk tujuan ke Halte Deptan sebesar Rp3.500,00 saya
menunggu kedatangan moda transportasi umum yang termasuk modern di
Jakarta itu. Saya bilang modern karena sistem transportasi ini relatif
masih baru dan cikal-bakal alat transportasi yang berpotensi jadi baik
karena teratur dan memiliki jalur sendiri, meskipun saat ini kondisinya
masih memprihatinkan.
Setelah menunggu sekitar 15 menit tidak satu pun
bis yang melewati jalur tersebut. Waktu telah menunjukkan hampir pukul
21.00 WIB. Tidak lama kemudian muncul bis di jalur tersebut, tetapi
bukan bis TJ, melainkan bis Kopaja AC yang memang melewati jalur busway,
jalur tempat bis TransJakarta beroperasi. Bis itu berhenti di halte
tempat saya menunggu dan beberapa penumpang lain, mungkin sekitar 10
orang. Kenek Kopaja tersebut teriak-teriak mengundang calon penumpang ke
arah Lebak Bulus dan menyatakan bahwa TJ masih lama.
Oleh karena sudah lelah menunggu TJ, saya tergoda
masuk ke Kopaja tersebut bersama beberapa penumpang lain. Bis Kopaja itu
kemudian bergerak meluncur menyusuri busway. Kemudian kenek Kopaja
mulai menagih ongkos ke beberapa penumpang yang baru naik, termasuk
saya. Beberapa orang yang duduk di belakang saya terdengar bersitegang
dengan kenek mempertanyakan ongkos yang diminta. Ia merasa telah membeli
tiket melalui loket, tetapi masih ditagih lagi sebesar Rp5.000,00.
Ketika giliran saya ditagih, saya juga
mempertanyakan bagaimana dengan tiket yang telah saya beli di loket
tadi. Kenek itu menyatakan saya harus tetap membayar lagi Rp5.000,00 dan
seharusnya di loket tadi saya membeli tiket Kopaja yang harganya
Rp5.000,00. Saya menawarkan untuk menambah ongkos kekurangannya, yakni
Rp1.500,00 sambil menyerahkan tiket yang saya beli di loket, tetapi
kenek itu menolak. Saya mulai merasa dicurangi dengan sistem perongkosan
ini seperti juga yang dirasakan beberapa penumpang di belakang saya.
Akhirnya, saya merelakan saja membayar ongkos yang diminta dengan tetap
merasa kecewa.
Sebetulnya bukan selisih nilai ongkos tersebut yang
saya keluhkan, tetapi di sini ada beberapa hal yang tidak benar dan
sebaiknya dibenahi.
Pertama, untuk jalur busway yang juga dilalui bis
semacam Kopaja AC ini seharusnya menerapkan pilihan tiket di loketnya,
yaitu naik TransJakarta atau Kopaja dengan ongkos yang berbeda. Jalur
Kopaja ini memang lebih panjang, yakni dari Senen ke Lebak Bulus jadi
memang wajar kalau menerapkan ongkos lebih mahal, meskipun akhirnya akan
merugikan bagi penumpang yang jarak pendek. Akan tetapi, jika dari awal
sudah diinformasikan oleh petugas loket atau setidaknya ada papan
daftar harga, hal ini akan mengurangi kekecewaan penumpang. Dengan
begini, penumpang yang membeli tiket Kopaja (lebih mahal) akan memiliki
pilihan memakai TJ atau Kopaja.
Kedua, bisa juga diberlakukan penumpang yang
membeli tiket TJ ketika naik Kopaja tinggal membayar selisih harga atau
paling tidak membayar ekstra, misalnya maksimal Rp2.000,00 di atas bis
saat ditagih kenek dengan menyerahkan tiket TJ yang telah ia beli di
loket yang seharga Rp3.500,00. Hal itu akan terasa lebih fair bagi
penumpang.
Perongkosan yang diberlakukan sekarang mengundang
atau membuka peluang kecurangan awak Kopaja dengan meminta ongkos penuh,
tetapi tidak memberi tiket seperti halnya saat meminta bukti tiket dari
penumpang yang memang telah membeli tiket 5 ribu di loket.
Mohon pemerintah DKI dan otoritas yang berwenang
terhadap masalah ini segera meninjau ulang sistem ongkos jalur busway
yang juga dilalui Kopaja. Bis Kopaja ini juga tidak memenuhi standar
sistem menurunkan dan menaikkan penumpang. Mereka bisa mengambil dan
menurunkan penumpang di mana saja di sepanjang jalur busway. Semoga ini
akan jadi masukan bagi pemerintah DKI selain beberapa hal yang lain
seperti jalur yang belum steril dan bis yang mulai tidak nyaman (AC mati
dan bangku rusak) demi sistem transportasi umum yang lebih baik dan
nyaman.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com