Saya jarang berinteraksi dengan sesama kompasianer, mula-mula ingin berkomentar di artikel lainnya sampai saya tidak merasakan persahabatan yang sesungguhnya dengan secuil dukungan komentar. Atau lebih sering, menulis pendapat pribadi yang menjadi oposan dalam pikiran orang lain.
Cinta tidak mengenal ruang dan waktu, hadir kapan saja. Saya tidak punya nama baik… tapi saya berusaha untuk punya hati yang bersih. Mudah disanjung oleh seseorang yang berbeda dan terasa dalam sosok itu suatu getaran, tapi saya tidak mudah untuk berprasangka. Kalau terus-terusan berinteraksi denganku, hanya ada satu pertanyaan di hatiku, maunya kemana hubungan ini, serius atau bermain-main. Saya tidak suka permainan karena itu buang-buang waktu, lebih baik santai dan sabar menunggu jodoh sendiri agar bisa terlampiaskan segala energi kasih-sayang yang tersimpan erat dan rapi di hatiku. Lebih sering mirip orang bodoh yang berkoar-koar tentang cinta tapi selalu berada di tempat yang salah. Berapi-api dengan ekspresi tulisan dengan warna-warni emosi yang begitu bahagia dan indah, tiba-tiba kembali ke realita, mirip dibakar oleh api kecemburuan karena “idealisme” dalam hubungan akan dihadapkan dengan aktualita dalam sikap dan perilaku.
Hanya ada satu ketentuan dan pilihan, baik itu hubungan teman, pekerjaan dan persahabatan… dengan tujuan langgeng, harus memiliki itikad baik, jelas, tegas agar tidak ada salah kaprah. Kuasai pengendalian diri, berbicara dengan luges, tegas atau halus bergantung kebutuhan situasi.
Sejak dicemburui wanita bahkan teman-teman wanitaku sendiri, egoku sering muncul… weee siapa yang mau sama pasanganmu, emangnya saya tidak bisa menemukan yang untuk diriku. Itulah kenapa ada kesombongan pada diriku seperti sok jual mahal dan sok galak seperti puritan yang menjaga harkat yang sulit laku karena tidak ada yang mau beli… barang antik, bisa bernilai mahal tapi tergantung apresiasi penawar cinta.
Tapi saya sendiri penasaran tentang kesederhanaan cinta, apakah betul-betul ada pria yang cocok dan berjodoh dengan sikap seperti diriku… hampir orang keok dan KO menghadapi emosiku karena memiliki radar. Jika saya bisa meramalkan suatu peristiwa alam, sangat jelas bisa merasakan getaran lainnya yang berpotensi ancaman… dan harus bijaksana bersikap.
Resiko itu bukan ada pada diriku saja, resiko itu juga ada pada pertemanan pasanganku sendiri. Siapa yang bisa melarang berteman atau bersahabat, itu kembali lagi pada kesadaran masing-masing… carilah kejujuran yang terdalam dan akan menemukan seorang wanita malang… dan tidak punya rasa malu mempermalukan dirinya di depan umum jikalau hanya soal kebaikan dan kesombongan itu-ini.
Tetapi di hatiku ada kebijakan… saya menghargai dan menghormati wanita yang mengakui dimana titik dan letak kesalahan. Disini bermain lagi… ketidaktahuan dan ketidaksadaran, soal waktu yang belum restu untuk mengetaui sikon yang pas.
Hanya satu pintaku… dari kebijakan hati,
pantaskah seorang pria yang sudah mengetahui wanita lain menyukainya dan membiarkan orangnya berharap? inilah pertanyaan terakhirku dan peer bagi kami untuk menjadi dewasa berpikir, berkata dan berbuat.
pantaskah seorang wanita untuk mesra tanpa sebab, kalau belum mengenal betul orang itu… kadang-kadang, hanya seorang pria bermain dengan kebaikan hati, rasa ibah karena kasihan…
Dalam ego pun, sangat nikmat kalau ada wanita atau pria yang menyukai kita… tapi bagiku, itu menjadi beban. Kita ke kanan dan ke kiri, tetap salah… lebih baik tegas berkeputusan. Itu juga ujian dalam memimpin diri sendiri dalam hal apa pun. Mungkin jarang-jarang para saudara kompasianer menyaksikan seorang wanita yang bertempur dengan pria karena masalah tanya-jawab. Tidak seperti biasanya, wanita itu terlihat lemah dan lembut menanggapi pertanyaan.
Biarlah semua menjadi hikmah… saya sungguh lelah… tapi harus diteruskan. Seorang ksatriani yang mengemban tugas hanya pasrah. Bisakah berhenti godaan-godaan hati yang melelahkan agar kita bisa hidup dengan masa depan yang penuh harapan. Mungkin semua jomblo dan jomblowati menginginkan bertemu dengan jodohnya… dan berharap dapat mengawali mahligai cinta dan bahtera rumah-tangga dengan kekohan iman dan keyakinan terhadap kebaikan, kesetiaan, kesejatian dan kesejahteraan…
Bagi wanita dan pria yang baik hati dan orang-orang dewasa, apakah pernah mengalami dan menyaksikan… rasa yang terburuk. Saya suka mencoba berkali-kali untuk cinta… apakah lulus dan lolos karena sudah mengalami dan menyaksikan sendiri, banyak wanita yang kehilangan kasih-sayang yang tulus di hatinya karena melihat suaminya atau pasangannya bermesraan dengan wanita lain. Dalam rumah-tangga, tidak ada keinginan untuk melayani karena merasa tidak diberikan penghargaan sebagai istri.
Ada juga wanita lain yang mencari curhati pada teman pria lain, melampiaskan kerinduan dan segala kekurangan dari rasa karena tidak mendapatkan cinta yang utuh… yang bersih, aman, lestari dan indah dalam hubungan.
Hubungan seperti mekanistik… tidur bareng juga mungkin mirip mesin saja, seperti saling mengejek… bersama dalam hubungan neraka.
Ada dimanakah sorga dalam hubungan? Mencintai orang yang sudah jelas milik orang lain adalah kebebasan, tapi ada batasan… melewati batas itu… engkau punya niat untuk menghancurkan hubungan orang lain, karena jelas… sadar - sesadarnya… engkau menyimpan suatu keinginan yang belum bisa dinetralisir agar berwarna bening… ternyata Tuhan dan Cinta itu adalah satu adanya… hubungan cinta dengan sesama… bukan mencintai semua orang, tetapi mengasihi dan menghormati mereka yang memiliki tempat, biar mereka berada di ruang sendiri… memiliki kebebasan untuk mencari dan bertemu… kalau tertutupi bagaimana orang itu bisa menemukan cinta yang sepasang jiwa.
Wahai para wanita, renungilah kata-kataku… bukan semata-mata menghakimi… tetapi ini kenyataan yang kita alami. Apakah kita akan menjadi wanita pembakar dan penghangus kebaikan? Atau mulailah kita menyadari tugas dan tanggung-jawab kita sebagai wanita yang memiliki kodrat…
Saya mengasihi para wanita yang menjadi istri yang kehilangan kepolosannya mencintai karena tersakiti, memilih alternatif, yaitu mencari kepuasan dari harta dan materi untuk menutupi kelemahan hati… biar memiliki rasa percaya diri.
Tidak mau seperti itu… lebih baik saya berusaha untuk tetap lurus dengan akhlakku… karena jika saya mencapai titik itu… akan membebaskan semua karma dan memperindah dunia dengan kesadaran Ilahi yang mengenal pasangannya sendiri…. tidak ada keinginan over-lapping dan tidak ada keinginan untuk memiliki yang menjadi hak orang lain. Semuanya titipan, Tuhan yang memberikan titipan itu… jadi Tuhan turut memiliki dan menjaga yang paling berharga pada tiap insan… yaitu Cinta yang tiada dua. Jarang akan ada kisah cinta sejati… sampai mati masih saling mencintai, karena itu adalah berkah. Lebih banyak kisah cinta yang kandas, cerai, berpisah dan mencari idama lainnya…
Di lain sisi, saya ingin berbagi lebih… kalau dicurigai diriku punya pamrih… langsung saya keluarkan keakuan tentang amal dan bakti yang tanpa pamrih. Dan saya lelah… karena tidak ada keinginan untuk itu. Masak kita bicara sama orang yang tidak mengerti tentang mandala dan menjelaskan proses A - Z… Tidak! yang ku lakukan adalah… ayo. mari duduk, pandanglah mandala… ini bentuk candi borobudur, tulisan aksara dan warna adalah kreativitas seni dari bathin… jikalau ada efek rasa, semoga yang terjadi adalah pembersihan, penyucian dan penyembuhan, lambat atau cepat akan berefek rasa… semoga dapat membantu untuk mengurangi keluhan penyakiti fisik.
Membuat mandala lantern dari kesederhanaan material, berbagi dengan tetangga dan orang lain, berasal dari uang sendiri… bukan mengejar pengakuan mereka… tapi apakah mandala bioenergy lantern memiliki energi Yang Maha Pemurah untuk meringankan beban mereka, bangkit dan kuat kembali.Mengingat keberhasilan ada dua, ekonomi dan sosial. Berjuang layaknya manusia biasa yang melakukan step-by-step agar tidak tergiur oleh instant sukses dan salah memberikan informasi kepada orang lain. Lebih baik diuji dan diteliti berulang-ulang dan butuh waktu… Untuk sementara mandala bioenergy lantern, bisa menjadi produk karena berkategori barang seni… nilai dari efek lainnya adalah tambahan faktor…
Pikiranku punya kelurusan sebagaimana tergambar dalam bingkai rupa ini… mengapa dilatih untuk berhati dan berpikiran lurus… karena itulah sifat keyakinan… Sirohtul Mustaqim… pasrah dengan menerima suka-duka adalah bagian untuk menyucikan diri demi menaikan kesadaran rohani pada tingkatan Ilahi… Ia yang berada di ruang tanpa batas hanya menyalurkan cinta-kasih agar ada seseorang yang menjembatani energi tanpa batas itu dan berbagi…
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com