Marilah kita merenung
sejenak. Negri ini telah merdeka sejak tahun 1945. Merdeka karena
perjuangan. Karena darah yang tertumpah dari para pejuang kita. Artinya
telah lebih dari 67 tahun Indonesia ini merdeka.
Setelah 17
Agustus 1945, bak bentangan kain putih, kemerdekaan ini terpampang di
depan mata. Kita generasi penerus ini yang bertugas mengisi bentangan
kain putih tadi.
Namun bagai harimau yang lepas dari
kandang…perbuatan-perbuatan generasi penerus ini liar tak tertahan.
Isian kemerdekaan ini bukan dengan tinta emas. Namun dengan tinta dari
airmata dan darah.
Kesedihan yang mendalam berakibat
bunuh diri karena kemiskinan yang mencekam, perseteruan saudara, etnis
bahkan antar instansi simbol negara mengemuka.
Sampai-sampai muncul .. pemikiran santet dimasukkan ke RUU di anggota dewan yang terhormat dan konon, pintar luar biasa itu.
(Seperti kutipan berikut :
Rancangan UU KUHP digodok
DPR. Setiap orang yang berupaya menawarkan kemampuan magis bisa terancam
pidana lima tahun penjara. Aturan itu diatur dalam Bab V tentang Tindak
Pidana terhadap Ketertiban Umum yang secara khusus dicantumkan dalam
Pasal 293.
Kutipan pasal yang mengatur tentang santet dan ilmu hitam lainnya itu:
“(1) Setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan, memberikan harapan, menawarkan atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penderitaan mental atau fisik seseorang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV;
(2) Jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 melakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, maka pidananya ditambah dengan sepertiga.”)
—————
Sekali lagi masalah santet, masalah gaib,
jika diundangkan. Dari sudut apapun melihatnya, dari arah mana saja
pembenarannya tetap saja sama,
TIDAK MASUK AKAL.
Masalah goib bukan ranah DPR. Itu ranah agamawan, rohaniawan.
Yang penulis heran, mengapa di senayan yang terhormat itu bisa muncul pemikiran seperti itu.
Siapa dulu yang memilih wakil-wakil
rakyat , yang mempunyai pemikiran aneh bin aneh macam itu. Mengapa
mereka bisa duduk di DPR, yang notabene harapan orang seantero negri.
Yang notabene tempat menangis dan mengadu rakyat mulai Sabang hingga
Merauke.
Tidakkah mereka tahu, di pundaknya ada amanat mengemban anggaran hasil peluh dan keringat rakyat.
Ketika orang – orang lain umumnya
studi banding untuk bisa mengatasi pemanasan global atau membuat mobil
terbang, atau membuat energi alternatif, atau membuat pendidikan murah
dalam arti yang sesungguhnya, atau studi banding hukuman mati bagi
koruptor, atau efektifikas otonomi daerah/pemilukada atau apa, eh wakil
kita akan studi banding ke 4 negara tentang…. santet.
Kurangkah ayat-ayat di kitab suci yang
menunjukkan kebesaran Tuhan untuk bisa dipelajari dan diterapkan dalam
aplikasi kehidupan.
Yah, ternyata,
Sebuah pelajaran berharga , bahwa sebagai
rakyat, kita memang harus cerdas dalam memilih. Tidak berpikir tentang
kendaraan politiknya saja, namun juga kualitas pemikirannya. Agar tidak
membeli kucing dalam karung.
Semoga Tuhan membuka telinga, membuka
hati dan nurani para wakil rakyat di senayan itu agar bisa amanah
anggaran dan produk yang dihasilkan benar-benar berguna bagi rakyat.
Semoga.
sumber: http://hukum.kompasiana.com/2013/03/28/pemikiran-pasal-santet-muncul-di-dprapa-yang-salah-dengan-negri-kita-545887.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com