Bagian:1
Aku bukanlah seorang yang senang menonton tv, saat
ini. Selain karena banyak melakukan aktivitas di luar rumah, bagiku
tidak banyak acara yang menarik di tv. Namun begitu, aku akui bahwa tv
memang merupakan salah satu hiburan di rumah.
Seperti kemarin, aku menonton dua reality show
dari KBS melalui tv berlangganan, yang ditayangkan secara
berturut-turut. Kebetulan, aku adalah salah seorang korban dari Korean
Wave. Sehingga sedikit banyak aku tahu tentang selebritas di Negeri
Gingseng tersebut.
Tayangan pertama adalah acara Qualifications of
Men. Bercerita tentang sekumpulan orang-orang dari berbagai usia dan
profesi yang bergabung dalam satu kelompok paduan suara bernama Family
Choir. Kebanyakan peserta paduan suara ini bukan berprofesi sebagai
penyanyi, termasuk beberapa selebriti yang merupakan aktor serta
komedian. Walau ada pula yang benar-benar berprofesi sebagai penyanyi.
Dalam waktu tiga bulan, seluruh peserta dididik
dan dilatih untuk menjadi kelompok paduan suara yang profesional oleh
seorang konduktor/dirigen yang handal. Mereka dilatih dengan sangat
disiplin dan keras, namun tetap penuh kekeluargaan dan kebersamaan.
Selama proses penggemblengan, mereka tetap melakukan aktivitas
sehari-hari, seperti bekerja dan sekolah, serta mungkin mengurus rumah
tangga. Karena hampir sebagian besar peserta adalah masyarakat umum,
bahkan ada yang masih berusia 10 tahun.
Hal yang menarik dari reality show tersebut,
bukan hanya menggambarkan bagaimana kerasnya usaha untuk mencapai sebuah
prestasi, namun juga banyak nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung
didalamnya. Dalam setiap episode, digambarkan bagaimana mereka saling
membantu antar sesama anggota paduan suara. Namun juga mereka pun saling
membantu diluar anggota paduan suara, seperti salah satu tayangan yang
lalu. Kelompok paduan suara ini mengajak kelompok paduan suara dari
negara Kenya, yang beranggotakan anak-anak pemulung di Kenya namun
tergabung dalam kelompok paduan suara namun bersuara indah.
Mereka mengundang anak-anak tersebut ke Korea.
Mengajak bermain, serta mengadakan konser bersama dengan mereka. Harmoni
suara mereka begitu menyentuh. Para selebriti tidak menonjol dalam
kelompok paduan suara Family Choir ini. Semua orang menarik untuk
diangkat karakternya. Bahkan peserta anak-anak atau orang tua pun, semua
memiliki keistimewaan.
Selain episode bersama anak Kenya, episode
Kompetisi Paduan Suara Internasional pun merupakan klimaks yang paling
menarik. Dalam kompetisi internasional tersebut, Indonesia terlihat
merupakan salah satu peserta kompetisi yang cukup membuat paduan suara
Family Choir ketar-ketir. Mereka merasa gugup dan cemas, namun tetap saling menyemangati satu sama lain.
Pada saat masuk ke panggung, terlihat sekali
ketegangan seluruh anggota. Setelah menyanyikan satu lagu pembuka,
mereka mendapatkan respon yang sangat baik dari para penonton yang
hadir. Ketegangan pun mulai mencair. Mereka jadi lebih percaya diri. Dan
hal tersebut membuat penampilan mereka menjadi lebih mempesona.
Terutama saat menyanyikan medley lagu-lagu dari film yang sangat
popular, Sound of Music. Film yang melegenda dengan lagu-lagu yang
sangat indah tersebut, digubah ulang ke dalam bahasa Korea. Sangat
menarik. Karena dengan gubahan baru, lagu tersebut tidak kalah indahnya
dari bahasa aslinya. Mungkin bagi yang tidak mengenal lagu tersebut,
akan menyangka itu bahasa aslinya.
Satu demi satu lagu dari Sound of Music
dinyanyikan dengan sepenuh hati oleh seluruh anggota paduan suara Family
Choir. Diselingi atraksi sederhana namun pas selama mereka bernyanyi.
Sehingga para penonton bukan hanya terpesona, namun juga tersentuh dan
terhibur. Jauh dari rasa bosan. Rasanya seperti ingin terus menerus
menyaksikan mereka bernyanyi. Sangat kreatif.
Acara berjalan dengan lancar, diakhiri dengan
tepuk tangan yang membahana dari seluruh penonton yang hadir. Mereka
benar-benar terpukau oleh penampilan Family Choir tadi. Dibelakang
panggung, setelah selesai pentas, banyak anggota yang menangis. Menangis
karena lega, menagis karena tegang, menangis karena puas. Mereka
berpeluk satu sama lain mengungkapkan kebahagiaannya. Walau belum tahu
hasilnya, namun mereka puas dengan upaya keras dan kekompakannya
tersebut.
Dan pada akhirnya, mereka pun dinyatakan
sebagai pemenang untuk kategori lagu popular. Satu dari 3 penghargaan
terbaik pada kompetisi malam itu. Teriakan bahagia memenuhi ruangan
gedung pada saat pengumuman, bukan hanya karena kaget, tapi juga karena
jumlah anggota yang cukup banyak, hampir 20 orang anggota dari Family
Choir. Secara bersama-sama berteriak kaget namun bahagia.
Ketegangan dan konflik antar anggota, tidak
banyak bahkan jarang ditayangkan dalam acara reality show ini. Lebih
sering menceritakan tentang kebersamaan, saling mendukung, serta selalu
penuh tawa. Itu sebabnya, menonton acara ini merupakan tayangan yang
menghibur, mendidik, sekaligus menyentuh hati
Tayangan reality show yang kedua adalah 2 Days and 1
Night. Tentang 7 orang selebriti pria yang mengadakan perjalanan ke
beberapa wilayah dengan pemandangan yang indah di Korea. Tujuan acara
tersebut bukan saja ingin memperlihatkan keindahan negeri Gingseng
tersebut, namun juga ingin memperkenalkan budaya mereka yang ada dan
kehangatan masyarakatnya.
7 orang selebriti pria tersebut terdiri dari
aktor, komedian, dan penyanyi. Dalam dunia hiburan di Korea, ke-7
selebriti tersebut bisa dibilang cukup terkenal. Selama perjalanannya,
mereka harus melakukan berbagai permainan serta lomba yang unik-unik.
Terkadang mereka dibagi menjadi 2 kelompok dengan salah satu menjadi
wasitnya. Permainannya sangat sederhana, seperti melempar sepatu
langsung dari kaki masuk ke dalam bak plastik, meniup bola pingpong
langsung dari mulut tanpa menggunakan tangan sampai jauh, bahkan ada
yang berputar dengan berporos pada tangan sampai beberapa detik, atau
ada juga melantingkan bola kain berumbai dengan satu kaki berkali-kali.
Setiap pertandingan permainan tersebut selalu
ada hadiah bagi yang menang, dan hukuman bagi yang kalah. Hadiah
tersebut bisa berupa makan malam yang lebih istimewa, atau cara yang
lebih mudah untuk melakukan tugas berat lainnya dalam misi di tiap
episode. Namun yang menarik adalah bagaimana mereka mempertahankan harga
diri dan rasa malu apabila kalah dalam setiap permainan tersebut. Tidak
ada konflik, yang ada hanyalah tingkah laku lucu mereka selama
melakukan tugas-tugas berat dan permainan tersebut.
Salah satunya pada tayangan semalam, yaitu
tentang rencana Konser di Pulau Gasado. Sebuah pulau kecil yang jauh
dari ibukota Seoul. Dimana sebagian penduduknya adalah orang-orang
berusia lanjut dan jumlahnya tidak lebih dari 150 orang dalam satu
pulau. Sebuah konser kecil-kecilan yang menampilkan lagu, tari, dan satu
lagu tradisional khas Korea yang disebut Trot. Berhubung 7 orang
selebritis tersebut hanya satu yang benar-benar penyanyi, maka
didatangkan 3 orang artis senior yang sudah sangat berpengalaman dalam
jagad industri musik di Korea untuk membantu mereka mempersiapkan
konser.
Disinilah keahlian para selebritis tersebut
diuji. 7 orang anggota 2 Days and 1 Night ditantang untuk menghibur
penduduk pulau yang jauh dari dunia glamor dan telah berusia lanjut.
Sedangkan para musisi handal kawakan tersebut ditantang untuk bisa
mengiringi kontes menyanyi yang diadakan pada saat acara konser nanti.
Persiapan dilakukan. Masing-masing berlatih
dengan sangat serius. Memilih-milih lagu, mencari tarian yang pas,
sampai menghapalkan lirik dan gerakan. Karena sebagian besar anggota
bukan dari dunia musik dan tari.
Sampai tiba saatnya mereka pentas. Persiapan
dilakukan diantara rintik hujan. Karena pada hari H, ternyata hujan
tidak berhenti-henti turun di pulau itu. Setelah latihan di panggung
yang basah, ke-7 anggota 2 Days and 1 Night harus menyebarkan flyer
mengundang para penduduk untuk datang ke acara yang dilakukan di
lapangan salah satu SD yang ada di pulau tersebut. Mereka diberi waktu
satu jam sebelum acara untuk mendatangi rumah-rumah dan perkampungan
penduduk. Walau cuaca tidak terlalu bagus, untungnya respon masyarakat
sangat baik.
Pada jam yang telah ditentukan, satu persatu
penduduk datang ke acara konser tersebut. Anak-anak dan orang jompo
hadir ke lokasi. Acara dibuka dengan satu lagu ballad yang dinyanyikan
oleh peserta yang sehari-hari sebagai aktor serta oleh penyanyi asli
dari lagu tersebut. Sang aktor benar-benar bukan penyanyi. Nadanya
lumayan sumbang dan suaranya kurang kuat. Sehingga langsung dibantu oleh
si penyanyi asli, untuk menutupi kekurangan tersebut. Hasil cukup
lumayan, terlihat dari beberapa penonton yang hadir bahkan sempat
meneteskan air mata karena tersentuh oleh lagu tersebut. Setelah
bersusah payah menyelesaikan lagu ballad pertama, masuklah kelompok
peserta kedua.
Kelompok peserta kedua melakukan nyanyian Trot,
lagu tradisional Korea yang dilengkapi dengan gaya lucu para komedian
dalam kelompok peserta tersebut. Penonton sangat terhibur dengan adegan
konyol yang ditampilkan oleh ketiga peserta. Bahkan mereka sempat
merencanakan permainan unik ditengah-tengah lagu. Mungkin terlihat slapstik
pada saat permainan dilakukan diatas panggung. Yaitu 3 orang peserta
secara bergantian ditantang untuk menahan rasa dingin pada malam di
pulau tersebut. Ada yang membuka mantel, ada yang disiram air, bahkan
ada yang menyelam ke dalam bak air berisi es. Namun ternyata inti dari
permainan tersebut adalah Tidak Dingin, artinya seluruh penonton
ditanamkan pola pikir bahwa malam itu tidak dingin. Mengingat saat itu
sudah masuk musim dingin dan malam yang disertai rintik hujan. Setelah
selesai dengan penuh perjuangan, maka kelompok peserta ketiga pun
dipanggil naik ke panggung.
Kali ini berupa tarian. Selebritis pria dalam
kelompok ketiga ini akan mementaskan tarian yang diperkenalkan oleh
kelompok penyanyi wanita yang cukup terkenal di Korea. Karenanya, kedua
peserta pria ini menggunakan pakaian wanita dilengkapi dengan wig dan make up
yang cantik. Tarian mereka begitu menarik dan lucu sehingga membuat
penonton gembira. Apalagi salah satu selebritis pria tersebut memang lah
tampan, sehingga terlihat makin cantik saat memakai baju wanita dan make up. Tarian disambut dengan baik oleh penonton.
Acara selanjutnya adalah kontes bernyanyi
dengan penduduk setempat sebagai peserta kontes. Karena penduduknya
sedikit, hampir semua penonton mengenali peserta kontes yang tampil
malam itu. Tidak ada peserta remaja, semuanya usia dewasa. Menyanyikan
lagu-lagu jaman dahulu sekitar tahun ’80-an terkenal di Korea. Diiringi
oleh musisi kawakan yang kepayahan mengiringi para peserta saat
bernyanyi. Banyak peserta yang tidak tahu nada, bernyanyi sesuka hati,
dan sangat bersemangat. Benar-benar ujian keahlian bagi para musisi.
Namun semua berjalan sangat menyenangkan.
Acara diakhiri dengan tampilnya ke-7 anggota 2
Days and 1 Night diatas panggung dalam pakaian yang rapi. Semua penonton
terpesona melihat penampilan mereka pada konser tersebut. Semua bahagia
dalam acara itu. Tidak banyak penonton yang mengenali para selebriti
dan musisi kawakan tersebut. Hanya satu dua orang saja. Hal tersebut
membuat para selebriti merasa tersanjung dan terharu apabila ada yang
mengenali mereka. Acara berlangsung dengan lancar dan tampak alami.
Semua larut dalam keharuan.
Dalam acara reality show tersebut
memperlihatkan sisi kemanusiaan dari para selebriti. Tidak terlihat
kesombongan dari sikap mereka selama berbaur dengan masyarakat, terutama
pada masyarakat yang tidak mengenal mereka. Semua dianggap sama, orang
biasa. Jauh dari keglamoran. Benar-benar tidak ngartis
alias sok beken khas seorang artis terkenal. Bahkan dalam acara
tersebut, mereka harus berela hati tidur di alam terbuka. Pun pada
Qualifications of Men, semua anggota paduan suara Family Choir dianggap
sama, bila sang selebriti melakukan kesalahan atau pun tidak disiplin,
maka akan mendapat teguran atau hukuman, seperti anggota lainnya.
Hal yang berbeda dari tayangan reality show
disini adalah reality show tersebut tidak mengangkat unsur kemiskinan
dan ke-papa-an. Melainkan semangat usaha dan kerja keras tanpa harus
dikasihani. Juga tidak banyak konflik pertikaian yang terlihat, lebih
banyak unsur kerjasama, saling menyemangati, dan rasa persaudaraan. Para
selebriti yang terlibat pun tidak terkesan seperti artis, mereka begitu
menyatu dengan masyarakat. Ditambah lagi.. perjalanan ke berbagai
wilayah untuk memperlihatkan keindahan dan ciri khas di wilayah tersebut
merupakan nilai tersendiri. Serta unsur budaya pun diangkat sehingga
generasi muda di wilayah lain mendapatkan pengetahuan baru mengenai
budaya di wilayah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com