Perjuangan Seorang Kakak Bagi Adik-Adiknya
Luangkan waktu anda sedikit untuk membaca kisah ini insya Allah dapat menambah motifasi dan langkah anda kedepan
Oleh Muh, Hasan Tutupoho
Gunung-gunung tersusun rapi, lautan yang indah, ombak terlihat sedang bermain cinta, rerumputan yang hijau, udara segar, angin berhembus sepoi-sepoi. Seorang remaja bersemangat pergi ke sekolah, cita- citanya ingin
menjadi anggota TNI ( Tentara Nasional Indonesia), dan ia adalah Arjas,
siswa LKMD Pulau Gorom. Pada tahun 1998 ia menyelesaikan sekolah dan
bertekad keluar dari kampung halamannya untuk mengejar impian dan cita- citanya.
Setelah
sholat isya, Arjas duduk bersama kedua orang tuanya, Arjas berkata
kepada Ibu dan bapaknya bahwa dia mau tes tentara, dengan tenang ayahnya
men jawab “ jika itu sudah menjadi tekadmu, maka bapak dan ibu mengijinkan, asalkan ingat anakku….. kehidupan ini selalu berjalan tak menentu maka jagalah dirimu, ingat selalu beribadah kepada Allah SWT dimanapun
engkau berada, maka kamu akan mendapat kemulyaan
dariNya”.“Anakku…..kehidupan sesusah apapun kamu harus tabah, dan selalu
memberi, karna orang yang selalu memberi dengan hati yang ikhlas maka
dia adalah orang kaya, semoga perjalananmu selalu di berkahi” bapaknya
mengakhiri.
Tepat
pada hari kamis di dermaga kataloka telah berlabuh kapal samudra tujuan
Ambon, Arjas mulai berkemas- kemas menyiapkan barang-barangnya untuk
berangkat. Jam 15.00 wit terdengar stom, tanda bahwa kapal akan lepas
landas dari dermaga, Arjas berpamitan kepada kedua orang tua, adik- adik
dan keluarga. Arjas mulai melangkahkan kakinya menuju dermaga dan
langsung naik ke kapal. Sore itu suasana sangat indah. Banyak hal indah
yang dinikmati Arjas sore itu. Tenggelamnya matahari sore yang tampak
berkilauan, ikan layar yang sedang bermain ombak, burung- burung
berterbangan, membuat diri optimis terhadap jalan hidup yang telah
dipilih.
00.
10 wib kapal samudra mulai berlabuh di dermaga yosudarso Ambon. Arjas
turun dari kapal dan mulai mencari informasi mengenai tes TNI, kata
teman- temanya seminggu lagi, Arjas mulai pergi ke Batumerah untuk
istirahat. Keesokan harinya Arjas pergi mengurusi segala persyaratan
administrasi terkait tes, hari itu juga persyaratan telah selesai di
lengkapi tinggal menunggu tes nantinya.
Pada
saat mengikuti tes pertama Arjas tidak lolos, namun arjas tidak putus
asa. Arjas menunggu tes gelombang kedua, tetap juga tidak lolos. Arjas
tetap bersemangat, menunggu satu tahun untuk
tes yang ketiga, namun tes ketiganya juga tidak lolos. Hingga sampai
enam kali mencoba mengikuti tes namun tetaplah kegagalan yang
didapatkan.
Sepucuk surat di terima dari kampung halaman:
Asalamulakum warahmatullahhi wabarakatu,
Anaku Arjas semua telah berubah dari hari- hari sebelumnya. Semenjak ananda pergi, ibu
dan Ayah selalu memikirkanmu nak. Dalam do’a dan harapan semoga ananda
di lindunggi oleh Allah Swt, ananda adalah anak yang terbaik, selalu
menjadi bagian terpenting dalam keluarga. Ananda Arjas, ayah sekarang
dalam keadaan sakit dan selalu menyebut nama ananda, beliau
berkata ‘jalan yang panjang dalam oase kehidupan ini, pasti penuh liku,
namun ketika kita menghadapinya penuh cinta dalam syukur, maka oase itu
akan menjadi perjalanan yang indah penuh hikmah, maka dari itu
jalanilah dengan banyak membantu’
Ananda
Arjas sekarang ibu dan bapak sudah menggadaikan perkebunan demi tes dan
hidup ananda di sana, sekarang ibu dan bapak tidak bisa mengirim ananda
apa-apa lagi, maafkan ibu dan bapak ya nak. Hanya do’a penuh pengharapan moga ananda tetap istiqomah dijalan Allah dan selalu mendapat lindungan oleh Allah Swt.
Ibunda dan Ayah handa
Setelah
Arjas membaca surat dari orang tuanya matanya berkaca- kaca dan penuh
pennyesalan dalam dirinya terhadap kedua orang tuanya, sehingga Arjas
memutuskan kembali ke kampung halaman untuk menjenguk kedua orang tuanya
dan membantu mereka. Sesampainya di kampung halaman, Arjas disambut
gembira oleh keluarganya. Namun, hatinya resah bagai di iris sembilu,
karena pulang kerumah tanpa membawa prestasi apapun. Arjas merasa
kehidupan telah mengantarkan dia untuk kembali. Malam itu Arjas di
hampiri oleh kedua adiknya Koromah dan Lina. Dengan kecerian mereka
bertanya kepada kakaknya tentang perkembangan kota dan bagaimana dengan
aktifitas perkuliahan disana, Arjas pun terheran- heran kenapa adik-
adiknya bertanya seperti itu. Dan mereka pun memulai percakapan.
Arjas: Kalian berdua udah kelas berapa dek?
Koromah : kita baru saja ujian kak?masa kakak gak tahu?
Arjas : (tersenyum sambil berfikir ) oh, iya. Lalu bagaimana dengan cita- cita kalian de ?
Karomah dan Lina : “kami mau kuliah kak”
Lina: kuliah di kampus,ingin jadi guru, dan kerja di perkantoran kak
Arjas : “gitu ya dek.”
Karomah dan Lina : “iya ka.”
Malam itu juga Arjas merenungi
kata adik- adiknya yang ingin kuliah. Dalam hatinya berkata ‘saya sudah
menghabiskan uang Ayah dan Ibu untuk tes, namun aku tidak berhasil,
malah merepotkan keluarga, dan menghambat harapan adik-adikku ke depan.
Dalam hatinya, Arjas berazzam bahwa adiknya harus berhasil, jangan
sampai sepertinya. Gagal.
Arjas memanggil Koromah dan Lina dan bercakapa-cakap dengan mereka.
Arjas : “Dek kalian ingin mengejar cita- cita kalian ya?”
Lina : “iya kak, kami sangat berharap bisa merasakan bangku kuliah
Arjas: “kalau begitu kakak akan mendukung dan sangat berharap kalian dapat kuliah. Namun ada beberapa syarat.”
Koromah: “Syarat apa itu kak?”
Arjas: 1. Saat kalian kuliah nantinya di harapkan jangan berpacaran.”
Lina: “kalau ada yang suka sama kita lalu nembak kita apa yang kita jawab kak?”
Arjas:
“kalian menjawab semua wanita yang di ciptakan di muka bumi ini adalah
milik orang lain termasuk milik Abang, Bukan milik orang tuanya. Orang
tua hanya mendidik, memberikan kasih sayang, kalau sudah besar dan
menikah maka sudah penyerahan orang tua sepenuhnya kepada suaminya.
Ingat…! kalian harus beribadah kepada SWT, di manapun kalian berada
terkecuali kalian mendapatkan halangan, kuliah itu harus menjaga waktu,
harus saling memberi.
Setelah
menasehati adik- adiknya, Arjas menghadap kedua orang tuanya untuk
mengijinkan adik- adiknya agar berangkat untuk menggejar cita- cita
mereka. Namun apa yang terjadi respon dari ayahnya,
“Nak
ayah sangat menghargai semangatmu, ayah ingin sekali agar adik-adikmu
bisa melanjutkan perkuliahan, namun ayah dan ibumu tidak bisa membiayai
karna uang tak ada nak, perkebunan kita masih di gadai”
Arjaspun
menundukkan kepala, dengan mata berkaca- kaca namun penuh semangat
berkata “Ayah dan Ibu tidak perlu ragu dan berfikir tentang biaya
perkuliahan Koromah dan Lina, saya yang akan menanggungnya, Arjas tidak
apa yah, selama ini ayah dan ibu telah banyak berkorban untuk Arjas,
sampai- sampai perkebunan di gadaikan namun aku tak juga berhasil,
malahan menyusahkan ayah dan ibu. Aku tak mau adik-adik ku bernasib sama
seperti ku”
Terlihat di wajah ayahnya, mata ayahnya berkaca- kaca.
“Jika
itu merupakan tekad engkau untuk adik- adikmu mu nak, maka ayah relakan
kalian pergi, namun harus di ingat nak, jagalah adik- adikmu dengan
baik berikanlah nilai-nilai spiritual dan etika yang baik, pancarkanlah
kebaikan dimanapun engkau berada nak”
Tepat
kamis pagi kapal cemerlang pun berlabuh di pelabuhan kataloka jam 08.00
wit. Arjas dan adik-adiknya mulai menyiapkan barang-barangnya untuk
berangkat, terdengar stom kapal, yang menandai kapal akan berangkat.
Suasana pada hari itu haru bercampur sedih. Bapak dan anak saling
berpelukan untuk yang terakhir kali. Arjas, Koromah dan Lina telah naik
ke kapal. Saat kapal lepas landas dari dermaga, semuanya melambaikan
tangan yang terakhir. Dalam perjalanan suasana di laut sangat indah,
terlihat Pulau Nuku, Pulau Seram Geser, dan nelayan yang sedang
menangkap ikan, suasana hari itu cerah, langit biru, matahari bersinar
sempurna penuh cinta dan makna.
Kapal
sudah hampir berlabuh di dermaga yosudarson Ambon. Saat kapal berlabuh,
Arjas Koromah dan Lina turun dan langsung mencari kamar kos. Keesokan
harinya mereka pergi ke kampus untuk mendaftarkan Koromah dan Lina ke
kampus. Ketika pengumuman penerimaan mahasiswa baru nama mereka lolos di
fakultas pertanian dan pendidikan. Arjas pergi mencari kerja sebagai
kuli bangunan, siang malam bekerja tak menggenal lelah, beliau selalu
menjeguk adik- adiknya dan memberikan mereka uang, selalu menggigatkan adik-adiknya tentang makna sebuah kehidupan.
Siang malam bekerja dari bangunan satu ke bangunan yang lainnya,hanya
demi kebutuhan dia dan adik-adiknya, kadang tidur di ‘emperan’ jalan
jika sudah merasa lelah kadang tidur di musolah, mesjid, dan pasar
dengan hanya beralaskan koran- koran bekas, itu di lakukan bertahun-
tahun demi masa depan adik- adiknya.
Saat
Arjas ke kos-kosan adiknya, Arjas melihat sepatu Lina sobek, sedang di
dalam rumah kebutuhan menipis, tanpa banyak tanya Arjas langsung
meminjam uang ketemannya,untuk dibelikan sepatu dan kebutuhan adik-
adiknya.
Beberapa
tahun telah terlewati, undangan untuk menghadiri wisudahan Koromah dan
lina tiba. Saat Arjas mengambil undangan yang di berikan oleh Lina dan
koromah berlinanglah air mata Arjas. Malam yang tenang, Arjas bangun dan mengambil
air wudhu untuk sholat tahajut, dalam tahajutnya Arjas menangis. Dengan
membaca suroh Arrahman Arjas merasa betapa banyak hal yang telah Allah
ganti. Andai saja dia lolos tes TNI, mungkin saja dia tidak akan dititik
dimana kasih ALLAH menjadi semangat dalam setiap melangkah. Bahwa tiap
butir airmata dan kesedihan akan berbuah hari ini.
ya
Allah selama ini hambamu selalu lalai dalam menyukuri nikmatmu, selama
ini hamba bannyak membuat dosa, selama ini hamba selalu melakukan salah,
namun engkau selalu memberikan nikmatMu kepada hamba, ya Allah ya Tuhan
ku ampunilah dosa-dosa ku, ampunilah dosa kedua orang tuaku, ampunilah
dosa-dosa saudaraku, sahabatku, dan umat islam sedunia berikanlah
kemulyaan dan kemudahan kepada mereka, hindarikan aku dari sifat dengki
ria dan sifat-sifat yang membuatku jauh dariMu, lapangkan dadaku untuk
selalu meniatkan diriku untuk sedekoh dan silaturrahim, ya Allah moga
kemulyaan selalu kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan
keluarganya………..Amin
Malam, setelah acara syukuran adiknya, Arjas memanggil lina dan koromah.
“kalian
telah berhasil menempuh cita- cita, banyak yang menawarkan kalian
kerja, kakak merasa bangga kepada kalian, sejarah perjalanan kakak
bersama kalian melawan oase kehidupan tak pernah kakak lupakan sampai
akhir hayat penghabisan. Sekarang kalian telah berhasil dan bertambah
dewasa berfikirnya, sekarang kakak mohon maaf kepada kalian berdua jika
selama ini kakak menyakiti hati, perasaan kalian, dek… kakak tak bisa
menjaga kalian terus menerus lagi, maafkan kakak… dek. Maafkan kakak,
jagalah diri kalian masing- masing.
Koromah dan Lina menangis sambil berkata “selama ini kakak udah membanting tulang,
tenaga di terik panas, kehujanan, tidur di pasar beralaskan koran, di
emperan, mencari uang, itu semua demi kita berdua kakak. Allah telah
memberikan yang terbaik bagi kami, kalau bukan karna kakak, kami tak
mungkin seperti ini,kakak telah menanamkan dalam jiwa kami agar selalu
menyukuri apa yang kita miliki, kakak selalu mengajarkan kita agar
saling memberi, kakak selalu memotifasi kita untuk tetap semangat dan
selalu jujur dan beribadah. Maka dari itu kakak tak perlu minta maaf
kepada kami, kami yang seharusnya minta mohon maaf kepada kaka”.
Suasana
semakin haru, kakak dan adik saling berpelukan dalam kesedihan, Karomah
pun meminta sesuatu kepada kakaknya bahwa kakaknya harus kuliah, dengan
penuh paksaan dari adik-adiknya maka Arjaspun menerimanya.
Aku Dan Kuliahku
Pertama
kali masuk kampus Arjas merasa berada dalam negara kecil yang banyak
sekali orang- orang pemikir, perkuliahan di lewati dengan semangat dan
ceria. Ketika Arjasnya pulang makanan sudah tersedia, pakaian yang agak
kusam sudah di ganti dengan yang baru, sepatu yang lama di ganti dengan
yang baru, Arjas terheran-heran itu siapa yang lakuin ini semua,
ternyata adik- adiknya yang melakukannya. Arjas bertannya kepada mereka
kenapa kalian melakukan semua ini..! kata adik- adiknya semua yang kita
lakukan belum cukup dan tidak bisa membayar apa yang kaka berikan kepada
kami, olehnya itu ini hanya sebagian kecil yang mampu kami lakukan
kepada ka, Arjas pun terdiam dan mengatakan maaf kepada adik- adiknya.
Hampir
setiap hari pelayanan dan kasih sayang adik-adiknya dalam memperhatikan
kebutuhan keseharian kakaknya dalam perkuliahan sampai merapikan tempat
tidur, dan nyuci pakayan. Arjas pun menulis surat kepada kedua orang
tuannya: surat Arjas
Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Moga
Allah selalu melindungi kita, di saat Ananda menulis surat ini Ananda
merasa malu dan ragu karna masih teringat kembali bahwa tak bisa
membahagiaan Ayahanda dan Ibunda. Dalam menulis surat ini, keadaan
Ananda dan adik- adik dalam keadaan sehat walafiat, moga Ayahanda dan
Ibunda juga mendapatkan hal yang sama. Ayahanda dan ibunda, Ananda cuma
mengharapkan kedatangan Ayah dan Ibu untuk menghadiri acara bersama
dengan teman- teman ku, mereka ingin berkenalan langsung dengan Ayah dan
Ibu, mengenai biaya keberangkatan Ananda sisipkan sedikit uang, mungkin
cukup untuk keberangkatan Ayah dan Ibunda. Moga Allah selalu melindungi
kita semua, Amin
Ananda Arjas
Kami
menjemput Ayah dan Ibu dan membawa ke rumah. Sesampainya di rumah, kami
saling bercerita terkait keadaan kampung halaman. Hari kamis semua
keluarga berdandan rapi untuk bersiap-siap menghadiri undangan wisudahan
Ananda Arjas. Ketika pemanggilan nama untuk tampil di depan, Arjas
merasa lemah seakan –akan ini bukan suatu kenyataan, dalam pikirannya
ini mimpi ya, namun dengan semangat iya katakan ‘Allah huakbar ini
adalah nikmat Allah Tuhan yang di berikan kepadaku untuk selalu
menyukurinya.’
Setelah
itu Arjas bersama Bapak Ibu dan adik- adiknya berkumpul. Bapaknya
terharu karena baru tahu bahwa anak-anaknya sudah selesai kuliah dan
sudah berkerja. Bapak dan ibunya menangis dan berkata, “nak selama ini
kami selalu berdo’a moga segala aktifitas kalian di permudah oleh Allah,
ternyata Allah telah mengabulkanya, Arjas engkau adalah anak terbaik.
Perjuanganmu membuat Ayah dan Ibu terharu, bahwa engkau adalah kakak
yang terbaik buat adik- adikmu, moga Allah memudahkan keluarga kita
dalam menempuh kehidupan di depannya.
Dalam hidup jika kita menargetkan sesuatu, namun tidak pernah berhasil, maka jangan
berputus asa karna, itu hanya sebagai bukti bahwa kita belum diberikan
kesempatan oleh Tuhan untuk memikul keinginan itu, tetaplah jalani
kehidupan dengan penuh semangat.
Saudaraku, ini merupakan kisah yang sangat luar biasa, memberikan kita semangat baru dalam menempuh hidup ini. Coba kita renungkan,
bahwa masih ada orang yang mempunyai keinginan yang besar dan berusaha
agar apa yang ia targetkan harus di dapatnya, namun ketika tidak
berhasil, iya harus tetap semangat dan pantang menyerah. Pertanyaan
yang muncul bagi kita sudah berapa kalikah anda gagal dalam hidup
ini?…jika anda gagal dalam melakukan sesuatu apakah anda mau memulainya
kembali?….jika gagal lagi apakah masih tetap memulainya kembali?….atau
mencari pintu- pintu yang lainnya?…semua ini saya kembalikan kepada anda
untuk berfikir dan merenungi. Moga proposal hidup kita yang selama ini
di targetkan dapat di mudahkan olehNya. sumber: http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/01/29/perjuangan-seorang-kakak-bagi-adik-adiknya-434780.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com