Apa mungkin mengaitkan Sufisme dan Fisika Modern? Sufisme atau tasawuf biasanya dikaitkan dengan tazkiat al nafs (mensucikan diri), ishlah al qalb
(pembersihan hati) dari akhlak-akhlak tercela, pendekatan diri kepada
Tuhan serta kehidupan spiritual lainnya. Sementara Fisika merupakan ilmu
modern untuk menerangkan interaksi antara energi dan materi mulai dari
partikel-partikel elementer sampai mikroskopis seperti bintang dan
galaksi. Fisika selalu berkaitan dengan materi tagiable (dapat dipegang) atau hal-hal yang dapat diterangkan secara rasional.
Titik kontras yang lain adalah pandangan awam bahwa
belajar tasawuf atau menjadi sufi sering disalahartikan sebagai suatu
kehidupan yang agak egoistik. Untuk mencapai tujuan, seorang sufi
dipersepsikan musti meninggalkan material keduniaan, meninggalkan
keramaian, hidup eksklusif mengasingkan diri dari pergaulan manusia,
bahkan sampai ekstrimnya berhubungan dengan manusia hanya akan menganggu
dirinya untuk bercengkerama dengan Tuhan. Sementara untuk belajar
Fisika, yang pertama dihadapi adalah benda yang ditemui sehari-hari, dan
kemudian dilihat sifat perilaku material, serta kemudian dilakukan
percobaan atau pengamatan di laboratorium atau di lapangan sehingga
ditemukan hukum-hukum fisika yang obyektif, dapat diulang dan konsisten.
Hal-hal yang bersifat spiritual atau yang tidak rasional ahrus
ditinggalkan di fisika. Belajar fisika dapat dilakukan oleh semua orang
pada semua jenjang, namun untuk belajar sufi ahrus melewati maqam-maqam
tertentu yang tidak mudah.
Sekilas tampak sekali susah mencari titik temu
antara keduanya, perbedaan-perbedaan tersebut terjadi makin jelas antara
Fisika klasik (Newtonian) dengan praktek-praktek yang tampak dari luar
dari Sufisme. Namun dalam tatanan Fisika Modern dan filosofi sufisme
ternyata terjadi banyak kemiripan. Sebagai contoh: bahasa yang digunakan
Fisika Modern dan Sufisme merupakan bahasa metafora. Hal ini merujuk
kepada suatu realitas yang lebih dalam, pada hal-hal yang tidak dapat
diterangkan, paradoks dan yang tidak masuk akal. Penjelasan metafora
untuk menyatakan misteri yang tersembunyi dari realitas metafisik dan
energi-energi di luar pemahaman manusia.
Kesuksesan Fisika Newtonian ternyata hanya berlaku
pada dunia makroskopis, dunia kasat mata dan pada benda yang bergerak
dengan kecepatan jauh di bawah kecepatan cahaya. Di awal abad ke dua
puluh, Fisika klassik terbukti gagal untuk menjelaskan fenomena
mikroskopik pada skala atom. Muncullah dua cabang ilmu Fisika Modern
yaitu Fisika Kuantum yang dibidani oleh Bohr, Heisenberg dan lain-lain,
dan Teori Relatifitas yang diungkapkan Einstein.
Implikasi filosofis Fisika Kuantum lebih dahsyat, diantaranya tentang prinsip ketidakpastian Heisenberg dan participating observer (hasil eksperimen selalu bergantung pada pengamat dan suatu realitas tidak akan terjadi sebelum kita benar-benar mengamatinya).
Pendapat Ibnu arabi dalam Fushuh al-Hikam,
“Kosmos berdiri diantara alam dan al Haqq, dan antara wujud dan non
eksistensi. Ia bukan murni wujud dan bukan murni non-eksistensi. Maka
dari itu kosmos sepenuhnya tipuan, dan kalian membayangkan bahwa ini al
Haqq, namun sebetulnya bukan al Haqq. Dan kalian membayangkan bahwa ini
makhluk, namun ini bukan makhluk.” Bahasa Rumi “Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak” atau ungkapan Ibnu Arabi tersebut sangat memiliki kemiripan dengan Mekanika Kuantum yang juga mengungkapkan tentang, “Hidup yang juga mati, mati yang juga hidup”. Jelas sekali bahasa metafora yang digunakan disini.
Rumi menulis dalam puisi yang lain, “Sang Sufi bermi’raj ke ‘Arsy dalam sekejap, sang zahid membutuhkan waktu sebulan untuk sehari perjalanan.” Puisi jelas menunjukkan adanya keserupaan dengan konsep relatifitas pada fisika modern.
Pencarian padanan antara sufisme dan fisika modern
dapat terus dilakukan terutama dalam masalah yang berkaitan dengan
semesta lain, dunia gaib, pengkerutan waktu, ketikpastian, “hidup tetapi mati”, kesadaran dapat mempengaruhi materi, “ada tetapi tidak ada”,
siklus kehidupan dan asal usul semesta. Beberapa hal dapat dengan mudah
dapat dicerna, namun lebih banyak lagi yang merupakan bahasa metafora
karena susahnya menuliskan realitas yang sesungguhnya. Munkinkah
kesulitan ini karena keterbatasan bahasa manusia atau keterbatasan
kemampuan logis manusia? Atau semua ini merupakan harta tersembunyi
sebagaimana yang diungkapkan oleh sebuah hadist qudsi: Allah telah
berkata,”Aku adalah harta tersembunyi yang perlu disingkap, Aku ciptakan semesta sehingga Aku dapat diketahui.”
Sudah saatnya, para fisikawan mempelajari istilah
yang sudah biasa di fisika namun menrujuk pada entitas yang berbeda
dalam sufisme, yaitu energi. Di Fisika istilah energi menunjukkan suatu
besaran yang sangat real, sementara di sufisme istilah ini lebih
abstrak. Para ahli sufi sebenarnya meminjam istilah ini karena ada
keserupaan, meskipun pada dasarnya berbeda. Sudah beratus-ratus tahun
terbukti secara empiris bahwa ahli sufi mampu menggunakan suatu energi
metafisik yang berasal dari Yang Maha Kuasa untuk berbagai keperluan
seperti penyembuhan sakit fisik dan non fisik. Para ahli sufi sendiri
sebenarnya tidak mengerti bagaimana proses penyembuhan ini terjadi
kecuali dengan sepenuhnya melakukan kepasrahan kepada Allah. Di sini,
fisikawan dapat melakukan penjelasan hal ini karena memang dimungkinkan
dalam Teori Kuantum bahwa kesadaran dapat mempengaruhi materi. Mohon
maaf jika banyak kekuarangan dalam tulisan singkat ini, itu semua karena
kedangkalan ilmu saya. Saya berharap banyak koreksi dan masukan untuk
menambah wawasan saya secara khusus dan para pembaca yang lain pada
umumnya. Singkat kata akhirul kalam. Wassalam…….
sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2012/11/29/memadukan-tasawuf-dan-fisika-mungkinkah-511964.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com