Jelangkung, dipungkiri
atau tidak, adalah salah satu permainan tradisional yang dahulu
seringpula dimainkan anak-anak. Saya ingat-ingat meski samar, waktu
kecil dulu pun sering ikut-ikutan diajak teman-teman yang lebih besar
untuk memainkannya. Keluguan anak-anak tentu saja tidak mengerti atau
tidak peduli apakah permainan itu berbahaya atau tidak. Yang jelas,
sensasi ngeri tapi kagum yang tercipta dari permainan itu
memang menimbulkan ketakutan yang mengasyikkan. Entah, apakah saat itu
hanya dibohongi teman-teman yang lebih besar ataukah “horor” itu
benar-benar terjadi. Bahkan mungkin sampai saya dewasa pun belum tentu
berani menyimpulkan.
Seingat saya, yang
pernah kami mainkan memang bukan berbentuk boneka dari tempurung kelapa.
Tapi hanya menggunakan beberapa batang korek api/lidi yang diikat
menyerupai orang-orangan saja. Tapi yang jelas “mantra”nya tak jauh beda
dengan yang banyak dikenal,…” Jelangkung…jelangse, di sini ada pesta besar….dan seterusnya…”
(Sudah tahu lanjutannya kan? Sorry, tak perlu diselesaikan). Dengan
berakhirnya rangkaian kata-kata itu, biasanya kami yang duduk melingkar
mencoba bertanya pada boneka korek api yang dipegang salah satu teman
yang lebih besar. Macam-macam yang ditanyakan, khas anak-anak. Jika
boneka itu mengangguk, berarti jawabnya iya, kalau menggeleng artinya
tidak. Selesai sampai di situ, tak ada yang berani bertanya selain yang
kemungkinan jawabannya iya atau tidak.
Ketika beberapa waktu
lalu kisah jelangkung yang dijadikan karya film lumayan menarik
penonton, saya sebenarnya cukup bertanya-tanya dan terpengaruh juga.
Uhh,….ngeri juga. Untung saja dulu waktu kami bermain tak terjadi
apa-apa. Tapi sempet juga ragu-ragu lagi, apakah yang seperti di film
itu bisa terjadi?
Bisa jadi sebenarnya
itu hanya permainan anak-anak tradisional, lalu dibesar-besarkan mitos
horornya. Tapi, tentu saja saya tak ingin takabur dan berpendapat bahwa
sebaiknya permainan itu cukup menjadi sejarah saja, tak perlu dimainkan
apalagi diperkenalkan pada anak-anak kita. Kenapa? Ya, jelas permainan
itu tidak baik dan tidak berguna menurut saya,…itu saja.
Anda pernah mencoba? Kalau saya tak mau lagi, ah.
Salam tradisional.
sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/03/jelangkung-permainan-ataukah-kengerian-475247.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com