Presiden ada. Presiden tidak bersembunyi dari
hadapan publik. Presiden terus memantau, bekerja, sembari mencari jalan
tengah terbaik agar polemik KPK dan Polri tidak semakin memburuk dan
kontraproduktif bagi pemberantasan korupsi.
Kerja Presiden memiliki polanya sendiri. Tidak
semua kerja Presiden dipublikasikan terbuka untuk kepentingan publik.
Publik tidak perlu tahu siapa yang dipanggil Presiden pada pagi hari,
rapat apa pada siang hari, siapa yang dimarahi di sore hari, atau dengan
siapa Presiden berkomunikasi di malam hari. Apalagi dalam menghadapi
konflik dua pihak yang tengah meruncing, strategi komunikasi yang
dipakai Presiden strategi “empat dinding” alias berada di ruang tertutup
dan tidak menjadi konsumsi publik. Bisa runyam kalau semua upaya
perdamaian dibuka telanjang kepada publik.
Dalam sistem presidensial, wajar saja publik
menumpahkan segala harapan penyelesaian masalah kepada kepala negara.
Namun di sisi lain sebenarnya hal itu tidak tepat, mengingat kita juga
menganut sistem desentralisasi dan ada cabang-cabang kekuasaan selain
eksekutif.
Penilaian terhadap gaya kepemimpinan seseorang
tentulah didasarkan pada subjektivitas. Artinya, bisa jadi tepat atau
bisa jadi salah karena didasarkan pada motif-motif tertentu. Juwono
Sudarsono, mantan Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu,
sebagaimana dikutip dalam buku “Dari Soekarno Sampai SBY” (Tjipta
Lesmana, 2008), tidak setuju jika SBY disebut sebagai seorang penakut
atau peragu. Masyarakat sering salah menilai atau salah kesan terhadap
SBY. Menurut Juwono, SBY sebenarnya ingin berperan sebagai rekonsiliator
di panggung Indonesia selama masa jabatannya.
Dalam kepemimpinan, sikap merespons tantangan
secara proaktif merupakan ciri pemimpin yang bertanggung jawab, dan
secara sadar dan aktif mengantisipasi kondisi lebih buruk di masa
mendatang.
Itulah yang saya lihat dari sikap Presiden SBY
dalam menyikapi polemik KPK dan Polri. Ada tiga poin yang disoroti
Presiden. Pertama, penanganan kasus simulator SIM ditangani KPK, dan
Polri masih bisa menangani hal-hal di luar itu. Kedua, setiap warga
negara setara di mata hukum. Novel Baswedan pun sama, tidak kebal hukum.
Namun untuk saat ini penyelesaian kasus Novel tidak tepat dari sisi
waktu dan cara. Ketiga, dalam hal rebutan penyidik, baik KPK dan Polri
harus sama-sama mematuhi aturan. Presiden juga akan membuat peraturan
pemerintah agar tidak terjadi tarik menarik yang tidak sehat.
Sikap Presiden SBY yang disampaikan dalam pidato di
Istana Negara pada Senin 8 Oktober 2012 malam itu sangat cerdas,
bernas, proporsional, dan fair. Presiden SBY memihak satu pihak tanpa
merugikan pihak yang lainnya. Kedua pihak bisa menerima sikap Presiden
SBY itu.
Di sinilah saya melihat peran SBY sebagai
rekonsiliator. Presiden SBY bisa saja bersikap membela KPK sepenuhnya,
atau justru membela Polri dengan membabi buta. Tapi hal itu tidak
dilakukan SBY. Putra Pacitan itu mencari jalan tengah, mengakomodir
kepentingan-kepentingan yang saling tarik-menarik.
Selama ini setiap kalimat atupun tindakan Presiden
SBY selalu disalahtafsirkan, dan diinterpretasikan dengan judgement yang
memang sudah tertanam dalam benak publik. Presiden SBY berkali-kali
dituding lamban. Padahal di balik itu Presiden SBY tidak pernah berhenti
bekerja.
Untuk berkomunikasi, silakan follow akun Twitter saya @cuapolitik
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com