Demokrasi Sandiwara
Oleh Desy Selviany
Mendengar berita di media cetak maupun media
elektronik mengenai kisruh pilkada yang terjadi di berbagai daerah di
indonesia bukanlah hal yang aneh dan langka. Hal ini mudah ditemui
seiringnya masyarakat di indonesia melakukan pemilihan kepala daerahnya
langsung sejak tahun 2004 silam. Menurut Harian Kompas dalam tajuknya
hampir 95% Pilkada di indonesia berakhir dalam sengketa. Sebagaian malah
berakhir ricuh seperti pemilihan gurbenur Sulawesi Selatan pada tahun
2007 yang sampai-sampai membuat perekonomian ibukotanya yakni makasar
lumpuh total dikarenakan banyaknya aksi demonstran yang berakhir ricuh.
Menurut portal berita online
politikindonesia.com untuk tahun 2011 saja terdapat 99 gugatan yang
diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilkada. Sedangkan
ketika sepanjang tahun 2011 hanya ada 115 daerah yang menyelanggarakan
pilkada. Maka dari itu dalam hal ini hanya 16 daerah saja yang tidak
mengalami sengketa dalam Pilkada. Cukup memprihatinkan memang jika kita
menengok sudah 15 tahun negeri menjadi negeri yang demokratis.
Segolontor dana APBN dan APBD dipangkas untuk melaksanakan pilkada di
berbagai wilayah di indonesia. Akan tetapi hal itu pun tidak membuat
indonesia bisa menjalani demokrasi yang sesungguhnya.
Terlebih lagi belum lama ini terjadi kasus
yang mencoreng nama Mahkamah Konstitusi. Tidak tanggung-tanggung Sang
Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap tangan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dirumahnya sedang menerima suap terkait
Pilkada Gunung Mas, Kalimantan tengah. Selang satu hari setelahnya KPK
menangkap Tb.Wardana yang tidak lain adik Gurbenur Banten Ratu Atut
Chosiah terkait penyuapan sengketa Pilkada Lebak yang juga melibatkan
ketua MK Akil Mochtar.
Hal ini tentu saja mengguncang keabsahan
Demokrasi di negeri ini. Pastilah kita berfikir bahwa apakah hanya Akil
Mochtar saja yang terlibat dalam kasus penyuapan di Lembaga tertinggi
negara tersebut. Mengingat dalam suatu pemutusan sengketa pilkada
dibutuhkan sekurang-kurangnya 7 orang hakim konstitusi. Amat sangat lucu
bukan jika penyuapan ini benar-benar melibatkan banyak petinggi di MK
dan merupakan korupsi yang terstruktuk dengan sedemikian rupa. Terlebih
lagi anggota MK lain yang menolak diawasi oleh lembaga lain setelah
kasus penyuapan ketua MK terbongkar.
Cukup memprihatinkan memang sebuah lembaga
yang “katanya” sejajar dengan suara dewa ternyata malah memperjual
belikan suara demokrasi. Masyarakat pun marah, kecewa dan penuh dengan
rasa tidak percaya dengan adanya demokrasi dinegeri ini. Dari banyaknya
kasus korupsi berjamaah yang terjadi pada lembaga legislatif dan juga
dibarengi dengan KKN di tingkat eksekutif tentu saja membuat masyarakat
pesimis akan kamajuan negeri ini dan sekarang apa yang terjadi, lembaga
yudikatif pun ternyata mengikuti jejak kotor dengan berprilaku korup
seperti kedua lembaga lainnya. Tiga pilar demokrasi di negeri ini seakan
runtuh secara beriringan.
Maka dari itu pilar demokrasi yang keempat
yakni media bisa jadi satu-satunya harapan masyarakat agar dapat
berdemokrasi yang sesungguhnya. Media sendiri memiliki peran penting
dalam masyarakat yakni sebagai pengawas atau Wacth Dog. Maka
dari itu diharapkan media yang menjadi satu-satunya alat bagi masyarakat
indonesia menjalankan demokrasi dengan cerdas dapat berperan
sebagaimana mestinya. Bukan menjadi alat bagi kekuatan politik yang
memilki uang. Karena seperti kita ketahui media juga sangat rawan untuk
melakukan tindak kecurangan, walaupun tidak sama persis dengan lembaga
demokrasi lainnya. Maka dari itu di sini masyarakat diharapkan dapat
mengontrol demokrasi dinegeri ini bersama-sama dengan media. Agar
Demokrasi yang berjalan di negeri ini bukanlah hanya Demokrasi Sandiwara
semata.
http://politik.kompasiana.com/2013/11/15/-demokrasi-sandiwara-608049.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com