GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

KISAH NYATA KAKEK MISTERIUS: Kisah Nyata 4 Hari Hilangnya Aminah dibawa Kakek Misterius

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 07 April 2015 | 18.52

bagindaery.blogspot.com
Kisah ini diangkat benar-benar dari Kisah Nyata Saudara Ibuku,
Monggo Disimak,,,

INTER MEZO

Saya slalu senang mendengarkan ketika orang tua sanak saudara berkumpul, saling tegur sapa dan saling bercerita mengenai pengalaman diwaktu muda, ada hal yang menarik pada waktu itu, dimana sepupu dari ibuku Sebut saja Aminah Namanya..bercerita mengenai pengalamannya ketika itu, boleh dikatakan ini merupakan pengalaman pribadi beliau, penuh dengan misteri, penderitaan dan hampir saja membuatnya gila...

Ini merupakan kisah nyata yang saya degar dari nara sumber sendiri dan kejadian ini dibenarkan pula oleh tetangga terdekat, saudara dekat beliau dan orang tua dari narasumber sendiri bahkan ibuku juga membenarkannya, mereka yang terlibat langsung dalam proses Pencarian 4 hari hilangnya Aminah dibawa Kakek Misterius. Cerita ini dumulai kurang lebih 34 tahun yang lalu, ya 34 tahun yang lalu karena kejadiannya bersamaan dengan lahirnya anak kedua dari aminah sebut aja Cucu namanya dia perempuan, saat ini ia berusia kurang lebih sekitar 34 tahun, sebenarnya dia merupakan saudara sepupuku sendiri, karena ibuku dan ibunya Cucu yaitu Aminah adalah saudara sepupu, jadi kalo ditelusuri cucu adalah saudara sepupu jauh saya satu uyut.

AWAL CERITA

Waktu itu Aminah kebetulan tinggal disebuah desa, secara geografis desa itu terletak di sebelah utara kabupaten Garut dan termasuk kecamatan tarogong kidul pada saat ini, Cibunar nama desanya, kebanyakan orang Garut pasti tau letak desa itu, boleh dikatakan Desa Cibunar pada waktu itu masih merupakan sebuah Kampung kecil yang terletak disudut kota Garut, sebelah timur membentang aliran sungai cimanuk , dari dalam desa terkesan desa itu di kelilingi oleh pesawahan dan hutan belantara yang cukup lebat, sebuah desa terpencil yang jauh dari keramaian dan terkesan angker, maklum pada waktu itu sekitar tahun tujuh puluhan.

Aku masih ingat ketika usiaku menginjak 7 tahun, melihat desa yang masih asri dengan alamnya,rumah rumah berdindingkan bilik kayu, tempat duduk (GOLODOG) di setiap teras rumah yang beralaskan batu kali sebesar kepalan tangan yang disusun terhampar di depan halaman rumah, khas rumah kampung masa lalu, rimbun dengan banyak pepohonan, kebun bambu tumbuh disana sini, hamper setiap 20 meter persegi disetiap sudut rumah terdapat kebun bamboo dan hanya ada jalan setapak selebar 1,5 meter, jalan itulah yang menghubungkan desa cibunar dengan desa-desa disekitarnya, jalannyapun masih tanah berlumpur, tidak seperti saat ini , belum ada penerangan pada waktu itu, penerangan hanya dengan memanfaatkan Oncor (ruas bambu kering yang diisi minyak dan disumbat dengan segumpal kain, untuk sumber nyala apinya), Oncor inilah yang digunakan sebagi satu-satunya alat penerangan dan hampir disetiap rumah menggunakan alat penerangan ini, oncor dipakai karena pada waktu itu Aliran listrik belum ada.

Di desa itulah kisah Misteri hilangnya Aminah dimulai, Aminah menikahi seorang pemuda berperawakan tegap, dan berwajah ganteng pada masanya, nama pemuda itu Mukmin, dari pernikahannya ini mereka dikaruniai seorang anak laki-laki sebut saja Somad namanya, usia pernikahannya pada waktu itu sekitar 3 tahun dan anak pertamnaya berusia kurang lebih 2 tahun, Rumah tangganyapun terkesan baik-baik saja, Mukmin bekerja di salah satu pabrik dodol di kota Garut, hampir satu minggu sekali Dia pulang kerumah, maklum jarak Pabrik ke desa cibunar dimana mereka tinggal cukup jauh, kurang lebih 8 kilo meter, cukup jauh dengan berjalan kaki pada waktu itu.

PENANTIAN

Di tahun kelima pernikahannya aminah mulai menampakan tanda-tanda mengandung anak ke 2, dari sinilah Segala bentuk permasalahan mulai merong-rongi aminah. tidak seperti biasanya suaminya Mukmin kini jarang pulang, padahal Aminah sudah tidak sabar ingin menceritakan kabar gembera kepada suaminya mengenai kehamilan keduanya, tapi suaminya belum juga menampakan batang hidungnya, suaminya sudah dua minggu belum pulang, “Barangkali Dia sibuk bisik aminah didalam hatinya”, kecurigaan aminah mulai Nampak ketika suaminya pulang, raut mukanya kelihatan ketus, raut muka yang tidak seperti biasanya, tidak ada senyum sedikitpun di raut mukanya, “Ah barangkali ini hanya prasangkaku saja” ucap aminah dalam hatinya, melihat raut muka suaminya Aminah belum berani mengatakan bahwa dirinya sedang hamil, baru pada keesokan harinya dimana suaminya mau berangkat lagi, aminah mulai memberanikan diri bercerita kepada suaminya bahwa dirinya sedang hamil, suaminya Cuma berkata “Berapa bulan?”, lantas aminah berkata bahwa dirinya kini mengandung 4 bulan, dengan nada ketus suaminya berkata “ya sudah jaga baik-baik aku mau kerja”, seperti ditampar belalai gajah, eh maaf maksud Ane seperti menelan pil pahit, mendengar kata-kata suaminya pada waktu itu, padahal ia berharap mendapat kecupan dan pelukan dari suaminya.

Tidak terasa kini kandungan aminah menginjak bulan ke 6, aminah mulai diliputi perasaan tidak karuan, tidak seperti biasanya suaminya belum pulang-pulang juga, padahal sudah 2 bulan semenjak kepergiannya, penantian yang cukup panjang untuk seorang ibu hamil yang haus akan belaian suaminya. diliputi oleh kebimbangan yang sangat, banyak ketakutan yang menghantui perasaan aminah tentang suaminya, “Dimana suamiku, mudah-mudahan dia selemat dan dalam keadaan sehat” doa aminah didalam hati, ia selalu mendoakan yang terbaik untuk suaminya. menit brganti jam,jam berganti hari, hari berganti bulan, sama sekali tidak ada kabar sedikitpun mengenai suaminya, akhirnya di ujung penantian yang cukup panjang, Aminah mengutus Kakak sepupunya Rodayat, untuk mengunjungi suaminya dan membawanya pulang, kebetulan kakak sepupunya tau dimana suami aminah biasa menginap.

KABAR YANG MENYAYAT HATI

Di masa penantiannya dengan penuh kecemasan akan suaminya, Aminah mondar mandir keluar masuk rumah dengan harapan Rodayat yang diutusnya pulang membawa suaminya, pucuk dicinta ulampun tiba akhirnya Rodayat sepupu yang diutusnya terlihat dari kejauhan menuju arahnya, Rodayat lantas menghampirinya, sebelum rodayar bercerita ia menasehati Aminah agar tabah dan sabar atas kabar yang akan disampaikannya, Aminah mulai dag-dig-dug tidak karuan, “Ada apa gerangan ucapnya” sambil mengusap air mata yang menetes di kedua matanya, akhirnya aminah harus nerima kabar yang sangat menyayat hati, bahwa suaminya Berencana Mau kimpoi lagi dengan Wanita idaman barunya, Seperti disambar petir, Aminah tersungkur tak sadarkan diri dalam pangkuan sepupunya, Sungguh Naas nasib Aminah, wanita dalam keadaan hamil 7 bulan yang seharusnya mendapat belaian kasih sayang dari dan dimanja suaminya, ternyata disakiti tanpa perasaan dasar Suami tak bertanggung jawab, “Bentaku dalam hati ketika mendengar cerita ini”.

PROSES KELAHIRAN ANAK KE 2 AMINAH

Sehari setelah mendengar kabar tak sedap mengenai suaminya, aminah banyak menyendiri melamun, sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya, kadang keluar rumah dengan tatapan yang kosong, disapapun kadang dijawabnya kadang tidak, orang tuanyapun ikut prihatin dan menagisi nasib anaknya aminah, orangtuanya Cuma bisa mendoakan yang terbaik dan kadang berucap sambil meneteskan air mata(Cing sabar Minah (sapaan buat aminah), cing loba ngadoa, mudah-mudahan salaki maneh teh dibaliken hatena ku Allah artinya : yang sabar minah banyak berdoa mudah-mudahan suami kamu dibalikan hatinya oleh Allah), sambil ngusap kepala aminah, sungguh hari-hari yang menyakitkan bagi aminah, karena sampai saat itu suaminya belum juga datang untuk menjenguknya, Aminah hanya bisa melamun dan melamun saja.

Hari berganti minggu-minggu berganti bulan, Menjelang Magrib kira-kira pukul 6.30 sore, akhirnya Tanda-tanda kelahiran anak keduanya mulai terasa, Orang tuanya sadar bahwa anaknya akan melahirkan, dengan sigap orangtunya memanggil Paraji (Dukun Beranak) ma Odah namanya, yang sudah siap sedia menunggu, Aminah yang saat itu berada dalam lamunan, hati yang tersayat karena suaminya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan, yang saat ini bayi itu adalah CUCU usianya kurang lebih 34 tahun saat ini.

SIAPA KAKEK YANG MENGGENDONG AMINAH ?

Disinilah perjalanan misterius aminah dimulai!
Proses Kelahiran yang cukup melelahkan, darah segar yang menempel pada sinjang (rok kebaya) yang masih dipakainya terlihat kental mongering memudarkan warna asli kebaya yang berwarna kuning kecoklatan, Tidak ada raut muka bahagia di wajah aminah saat bayinya lahir, dia masih tetap melamun, sepertinya lamunannya masih tetap pada suaminya, padahal proses kelahirannya tidak didampingi oleh suaminya, suaminya sepertinya lepas tanggung jawab atas aminah dan anak yang dilahirkannya.
Sementara orang tua dan orang-orang disekitarnya sibuk mengurusi bayinya, aminah pelan-pelan bangkit, dan turun dari ranjang persalinan, darah segar masih keluar dari rahimnya, tanpa sepengetahuan orang-orang disekitarnya, aminah dalam keadaan setengah sadar, dengan tatapan kosong keluar meninggalkan rumah, padahal Hari sudah mulai berganti gelap , dekat ke waktu magrib pada waktu itu , hanya satu tujuan Aminah, ia berniat untuk mengunjungi suaminya, Ntah apa yang merasuki Aminah, baru selesai melahirkan, fikiran tidak karuan, hanya ada satu di hatinya, dia hanya ingin Suaminya.

Darah berbau Amis sisa persalinan sepertinya masih menetes dari rahimnya, aminah berjalan terhunyung-hunyung menyusuri jalan setapak berlumpur yang menghubungkan desa cibunar dengan desa yang lainnya, dipersimpangan jalan dengan kebun bamboo yang jarang dilewati orang (saya dapat informasi dari Aminah sendiri), dalam keadaan setengah sadar, dah fikiran yang kosong aminah berpapasan dengan seorang Kakek-kakek, kemudian kakek itu menyapanya (Aduh deu-deuh teuing incu Aki yap Kadieu ku aki di akod) artinya (“Duh Kasihan cucu kakek, sini Cu, sambil memberikan punggungnya untuk dinaiki), Aminah lantas menuruti dengan menaiki punggung si kakek untuk di gendong
http://www.kaskus.co.id/thread/5281118ef7ca178b56000007/kisah-nyata-misteri-4-hari-hilangnya-aminah-dibawa-kakek-misterius/1




KEADAAN BAYI AMINAH DAN KELUARGANYA
Tepat Dihari dimana Aminah menghilang, orang tua dan saudara-saudara aminah kalang kabut dengan dihinggapi perasaan GALAU yang sungguh EXTRIM, mereka tidak tinggal diam terus berusaha untuk mencari aminah, dicarinya aminah kesana-kemari tetapi sialnya pencarian mereka pada sore itu tidak membuahkan apa-apa. orang tuanya sangat khawatir terhadap keadaan aminah, apalagi pada waktu itu santer dengan mitos penduduk setempat, bahwa sangat dilarang orang yang baru melahirkan keluar rumah pada waktu menjelang Magrib, mengingat darah persalinan yang masih menetes, masih tercium bau Amis, konon katanya bisa mengundang Mahluk GHAIB sebangsa JIN untuk mengganggunya.

Gelap gulita mulai menyelimuti kampong kecil itu, Keluarga aminah pada waktu itu dibantu dengan tetangga terdekat, Pak Osin sebagai Kepala team pencarian pada waktu itu, terus berupaya mencari aminah, dengan bantuan penerangan Oncor seadanya mereka berupaya terus melakukan pencarian, pencarian pun dilanjut untuk menelusuri desa cibunar, sudut demi sudut di telusuri kebun-kebun bambu di masuki sambil berteriak “Aminah- Aminah dimana….” kata-kata itulah yang terdengar saling bersahutan diantara mereka, mereka hanya berharap bisa menemukan aminah dimanapun ia berada.

Sementara tetangga dan keluarga aminah sedang melakukan pencarian, Di rumah, bayi Aminah yang berada dalam gendongan neneknya terus merengek menangis dan terus menangis, mengisi keheningan malam yang mulai gelap gulita, kasihan bayi itu, bayi mungil yang seharusnya mendapatkan air susu dan kehangatan belaian ibunya di hari pertama dia ada didunia, hanya bisa pasrah dengan takdirnya, setiap kali bayi itu menangis, keluarga Aminah hanya bisa memberinya tetesan air teh manis, maklum pada waktu itu susu DANCOW sulit diwilayah dimana aminah tinggal apalagi GSM kagak ada brow pada waktu itu.


Hari Pertama
Pertemuan aminah dengan si kakek membawanya ke sebuah perjalanan yang sulit dimengerti oleh nalar manusia pada umumnya, dihari dimana aminah bertemu si kakek untuk hari pertama, ia dibawa kesebuah sumber mata air, Mata air Cibungur namanya, begitu orang sekitar menyebutnya, ntah apa yang ada dibalik nama tempat itu Bungur artinya Violet, Ci artinya air , air tersebut ada di daerah ujung Selatan desa Cibunar, agak sedikit seperti lembah tetapi tidak terlalu dalam, terletak di dalam hutan yang rimbun dengan pohon bamboo yang menjuntai, tempat itu tidak terlalu jauh kurang lebih 50 meter dari pemukiman sekitar, Cuma jalan setapak agak menurun untuk menuju tempat tersebut, sumber mata air itu dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai tempat mandi cuci kakus di siang hari, sebenarnya keluar air tersbut karena ada pohon KIARA (gak tau bahasa indonesianya pohon apa ya pokoknya masyarakat menyebutnya Pohon KIARA) , sangat besar, kurang lebih ukurannya sebesar 3 ekor kerbau, pohon itu kelihatan angker dengan sebagian akar-akarnya seukuran betis orang dewasa terlihat menembus tanah, dari bawah pohon itu keluar mata air sebesar ibu jari kaki, masyarakat menampung air tersebut dengan membuat bendungan seluas 4x 3 meter tepat dibawah pohon besar itu, Menurut penduduk setempat air tersebut keluar karena ada pohon besar itu, jika pohon itu ditebang, maka airpun akan mongering katanya. tepat di bawah phon besar itulah aminah tinggal di hari pertama aminah di bawa oleh si kakek.

Perasaan aminah pada waktu itu tidak bisa dejelaskan, dia Cuma sadar itu adalah malam hari, dan dia sadar dia ada didalam hutan, tidak ada penerangan, tetapi tidak ada perasaan takut sama sekali, Kedua Payudaranya mulai membengkak dan terasa berat ingin sekali ia menyusui anaknya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya terpaku, seperti berada dalam pengaruh hipnotis, dan hanya si Kakek yang ada disampingnya. dalam keadaan aminah terpaku diam tidak bisa bertindak apa-apa, aminah sadar pada waktu itu ia mendengar sayup-sayup dari kejauhan teriakan-teriakan orang-orang yang memanggil namanya, Minah-Minah…Minah-Minah…, suara tersbut perlahan tapi pasti mendekati aminah, Minah…Minah…suara tersebut kedengaran dengan jelas oleh Aminah, tepat didepan aminah kurang lebih berjarak 4 meter di kegelapan malam aminah melihat percikan cahaya-cahaya Oncor melintasi jalan setapak yang ada didepannya, Aminah dengan jelas melihat Pak Osin dan beberapa orang lainnya yang pada saat itu melakukan pencarian, lewat tepat dihadapannya, meskipun begitu mereka sepertinya tidak bisa melihatnya, Aminah pada waktu itu bermaksud ingin menanyakan kabar Bayinya pada mereka, mulutnya terasa terkunci, tidak bisa berteriak, tidak bisa beranjak, padahal ingin sekali hatinya menanyakan kabar bayi yang dilahirkannya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, pelan-pelan tapi pasti akhirnya team pencarian mulai menjauhi lokasi dimana aminah berada, Hanya Aminah dan si kakeklah yang tidak bernjak dari tempat itu, si kakek kemudian berucap (“UCu Isukmah Urang pindah tidieu, Isukmah Urang Ka Cilamping jeung aki” Artinya : Cucuku besok kita akan menuju cilamping.) Cilamping adalah nama tempat sumber mata air berikutnya yang akan dikunjungi aminah dengan si kakek, Aminah hanya bisa Mengangguk.
http://www.kaskus.co.id/post/528341d2feca172c22000008#post528341d2feca172c22000008




Hari Kedua
Tidak terasa Malampun berganti Siang, Aminah belum Kunjung ditemukan, ini adalah hari kedua dimana ia menghilang, Di rumah, bayi aminah terus merengek, hanya tangisan dan tangisan yang mengisi kesunyian ruangan rumahnya, dihari tersebut bayi itu akhirnya mendapatkan tetesan susu, susu itu kebetulan dari saudara aminah yang terpaksa membelinya ke daerah kota, karena merasa kasihan dan khawatir atas kondisi bayinya, akhirnya bayi itu mendapatkan tetesan susu untuk pertama kalinya.

Dihari kedua ini, di siang hari dilokasi dimana Aminah berada, Ia hanya bisa tidur dan tidur, kadang dia terbangun, Sepertinya kakek yang menemaninya tadi malam tidak lagi terlihat disampingnya, Ntah kemana, Tapi Aminah tetap masih dalam kondisinya, masih seperti ada dalam pengaruh hipnotis, ia tidak bisa beranjak dan tidak bisa berbuat apa-apa, Siangpun Mulai Berganti malam, si kakek yang tidak tampak akhirnya muncul lagi disampingnya, ntah dariman datangnya, si Kakek pada waktu itu berniat ingin melanjutkan perjalanannya, menuju tempat ke dua Cilamping namanya, dengan digendong sama si Kakek dalam keadaan Aminah ingat tidak ingat akhirnya mereka Beranjak dari lokasi itu menuju CIlamping, sampailah mereka ditempat tujuan.

Sudah 2 hari ia menghilang, tanpa ia sendiri mengerti, malam kedua ini Ia berada di Cilamping, tempat lokasi mata air berada, mata air tersebut menetes diantara bebatuan cadas yang membentuk dinding curam disekitarnya, memang Lokasi ini cukup jau dari pemukiman, dan berada disebuah lembah cukup dalam dari permukaan desa cibunar, pada siang hari hanya ada beberapa orang saja yang beraktifitas mandi cuci kakus ditempat ini, malam hari tidak pernah ada orang yang berani yang lewat pada tempat ini, karena mungkin harus melalui jalan setapak lewat kebun bamboo yang cukup rindang, ditambah dengan turunan yang cukup curam untuk melaluinya dan persis disampingnya adalah jurang yang cukup dalam dan rimbun dengan pepohonan, jurang tersebut mengarah kepada aliran Cimanuk yang membentang dari arah utara ke selatan.

Ditempat sekarang aminah berada aminah seperti biasa hanya bisa berdiam terpaku bersama sang kakek di sampingnya, Ia pada malam itu merasa lapar yang sangat, karena hampir satu hari penuh ia tidak makan, Saking tidak kuatnya menahan lapar akhirnya aminah meminta Makan sama Si Kakek, “Aduh Kek Lapar!” ucapnya, si kakek kemudian menawarkan potongan makanan kepadanya, Makanan yang dikasih si kakek tidak seperti makanan pada Umumnya, Katanya makanan itu berwarna hitam kemerahan sama seperti Potongan Genteng yang sudah Kusam kurang lebih berukuran sebesar 3 jari orang dewasa, Seperti itulah makanan yang dikasih sikakek, Karena lapar tanpa berfikir panjang akhirnya makanan tersebut sampai kemulutnya, Tidak berasa apa-apa ketika menyantap makanan itu rasanya tawar, Anehnya setelah Habis melahap makanan tersebut Aminah merasa Cukup Kenyang dan tidak merasa haus. malam mulai berganti siang, diamatinya sikakek tidak lagi ada disampingnya, sepertinya dia menghilang atau pergi untuk sementara, tapi keadaan aminah pada waktu itu masih tetap seperti hari-hari sebelumnya, tidak bisa berbuat apa-apa dan yang bisa ia kerjakan hanyalah diam terpaku dan tidur.

Hari ketiga
Tidak terasa sudah hari ketiga Aminah belum juga ditemukan, keluarga aminah masih terus diliputi oleh keadaan panic tidak karuan, memikirkan kondisi anaknya yang belum diketahui rimbanya. Akhirnya atas inisiatif tetangga-tetangga terdekat, keluarga Aminah diminta untuk mencari Orang pintar, mereka berpendapat barangkali hilangnya aminah karena ada campur tangan mahluk Ghaib sebangsa JIN yang menculiknya.

Keluarga Aminah pada waktu itu langsung merespon inisiatif salah seorang tetangganya, ia mencari orang pintar untuk membantunya, Dari orang keorang dia tanyakan mengenai orang yang kira-kira mampu untuk menolongnya, sampai pada akhirnya Dia ditunjukan kesebuah rumah, tidak terlalu bagus, rumah panggung yang sedehana, dengan bilik kayu yang digunakan sebagai dinding rumahnya, rumah tersebut masih berada di wilayah Cibunar. Mang Upis nama pemilik rumah itu sosoknya tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu gemuk dan gemar memakai peci, sebagian rambutnya sudah ditumbuhi uban, hitam kulitnya, maklum mang upis hanya seorang buruh tani dan seorang peternak Domba, Mang upis sebenarnya bukan Orang pintar tapi Dia adalah orang yang tau persis siapa yang bisa menolong keluarga Aminah dari musibah yang sedang dihapinya, mang upis hanyalah perantara yang nanti akan menghubungkan keluarga aminah dengan orang pintar yang dimaksud.

Tibalah Kluarga aminah ke rumah mang Upis, kebetulan pada hari itu Mang upis sedang ada dirumah, detuminya mang Upis, keluarga aminah menceritakan dan hendak bermaksud mencari orang yang mampu mengatasi masalahnya, sepertinya tidak perlu panjang lebar, Mang Upis sudah mengerti mengenai maksud kedatangan keluarga Aminah, Mang upis dengan rendah hati akan membantu untuk menemui orang yang bisa menolong memcahkan masalah yang sedang dihadapi keluarga Aminah, tidak menunggu lama setelah kepergian tamunya mang Upis langsung beranjak dari tempat duduknya untuk menemui Orang pintar yang dimaksud, tidak lupa dengan pecinya mangupis berjalan menusuri jalan setapak menuju desa tetangga yang berjarak 4 kilo meter dari rumahnya, mang upis sepertinya sudah tau persis Rumah tempat orang pintar tersebut berada, Yak arena memang orang pintar tersebut adalah masih saudara dekatnya, Mbah Ukon nama orang pintar itu, pria usia 70 tahun yang berperawakan tinggi dan kurus, dengan tatapan mata yang sayu, rambutnya sudah kelihatan putih tetapi posturnya masih kelihatan segar walaupun usianya sudah tidak muda lagi.

Setibanya mang upis dirumah Mbah Ukon, mang upis kemudian menceritakan detail kejadiannya dari awal sampai aminah hilang dan masih belum ditemukan sampai saat ini, Mbah ukun mengangguk tandanya mengerti, Mbah ukon terdiam sejenak memejamkan mata dan mulai berfikir, ntah apa yang sedang dilakukannya, sampai pada akhirnya Mbah ukon berpesan melalui Mang Upis agar keluarganya menyediakan Kemenyan Madat, kemenyan yang warnanya Hitam,dan baunya khas seperti kemenyan pada umumnya, katanya hanya dengan kemenyan inilah Aminah bisa ditemukan itu juga kalau tidak terlambat gumamnya, beliau juga berpesan akan segera menemui keluarga Aminah untuk mulai mencarinya.

Sementara keluarga Aminah sibuk dengan urusannya, Aminah masih berada di lokasi yang tidak bisa ditemukan, siangpun tidak terasa mulai berganti malam, si kakek yang tadinya tidak kelihatan batang hidungnya sudah berada disampingnya, di malam ini Sikakek berencana membawanya ke sumber mata air berikutnya, mata air itu terletak dilembah yang cukup dalam, orang sekitar menyebutnya Cinyusu, masyarakat sekitar kadang menggunakan sumber air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari Aminah kemudian dibawa oleh si kakek ke sumber air tersebut, seperti biasa tidak ada yang bisa dilakukan Aminah dia hanya bisa menuruti apa yang diperintah sikakek, dan setiap kali ia lapar, ia akan dikasih sepotong makanan sama seperti hari-hari berikutnya, dengan memakan makanan itu ia akan merasa kenyang dan tidak merasa haus lagi.

Hari Keempat
Keluarga aminah sudah dapat kabar dari mang upis untuk menyediakan syarat-syarat yang harus dipenuhi, syarat-syaratnya pun sepertinya sudah disediakan, segenggam menyan madat warna hitam lengkap dengan tempat pembakarannya, tidak ditunggu lama, pada hari keempat ini tepatnya di siang hari, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, dia adalah Mbah Ukon dengan pakaian hitam dan memakai peci hitam, datang dengan mang Upis untuk menemui keluarga Aminah, setelah merka berkumpul, mbah ukon kemudian meminta syarat yang dimaksud, kemenyanpun mulai dibakarnya, mbah ukon kemudian memejamkan mata, komat-kamit melapalkan kata-kata yang sulit dimengerti karena memang suaranya tidak terlalu keras.

Mbah ukon akhirnya membuka matanya, dengan suara yang sedikit parau mbah ukon berkata, alhamdulilah belum terlambat, nanti sore antar saya keperbatasan desa cibunar dengan desa sekitarnya, waktu yang ditunggupun akhirnya tiba, Mbah ukon ditemani sama Mang upis dan keluarga Aminah akhirnya menuju lokasi yang dimaksud, Ciraja nama lokasinya, lokasi tersebut terletak bertepatan dengan jalan setapak yang sering di lalui orang untuk keluar dari desa cibunar, ketika masyarakat cibunar menuju kota garut jalan inilah yang dijadikan alternative untuk menuju Garut kota. jalannya sedikit menurun, pohon bamboo dan kayu yang ada di samping kiri dan kanannya, jalannya cukup terjal dan berlumpur dikala musim hujan. Sampailah mereka dilokasi yang dimaksud, Mbah ukun akhirnya duduk bersila dan mulai menyalakan kemenyan untuk kedua kalinya, sambil komat-kamit selang beberapa saat, akhirnya Aminah yang dicari Menampakan diri kurang lebih 10 meter berada didepannya, pakainnya kucel dan posisinya sedang tersungkur di atas rerumputan kering dibawah pohon bambu, ia dalam keadaan pingsan. Mbah ukon berkata tadi ada sosok kakek-kakek sedang menemani Aminah tepat berada disampingnya, Katanya kakek-kakek yang menemani aminah lari terbirit-birit kabur karena ketakutan.

Lantas sebenarnya Siapa kakek-kakek itu?, Mbah ukon menjelaskan bahwa kakek-kakek itu adalah jelmaan sebangsa Jin, Dia merasa kasihan kepada Aminah dan bermaksud akan menikahinya. seandainya pada waktu itu terlambat, Aminah tidak akan bisa lagi ditemukan. Mengutif dari informasi aminah setelah ditemukannya, bahwa ia pada hari keempat itu , akan dibawa oleh si kakek menuju daerah Laut kidul wilayah Pameungpeuk Kabupaten Garut.

Mbah ukon Cuma berpesan jangan Keluar diwaktu Menjelang Magrib untuk Ibu-ibu yang baru saja melahirkan,karena masih bau amis darah yang akan memancing mahluk halus untuk mendekatinya, juga jangan banyak lamunan. mungkin pada waktu itu Kampung dimana Aminah tinggal masih GEUEUMAN (angker maksudnya), tapi sekarang sudah ramai.
Alhamdulilah Aminah Akhirnya ditemukan, lantas bagaimana dengan suaminya, Suaminya tidak jadi menikah, karena ketika itu ada salah satu saudara aminah yang bekerja di departemen agama, mengabari KUA untuk tidak menikahkan pria yang bernama MUKMIN karena dia sudah beristri,
Sampai sekarang aminah hidup senang bersama keluarganya, dengan kisah yang tidak mungkin bisa ia lupakan.


TERIMA KASIH AGAN & AGANWATI SUDAH MEMBACA


Cerita ini adalah kisah nyata dengan tidak mengurangi alur cerita yang sebernarnya, hanya sedikit dimodifikasi dalam cara penyampaiannya.


sebenarnya masih banyak cerita yang serupa dengan kasus yang berbeda, bahkan ada anak kecil usia 10 tahun sampai sekarang sudah 3 tahun belum ditemukan,

kemudian kakak kelas saya sendiri dulu waktu saya kelas 5SD ada yang mengajak diwaktu Subuh, karena berencana ada acara masak-masak bareng itu sudah direncanakan, ternyata yang mengajak bukan temannya melainkan mahluk gaib yang menyerupai temannya, Sempat Hilang Akhirnya ditemukan



Barangkali Agan aganwati disini ada kisah serupa silahkan share.....
http://www.kaskus.co.id/post/52833f04f7ca17ed20000009/1#post52833f04f7ca17ed20000009 

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...