Ada beberapa tempat dugem di seluruh Indonesia? Kalikan saja, ada berapa kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya kepada tempat dugem? saya akan menghitung secara kasar saja, di tempat dugem biasanya ada seorang manager yang mengepalai atau mengelola, dia juga bertanggung jawab terhadap operasional harian, kepada siapa dia bertanggung jawab? tentu saja kepada sang owner.
Setelah manager nanti ada asisten atau bisa juga langsung supervisor, biasanya jumlahnya ada dua orang, mereka ini yang mengatur jalannya tempat dugem mulai dari preparation, operasional hingga closing, mereka juga kadang membantu bartender menghitung berapa jumlah botol minuman yang laku.
Udah tiga orang kan, satu manager dua supervisor, setelah itu ada bartender, berapa jumlah bartender? tergantung berapa banyak mereka punya Bar Counter atau ”kios” jualan mirasnya, kalo ada 2 maka jumlah bartendernya ada dua di bantu oleh dua asisten bartender.
Di tambah lagi dengan kasir, ada dua kasir atau bahkan tiga kasir yang biasanya beroperasi dalam satu tempat dugem. Karena ada kasir pasti ada Night Auditor di tambah dengan akunting. Selanjutnya berapa jumlah pramusajinya?
Rerata tempat dugem memperkerjakan 15 sampai 20 pramusaji, mereka bisa cowok bisa juga cewek. Siapakah yang mengatur para pramusaji ini?
Tentu saja supervisor, dengan arahan sang manager tentunya, setiap mau operasional biasanya akan ada pertemuan singkat membahas, tentang isu-isu terbaru yang terjadi di tempat dugem, seperti nama band yang akan tampil, menu cokctail yang perlu di tawarkan kepada tamu dan promosi-promosi lainnya.
kalo semua staf sudah siap, maka manager akan menghubungi pihak keamanan untuk menanyakan kesiapan di lapangan, ada berapa jumlah keamanan di tempat dugem? Banyak, mereka ini terdiri dari dua elemen, elemen pertama pihak keamanan dalam artian mereka emang staf, kedua tenaga pengaman dari elemen luar, biasanya dari aparat. bisa polisi sampai pasukan khusus alias pasukan elit tempur.
Manager, supervisor, bartender, asisten bartender, kasir, night auditor, akunting, pramusaji, keamanan, apa lagi ya?
Teknisi, mereka ini bertugas mengecek semua peralatan, mulai dari listrik, alat band yang akan di pake, lampu-lampu yang kelap-kelip, tahu kan? kalau tempat dugem pasti ada lampu yang kelap-kelip, nyala mati, nyala mati, katanya lampu ini akan membuat orang jadi semakin hilang ingatan dan terus goyang sampai pagi.
Berapa jumlah teknisi? mereka bisa berjumlah 3-6 orang, kemudian ada juga tukang cuci, tukang masak kalo tempat dugemnya juga menjual makanan, tapi biasanya makanan yang di jual bukan makanan yang berat-berat, paling -paling sebangsa chicken wing, kentang goreng, dll.
Nah, mereka-mereka inilah yang sampai saat ini di hidupi oleh tempat dugem, Bagaimana dengan polisi atau pasukan khusus yang menjadi security? ah, mereka mah, cuma cari tambahan duit aja, jadi enggak usah di hitung. Dari berbagai profesi ini pasti sudah ada yang berumah tangga.
Biasanya kelas manager, supervisor, akunting, tukang masak, udah pada kawin, beda dengan bartender dan pramusaji, kebanyakan mereka masih bujangan. Seandainya di tutup tempat dugem maka otomatis mereka-mereka ini akan kehilangan mata pencaharian.
Namun kalo tempat dugemnya enggak di tutup, berbagai persoalan akan selalu muncul, Jujur aja. tempat dugem adalah sebuah area yang bebas nilai, di mana orang-orang, rerata anak-anak muda bebas melakukan apa saja, mulai dari nyimeng, mabok hingga ngesek.
Bukankah kalo mereka mau masuk tempat dugem selalu di geledah terlebih dahulu, takut-takut mereka membawa senjata tajam, narkoba atau minuman dari luar? tetep aja walau udah di sterilkan, mereka masih bisa mendapatkan apa yang mereka mau di tempat dugem.
Peredaran narkoba emang banyak terjadi di tempat dugem, akibat pengaruh dari miras dan obat terlarang, tidak sedikit para dugemer yang melakukan aktivitas sex, ada yang terang-terangan saling raba, semua itu dapat terjadi karena di tunjang efek pencahayaan tempat dugem yang emang remang-remang.
Ada juga yang kebelet, lalu melakukannya di tangga darurat, beberapa kejadian sempat terungkap, di mana pihak keamanan memergoki pasangan muda yang sedang main kuda-kudaan di tangga darurat. Apakah tidak pernah ada razia?
Razia, selalu ada, tapi anehnya ketika razia terjadi jarang sekali para pecandu yang tertangkap tangan, biasalah sebelum ada razia sudah ada petugas yang memberi tahu terlebih dahulu, salah satu pengeluaran terbesar tempat dugem adalah menyewa aparat, karena itu semakin gede kita ngasih maka semakin terjaminlah tempat dugem kita, istilahnya, walau terjadi badai razia tempat dugem kita tidak akan tersentuh.
Lantas apa solusinya?
Kalo di tutup jelas akan menambah jumlah pengangguran, di biarkan akan membuat generasi muda kita hancur-sehancurnya.
Solusi darurat, buat aturan yang jelas, siapa saja yang boleh masuk ke tempat dugem, kemudian siapa saja yang boleh mengkosumsi miras, jika ada ABG yang memaksa beli miras maka dia dapat di laporkan kepada pihak yang berwajib.
Solusi Jangka panjang, Tutup selamanya tempat dugem, lantas mau di kemanakan mereka yang hidup tergantung kepada tempat dugem?
Ini tugas pemerintah dan kita semua, misalnya, kita yang ada di kompasiana ini menarik satu pekerja atau membantu mereka mencari pekerjaan yang lebih halal.
Saya kira enggak ada seorang pun yang enjoy kerja di tempat dugem, melihat teman-teman saya, mereka kebanyakan akan cabut dari tempat dugem kalo ketemu kerjaan yang lebih halal dan baik untuk kesehatan, bukan apa-apa tempat dugem memaksa mereka untuk bekerja malam terus-menerus, selain itu mereka akan menjadi korban keegoisan para perokok, tahu sendiri kan bahaya bahayanya perokok pasif?
Peristiwa teranyar yang menimpa seorang dugemer seharusnya menjadi pelajaran kita semua, karena dari tempat dugemlah semua itu berawal, mabok miras, nyabu, hingga akhirnya membawa petaka kepada banyak orang yang tak berdosa.
Ada baiknya kita juga belajar untuk mengubah gaya hidup glamor, hura-hura hanya untuk di sebut seorang pesohor…
Kita semua berharap agar peristiwa horor yang baru-baru ini terjadi tidak terulang lagi, dan itu bisa kita mulai dari kita sendiri, berjanji dalam hati untuk tidak mengunjungi tempat dugem. kalo masih ada teman yang ngajak, bilang aja kepada dia, ” saya enggak mau mabok karena itu akan membuat saya rugi dunia dan akherat”
Lihat saja nasib sang penabrak maut itu, orang-orang dari segala penjuru negeri mencaci maki dia, mengatai-ngatai dia sebagai babi, sapi dan umpatan yang seram lainnya, itu semua karena dia suka maen ke tempat dugem.
sumber: http://regional.kompasiana.com/2012/01/24/dari-nyimeng-mabok-hingga-ngesex-semua-ada-di-tempat-dugem-433225.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com