ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

ASTAGA!!! MESUM DI SUKOHARJO: Laman Grup Facebook UMS Heboh

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 05 Januari 2014 | 07.01

Ilustrasi razia tempat kos 
Ilustrasi aparat Polsek Kartasura saat melakukan razia tempat kos beberapa waktu lalu. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, Muspika Kartasura, Sukoharjo akan menggelar penertiban yang didahului dengan proses sosialisasi kepada para pemilik tempat kos beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Dok)



Solopos.com, SOLO – Kabar tertangkapnya tujuh pasang Mahasiswa sedang berduaan di dalam kamar hingga tengah malam di kawasan kampus UMS, Pabelan Sukoharjo jadi perbincangan hangat netizen soloraya.
Cukup banyak pihak menyesalkan insiden itu namun ada juga pihak-pihak yang malah menanggapinya dengan bercanda.
Laman grup Facebook Universitas Muhammadiyah Surakarta diramaikan dengan posting tautan berita tertangkapnya sejumlah mahasiswa yang terjaring razia di kawasan Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (2/1/2013).
Sejumlah akun berbalas komentar di postingan yang diunggah sejak Jumat (1/1/2013) pagi.
“Kalo sudah begini enaknya diapain para Mahasiswa ini????? Tolong Min (admin grup) jangan di tolak postingan ini, biar jadi pelajaran buat para Mahasiswa …..,” tulis pemilik akun Facebook Fajar Ingin Jadi Abah.
“Itu yang pakai kerudung lepas aja… ,” tulis Cynthia Dewi mengomentari tautan berita itu.
Na’udzubillahi min dzalik,” tulis Nicha Amore singkat
Mesum di kawasan Gonilan dikatakan telah jadi rahasia umum. Sejumlah akun menyebut umumnya indekos daerah Gonilan sering kedapatan mesum atau digunakan melakukan perbuatan terlarang itu.
“Dr jaman sy kul d ums thn 2000 dah ada mas,,,kost2an d daerah gonilan memang terkenal tempatnya zina terselubung pr mahasiswa,mau kost putri/putra sama aja,dah ga ada batasan malu,” sebut akun Wiendra Nesta.
“Lah itu yg kepergok,,,,yg gak kepergok???? Dulu malah bny ayam kampus yg kuliah,emang udh jd rahasia umum,,,, kampusku oh kampusku,” sebut akun lain, Roesendyah Firstyani
Di media sosial lain, twitter, heboh kabar mesum ini malah ditanggapi santai. Sejumlah akun justru membuatnya jadi bahan bercandaan.
“Astagfirullah kok ak ra dijak,” kicau akun Gagaltotal
 “@lakonmenangkeri koe ojo mesum seg , okeh razia daerah ums wkwkwkwk,” @arizal_erwe.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak tujuh pasang muda mudi dirazia di indekos kawasan UMS Solo. Polsek Kartasura, Sukoharjo, Kamis (2/1/2014) lalu menggelar razia penyakit masyarakat (pekat) di indekos kawasan Gonilan, Kartasura, Sukoharjo yang lokasinya tak jauh dari UMS.
Berdasarkan informasi yang dihinpun Solopos.com, pasangan muda mudi tersebut merupakan mahasiswa.
Masing-masing pasangan tertangkap basah tengah berduaan di kamar indekos di Gonilan, Kartasura, hingga tengah malam.
“Ya, ada tujuh pasangan [yang terjaring razia]. Operasi pekat dilakukan pukul 00.00 WIB,” ungkap Kapolsek Kartasura, AKP Iga Hartini, ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis.
07.01 | 0 komentar | Read More

Sisi Lain: Demokrasi Sandiwara

Demokrasi  Sandiwara
Oleh Desy Selviany
Mendengar berita di media cetak maupun media elektronik mengenai kisruh pilkada yang terjadi di berbagai daerah di indonesia bukanlah hal yang aneh dan langka. Hal ini mudah ditemui seiringnya masyarakat di indonesia melakukan pemilihan kepala daerahnya langsung sejak tahun 2004 silam. Menurut Harian Kompas dalam tajuknya hampir 95% Pilkada di indonesia berakhir dalam sengketa. Sebagaian malah berakhir ricuh seperti pemilihan gurbenur Sulawesi Selatan pada tahun 2007 yang sampai-sampai membuat perekonomian ibukotanya yakni makasar lumpuh total dikarenakan banyaknya aksi demonstran yang berakhir ricuh.
Menurut portal berita online politikindonesia.com untuk tahun 2011 saja terdapat 99 gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilkada. Sedangkan ketika sepanjang tahun 2011 hanya ada 115 daerah yang menyelanggarakan pilkada. Maka dari itu dalam hal ini hanya 16 daerah saja yang tidak mengalami sengketa dalam Pilkada. Cukup memprihatinkan memang jika kita menengok sudah 15 tahun negeri menjadi negeri yang demokratis. Segolontor dana APBN dan APBD dipangkas untuk melaksanakan pilkada di berbagai wilayah di indonesia. Akan tetapi hal itu pun tidak membuat indonesia bisa menjalani demokrasi yang sesungguhnya. 
http://www.buset-online.com/wordpress/wp-content/uploads/2013/01/18-HANGAT-DR-TANAH-AIR-Panggung-Sandiwara-NKRI-660x375.jpg

Terlebih lagi belum lama ini terjadi kasus yang mencoreng nama Mahkamah Konstitusi. Tidak tanggung-tanggung Sang Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirumahnya sedang menerima suap terkait Pilkada Gunung Mas, Kalimantan tengah. Selang satu hari setelahnya KPK menangkap Tb.Wardana yang tidak lain adik Gurbenur Banten Ratu Atut Chosiah terkait penyuapan sengketa Pilkada Lebak yang juga melibatkan ketua MK Akil Mochtar.
Hal ini tentu saja mengguncang keabsahan Demokrasi di negeri ini. Pastilah kita berfikir bahwa apakah hanya Akil Mochtar saja yang terlibat dalam kasus penyuapan di Lembaga tertinggi negara tersebut. Mengingat dalam suatu pemutusan sengketa pilkada dibutuhkan sekurang-kurangnya 7 orang hakim konstitusi. Amat sangat lucu bukan jika penyuapan ini benar-benar melibatkan banyak petinggi di MK dan merupakan korupsi yang terstruktuk dengan sedemikian rupa. Terlebih lagi anggota MK lain yang menolak diawasi oleh lembaga lain setelah kasus penyuapan ketua MK terbongkar. 


Cukup memprihatinkan memang sebuah lembaga yang “katanya” sejajar dengan suara dewa ternyata malah memperjual belikan suara demokrasi. Masyarakat pun marah, kecewa dan penuh dengan rasa tidak percaya dengan adanya demokrasi dinegeri ini. Dari banyaknya kasus korupsi berjamaah yang terjadi pada lembaga legislatif dan juga dibarengi dengan KKN di tingkat eksekutif tentu saja membuat masyarakat pesimis akan kamajuan negeri ini dan sekarang apa yang terjadi, lembaga yudikatif pun ternyata mengikuti jejak kotor dengan berprilaku korup seperti kedua lembaga lainnya. Tiga pilar demokrasi di negeri ini seakan runtuh secara beriringan.
Maka dari itu pilar demokrasi yang keempat yakni media bisa jadi satu-satunya harapan masyarakat agar dapat berdemokrasi yang sesungguhnya. Media sendiri memiliki peran penting dalam masyarakat yakni sebagai pengawas atau Wacth Dog. Maka dari itu diharapkan media yang menjadi satu-satunya alat bagi masyarakat indonesia menjalankan demokrasi dengan cerdas dapat berperan sebagaimana mestinya. Bukan menjadi alat bagi kekuatan politik yang memilki uang. Karena seperti kita ketahui media juga sangat rawan untuk melakukan tindak kecurangan, walaupun tidak sama persis dengan lembaga demokrasi lainnya. Maka dari itu di sini masyarakat diharapkan dapat mengontrol demokrasi dinegeri ini bersama-sama dengan media. Agar Demokrasi yang berjalan di negeri ini bukanlah hanya Demokrasi Sandiwara semata.
http://politik.kompasiana.com/2013/11/15/-demokrasi-sandiwara-608049.html
06.58 | 0 komentar | Read More

Sandiwara dan Kehidupan: Hidup Ini Panggung Sandiwara

“Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah,” demikianlah penggal lirik lagu yang dilantunkan Achmad Albar. Dalam kalimat pertama dari sebuah monolog berjudul “As You Like It”, William Shakespeare juga mengatakan, “All the world’s a stage“. Ini sebuah ekspresi jujur yang menegaskan eksistensi manusia di dunia. Sebagai sebuah panggung sandiwara, setiap orang memainkan perannya masing-masing.

Apakah potret “hidup ini panggung sandiwara” atau “seluruh dunia ini sebenarnya sebuah panggung” dapat menggambarkan berbagai ketimpangan dan tindakan tidak bermoral yang akhir-akhir ini semakin melanda negeri ini? Kita urut mulai dari pejabat tinggi negara sampai rakyat jelata, semua sedang memainkan perannya masing-masing. Ada pejabat tinggi yang ditangkap KPK, dan drama penangkapan itu menguak kisah-kisah lain yang lebih dramatis. Ada “politik kongkalikong” mengerikan yang terjadi di balik terali kekuasaan yang ternyata dilakukan hanya untuk memperkaya diri sendiri. Ada kisah aneh tentang sopir pejabat negara yang dipinjami rekeningnya atau dipinjami KTP-nya untuk membeli mobil mewah. Dan itu dianggap sebagai kelaziman. Ada pejabat negara yang mengkonsumsi narkoba, menenggak obat kuat supaya bisa “bercuki” dengan banyak perempuan yang dia maui. Ada pejabat negara yang “mengaku” dekat dengan istana sebagai cara mengelabui mangsa. Dan seterusnya.
http://www.cerita-islami.com/wp-content/uploads/2013/10/sandiwara.jpg

Dan di balik semuanya itu, kita pun bertanya: adakah orang di republik ini yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat? Yang hanya hidup dari penghasilan bulanannya dan mengandalkan belanja harian dan biaya hidup hanya dari penghasilan bulanan itu? Atau, jangan-jangan pertanyaan ini terasa aneh dan salah dikemukakan di tengah situasi di mana kita sendiri tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan manakah yang buruk?
Sandiwara itu sampai juga ke rakyat jelata. Di berbagai pelosok negeri ini orang berantam, baku pukul, perang tanding desa melawan desa hanya karena persoalan sepeleh. Atau, orang merasa seakan-akan bangga jika melakukan kekerasan melawan orang lain. Sementara kita di kota besar juga mulai takut dan terteror oleh aksi-aksi kejahatan mengerikan seperti penembakan gelap dan penyiraman air keras.


Jadi, benarkah dunia ini memang panggung sandiwara? Sekadar mereduksikan persoalan, dunia bisa dipahami sebagai panggung sandiwara. Seperti halnya sandiwara benaran dengan berbagai tokoh dan lakon yang protagonis dan antagonis, juga ada klimaks dan antiklimaks, panggung sandiwara kehidupan kita pun tampaknya seperti itu. Ada orang yang sedang pada tahap antiklimaks dalam hidupnya. Pak Mahfud MD mengatakan bahwa persoalan yang sedang dihadapi Akil Mochtar itu sebenarnya Akil Mochtar hanya apes saja. Dengan kata lain, jika dia memainkan peran (baca: pembohongan) secara cerdik, maka dia tidak akan pernah mencapai tahap antiklimaks. Sementara kita tidak tahu berapa banyak pejabat publik kita yang sedang menikmati tahap klimaks. Mereka bisa jadi sedang belajar bagaimana menyembunyikan kejahatan dan praktik korupsi supaya tidak diketahui. Dan jika pada akhirnya tidak diketahui, mereka tidak akan menjadi orang yang “apes” seperti dikatakan Pak Mahfud itu.
Aneh ya, panggung sandiwara yang bernama Indonesia ini sedang diisi oleh sandiwara-sandiwara manipulasi, pembohongan, dan berbagai kejahatan. Dan kita tidak pernah tahu kapan sandiwara dan seluruh lakon kejahatan ini akan bisa ditumpas persis ketika para penumpas kejahatan adalah bagian dari sandiwara kejahatan itu sendiri.


Saya membayangkan barangkali di masa depan, ketika sandiwara kejahatan ini sudah merasuki seluruh kedirian dan cara berpikir kita, dan ketika kita semakin tidak membedakan lagi mana yang jahat dan mana yang baik, mana yang lazim dan mana yang batil, pada waktu itu pula kita berubah menjadi “manusia baru”. Manusia baru yang dimaksud adalah jenis manusia Indonesia yang tidak lagi mempersoalkan kejahatan karena kejahatan telah bermetamorfosa menjadi sebuah kelaziman.
Jika kita tidak hati-hati, kita sebenarnya sedang menuju ke proses itu. Satu-satunya cara memutus mata rantai dan terus mengasa kesadaran moral kita adalah dengan menghukum seberat-beratnya para pelaku kejahatan. Wujudnya bisa hukuman mati, meskipun agama saya sendiri melarang hukuman mati. Tanpa itu, kita hanya akan bermain-main dengan pedang keadilan.
http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/11/hidup-ini-panggung-sandiwara-600468.html
06.55 | 0 komentar | Read More

Ekonomi dan Bisnis: Seberapa Wajar Harga Gas Bumi Indonesia

Berapa mahal harga gas bumi Indonesia? Pertanyaan tersebut sering diikuti dengan beberapa pertanyaan dan komentar lanjutan lain seperti “Harga gas bumi domestik di Indonesia itu rendah dibandingkan dengan harga internasional. Disparitas harga ini yang membuat pilihan untuk ekspor menjadi lebih menarik”. Atau bahkan kita mendengar komentar lain yang berlawanan seperti yang terdengar pada bulan April 2013 saat terjadi kenaikan gas bumi di Jawa Barat, ada yang berkomentar “harga gas naik terus terlalu tinggi sehingga membebani produksi”. Harga jual gas bumi di Indonesia untuk industri secara rata – rata sebesar 9,2 USD/MMBTU. Pemahaman terhadap tingkat harga gas bumi Indonesia tersebut saja kita masih memiliki perbedaan yang kontras. Saat kita bertanya berapa mahal gas bumi Indonesia, mungkin kita menanyakan hal yang salah. Mungkin pertanyaan yang harus dikeluarkan adalah Apakah harga tersebut wajar dan tetap membuat industri Indonesia kompetitif secara regional dan internasional?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0jj-mrCL5yK1Z5Ulo1y9Zm9cM15VnTBgQzp9od5FdIlcmD8XnRF972dGvYahHPv19Im6_ETyUMxD-iqY3QvgkQO9w52U-NMaepu1VG3qqLlnIK00jCRI-ZNgfN5tEH-Xwy1wsEkqttEo/s320/4w1NavraT4.jpg

Bila membahas mengenai kewajaran, maka kita akan menemukan begitu ambigunya karena kata wajar selalu disandarkan dengan standard kewajaran yang berbeda-beda. Harga gas bumi domestik dalam perspektif hulu terlihat begitu rendah katanya, rata-rata harga beli gas di hulu untuk domestik sekitar 6 – 7 USD/MMBTU dan harga gas di pasar internasional (LNG) 14 – 15 USD/MMBTU, hal ini yang membuat begitu beratnya untuk menjual di domestik atau bahkan menjadi salah satu alasan ‘setengah hati’ realisasi DMO (Domestic Market Obligation). Masalah disparitas harga ini menjadi tema yang begitu sensitif untuk hulu karena akan bersinggungan dengan suatu isu strategis hulu berupa ‘Keekonomian’. Bisnis hulu terkenal dan dipahami sebagai bisnis dengan padat modal, teknologi tinggi dan tinggi resiko sehingga semua harus diperhitungkan dengan tepat dan resiko harus dipadankan dengan imbalan yang sesuai. Beberapa kontrak jangka panjang penjualan gas bumi ke domestik pada tahun lalu diputuskan untuk dilakukan penyesuaian harga (price review), misalkan harga untuk penjualan gas dari ConocoPhillips di Sumatera Selatan, yang semula 1,85 USD/MMBTU menjadi 5,6 USD/MMBTU, atau lebih dari 200% harga awal. Sayup-sayup terdengar hal ini diinisiasi oleh Pemerintah dan dilakukan untuk mengembalikan keekonomian hulu. Maka pertanyaannya kembali kepada kewajaran tadi.


Kenapa kewajaran menjadi pertanyaan? Hanya sebagai bentuk keingintahuan saja, melihat kewajaran sepertinya kita perlu memiliki benchmark atau pembanding. Bila kita lihat di Amerika serikat, harga gas bumi di sana antara 2,5 – 3,5 USD/MMBTU. Bila kita membandingkan dengan Amerika Serikat, pasti akan timbul pertentangan dan perdebatan dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat berbeda dengan Indonesia, gas bumi sudah merupakan komoditas umum yang diperdagangkan dengan aktif dipasar layaknya jagung. Mereka sudah melakukan liberalisasi gas bumi dan sudah memiliki infrastruktur yang matang dan seluruh alasan lainnya. Semua itu memang benar, tapi yang akan kita bahas untuk kebutuhan keingintahuan kita adalah beberapa kenyataan yang ada disana yaitu:
a. Harga gas di pasar hanya berkisar 3,5 – 4 USD/MMBTU
b. Harga jual ditentukan di pasar sesuai dengan mekanisme pasar
c. Di Amerika diproduksi gas konvensional oleh berbagai perusahaan gas internasional termasuk ConocoPhillips, Chevron, BP atau lainnya.
d. Di Amerika diproduksi gas unconventional seperti Shale Gas (yang booming saat ini), CBM (Coal Bed Methane – Gas yang terperangkap dalam lapisan batu bara) oleh beberapa perusahaan. Begitu besarnya shale gas bahkan merubah kondisi pasar dan membuat Amerika cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya (konon katanya).


Berdasarkan kenyataan yang ada tersebut, maka harga komoditas berupa gas bumi tersebut sangat rendah di tingkat 3,5 – 4 USD/MMBTU. Maka dalam rasionalitas pengambilan keputusan untuk melakukan produksi gas bumi hanya dapat dilakukan apabila dengan harga komoditas dipasaran tersebut (rendah) mencukupi keekonomian hulu. Ternyata disana ConocoPhillips, Chevron dan BP beroperasi dan menerima harga jual rendah tersebut dan tetap bisa memenuhi kebutuhan keekonomiannya. Bukankah Chevron, BP dan ConocoPhillips bukan perusahaan yang merugi? Belum lagi dengan kenyataan bahwa saat ini gas yang diproduksi secara unconventional seperti shale gas dan CBM yang notabene membutuhkan teknologi yang lebih tinggi dan lebih kompleks dari metode produksi konvensional seharusnya akan membutuhkan biaya produksi yang lebih mahal daripada memproduksi secara konvensional, namun tetap dapat menerima kondisi harga komoditas gas bumi yang rendah tersebut. Maka keingintahuan kita akan mengarah pada apakah ConocoPhillips, Chevron, BP dapat beroperasi lebih efisien dibandingkan di Indonesia? Bila kita lihat dari segi tenaga kerja misalkan, apakah tenaga kerja di Amerika Serikat lebih murah dibandingkan tenaga kerja di Indonesia? Apakah tingkat pajak, harga tanah, harga birokrasi dan lain-lain di Amerika Serikat lebih murah dari Indonesia? Semua hal tersebut bisa kita identifikasi dan list satu persatu, namun bila kita tidak bisa menjawab atau malas untuk mencari tahu maka pertanyaannya adalah “Bagaimana caranya perusahaan-perusahaan tersebut bisa beroperasi dengan harga beli gas murah seperti itu dan tetap untung? Jangan – jangan biaya produksi gas begitu murah bahkan dibawah 1 USD/MMBTU?”. Menarik bukan?

Bila kita berkaca pada pengalaman yang terjadi di Indonesia, penjualan gas yang besar dari ConocoPhillips dari Sumur di Grissik Sumatera Selatan, melalui kontrak jangka panjang selama 20 tahun pada salah satu perusahaan gas di Indonesia hanya sebesar 1,85 USD/MMBTU. Keputusan kontrak dengan tingkat harga tersebut pasti sudah mengakomodasi biaya produksi dan tingkat keuntungan yang diharapkan, atau sudah menjustifikasi tingkat keekonomian yang dibutuhkan. Bila harga 1,85 USD/MMBTU maka biaya produksi gas dipastikan dibawah 1,85 USD/MMBTU atau bila ingin menebak-nebak asal, bisa dibawah 1 USD/MMBTU (mungkin bukan?). Pertanyaannya mengapa dinaikan lebih dari 200%? Mengapa? Apakah terjadi perubahan signifikan pada biaya produksi akibat naiknya komponen-komponen biaya didalamnya atau koreksi terhadap tingkat keuntungan dan lainnya atau lain lagi? Sekali lagi mungkin.


Bila kita melihat bagaimana harga jual ditentukan, maka dapat dilakukan dengan cara cost reflective atau market value. Harga yang ditentukan secara cost reflective dilakukan dengan melihat berapa biaya produksi yang dibutuhkan dan kemudian ditentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi badan usaha yang memproduksi sehingga dapat ditentukan berapa harga jualnya. Sedangkan untuk market value, maka suatu komoditas ditentukan harga dari bagaimana pasar menilai komoditas tersebut. Penilaian ini ditentukan secara umum oleh tingkat permintaan dan ketersediaan komoditas. Saat permintaan tinggi (dan terlebih dengan ketersediaan komoditas yang terbatas) maka komoditas tersebut akan dinilai begitu tinggi. Maka bila kembali melihat kondisi di Amerika Serikat (terlepas dari komponen biaya atau malasnya kita mengevaluasi) maka harga pasar di Amerika Serikat yang rendah tadi sudah melewati biaya produksinya. Bila kita melihat kondisi di Indonesia, maka seluruh perusahaan yang memproduksi gas di hulu bila menggunakan cara cost reflective, maka harga jual di hulu mungkin akan rendah (ConnocoPhillips menerima 1,85 USD/MMBTU selama 20 tahun, sepertinya mereka sangat ahli dalam proyeksi sehingga angka tersebut sudah mencukupi), namun dengan melihat kondisi pasar gas bumi di Internasional saat ini dan memiliki tingkat harga jual yang tinggi maka terlihat gap yang besar. Menaikan harga gas karena adanya disparitas harga antara cost reflective dan market value tadi maka yang kita bicarakan bukan kerugian nyata tapi lebih berupa opportunity lost. Opportunity lost itu seperti melihat sesuatu yang begitu menarik sambil menggigit jari. Pertanyaannya adalah Opportunity lost untuk siapa? Untuk Badan Usaha, negara atau siapa? Tidak mudah menjawab ini, namun kita dapat menjawab ini lost untuk badan usaha atau ini jelas untuk negara, maka wajar untuk dinaikan.


Memang untuk menjawab itu kita harus melihat pada beberapa kenyataan lain. Kenyataan bahwa gas bumi itu memiliki tiga fungsi utama yaitu gas sebagai currency (komoditas yang diperjualbelikan), gas sebagai sumber energi dan gas sebagai bahan baku. Pada saat kita memilih persepsi gas sebagai currency yang akan menjadi sumber pendapatan negara sebesar-besarnya maka adanya peluang (opportunity) dengan lebih tingginya harga gas dipasar jauh dari tingkat biaya produksi maka optimalisasi peluang tersebut adalah penting dan krusial. Namun bila berpikir untuk menggunakan gas sebagai sumber energi dan bahan baku domestik maka memiliki gas dengan seluruh nilai strategisnya (energi bersih, komponen kimia yang kaya untuk petrokimia dll) yang memiliki harga yang begitu kompetitif maka industri domestik akan memiliki seluruh kemampuan untuk membangun keunggulan daya saing dan meningkatkan pendapatan untuk memutar roda perekonomian domestik dengan begitu kencangnya. Ketiga fungsi tersebut penting dan perlu digunakan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan saat tersebut dan tujuan nasional. Bukan tugas yang mudah memang, terlebih untuk negara yang anggaran penopang kedua terbesar setelah pajak adalah pendapatan migas. Mengalokasikan gas seluruh untuk domestik memiliki perdebatan kemungkinan hilangnya suntikan dana untuk anggaran tersebut di tahun berjalan. Tapi apakah benar bila semua untuk domestik maka tidak ada manfaat yang diberikan dalam bentuk lain ?


Saya teringat dahulu saat Pak Soekarno memiliki ide bentuk kontrak kerja sama berupa bagi hasil untuk kegiatan produksi di hulu. Beliau melihat bagaimana ada yang memiliki lahan berkontrak kerja sama dengan petani untuk mengolah suatu lahan dan mendapatkan bayaran dari hasil tanah tersebut. Skema PSC (Production Sharing Contract) memang benar dimulai pertama di dunia oleh Indonesia. Maka dalam skema tersebut terlihat bahwa pemilik lahan karena keterbatasan waktu, kemampuan meminta bantuan pihak lain untuk mengolah dan dilakukan pembagian terhadap hasil tersebut. Indonesia mengundang atau mengijinkan perusahaan asing untuk membantu pelaksanaan produksi tersebut dengan salah satu motivasi adalah sebagai bentuk capacity building, sehingga pada saat kita sudah mampu maka kita yang akan mengelola semua. Langkah untuk tidak memperpanjang kontrak di Cepu untuk Exxon awalnya tepat, atau lihat bagaimana Venezuela menasionalisasi perusahaan minyak disana, sepertinya bentuk keberanian dan implementasi pencapaian capacity building bila dilakukan memang demikian. Nah, kembali pada gas bumi Indonesia adalah milik rakyat Indonesia dan negara diamanatkan untuk mengelola sehingga menciptakan kemakmuran rakyat maka sepertinya penentuan berapa harga yang wajar untuk domestik harus melihat dimensi ini. Gas bumi Indonesia sesuai dengan UUD 1945 harus digunakan untuk mencapai kemakmuran rakyat. Dan dengan kondisi Indonesia saat ini dengan industri yang bertumbuh, kemampuan pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi meningkat, kesadaran besarnya manfaat industrialisasi, maka gas bumi sebaiknya tidak lagi dominan difungsikan sebagai currency atau komoditas. 

Kita dahulu kaya minyak dan miskin infrastruktur gas sehingga menggunakan gas sebagai currency mungkin langkah yang tepat saat itu. Tapi untuk saat ini, titik kesetimbangan untuk mendapatkan manfaat terbesar sudah bergeser, gas sebagai bahan baku dan sumber energi untuk domestik harus diutamakan. Dan harga yang ditentukan harus ‘wajar’ dan mampu membuat industri domestik lebih unggul secara regional dan internasional. Hal ini akan berdampak pada keunggulan daya saing nasional untuk menjadi bangsa yang maju dan mampu menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jadi, pertanyaan mengenai kewajaran harga perlu kita revisi menjadi “Pada harga berapa Indonesia harus membayar sehingga dapat menjadi lebih unggul secara regional dan internasional?” dan pertanyaan alokasi domestik atau ekspor sudah lama terjawab karena saat ini paradigma yang digunakan adalah Gas sebagai modal pembangunan berkelanjutan bukan sumber pendapatan negara yang sebesar-besarnya.
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/05/15/seberapa-wajar-harga-gas-bumi-indonesia-556329.html
06.47 | 0 komentar | Read More

Berita Artis 2014: Adi Nugroho Siap Nikah Donita

Liputan6.com, Jakarta : Adi Nugroho tengah menjali hubungan dengan Donita. Kendati masih terbilang pasangan baru, presenter acara New AFI 2013 itu berharap bisa mempersunting kekasinya di tahun 2014.

Adi Nugroho Siap Nikah Donita

"Doakan saja mudah-mudahan lancar, ada jodohnya. Kita niatkan saja," ujar Adi saat ditemui di SCTV Tower, Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2014).

Menurut Adi, Donita yang tekenal lewat sinetron Cinta Fitri adalah sosok wanita yang sesuai dengan tipenya untuk dijadikan istri. Adi berharap kalau Donita adalah pelabuhan hatinya yang terakhir.

"Alhamdulillah Donita sosok cewek baik, perhatian, penyayang, baik banget deh pokoknya. Mudah-mudahan cocok," puji Adi.

Adi pun berjanji, jikalau dirinya dan Donita dapat melangsungkan pernikahan, dirinya akan memberitahukan hari bahagia itu kepada awak media. "Kalau misalnya ada hari bahagia, kami pasti berbagi, sekarang jalanin saja," ujarnya.
06.30 | 0 komentar | Read More

Akhirnya, Sooyoung dan Jung Kyung Ho Mengaku Pacaran ( Berita Sooyoung dan Jung Kyung Ho 2014 )

Akhirnya, Sooyoung dan Jung Kyung Ho Mengaku Pacaran
Sooyoung & Jung Kyung Ho (istimewa)


Liputan6.com, Seoul : Girls' Generation rupanya sudah tak malu lagi mengakui hubungan asmara di antara para personelnya. Buktinya baru saja Yoona mengumumkan bahwa dirinya tengah memadu kasih dengan Lee Seung Gi, tak lama kemudian Sooyoung pun menyusul. Ya, siapa yang tak ingat bahwa Sooyoung pernah beberapa kali digosipkan dengan Jung Kyung Ho.
Ditulis dalam laman allkpop baru-baru ini, Sooyoung dan Jung Kyung Ho memang sudah beberapa kali tertangkap dan menyangkal bahwa keduanya adalah pasangan pada Februari dan Oktober. Baik Sooyoung atau Jung Kyung Ho mengatakan bahwa hubungan mereka hanya sebatas senior dan junior yang lulus dari sekolah yang sama.
Namun tampaknya rumor itu kembali mencuat melalui laman Sports Seoul yang secara eksklusif mengatakan bahwa pasangan ini telah berpacaran selama setahun. Pria 31 tahun itu sudah mulai mendekati Sooyoung menjelang masa wamil (wajib milliter) berakhir.
Mereka juga memperlihatkan foto dan video dari dua orang yang berkencan ini. Pasangan ini terlihat menikmati pesta malam Natal di rumah Sooyoung di Nonhyeondong, Seoul dengan kakaknya Choi Soo Jin dan teman-teman.
"Mereka (Sooyoung dan Jung Kyung Ho) memang pernah dekat sebagai senior-junior tahun lalu. Namun saat ini hubungan mereka adalah sepasangan kekasih, tolong Anda merestui hubungan mereka," ujar wakil dari SM Entertainment.
Mereka juga meminta maaf lantaran sempat menampik kabar hubungan asmara keduanya. Pihak label dan agensi aktor tampan ini mengatakan jika saat itu mereka hanya menyampaikan perkataan Jung Kyung Ho. Mereka juga berjanji akan segera membuat pengumuman resmi terkait hal ini.
06.28 | 0 komentar | Read More

Berita Artis 2014: Cut Tari Ditalak Suami Sejak 18 Desember 2013

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Kabar mengenai rencana perceraian datang dari pembawa acara, artis peran, dan model Cut Tari (36). Ricco Tirtaputra Gani (41) atau Johannes Yusuf Subrata, suami perempuan bernama asli Cut Tari Aminah Anasya itu telah melayangkan permohonan cerai talak atas istrinya.
Merujuk ke situs resmi Pengadilam Agama (PA) Jakarta Timur, permohonan cerai talak itu telah dimasukkan oleh Yusuf ke PA Jakarta Timur pada 18 Desember 2013 dan terdaftar dengan nomer perkara 3451/Pdt.G/2013/PA.JT. Sidang cerai mereka akan dimulai pada 22 Januari 2014. Belum diketahui alasan mereka mengakhiri ikatan suami istri yang telah mereka bina sejak menikah pada 9 Januari 2004.
Cut Tari Ditalak Suami Sejak 18 Desember 2013
Seiring kasus video hubungan intim Tari dengan vokalis Nazriel Irham alias Ariel "NOAH" pada 2010, kabar Tari akan bercerai dengan Yusuf juga merebak. Namun, ketika itu, Yusuf terlihat memaafkan kesalahan Tari dan selalu menemani Tari baik ketika berurusan dengan polisi maupun pengadilan.
Setahun kemudian, kabar Tari akan bercerai dengan Yusuf berembus kembali, karena pasangan yang punya satu anak laki-laki tersebut jarang terlihat bersama. Namun, ternyata, ketika itu tak ada gugatan atau permohonan cerai talak yang dimasukkan oleh mereka ke PA Jakarta Timur.
06.26 | 0 komentar | Read More

Berita Artis 2014: Tinggalkan Suami, Aurelie Moeremans Ogah Disebut Janda

Written By Situs Baginda Ery (New) on Sabtu, 04 Januari 2014 | 08.32

Aurelie Moeremans sudah meninggalkan suaminya, Roby Tremonti. Namun, dia tidak mau disebut janda. Pasalnya, dia menganggap pernikahanya selama ini tidak sah.
Aurelie Moeremans (Foto: Johan)
"Aku enggak mau dibilang janda. Aku nikah tapi kan enggak sah," kata Aurellie di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Dia beralasan, pernikahan yang dilakukan di Gereja kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, itu tidak dihadiri kedua orangtuanya.

"Aku nikah di Gereja di Cibinong, itu juga enggak sah. Enggak ada orangtua aku, diancam sama dia. Yang hadir keluarga Roby doang, enggak ada teman-teman aku," ungkapnya.

Namun, Aurelie memilih meninggalkan Roby setelah tinggal bersama selama 15 bulan. Dan, kembali ke orangtuanya.

"Setelah nikah, nunggu surat dari gereja, dan mulai tinggal sama keluarganya. Aku cuma 15 bulan di sana. Aku enggak kuat lagi," tandasnya.
http://celebrity.okezone.com/read/2014/01/03/33/921380/tinggalkan-suami-aurelie-moeremans-ogah-disebut-janda
08.32 | 0 komentar | Read More

Inspirasi Awal Tahun - Resolusi 2014: Mengubah Diri Sendiri Berharap Mengubah Dunia

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 03 Januari 2014 | 21.32

13881701231906192178
Dok. pribadi
Setiap manusia di muka bumi ini pasti menginginkan kondisi yang terbaik. Baik itu kondisi manusianya ataupun lingkungannya. Namun kadang keadaan ideal itu terlalu muluk, sehingga manusia bersusah payah untuk mewujudkannya. Impian sebuah tatanan dunia yang damai, aman, dan nyaman seperti laksana di syurga. Namun kondisi ideal itu sulit terwujud. Hal ini dikarenakan terlalu banyak kepentingan dan tidak ada yang mau mengalah dan merasa dirinya yang paling benar. Menginginkan kepentingannya didahulukan atau bahkan sebisa mungkin mengikuti keinginan dan kepentingannya itu.
Walaupun saling mempertahankan egonya, manusia masih saja berfokus pada tatanan masa depan yang dianggapnya bagus itu. Namun sayang hanya mengharapkan hasil, dengan mengesampaingkan proses menuju tujuan itu. Mengharapkan orang lain berubah tanpa menyadari bahwa diri sendiri yang seharusnya berubah terlebih dahulu. Ego manusia rupanya menghambat proses dan tujuan itu. Andai saja mau mengalah sedikit saja maka diharapkan segala proses akan berjalan dengan lancar.
Berubah mulai dari diri sendiri sangatlah penting walaupun itu sulit. Ada pelajaran yang baik dari seorang arsitek asal Inggris di abad 11 lalu yang meninggalkan pesan di batu nisannya. Pesan itu sungguh menyentuh dan sangat relevan di sepanjang masa untuk menjadi intropeksi dan inspirasi bagi yang mau membacanya. Isi pesannya kurang lebih seperti berikut:
Ketika aku masih muda dan bebas,
Imajinasi tak terbatas,
Aku bermimpi mengubah dunia.

Lalu, pada saat aku semakin dewasa dan lebih bijaksana,
Aku menemukan bahwa dunia tidak mau berubah,
Maka, aku pun merendahkan jangkauanku dan memutuskan
Untuk mengubah negaraku saja

Tapi, kelihatannya ini terlalu berat.
Saat aku mulai memasuki usia senja
Dalam satu upayaku yang terakhir,
Aku bertekad untuk mengubah keluargaku,

Yaitu orang-orang terdekat denganku, namun aduh,
Sedikitpun mereka tidak mau berubah.
Di ranjang kematianku,
Dan kini, saat aku telah berbaring

Tiba-tiba aku tersadar:
Kalau saja aku lebih dahulu mengubah diri sendiri,
Maka, dengan contoh itu aku mungkin bisa mengubah keluargaku
Lalu, dari inspirasi dan dorongan mereka,

Tentu aku akan mampu menjadikan negaraku lebih baik, dan siapa tahu,
Aku mungkin bisa mengubah dunia

(Tertulis di batu nisan Westminster Abbey, 1100)  sumber
Jika dikaji mendalam apa yang dikatakan Westminster Abbey adalah benar adanya. Jika pepatah yang mengatakan perjalan 1000 mil berawal 1 langkah, demikian pula perubahan dunia maka dimulai dengan perubahan diri sendiri. Perubahan diri yang berorientasi pada kebaikan orang banyak. Dan ini dapat menyadarkan dan menginspirasi orang banyak maka kebaikan yang lebih besar akan mudah tercapai. Karena di sini ada kesadaran kolektif untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi dan misi yang sama. 


Agar orang menjadi baik diperlukan sosok teladan. Setiap orang memerlukan contoh nyata yang dapat diikuti dan menjadi panutan. Teladan yang diberikan tidak sekedar manis di bibir tetapi yang lebih penting melalui sikap dan perbuatan nyata. Ketika berkata harus jujur maka dirinya sendiri yang harus bersikap jujur. Kita dapat mengambil contoh mendiang Nelson mandela walau dihukum penjara akibat aktifitas politiknya yang menentang diskriminasi. Ketika dibebaskan ia tidak dendam. Ketika dipercaya menjadi presiden Afrika Selatan ia membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang bertujuan untuk mengungkap kebenaran yang kemudian diupayakan untuk saling memaafkan.
Mandela orang terdepan yang mencontohkan arti maaf itu. Ia memaafkan rejim sebelumnya yang bahkan memenjarakannya, padahal dengan kekuasaannya ia bisa saja lakukan tindakan balasan. Nanum ia tidak melakukan yang seharusnya bisa dilakukan. Ia melakukan hal besar yang penuh pengorbanan demi masa depan Afrika Selatan yang lebih baik. Upaya Mandela itu berhasil membawa bangsa Afrika Selatan yang beragam warna kulit menuju rekonsiliasi. Semua kesalahan dapat dimaafkan namun tidak dilupakan agar tidak terjali hal serupa di masa datang. Afrika Selatan berhasil keluar dari dendam yang berkepanjangan. Peran Nelson Mandela sangat besar di balik itu semua.


Nelson Mandela adalah contoh nyata, dan banyak pula tokoh besar di dunia ini yang mempunyai jasa serupa. Berawal dari dirinya sendiri yang berubah, kemudian negara akan berubah. Dan itu akan menginspirasi bagi perubahan dunia. Sesuatu yang luar biasa berawal dari pribadi-pribadi yang luar biasa pula. Yang mau berkorban mengesampingkan kepentingan sendiri untuk kepentingan yang lebih besar. Dan itu dapat terjadi pada semua manusia, dapat menjadi pahlawan yang layak diteladani.
Tinggal selangkah lagi kita akan meninggalkan tahun 2013. Menyambut tahun baru 2014 biasanya orang dituntut untuk membuat resolusi. Yang berbuat terbaik untuk kondisi yang lebih baik lagi, baik untuk diri sendiri dan orang lain. Saya sendiri tidak muluk-muluk dalam melakukan resolusi. Saya ingin menghayati apa yang dikatakan Westminster Abbey itu, bahwa semua perubahan besar itu berawal dari diri sendiri. Dalam agama pun dianjurkan seperti sabda Rasulullah, dimulai dari diri sendiri (Ibda bi nafsi). Untuk berubah demi kebaikan bersama.
Di tahun 2014 nanti negara kita tercinta Indonesia perlu terobosan yang luar biasa untuk keluar dari segala permasalahan yang ada, mulai dari krisis ekonomi sampai moral. Tuhan pun berfirman bahwa Ia tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu mengubah dirinya sendiri. Mengubah suatu kaum (bangsa) harus dimulai dari mengubah diri sendiri. Saya dan anda sekalian tentu ingin menjadi orang baik. Dalam pelaksanaanya adalah menyarankan dan berbuat kepada kebaikan serta mencegah keburukan (amar maruf nahi mungkar). Selain berbuat baik juga meninggalkan hal-hal buruk, dari yang remeh sampai yang besar. Dan semua aktifitas hendaknya dimulai dengan niat yang baik, dengan demikian –mudah-mudahan- akan didapatkan hasil yang baik pula. Sudah saatnya kita intropeksi diri. Dan semoga saya dan anda sekalian di kemudian hari tidak mengalami penyesalan seperti yang dialami Westminster Abbey itu.

http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/12/28/resolusi-2014-mengubah-diri-sendiri-berharap-mengubah-dunia--620215.html
21.32 | 0 komentar | Read More

Kenangan yang Menarik: Rindu yang Jadul

Lama sekali sudah aku mencari sebuah hp yang pertama kali aku beli, yaitu hap sony ericsson T100, sampai sekarang aku belum ketemu barangnya. memang aku tidak bisa membeli dengan harga malah tentunya, siapa tau aja ada yang punya namun pencarian melebihi harta karun. alhasil aku searching di internet foto-fotonya saja akhirnya aku ketemu juga. awalnya gak ada niat membuat animasinya namun untuk koleksi fotonya aku jadikan satu semuanya. hp yang dulu aku sukai kini sudah tidak ada lagi, alias lenyap hilang di telan bumi, dulu jika kita sudah menginginkan sebuah hp yang kita mau pasti rasa bangga dan bahagia bercampur menjadi satu, tapi sekarang dengan banyaknya model serta mereka yang ber aneka ragam membuat aku jadi ingin memegang hp yang bermerek lama, karena sudah pastinya akan menjadi barang langka jika sudah tidak ada lagi di pasaran, mungkin ada beberapa kompasianer yang memang menyukai sony ericsson, maaf bukan promosi hanya sejenak mengenang ke tahun yang lalu, ke area tahun 1997 dan sekitarnya, sampai sekarang aku masih memegang sebuah hp k700 dari sony ericcson, semoga saja artikel ini tidak di banned oleh  DEAR ADMIN KOMPASIANA, bukan aku bermaksud promosi tidak, hanya saja mengenang saat-saat dulu dimana gadget tersebut sungguh populer, di masa pemasarannya, dengan kamera 2 mega serta flash yang bisa membantu memotret di malam hari ataupun saat mati lampu flash dari hp tersebut dapat membantu untuk menerangi serta mencari korek api untuk menyalakan lampu teplok (sentir) untuk menerangi di saat kegelapan datang di waktu listrik padam.
13885807631926406559 Bagaimana dengan anda, apakah anda masih setia pada satu mereka gadget atau sudah beralih kepada gadget yang terbaru saat ini, yang sudah mempasilitasi sebagai jembatan untuk bersosialisasi serta tentunya modernisasi, karena bertebarannya gadget-gadget yang keren namun sedikit miring serta tidak mengoyak hati dan juga kantong sudah dapat anda miliki beserta keyboardpad pada sebuah gadget berbentuk ipad atau tablet serta lainnya, namun semua itu sedikitpun membuat anda merasa puas?
 
NB : SEMOGA ANMIMASINYA BERGERAK… KALO NGGAK GAK APA2, BIASA AJA

13885816121337037887
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/01/02/rindu-yang-jadul-624596.html
21.30 | 0 komentar | Read More

Sejarah yang Bermakna: Kerkhoff Peutjut, Kuburan Belanda dan Sebuah Cerita Kasih Sayang Orang Tua terhadap Anak

1388687030461236984
Sejarah mencatat bahwa Belanda memiliki pengalaman pahit di masa lalu ketika ingin menguasai bangsa Aceh. Bukti sejarah itu masih bisa kita saksikan pada hari ini di komplek kuburan militer Belanda di Kota Banda Aceh yang hingga saat ini masih terawat dengan baik. Kompleks kuburan ini lebih dikenal dengan nama Kerkhoff Peucut. Pemerintah kota Banda Aceh telah merawat dengan baik sekitar 2200 jasad prajurit Belanda, termasuk serdadu tawanan yang dibawa dari Ambon dan Pulau Jawa, pada saat Belanda memerangi Aceh 26 Maret 1873 sampai 1942.
1388687188566716663Jika kita melihat foto gerbang kerkhoff tempo dulu (foto tahun 1890-1910), kita bisa melihat bagaimana asrinya pohon-pohon yang ada dilokasi kerkhoff, seolah olah itu bukanlah kuburan yang menyeramkan, suram, dan sepi melainkan sebuah taman abadi tempat peristirahatan terakhir para prajurit Belanda yang sudah bersusah payah mati-matian berusaha menaklukkan Aceh. Sampai sekarang pun kita bisa melihat bahwa kerkhoff tidak hanya sebuah kuburan tua saja, tetapi juga sebagai suatu “taman” sejarah dimana jika kita berada disini kita akan merasakan bagaimana rasa heroik para pejuang, para pendahulu kita yang telah mempertahankan setiap jengkal tanah Aceh dari awak kaphe untuk diwariskan kepada anak cucunya kelak. Ah, lagi-lagi kakek-nenek buyut ku tak memperdulikan nyawanya demi aku. Benar-benar bukti kasih sayang orang tua kepada anak.
Selain dari para fotografer yang biasanya menyambangi kawasan ini untuk berburu objek foto, bisa dibilang tidak ada orang lain yang tertarik. Salah satu keuntungan dari ketidak ramaian pengunjung ini adalah lingkungan yang asri. Sampah yang ada hanya daun dari pepohonan tidak ada sampah plastik dan sisa makanan. Lingkungan yang tenang juga menjadikan areal ini layak dijadikan pertimbangan untuk tempat keluarga berwisata sambil menceritakan kehebohan Perang Aceh di masa lalu.
Namun dari ribuan makam berwarna putih yang tampak sangat terawat dan bersih tersebut, di bagian timur kompleks makam terdapat pemandangan lain. Di bawah sebatang pohon yang rimbun terdapat tiga buah makam dengan kondisi memprihatinkan. Rumput-rumput ilalang tampak tumbuh berantakan. Di areal kerkhoff ini terdapat makam Meurah Pupok, dibawahnya terdapat penjelasan mengenai siapakah Meurah Pupok ini: Terkenal dengan sebutan Peutjut, menurut sejarah Meurah Pupok adalah putera Sultan Iskandar Muda. Karena suatu “kesalahan” sultan menghukum sendiri puteranya ini. Sering disebut Pocut (anak kesayangan) kemudian berubah menjadi Peutjut. Pada saat Sultan akan menghukum putranya inilah lahir ungkapan “Mate Aneuk Meupat Jirat, Gadoh Adat Pat Tamita” yang artinya adalah Jika anak meninggal masih ada kuburan yang bisa dilihat, sedangkan jika adat yang hilang, hendak kemana kita mencarinya. Ungkapan ini menunjukan betapa adilnya Sultan Iskandar Muda dalam pelaksanaan hukum Islam yang bahkan dilaksanakan kepada anak lelaki tunggal tersayang.
Rasulullah pernah berkata “Demi Allah! Kalau sekiranya Fatimah binti Muhammad yang mencuri, pasti akan kupotong tangannya” (Riwayat Bukhari). Kunjungan sejenak ke Kerkhoff Peucut ini memberi kita suatu pelajaran dan tauladan yang sangat mengharukan, yaitu ketegasan sultan dalam menerapkan hukum yang seadil-adlinya bahkan terhadap puteranya sendiri.
Dalam bahasa jamee juga ada ungkapan yang hampir sama, ungkapan ini merupakan sebuah bait dari lagu nina bobo masyarakat suku jamee. Hilang ameh dapek ditimbang hilang anak koma di cai yang berarti hilang emas bisa ditimbang, hilang anak mau cari kemana. Ah, begitu memorial ditelingaku jika dibacakan bait ini. Benar-benar terasa bagaimana besarnya kasih orang tua terhadap anak.
http://sejarah.kompasiana.com/2014/01/03/kerkhoff-peutjut-kuburan-belanda-dan-sebuah-cerita-kasih-sayang-orang-tua-terhadap-anak-621741.html
21.27 | 0 komentar | Read More

Surat Tahun Baru, untuk Kekasihku ( Untukmu tempat pergantungan hatiku )


Sayang,,, malam ini adalah awal malam di tahun 2014. Langitku penuh asap, dentuman dan kilatan. Ini perang sayang. Tapi jika engkau berpikir ini perang seperti jalur gaza oleh serangan tentara isreel, bukan sayang. Pun jika engkau menganggap ini perang pasukan bassar al assad sang pemimpin rezim surya dengan kelompok-kelompok yang ‘pro demokrasi’, bukan juga sayang. Ini perang yang abstrak. Mungkin begitu aku membahasakan padamu sayang.


Sayang,,, saya tidak tahu pasti berapa miliar uang yang lenyap malam ini. Jika engkau berpikir habis karena memberi maka fakir miskin, tidak sayang. Jika pula engkau berpikir untuk membantu sekolah-sekolah anak-anak jalanan itu, bukan sayang. Pun jika engkau berpikir uang itu habis karena membantu bersedekah terhadap sesama, bukan juga sayang. Aku katakan padamu ini sebuah pesta. Pesta yang berhura-hura, memberi kesenangan sesaat tapi setelahnya lenyap. Atau saya biasa menyebutnya pesta yang miskin substansi, sayang.
Sayang,,, di tengah dentuman yang terdengar di seantero langit kota ini oleh kembang api yang begitu gegap gempita, tiba-tiba aku merindukanmu. Apakah engkau merindukanku juga? Entahlah. Karna itu hakmu sayang. Aku tidak akan memaksamu untuk merindukanku.
Tapi sayang,,, aku ingin berceritra padamu malam ini. Di saat aku menulis tulisan ini, entah perasaan apa yang menyelimutiku. Mungkin aku galau, gelisah, resah atau entahlah… tapi bukan karenamu sayang. Aku melihat ada kejanggalan dari peradaban hari ini, terutama para pelaku peradaban. Kita terlampau berlagak, tapi tidak tahu apa manfaatnya. Kita terlampau berperangai, pun tak tahu apa efek positifnya bagi kebaikan peradaban.


Sayang,,, saat aku menuliskan ini, dentuman belum saja berhenti. Uang banyak terhambur sia-sia. Kata salah seorang sahabatku, jumlahnya puluhan miliaran. Ini baru untuk kotaku sayang.  Belum kota-kota lain bahkan di desa-desa yang mulai terkontaminasi oleh budaya yang ‘aneh’ ini. Ini tanda bahwa kita benar-benar tidak merdeka secara budaya, sayang. Padahal bung Karno bapak pendiri bangsa ini pernah berkumandang: kita harus berkarakter secara budaya. Budaya yang di maksud adalah budaya kearifan lokal yang kita milliki, sayang. Budaya kebaikan dari identitas yang kita miliki. Bukan budaya-budaya hedonisme yang kapilitalistik itu, sayang.
Sayang,,, negeriku Indonesia terlampau terlilit oleh pelbagai masalah. Masalah yang masih membutuhkan banyak uluran tangan dari para pelaku peradaban di dalamnya. Jika kebanyakan pelaku peradaban sudah begini adanya, bagaiamana nanti nasib bangsa ini sayang. Aku juga melihat fenomena ini bukan hanya menjangkiti rakyat kecil nan biasa-biasa saja seperti saya, melainkan sejumlah elit-elit negeri ini pun merayakan perayaan-peryaan yang miskin makna ini, secara berlbeih-lebihan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx7dhWYsTYXHvK0NntcmjS1zTjQXcj7KhYJmmpYaOEhpMreTyKLLYyo3XGkbvADS2FD7ZSYWlWjg9EbiDnseQ7WqMQnOIC27FB1DkFF5kbj3i3z-vd2CNmfbsbccv3W0A0BUAMyZOKLnts/s1600/surat-lamaran-kerja.jpg

Sayang,,, bukankah alangkah bagusnya uang itu di gunakan kepada kegiatan kemanusiaan bukan? Tuh, di banyak tempat di kota maupun di desa masih membutuhkan makanan yang layak. Tempat tinggal yang layak. Pakaian yang layak. Pendidikan yang layak. Kesehatan yang layak. Dan banyak lagi kebutuhan yang layak-layak lainnya, sayang.
Itu baru di negeriku sayang. Atau mungkin negeri ini juga negerimu, sayang. Entahlah. Tapi di sana, jauh dari di luar negeri ini, banyak pula yang membutuhkan uluran tangan para penderma. Sebagai contoh aku ingin mengajakmu melihat ke negeri syam, Surya. Di sana dentuman di seantero langitnya, sering terdengar. Sama dengan yang saya dengar malam ini. Tapi di seantero langit negeri syam itu, dentumannya hampir tiap saat. Tidak siang, tidak malam. Dentumannya pun jauh lebih dasyat, dan mematikan.


Bukan. Bukan kembang api seperti yang ada dinegeriku malam ini, sayang. Dentuman itu karena mesin-mesin senjata yang selalu saja ‘memanggil-manggil’ sang izrail untuk mencabut nyawa anak-anak kecil dan rakyat biasa yang tak berdosa di sana, sayang. Mereka membutuhkan rumah yang layak karena sudah terkoyak, makanan yang layak, pakaian yang bersih dan menutup aurat disebabkan oleh kekejaman mesin senjata.
Sayang,,, sampaikan surat ini kepada siapa saja yang engkau temui. Agar uang-uang yang terhambur hanya pada satu malam itu, setelahnya tidak seperti ini lagi. Smoga di gunakan untuk kebaikan kemanusiaan.
Sayang,,, jika suratku ini kurang begitu baik menuturmu, abaikanlah. Tapi jika bermanfaat ambillah dan penuhilah amanahku.


Sayang,,, meskipun aku tidak tahu siapa engkau dan dimana engkau. Tapi aku yakin bahwa aku dan engkau sama-sama saling merindu.
Sayang,,, jika surat ini terlampau panjang, maafkanlah. Karena ini adalah kegelisahanku yang selain kepada Tuhan, aku tidak tahu lagi harus aku sampaikan pada siapa selain kepadamu, sayang.
Sayang,,, Setelah engkau membaca surat ini, saya tidak berharap engkau membalasnya. Tapi aku yakin engkau akan mengerti dan menerima hati ini yang tengah merindukan kebenaran dan kebaikan.
~Makassar, masih di markas besarku. Pukul 00: 51. 1 januari 2014
http://sosbud.kompasiana.com/2014/01/01/surat-tahun-baru-untuk-kekasihku-621239.html
21.25 | 0 komentar | Read More

Artikel Menarik: Kenal Baru (Bisa) Sayang

Julianto Simanjuntak
“Sesungguhnya saling mengenal itu awal saling mengasihi. Dengan kenal kita lebih sayang. Dengan demikian kita bisa lebih saling peduli dan memberdayakan” ~ Julianto Simanjuntak
Suatu hari saya konflik dengan anak bungsu kami. Tanpa sadar saya menuntut dia agar lebih baik dalam subjek tertentu di sekolah. Saya berkata, “bapak tahu kamu bisa lebih baik. Kan kamu pintar…!”
Karena kesal anak kami menjawab, “Apa yang bapak tahu tentang saya? Bapak kenal teman-temanku. Coba sebut nama mereka…? Apakah bapak tahu apa yang saya alami di sekolah dengan teman-temanku? Apakah bpk tahu aku pernah di bully di sekolah?”
Saya tersentak kaget mendengar ucapan anak kami. Menyadarkan saya bahwa saya sesungguhnya belum kenal kedua putra kami dengan baik, termasuk pengalaman hidup mereka sesehari. Saya berterima kasih dengan teguran tersebut, dan mengubah pandangan tentang mereka.
Saya berusaha memberi lebih banyak waktu buat mengenal mereka.

http://barajablog.com/wp-content/uploads/2012/05/salam_kenal_barajablog.jpg
Pepatah terkenal berkata: “Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak rindu”
Dengan mengenal anak-anak kita akan lebih berempati; dengan masuk ke dalam dunia mereka kita akan lebih cakap membesarkan mereka di dalam jalan Tuhan.
Apakah kita mengenal anak-anak dengan baik? Sebagian orangtua dengan percaya diri akan berkata, “Oo…Tentu saya mengenal anak-anak dengan baik. Dari kecil saya membesarkan mereka…saya tahu mereka!”
Tapi sesungguhnya kita tidak sadar bahwa ada bagian-bagian hidup dari anak-anak yang belum kita kenali dengan baik.


Pengenalan yang minim biasanya membuat Orang tua lebih banyak menuntut anak. Lebih banyak mengkritik dari memuji. Sementara kita kurang mau memahami dan mendalami pergumulan hidup mereka. Kendala-kendala yang mereka hadapi sesehari.
Misal, apa saja hambatan-hambatan secara emosi (terutama remaja), apa saja tantangan yang mereka jumpai dalam pergaulan di sekolah. Apakah mereka pernah di bully di sekolah atau lewat jaringan sosial media (FB/Twitter)?
Memahami sejauh mana relasi mereka dengan guru. Mengenali lingkungan belajar di sekolah apakah cukup nyaman atau tidak.
Apakah ada Impian atau pikiran mereka yang diam-diam mengganggu. Apakah ada masalah mereka dengan kakak atau adik. Mungkin dia punya kekesalan yang tak tersalurkan dengan ayah, dan dia diamkan berhari-hari karena takut. Atau bisa saja anak kita lagi mempertanyakan Tuhan, iman atau lembaga agama yang kelihatan membosankan baginya.
Ada segudang pertanyaan yang bisa kita ajukan untuk memahami kondisi riil dan utuh dari anak-anak.
Namun karena kesibukan bekerja, nyaris kita tak cukup memberi waktu dan emosi berbicara dengan mereka dari hati ke hati.

Jika kita tidak puas, orangtua tergoda menghitung jasanya bagi anak-anak. Para ibu mulai menceritakan betapa lelahnya dia mengurus rumah. Para ayah tak mau kalah. Pamer bahwa dia bekerja begitu keras mencari uang untuk anak-anak. Kadang orangtua tidak malu, marah pada anak sambil memamerkan jumlah uang sekolah dan kursus yang mereka bayarkan di depan anak: “Kamu tahu nggak berapa yang bapak bayar tiap bulan untuk sekolahmu?”
Ucapan demikian sesungguhnya membuat anak sedih. Karena semua diukur orangtua dengan uang. Anak merasa kurang dihargai. Sebalikya orangtua lupa memuji anak di saat mereka baik-baik dan berprestasi. Tapi kalau berbuat salah sedikit saja atau nilai pelajaran turun sedikit saja, Ayah/Ibu mereka sudah ngomel-ngomel.
Salah satu kendala adalah konsep atau nilai anak bagi orangtua. Ada ortu yang melihat anak hanya sebagai sumber investasi dan kebanggaan. Jadi anak dituntut berprestasi, tidak boleh bikin malu orangtua. Tapi sementara itu mereka tidak mau tahu pergumulan anak-anak.
Penyebab lain adalah kesibukan dan kelelahan orangtua. Ini menjadi kendala kedua bagi orangtua mengenal anak. Waktu berkomunikasi minim. Bicara dari hati ke hati sangat jarang. Akibatnya, pengenalan akan pergumulan anak menjadi kurang.

Hal yang sama bila kita terapkan dalam hubungan kita dengan pasangan. Bisa saja kita tinggal bersama bertahun-tahun tapi sesungguhnya kita tidak saling mengenal. Sebaliknya merasa asing satu sama lain.
Terkadang LUKA hati atau kemarahan yang disimpan terlalu lama, membuat anda enggan berkomunikasi dengan pasangan. Lebih memilih menghindar. Lari dengan kesibukan lain. Tapi akhirnya membuat kalian makin “jauh” dan tidak saling mengenal. Tidak mampu memahami pergumulan-pergumulan terkini dari pasangan anda.
Hal yang sama, bisa terjadi dalam relasi kita dengan teman sekerja, terhadap bawahan di kantor. Tanpa mengenal mereka dengan baik kita sulit berelasi dengan harmonis. Jadi kita perlu mengenali masalah pribadi mereka, pohon keluarga, dan pergumulan kehidupan sesehari (sosial-ekonomi). Kita perlu memahami masalah keluarga atau kesehatan mereka, dsb. Jika kita kurang kenal dan minim berkomunikasi hanya membuka pintu konflik yang melelahkan. Buang emosi secara percuma
Sesungguhnya saling mengenal itu sangat perlu. Seperti pepatah di atas, dengan saling kenal kita saling sayang. Dengan saling sayang kita saling peduli dan memberdayakan. Dengan saling peduli kita bertumbuh. Hubungan satu dengan yang lain menjadi harmonis. Dengan hidup rukun berkat Tuhan pun turun.
Semoga mencerahkan
Julianto Simanjuntak
Salatiga, 2 Jan 2014
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/02/kenal-baru-bisa-sayang-623438.html
21.21 | 0 komentar | Read More

Islami dan Inspirasi: “Janganlah Mencela Orang Lain Karena Celamu Lebih Banyak”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibmB5QF8avzuffe9C-qW86TWlbj40xeSikfJq1xeKXn0QMAURBR3feJ56BcBBlKj0UcPJE3h3CwM6vx5GKHBBshDEAn1fhV8truba-KphixC459N4mdbAvlIHa4q3Tj3c_akYzol2itxxQ/s320/mencela.jpgPada masa sekarang ini kejujuran adalah hal yang paling di cari karena orang yang berperilaku jujur sangatlah sudah menipis karena hal ini memang sudah ditakdirkan didalam AL Quran bahwa pada suatu saat nanti agama islam akan mengalami kemunduran disebabkan karena banyak orang yang suka sekali yang namannya menyontek , mencela orang, tidak mau jujur dengan apa yang dilakukannya padahal jika kita mau jujur dalam segala hal hidup ini akan terasa lancer-lancar dan tidak aka nada hambatan apapun, dan pastinnya Allah akan memberikan karunia yang berlimpah untuk kita semua, kali ini saya akan mengulas beberapa hal yang penting yaitu seseuatu hal yang itu sangat bermanfaat bagi kita untuk menuntun hidup kita supaya dapat menjadi lebih baik, saya akan membahas tentang perkataan-perkataan sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Ummar Bin Khattab , karena ia adalah pemimpin yang hebat, dalam memerangi orang-orang kafir Qurais, ia memang orang yang sangat keras apabila ada seseorang yang menentang agama islam, disis lain ia mempunyai hati yang lembut .
Dan disini ada beberapa kata-kata yang di ucapkan oleh Ummar Bin Khattab dan saya akan menjelaskan dengan apa yang saya ketahui :
yang pertama “orang yang paling aku sukai adalah orang yang menunjukkan kesalahanku” disini kata-kata Ummar Bin khattab  ini mencerminkan bahwa ia adalah orang yang sangat senang apabila mendapatkan sesuaut hal yang berharga seperti mengkoreksi apa yang dirasa ia melakukan kesalahan, karena selain itu orang yang suka mencela orang lain itu sebenarnya ada masalah yang terdapat pada dirinnya karena mencela itu adalah apa yang tidak kita sadari didalam hati kita ini dan pada suatu ketika kita melontarkan perkataan buruki kepada orang lain dan hal ini tanpa kita sadar I ayng bermasalah itu kita sendiri bukanlah orang lain seperti yang dikatakan oleh Ummar Bin Khattab” janganlah kamu mencela orang lain karena celamu lebih banyak “. Ummar Telah Mengatakan hal ini tetapi pada kenyataannya sekarang ini banyak sekali yang namannya orang yang mencela orang lain dengan mengatakan bodoh dan bodoh apalagi mengatakan bahwa ia koruptor atau maling padahal ia belum menegetahui apa yang ada didalam seseorang yang dia cela itu bisa jadi dia tidak ada apa-apanya dengan orang yang dia cela itu dan, seperti pada kasus ada seseorang yang mengerjakan sesuatu dan ia mengerjakan dengan apa yang ia ketahui dengan apa yang ia sudah alami tetapi ada saja orang yang mencela dia padahal apa yang dia katakana itu adalah dari lubuk hatinya, dan pada kenyataannya banyak orang yang suka iri terhadap apa yang bisa dikatakan seseorang itu, karena walaupun ada orang yang tidak taat mengerjakan sholat dan perkataannya baik itu dapat membantu kita dalam memperbaiki hidup kita ini karena “ janganlah lihat orangnya , tetapi lihat kebaikan yang dikatakannya” jadi didalam menyikapi sesuatu itu adalah tidak usah terlalu dan keterlaluan karena orang yang memang suka mencela itu terdapat masalah didalam hatinnya dan mengapa ia mencela orang lain karena ia merasa sudah hebat dan lebih dari seseorang yang dicelannya itu padahal kehebatan itu dan semua kehebatan hanyalah milik Allah SWT, didalam Al Quran juga dijelaskan bahwa “Diam Itu Lebih Baik Dari Pada Berkata Salah” maka dengan hal itu manusia akan lebih meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan didunia ini, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda yang memang belum merasa hebat.

http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/04/janganlah-mencela-orang-lain-karena-celamu-lebih-banyak-625131.html
21.19 | 0 komentar | Read More

Sukses Luar Biasa: Menjadi Berani dengan Rasa Takut

Anda semua tentunya sudah nonton “AFTER EARTH”. Sebuah film yang bergenre adventure yang dibintangi Will Smith (I robot) dan putranya Jaden Smith (The Karate Kid). Masalah kemampuan acting, kedua actor ini tidak perlu diragukan lagi. Dua actor ini memang favorit saya.

Film ini boleh dibilang tidak terlalu baru. Tapi ada satu hal yang membuat saya tertarik untuk menontonnya, yaitu tagline nya. Tagline film ini menuliskan “Danger is real, Fear is choice”. Film ini mengisahkan dimasa yang akan datang penduduk bumi dipaksa untuk meninggalkan bumi karena bumi sudah tidak mungkin lagi untuk dihuni. Dan mereka dikoordinir untuk mencari tempat lain diluar bumi yang disebut dengan Nova Prime.
Nova Prime di seribu tahun kemudian terlibat konflik dengan bangsa alien; S’krell. Bangsa ini mempunyai senjata andalan yaitu The Ursas; predator besar yang buta tapi dapat memangsa mangsanya dengan mengendus rasa takut mangsanya. Pihak Rangers dapat mengalahkan predator ini dengan sebuah tehnik yang disebut “Ghosting”.


Sementara itu Kitai; putra Jenderal Raige mempunyai pengalaman masa lalu yang buruk. Dia selalu menyalahkan dirinya atas kematian kakaknya Senshi ditangan Ursa. Kemudian dia berusaha keras untuk menjadi anggota Rangers tapi ia dinilai masih belum layak. Ia dianggap mengecewakan oleh ayahnya.
Pada suatu hari Kitai bergabung dengan ayahnya dalam sebuah perjalanan dengan pesawat yang mengangkut Ursa. Rencananya, Ursa tersebut akan digunakan untuk pelatihan ghosting. Namun, ditengah perjalanan, mereka mengalami kecelakaan. Dan semua awak mati, kecuali Kitai dan Jenderal Raige yang mengalami cedera di kakinya. Dan untuk menyelamatkan diri, Kitai harus meluncurkan suar yang terdapat di ekor pesawat yang terpisah. Kitai harus berjuang keras agar ia bisa sampai dengan selamat ke ekor pesawat yang terpisah sangat jauh letaknya dan berhadapan dengan Ursa yang lepas berkeliaran di hutan. Pilihannya selamat atau mati ditempat.
http://www.flickmagazine.net/foto_berita/74After-Earth-2013-Poster.JPG

Resolusi yang menarik dari film ini yaitu ketika Kitai harus mengalahkan sang Ursa. Ia mampu mengalahkan predator kejam ini dengan bimbingan ayahnya dengan cara “ghosting”. Metode ini adalah metode yang pernah digunakan untuk mengalahkan Ursa dengan cara menyembunyikan rasa takut. Ursa tidak akan bisa mendeteksi musuhnya apabila rasa takut tidak ditampakkan atau dikendalikan. Kitai dengan konsentrasi penuh dan fokus untuk menyembunyikn rasa takutnya akhirnya dapat membinasakan Ursa.
Film ini mengajarkan pada kita bahwa berani atau menjadi berani bukan berarti tidak ada rasa takut. Rasa takut dalam diri harus dapat dikendalikan atau kita yang dikendalikan rasa takut kita. Makanya takut atau ketakutan itu adalah pilihan. We control it or it controls us.
Menurut saya film ini cocok untuk movie class, selain anak – anak bisa belajar bahasa Inggris mereka juga belajar membangun karakter.
Salam Sukses Luar Biasa!
http://hiburan.kompasiana.com/film/2014/01/02/menjadi-berani-dengan-rasa-takut-623419.html
20.31 | 0 komentar | Read More

Sejarah yang Menarik: SEJARAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

SEJARAH
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Sejarah perekonomian Indonesia. Perekonomian di Indonesia terbagi menjadi beberapa tahap. Hal itu di sebabkan oleh adanya pergantian pemimpin dan kebijakan ekonomi yang berubah – ubah, maka terdapat perubahan pula yang terjadi pada Perekonomian Indonesia.

Sejarah Perekonomian Indonesia terbagi dalam beberapa tahap perekonomian :

1. Perekonomian orde lama (1950-1966)
2. Perekonomian orde baru (1966-Mei 1998)
3. Perekonomian transisi (Mei 1998-November 1999)
4. Perekonomian reformasi atau pemerintahan Gus Dur (2000-2001)
5. Perekonomian gotong royong atau pemerintahan Megawati (2001- 2004)
6. Perekonomian Indonesia Bersatu I atau pemerintahan SBY – JK (2004 – 2009)
7. Perekonomian Indonesia Bersatu II atau Pemerintahan SBY-Budiono (2009-2014)

Uraian masing-masing perekonomian diuraikan sebagai berikut:

A. ORDE LAMA

Selama Pemerintahan Orde Lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata-rata per tahun hampir 7% selama dekade 1950-an, dan setelah itu turun drastis menjadi rata-rata per tahun hanya 1,9% atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto (PDB) masing-masing hanya sekitar 0,5% dan 0,6%.

Adapun kebijakan – kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pada era itu diantaranya ,
- Program Banten (1950 – 1951)
Tujuan program ini adalah untuk mempersatukan kelompok pribumi agar bisa mengembangkan segala aktivitas ekonomi di Indonesia.
- Program Urgensi Perekonomian (1952-1954)
Program ini disebut Soemitro’s plan, diantaranya adalah BNI 1946 harus dinasionalisir, karena saat itu masih terdapat saham VOC di dalamnya . Memberikan kesempatan seluas-luasnya pada pengusaha pribumi untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan VOC. Pemerintah mengambil alih perusahaan pelayaran yang masih dikelola oleh VOC yang sekarang telah berunah nama menjadi PELNI.
- Program Repelita I (1955 – 1960)
Secara Umum program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun belum tercapai. Yaitu dengan cara Rencana Juanda (1955) Rencana Pembangunan Lima Tahun I meliputi kurun waktu 1956-1960.
- Program Repelita II (1960 – 1965)
Indonesia mulai berhubungan dengan dunia luar (ekspor dan impor), mulai ada pinjaman Luar Negeri, namun sebagian peruntukannya untuk pembangunan mercusuar (Politik Mercusuar Soekarno). Pada tahun 1965 ada pemberontakan G30S-PKI pada bulan September dan pada bulan November terjadi Senering atau pemotongan uang rupiah dari 1000 rupiah menjadi hanya 1 rupiah. Senering ini dilakukan karena diprediksi akan terjadi Hyper Inflation sampai 500 %.

B. ORDE BARU
 
Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde Baru. Berbeda dengan pemerintahan Orde Lama, dalam era Orde Baru ini perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial di tanah air. Pemerintahan Orde Baru menjalin kembali hubungan baik dengan pihak Barat dan menjauhi pengaruh ideologi komunis. Indonesia juga kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga-lembaga dunia lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter International (IMF).
Sebelum rencana pembangunan lewat Repelita dimulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, social, dan politik serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang sempat mengalami stagnasi pada masa Orde Lama.

Adapun kebijakan – kebijakannya adalah :
- Repelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Perbedaan repelita pada era orde baru dan orde lama adalah, pada era Orde Lama rencana pembangunan lima tahunan tersebut disusun oleh DPR dan perancang Negara/cabinet, sedangkan pada era Orde Baru rencana pembangunan lima tahun, disusun oleh DPR, Kabinet, dosen, masyarakat.
Pada repelita I ini menitikberatkan pada sektor perekonomian yang didukung oleh sektor industri. Muncul istilah Trilogi Pembangunan yang pertama adalah Stabilitas Nasional, yang keuda Pemerataan dan yang ketiga adalah Pertumbuhan Ekonomi. Pada masa ini, barang – barang yang diekspor masih berupa bahan mentah.
- Repelita II (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Trilogi pembangunan diubah urutannya menjadi , yang pertama yaitu Pertumbuhan ekonomi , yang kedua Pemerataan dan dan yang ketiga Stabilitas Nasional. Kebijakan ekonomi yang terkenal adalah adanya KNOP 15 tanggal 15 November 1978, isinya yang pertama adalah Masyarakat harus mencintai produk dalam negeri 2, yang kedua Mendorong ekspor dan yang ketiga yaitu Memberikan tariff spesifik bagi barang impor
- Repelita III (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Trilogi pembangunan ekonomi mengalami perubahan yaitu menjadi, yang pertama Pemerataan pembangunan dan hasil2nya yang kedua Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan yang ketiga adalah Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis.
Terdapat kebijakan devaluasi rupiah tanggal 30 Maret 1983 dengan menurunkan nilai rupiah menjadi 937 rupiah per dollar. Terdapat kebijakan deregulasi perbankan oleh Soemarlin (gebrakan Soemarlin pertama) tanggal 1 Juni 1983 karena ada bank – bank yang meminjam dana dari BI namun khawatir akan disalahgunakan.
- Repelita IV (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Muncul kebijakan devaluasi tanggal 12 September 1986 karena banyak produk – produk Indonesia yang digudangkan di luar negeri dan aliran kas masuk berkurang (saat itu telah dipakai neraca pembayaran Balance of Payment). Selain itu, muncul juga kebijakan deregulasi, tanggal 12 Oktober 1987 tentang penyederhanaan aturan dan tanggal 27 Oktober 1988 tentang deregulasi dan debirokratisasi (birokrasi dipangkas dan bank2 diberi kemudahan pendiriannya).
- Repelita V (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Muncul kebijakan uang ketat (tight money policy) untuk mengatasi inflasi yang meningkat tajam (gebrakan Soemitro kedua)
- Repelita VI (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Pengalihan dana pembangunan ke Indonesia Timur, karena sebelumnya 75% KBI 25% KTI menjadi 40% KBI dan 60% KTI. Muncul krisis mata uang, krisis moneter sampai krisis ekonomi pada tahun 1997-1998.



C. PEMERINTAHAN TRANSISI (era Presiden B.J. Habibie)
 Krisis ekonomi mempunyai dampak yang sangat memprihatinkan terhadap peningkatan pengangguran, baik di perkotaan maupun di pedesaan, daya beli masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan merosot serta jumlah penduduk miskin bertambah oleh karena itu muncul kebijakan Jaring Pengaman Sosial (social safety net). Yang menyebabkan suatu prestasi yang mengagumkan yakni nilai tukar rupiah dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah.



D. PEREKONOMIAN REFORMASI (era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid)

Terjadi banyak keanehan dan tidak terdapat kebijakan perekonomian.Pada masa Gus Dur, rating kredit Indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya.


E. PEREKONOMIAN GOTONG ROYONG (era Presiden Ibu Megawati Soekarnoputri)

Kebijakan Privatisasi secara teoritis, bagi penganut neoliberal, privatisasi dimaksudkan sebagai jalan untuk mengatasi masalah kekurangan financial, untuk membuat pelayanan menjadi lebih efisien, serta mengindari distorsi pada makro dan mikro ekonomi akibat pelayanan public gratis (Carlos Vilas). Pada kenyataannya, privatisasi telah mengarah para pengguna jasa untuk membeli dengan harga yang lebih mahal, karena perusahaan yang terprivatisasi kini menggunakan kriteria bisnis dan mencari keuntungan (profit). Atau dapat di mengert secara umum yaitu Kebijakan privatisasi – menjual BUMN sehat ke luar negeri.

F. PEREKONOMIAN INDONESIA BERSATU JILID I (era SBY- JK)

Muncul beberapa program yang dijalankan oleh pemerintah seperti, Bantuan Langsung Tunai (BLT), PNPM Mandiri dan Jamkesmas.

G. PEREKONOMIAN INDONESIA BERSATU JILID II (era SBY – Boediono)

Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini, yakni BI rate, nilai tukar, operasi moneter dan kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas, serta makroprudensial lalu lintas modal.
http://uchiemot.blogspot.com/2011/02/sejarah-sistem-perekonomian-indonesia.html
11.40 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...