Secara mainstream sebagai
mahasiswa memiliki pikiran “ketika selepas kuliah langsung menyibukkan
diri untuk mencari kerja.” Jelas bukan pekerjaan part-time yang dicari, tetapi kerja full-time yang menjadi impian mahasiswa. Sepatu mengkilap, memakai pakaian ala eksekutif muda dan menggenggam smartphone, menjadi kenikmatan hidup untuk melengkapi konsepsi kebahagiaan dalam hidup para mahasiswa.
Melirik ke abad-21 ini, tidak hanya mahasiswa yang
mendapat cap sarjana saja yang berhak untuk bekerja. Mahasiswa yang
masih menempuh pendidikan pun, banyak pula diantaranya yang telah
bekerja sambil menempuh pendidikan. Entah karena dorongan passion
yang dimiliki senada dengan pekerjaan dan bisa saja karena kurangnya
duit belanja harian ataupun tidak mau merepotkan orang tua.
Dalam skala mahasiswa yang masih menempuh pendidikan, kerja secara Part-time alias freelance
menjadi pilihan utama dengan alasan waktu pengerjaan yang begitu
fleksibel dengan tugas-tugas dari kampus, maupun karena bebas memilih
pekerjaan yang disukai.
Kalau dikatakan secara keunggulan atau kekurangan, baik full-time maupun part-time, sama-sama memiliki keunggulan dan kekurang masing-masing. Meskipun secara penghasilan part-time tidak tetap dibanding full-time yang tetap dan teratur, manajemen waktu lah yang membutakan segalanya sehingga part-time menjadi pilihan utama para pengejar gelar (aka mahasiswa).
Mengganggu atau tidaknya fase kuliah nyambi kerja,
jawaban yang bakal ditemukan bisa relatif, tergantung personalnya. Namun
melirik kearah teman sepermainan jawaban yang ditemukan beragam pula.
Ada yang bilang mengganggu sehingga IP (Indek Prestasi) menjadi turun,
konsentrasi akan pelaksanaan belajar atau mengerjakan tugas menjadi
tidak fokus. Ada pula yang beranggapan bahwa bekerja sambil kuliah tidak
mengganggu sama sekali.
Well, faktor zaman turut andil membentuk pribadi
mahasiswa. Dunia kerja yang sekarang ada telah mengalami peningkatan.
Anggapan gelar itu penting didunia kerja harus dibuang jauh-jauh.
Sekarang malah skill yang lebih penting ketimbang gelar. Pada setujukan
dengan statement yang satu ini? J
“jaman sekarang harus pandai-pandai mengangkat
reputasi, kasarnya si “ngejual diri” apa yang bisa kita lakukan dan apa
yang pernah gw dibuat itu aja yang penting” ungkap seorang teman, menjelaskan terkait pekerjaan part-time dibidang kreatif.
Pekerjaan juga memiliki resiko, momok yang paling
ditakutkan ditakutkan mahasiswa ialah nilai yang bakal terjun bebas.
Oleh karena itu untuk membentengi diri, manajemen waktu harus dipikirkan
secara matang sebelum bekerja. Ketika nantinya mengambil full-time,
mau tidak mau waktu kerja telah terjadwal mengikuti jam kerja yang
ditentukan perusahaan. Maka dari itu kerja full-time sama halnya dengan
proses perkuliahan, waktu kuliah yang terjadwal telah ditentukan pihak
akademik kampus.
Sudah saatnya kita untuk menanamkan manajemen
waktu, waktu kerja, jalani. Waktu kuliah pun tidak boleh luput. Jangan
sampai kebablasan ya, mementingkan pekerjaan dibanding pendidikan.
Kerennya dikatakan mahasiswa itu harus balance.
Have Passion
Passion sangat dibutuhkan baik didunia
kerja maupun dunia pendidikan. Dimana kita melakukan atau memilih
sesuatu harus sesuai dengan keinginan kita. Passion mutlak dibutuhkan
agar dapat meng-handle keduanya dengan baik. Gak kebayangkan
kalau kerjaan yang didapat nantinya tidak sesuai dengan kita? Alih-alih
mendapatkan hasil baik, yang ada malah kuliah hancur dan hasil pekerjaan
yang buruk yang didapat.
Sedikit membuka pikiran tentang apa itu passion. Passion berbeda dengan hobi, passion adalah segala yang kita sukai sehingga kita tidak terpikirkan untuk tidak melakukannya. Umumnya passion
lebih kepada panggilan jiwa. Kadang kala ketakutan menjadikan pribadi
kita untuk berpikir bahwa untuk kerja harus yang pasti-pasti saja,
dengan mengabaikan hati nurani. Itulah yang salah. Passion
itulah yang nantinya jadi tambahan tenaga plus mental untuk menghadapi
perkuliahan dan dunia pekerjaan. Kita masih ingatkan dengan kutipan “Life is Choice.” Ketika banyak pilihan yang ada kenapa harus memilih pada sesuatu hal yang tidak kita suka. So, let’s Follow your passion.
Gw pribadi juga memilih untuk kuliah sembari part-time,
karena penjurusan gw jurnalistik otomatis sudah terbaca kalau gw senang
nulis, nah, ketika ada yang menawarkan untuk part-time dan itu sesuai
dengan kemampuan gw, why not? Disamping menulis gw juga punya
kemampuan lainnya dan tentunya dibidang kreatif, ketika pekerjaan yang
ditawarkan telah keluar dari jalur passion gw, otomatis gw akan berpikir
kedua kali untuk mendapatkannya.
@dethazyo
sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/09/-kerja-sambil-kuliah-why-not-541187.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com