by: http://iqbalmedana.blogspot.com/2013/03/alat-alat-yang-di-gunakan-manusia-pada.html
ZAMAN BATU
1.
ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
A. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak
ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper"
(alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
B. Kapak Perimbas
Kapak
perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata.Manusia
kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus.Alat ini juga ditemukan di
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa
Choukoutieen (Beijing).Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa
Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan.
C. Alat-alat dari tulang
binatang atau tanduk rusa
Salah
satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang
binatang.Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong.Kebanyakan
alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak
bergerigi.Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam
tanah.Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap
ikan.
D. Flakes
Flakes
yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti
alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
2.
Alat-alat yang digunakan
pada zaman Mesolithikum
A.
Pebble
(kapak genggam Sumatera = Sumateralith
Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein
Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnyamenemukan
kapak genggam.Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut
dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan
lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra.Bahan-bahan untuk membuat kapak
tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.
B.
Hachecour
t(kapak pendek)
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
C.
Pipisan
Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit
kerang, juga ditemukan pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya).Batu
pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk
menghaluskan cat merah.Bahan cat merah berasal dari tanah merah.Cat merah
diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.
3.
ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM
Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat
dari batu yang sudah dihaluskan.
A. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar
penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar
penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
B. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
C. Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir
sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya
diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi.Daerah kebudayaan
kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai
sungai Gangga.Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia
Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu,
jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah
ditemukan yaitu di Minahasa.
D. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini
banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam
jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama
untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi
(pengikis) menggunakan pasir.
Selain gelang ditemukan
juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah
pula.Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu
akik.
E. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat
pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan
membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan.Pekerjaan tersebut
disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati.Sebagai
contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan
alat pemukul kulit kayu.Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum
sudah berpakaian.
F. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama
ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di
lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya
berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa
pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumbawa
banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
4.
Alat-alat yang digunakan pada zaman Megalithikum
A. Menhir
Menhir adalah
bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh
nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang
berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti
punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah
Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui
bentuk-bentuk menhir,maka simaklah gambar di bawah ini.
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang.Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
B.
Punden
Berundak-undak
Punden berundak-undak
adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat
pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini
C.
Dolmen
Dolmen merupakan meja
dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan.
Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut
tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai
mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.
D.
Sarkofagus
Sarkofagus adalah
keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai
lesung dari batu utuh yang diberi tutup.Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya
di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi,
perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali.Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali.Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal
masyarakat Bali sejak zaman logam.
E.
Peti
kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari
batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun
persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang
atasnya juga berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur).Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik.Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur).Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik.Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.
F.
Arca
batu
Arca/patung-patung dari
batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan
adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet.Sedangkan bentuk arca manusia yang
ditemukan bersifat dinamis.Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang
dinamis seperti arca batu gajah.
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu.Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu.Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur
G. Waruga
Waruga
adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Didalam
peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain
berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda
logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain.
Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini
adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga
dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda
periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan
sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.
ZAMAN LOGAM
1.
Zaman
Tembaga
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
2.
Zaman perunggu
Pada zaman perunggu ini, manusia telah menemukan logam campuran yang lebih keras dari tembaga. Campuran antara tembaga dan timah putih ini disebut perunggu. Logam campuran ini dibentuk menjadi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pada zaman perunggu ini, manusia telah menemukan logam campuran yang lebih keras dari tembaga. Campuran antara tembaga dan timah putih ini disebut perunggu. Logam campuran ini dibentuk menjadi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
A.
Arca Perunggu
Arca perunggu / patung
yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragaman yang berbentuk
manusia,ada juga yang berbentuk binatang.Pada umumnya arca perunggu bentuknya
kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya.Adapun fungsi dari cincin
tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak
mustahil,arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul
kalung.Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang
(Riau).Palembang (Sumsel),dan Limbangan (Bogor).
B.
Kapak
Corong (Kapak Perunggu)
Kapak corong dapat ditemukan di Sumatera
Selatan,Jawa,Balio,Sulawesi dan kepulauan Selayardan Irian.Kegunaannya sebagai
alat perkakas.
C.
Nekara Perunggu (Moko)
Nekara
Perunggu berbentuk seperti dandang.Banyak ditemukan di daerah:Sumatera.Jawa
Bali,Sumbawa,Roti,Leti,Selayar dan Kepulauan Kei.
Fungsi:
Untuk acara keagamaan,sebagai maskawin,sebagai sarana upacara minta hujan
(biasanya di atas nekara diberi hiasan katak,menurut kepercayaan katak dianggap
sebagai binatang yang dapat mendatangkan hujan).
D.
Bejana Perunggu
Bejana
Perunggu,bentukya seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai.Hanya ditemukan di
Madura dan Sumatera.Bejana Perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau
Kerinci (Sumatera) dan Madura,bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan
gepeng.Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat
indah berupa gambar-gambar geometrid an pilin-pilin yang mirip huruf J.Bejana
Perunggu dari Kerinci tidak diketahui secara pasti,kemungkinan disebabkan
penemuan bejana yang terbaas makam
mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan
masyarakat prasejarah.
E.
Perhiasan Perunggu
Perhiasan perunggu,antara lain
berbentuk gelang,kalung,anting-anting dan cincin.Pada umumnya,barang-barang
perhiasan tersebut tidak diberi hiasan ukiran.Peninggalan ini banyak
ditemukan,antara lain di Anyer (Banten).Plawangan dekat Rembang (Jawa Tengah)
Gilimanuk (Bali),dan Malelo (Sumba).
F.
Candrasa
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
G. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi
alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga maupun perunggusebab
melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.. Zaman besi juga banyak menghasilkan
benda-benda peralatan hidup dan senjata, seperti: tombak, mata panah, sabit,mata pisau,kapak,pedang dan mata bajak.
Benda peninggalan zaman besi tidak banyak ditemukan karena sifatnya yang mudah
berkarat.
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor
(Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).
1)
Mata Tombak
Mata
tombak ternyata diciptakan jauh lebih lama daripada yang diduga.Alat tersebut
diciptakan sejak zaman Homo heidelbergensis atau sekitar 500.000 tahun
lalu, 200.000 tahun lebih tua dari dugaan.Riset mengungkap, mata tombak
dikembangkan untuk mengefektifkan fungsi tombak dalam membunuh.Spesies manusia Neanderthals
dan Homo sapiens memiliki keahlian membuat mata tombak pada zaman
berikutnya karena kemampuan yang diturunkan dari Homo heidelbergensis.
Dari bentuk, patahan dan pola kerusakan
yang ada pada artefak mata tombak, peneliti yakin bahwa mata tombak itu berasal
dari masa 500.000 tahun lalu.Di masa lalu, artefak itu digunakan untuk membunuh
antelop.
2) Mata Panah
Mata Panah. Memiliki fungsi ekonomi:
antara lain sebagai alat untuk menangkap ikan. Terbuat dari batu serpih,
tulang, dan kemunginan besar juga kayu yang diruncing bagian ujungnya dan
dibuat bergerigi pada bagian pinggirnya.Jadi memiliki bentuk yang berbeda
dengan mata panah untuk berburu.Banyak ditemukan di dalam gu-gua yang ada di
daerah patai atau sungi.
3) Sabit
Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
4) Mata Pisau
Pisau ialah alat yang
digunakan untuk memotong sebuah benda.Pisau terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bilah pisau dan gagang atau pegangan pisau.Bilah pisau terbuat dari logam pipih
yang tepinya dibuat tajam; tepi yang tajam ini disebut mata pisau.Pegangan pisau
umumnya berbentuk memanjang agar dapat digenggam dengan tangan.
Bentuk umum pisau mirip dengan pedang,
bedanya adalah bahwa bilah pedang lebih panjang daripada bilah pisau
Bila pisau terlalu kecil untuk memotong sesuatu, gergaji atau kapak mungkin diperlukan.
5) Kapak
Kapak (atau kadang disebut dengan kampak) adalah sebuah alat yang biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat pada sebuah tangkai, biasanya dari kayu. Kapak adalah salah satu alat manusia yang sudah sangat tua usianya, sama umurnya dengan saat manusia pertama kali membuat
alat dari batu dan kayu.
Zaman dahulu
kapak dibuat dari batu pada zaman batu dan pada zaman besi lalu dibuat dari besi.Kapak sangat berguna dan penggunaannya cukup luas dimulai
dari sebagai perkakas pemotong kayu sampai sebagai senjata perang.
6) Pedang
Pedang adalah sejenis senjata tajam yang
memiliki bilah panjang.Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu
sisi tajam saja.Di beberapa kebudayaan jika dibandingkan senjata lainnya pedang
biasanya memiliki prestise lebih atau paling tinggi.
Bilah pedang biasanya dibuat dari logam keras seperti besi atau
baja.Meski begitu terdapat pedang dari emas yang digunakan sebagai hiasan
saja.Untuk latihan biasanya pedang kayu yang digunakan, meski pedang dari kayu
keras masih berbahaya.Senjata serupa pedang dan tombak yang menggunakan bilah
obsidian digunakan oleh suku-suku asli amerika tengah dan selatan yang pada
saat kolonisasi Eropa belum mengenal logam.
7) Mata Bajak
Pada intinya, mata bajak singkal berupa baji tiga sisi,
dengan tamping dan bidang mendatar sisi pemotong kejen sebagai sisi datarnya,
sedangkan bagian atas kejen dan singkal berkedudukan sebagai sisi
lengkungnya.Fungsi utama mata bajak tersebut adalah untuk memotong tanah,
meremukkan, serta membaliknya untuk menutupi sampahan.Ukuran mata singkal ialah
lebar pemotongan alur terancangnya.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com