Seorang sahabat bernama Davy bertutur kepada saya tentang pengalaman hidupnya. Beliau yang berprofesi sebagai presenter, artis dan publik figur sering mendapat undangan untuk menghadiri. Dalam sebuah perjalanan bersamanya, saya mendapatkan kisah ini
26 Desember 2004 adalah tanggal yang takkan terlupa bagi rakyat
Indonesia, khususnya Aceh. Allah Swt telah memberikan sebuah peringatan
hebat dengan datangnya musibah Tsunami. Sebuah hikmah yang diambil oleh
kita bersama adalah bahwa Tsunami telah mengingatkan kita semua yang
tadinya. Serta-merta kita semua menyebut dan mengagungkan nama Allah Swt
saat menyaksikan kebesaran-Nya lewat musibah Tsunami.
Ya, kita semua terlupa untuk membesarkan nama-Nya. Hingga Dia Swt
paksa kita untuk meneriakkan nama-Nya. meski dengan pekik tangis,
erangan bahkan jeritan dari setiap mulut baik yang terkena musibah
tersebut atau yang menyaksikan. Dia Swt jg tumbuhkan rasa simpati dan
empati mendalam pada diri kita terhadap saudara-saudara kita yang
menjadi korban di sana. Hingga entah berapa milyar atau trilyun rupiah
dana digalang dr dlm maupun luar negeri untuk membantu saudara-saudara
di sana.
Davy bercerita bhw ia diundang ke sebuah desa di Aceh untuk
menghadiri acara syukuran. Alhamdulillah sebuah desa sudah berhasil
dibangun kembali dari hasil kerjasama semua pihak. Dalam acara perayaan
syukuran itu tidak hanya orang aceh saja yang hadir…, namun beberapa
orang dari dalam dan luar negeri terlihat turut hadir dan bergembira
atas desa yang berhasil dibangun kembali.
Saat acara formal sudah selesai dihelat, kini giliran acara hiburan
yang ditunggu-tunggu. Salah satu performance andalan masyarakat desa
tersebut adalah penampilan seorang gadis Aceh asli yg akan menyanyikan
sebuah lagu berbahasa Inggris. Gadis itu tanpa rasa sungkan dan ragu
tampil ke muka. Gaya dan mimiknya begitu ceria, seolah menggambarkan
bahwa ia dan rakyat Aceh tidak lagi bersedih.
Ia menyanyikan sebuah lagu tahun 80-an berjudul My Bonny, dengan
fasih gadis itu melantunkan. My bonny is over the ocean….My bonny is
over the sea…My bonny is over the ocean…O bring back my bonny to
me. Penampilan gadis itu sungguh memukau. Ratusan orang yang hadir
memberikan applause, bahkan tidak jarang yang berdiri memberi
penghormatan.
Hingga saatnya ada seorang ‘bule’ tampil ke muka dan datang
menghampiri gadis tersebut di atas panggung. Pria bule itu menyalami si
gadis kecil sambil bertanya pertanyaan sederhana dalam bhs Inggris, “O
my dear, what is your name?”Mendapati pertanyaan itu sang gadis kecil
terdiam membisu. Ia tak mampu menjawabnya, malah ia menggelengkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri. Dengan mulut tertutup ia hanya bisa
menjawab, “Mmmmmm…….!”
Sang pria bule penasaran, ia melontarkan satu pertanyaan kembali,
“O my sweetheart, do you live here?” Lagi-lagi gadis tersebut tidak
menjawab pertanyaan pria bule itu kecuali hanya dengan menggelengkan
kepala sambil menjawab, “Mmmmm….” Melihat kejadian itu kontan seluruh
hadirin tertawa. Mereka kini semua tahu bahwa gadis kecil yang baru saja
memukau dengan lagu bahasa Inggris yang dibawakannya rupanya hanya
sekedar hapal.Bahkan satu kata dan kalimat sederhana dalam bahasa
Inggris pun rupanya ia tidak tahu.
Davy meneruskan kisahnya bahwa acara itu selesai
diselenggarakan. Beberapa orang kaum muslimin yang turut hadir kemudian
pergi ke masjid terdekat untuk shalat Zhuhur berjamaah. Davy ikut serta
dalam shalat Zhuhur tersebut. Saat shalat usai dan kaum muslimin berdoa
kepada Allah Swt…, maka Davy mendengar ada seorang pria Aceh berusia tua
yang duduk di belakang sambil berdoa dengan suara terisak-isak.
Kakek itu menengadahkan wajahnya ke langit. Tangannya terangkat
sedemikian tinggi. Tubuh berguncang, air mata menetes deras dan dengan
suara terisak yang menyayat hati setiap orang yang mendengarnya. Lama
sekali kakek itu berdoa dan menangis di hadapan Tuhannya. Hingga
muncullah simpati Davy yang membuat ia tergerak untuk menghibur kakek
yang terlihat sedih tadi. Davy pun datang menghampiri.
“Pak…, kita orang beriman harus bersabar ya atas ujian yang Allah
berikan. hidup ini tak selalu bahagia, ada kalanya Dia Swt berikan ujian
kepada kita agar kita selalu mawas diri!” demikian ujar Davy kepada
kakek itu. Masih dengan tubuh berguncang dan suara terisak kakek itu
mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Davy pun kini mengusap-usap
punggung sang kakek untuk meredam tangis dan gejolak
emosi. Alhamdulillah, usaha Davy sedikit berbuah hasil. Kakek tersebut
sudah mulai agak tenang.
Davy lalu bertanya kepada kakek itu, “Memangnya berapa orang
anggota keluarga kakek yang menjadi korban Tsunami tempo hari?” Dengan
terbata-bata sang kakek menjawab,”Alhamdulillah, semua keluarga saya
selamat. Tidak satupun Allah Swt ambil lewat peristiwa Tsunami.”
Masih ingin tahu lebih jauh, Davy bertanya lagi,”Mungkin harta atau
usaha atau kendaraan bapak hanyut dan hilang disapu Tsunami?!” Sang
kakek menjawab, “Alhamdulillah tidak satu pun yang Allah Swt ambil dari
saya lewat Tsunami!” Kini Davy menjadi bingung dan bertanya membatin
mengapa kakek ini menangis tersedu. Hal itu pun ia utarakan dalam sebuah
tanya, “Lalu apa yang membuat kakek menangis seperti ini andai tidak 1
pun Allah Swt ambil lewat Tsunami?!”
Kini sang kakek menatap wajah Davy dengan dalam. Mimik kesungguhan
tergurat di wajahnya. Sang kakek bertanya kepada Davy, “Apakah Anda
tidak melihat penampilan seorang gadis kecil Aceh yang menyanyikan lagu
berbahasa Inggris?!”"Ya, saya lihat!” jawab Davy. ”Apakah Anda melihat
seorang pria bule yang bertanya kepada gadis itu dengan bahasa
Inggris?!” tanya Kakek lagi. ”Ya, saya lihat!” jawab Davy.”Apakah Anda
menyimak jawaban gadis kecil tersebut?!” tanya kakek.
“Ya, gadis itu tidak bisa menjawab pertanyaan pria tadi, padahal
sebelumnya ia bernyanyi lagu berbahasa Inggris dengan amat fasih!”jelas
Davy.
“Ya… kejadian itu membuat kt semua tertawa terbahak2 saat kt menyadari bhw gadis kecil itu tdk bs sama sekali brbahasa Inggris.
Rupanya ia hanya menghapal, dan apa yang ia nyanyikan bisa jadi tidak ia pahami…” sang kakek menambahkan.
“Kejadian itu sungguh adalah sebuah peringatan bagi saya. Sebuah
peringatan bagi saya yang sudah Terlupa atas tugas yang Allah Swt
titipkan kepada saya…” tambah Kakek.
“Maksud bapak…?!” tanya Davy mengejar.
“Teguran yg Allah berikan kepada saya hari ini jauh lebih hebat
daripada tegurannya yang bernama Tsunami.Dalam tempo hanya beberapa
belas menit, Tsunami telah melenyapkan hampir seluruh harta dan jiwa
yang dimiliki oleh rakyat Aceh.Namun teguran Allah Swt yang diberikan
kepada saya ini boleh jadi akan melenyapkan semua kebahagiaan
saya…, tidak hanya di dunia bahkan mungkin hingga akhirat!” terang sang
kakek.
Davy hanya terdiam. ia masih belum mengerti. Ingin sekali ia menyimak dengan seksama apa yang akan dijelaskan oleh sang kakek.
Sang kakek pun menambahkan, “Peristiwa gadis itu menyadarkan saya
bahwa sang gadis tidak memahami apa yang ia nyanyikan. Kejadian itu
membuat semua orang yang hadir tertawa terbahak saat menyadarinya. Kini
usia saya sudah lebih dari 60 tahun, dan saya tahu mungkin waktu
kematian saya sudah tak lama lagi.
SETIAP HARI SAYA SHALAT, BERDOA & MEMBACA AL QURAN. NAMUN
APA YANG SAYA BACA DAN HAPALKAN HANYA SEDIKIT YANG BISA SAYA
MENGERTI. SAYA TAK UBAHNYA SEPERTI GADIS KECIL TADI…. MUNGKIN SAAT SAYA
MATI DAN BERADA DI DALAM KUBUR…., MALAIKAT MUNKAR-NAKIR AKAN DATANG
KEPADA SAYA DAN BERTANYA…, MAN RABBUKA…, WA MAN NABIYYUKA…, WA MA
QIBLATUKA… WA MAN IKHWANUKA…?
SAAT ITU SAYA AKAN TERDIAM, TERPAKU DAN TIDAK BISA MENJAWAB.
MUNGKIN SAYA AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA DENGAN GADIS TADI. SAYA AKAN
MENGGELENGKAN KEPALA DAN MENJAWAB DENGAN; MMMMMM…… SAYA TIDAK MENGERTI.
Bila hari ini kita semua tertawa atas gadis yang tidak mengerti
tadi…, boleh jadi nanti di kubur malaikat, setan dan iblis akan
menertawakan saya sambil berkata…,Lihat ini anak manusia, 60 thn lbh dia
hidup di dunia menjadi hamba Allah,namun selama itu ia tidak mengerti
apa yangg Allah mau dari hidupnya!”
Kalimat terakhir itu membuat sang kakek kembali menangis tersedih.
Ia tidak lagi menghiraukan Davy yang berada di sisinya. Ia menutup wajah
dengan kedua telapak tangannya. Berulangkali kata tobat ia ucapkan
kepada Tuhannya. Davy hanya tercenung, bergetar relung batinnya.
Perlahan tangannya yang sedari tadi merangkul tubuh sang kakek ia
lepaskan.
Kini tatapan Davy nanar. Tak terasa air mata sudah mulai mengembang
di sudut matanya. Dalam batin ia berulang membaca istighfar. Ia
bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberi peringatan
kepadanya…, Padahal sebelumnya ia termasuk manusia yang ‘terlupa’.
Thanks to Davy buat kisah yang sungguh menggetarkan ini!
- Bobby Herwibowo-
http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/kisah-kakek-sholeh-yang-terlupa.htm#.UsXW3vuaKho
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com