Inilah perbandingan
antara SBY dan Megawati dalam mengurus partai dan usulan menarik
Megawati soal mengurus partai supaya tidak menganggu urusannegara dan
pemerintahan. Hal tersebut dapat ditemukan di Kompas Cetak Selasa 19 Februari 2013 halaman 2.
Berita
yang satu berjudul “Dipo: Presiden Urusi Partai Pada Akhir Pekan” yang
berisi penjelasan sekretaris kabinet Dipo Alam bahwa tidak benar
akhir-akhir ini presiden SBY waktunya habis untuk mengurus partai.
Menurut Dipo presiden hanya mengurus partai di akhir pekan saja. Tetapi
banyak yang tidak percaya hal itu mengingat intensitas yang sangat
tinggi dari pak SBY kepada Partai Demokrat akhir-akhir ini. Publik
bahkan dikesankan bahwa seolah-olah masalah Partai Demokrat adalah
masalah negara. Padahal begitu menjadi Presiden maka kesetiaannya bukan
lagi pada partai tetapi pada negara dan kepentingan yang lebih luas.
Demikian pula sebenarnya masalah tersebut diseleisaikan secara internal
saja dan tidak perlu dibesar-besarkan ke luar.
Berbeda dengan berita tersebut, berita satunya merupakan berita ringan yang ada di
sebelahnya dengan mengambil judul “Sisi Lain Istana: Jam Kerja
Presiden”. Isinya pengalaman presiden Megawati ketika menjabat sebagai
presiden dan ditanya oleh seorang Ibu bagaimana membagi waktunya antara
menjadi ibu rumahtangga danmenjadi presiden. Megawati menjawab bahwa
keluarga terpaksa sedikit dikurbankan. Kalau dihitung-hitung waktu untuk
keluarga hanya 10 persen. Megawati mengatakan bahwa mestinya jam kerja
resmi presiden hanya sampai jam 16.00 WIB tetapi kenyataannya ia harus
menerima berbagai tamu sampai larut malam. Di sini terlihat
bahwa Megawati kehabisan waktu sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan bukan sebagai pemimpin partai. Ia hanya sekali-kali
mengurus partai tiap selasa.
Namun
di berita itu ada ide brilian dari Megawati yaitu perlunya diundangkan
Undang-undang Cuti Presiden. Megawati mengatakan bahwa bagaimanapun
presiden adalah manusia biasa. Ia mebutuhkan cuti. Cuti tersebut bisa
dipakai untuk mengurus partai ketika partai membutuhkan perhatian khusus
atau bisa juga digunakan untuk berlibur atau beristirahat sejenak dari
kepenatan mengurus negara dan rakyat. Menurut saya ide ini sangat baik.
Dengan mengambil cuti pada saat mengurus partai yang dalam kondisi
darurat maka urusan negara dan pemerintahan tidak terabaikan seperti
kasus SBY saat ini. Saat presiden cuti urusan pemerintahan dan negara
bisa diambil alih oleh wakil presiden atau para menteri koordinator.
Bagaimana para anggota DPR apakah tidak sebaiknya ide brilian ini ditindaklanjuti?
sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/02/19/antara-megawati-dan-sby-dalam-mengurus-partai-535159.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com