ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

( Misteri Alam Semesta ) Studi: Alam Semesta Dapat Hancur Kapan Saja

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 22 Desember 2013 | 21.41

Fase kehancuran tersebut, meski tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, dapat dimulai di titik manapun di alam semesta dan kemudian menyebar ke seluruh semesta.

by: http://www.voaindonesia.com/content/studi-alam-semesta-dapat-hancur-kapan-saja/1811808.html
Alam semesta yang kita diami ternyata memiliki risiko lebih besar untuk hancur dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya, menurut para ahli fisika di Denmark.

Para ilmuwan tersebut tidak dapat memprediksi waktu yang tepat kapan hal itu akan terjadi – bisa besok atau miliaran tahun dari sekarang.

Menulis dalam Journal of High Energy Physics, para ahli fisika dari University of Southern Denmark mengatakan perhitungan baru membawa mereka ke spekulasi bahwa akan ada perubahan tiba-tiba dan drastis dalam daya-daya di alam semesta suatu hari nanti yang akan membuat setiap atom menjadi sangat berat.

Teori Ledakan Kuat (Big Bang) mengatakan alam semesta berekspansi dari kondisi yang sangat padat dan panas dan terus berekspansi sekarang. (Foto: Ilustrasi) 
Teori Ledakan Kuat (Big Bang) mengatakan alam semesta berekspansi dari kondisi yang sangat padat dan panas dan terus berekspansi sekarang. (Foto: Ilustrasi)
 
 

Semuanya, mulai dari butiran tanah sampai planet-planet di tata surya dan setiap galaksi yang ada di alam semesta, akan tiba-tiba menjadi miliaran kali lebih berat dibandingkan sekarang.

Teori Ledakan Kuat (Big Bang) mengatakan alam semesta berekspansi dari kondisi yang sangat padat dan panas dan terus berekspansi sekarang.

Teori tersebut menyatakan bahwa peningkatan berat yang tiba-tiba akan memaksa semua materi dalam alam semesta terkompresi menjadi “bola kecil yang sangat berat dan panas” yang akan menyebabkan akhir alam semesta – kondisi yang disebut transisi fase.

“Banyak teori dan perhitungan yang memprediksi fase tersebut, namun ada ketidakpastian dalam perhitungan-perhitungan tersebut,” ujar Jens Frederik Colding Krog dari University of Southern Denmark, salah satu peneliti tersebut.

“Sekarang kami telah membuat kalkulasi-kalkulasi yang lebih presisi, dan kami melihat dua hal. Pertama, alam semesta kemungkinan akan hancur, dan kehancuran itu memiliki kemungkinan lebih besar dibandingkan yang diprediksi perhitungan-perhitungan sebelumnya.”

Ia mengatakan fase tersebut dapat dimulai di titik manapun di alam semesta dan kemudian menyebar ke seluruh semesta.

“Mungkin kehancuran itu sudah dimulai di suatu titik dan saat ini sedang menyebar. Atau mungkin hal ini akan dimulai jauh dari sini dalam semiliar tahun. Kami tidak tahu.”

Syarat terjadinya fase tersebut, menurut para ilmuwan, adalah bahwa alam semesta mengandung semua partikel fundamental yang diketahui, termasuk Higgs boson.

Namun jika alam semesta juga mengandung partikel-partikel yang belum ditemukan, seluruh ide untuk memprediksi perubahan tersebut hilang.

“Jika itu terjadi kehancuran dapat dibatalkan,” ujar Krog. (VOA)
21.41 | 1 komentar | Read More

Misteri HIV: Studi di AS Kuak Misteri Bagaimana HIV Sebabkan AIDS

Human immunodeficiency virus (HIV), virus penyebab AIDS.
Human immunodeficiency virus (HIV), virus penyebab AIDS.
 
 
HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi sejumlah kecil sel-sel yang menciptakan jalan untuk mengkonsumsi sel-sel di dekatnya.
 




by: http://www.voaindonesia.com/content/studi-di-as-kuak-misteri-bagaimana-hiv-sebabkan-aids/1814226.html
Para ilmuwan telah menemukan bahwa virus yang menyebabkan AIDS atau HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi sejumlah kecil sel-sel yang menciptakan jalan untuk mengkonsumsi sel-sel di dekatnya. Penemuan ini dapat mengarah pada pengobatan-pengobatan yang dapat meredam aktivitas penyakit.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa HIV membentuk semacam pabrik-pabrik
biologi kecil di dalam sel-sel pelindung tubuh CD-4 T, menghasilkan jutaan tiruan yang pada akhirnya mengarah pada kehancuran destruktif sistem imunitas. Sampai saat ini, para peneliti belum memahami bagaimana virus itu dapat begitu agresif.

Ternyata HIV, yang hanya menyerang sejumlah kecil sel T pada awalnya, menghancurkan sekitar 95 persen sel-sel imunitas melalui sebuah proses yang dikenal sebagai efek penonton.

Warner Greene, kepala departemen virologi dan imunologi di Gladstone Institutes di California, mengatakan sel-sel penonton yang ada di sekeliling sel-sel yang terinfeksi HIV menyerah pada kematian yang parah.

"Sebagian besar sel-sel CD4-T pada infeksi HIV mati bukan karena efek racun dari virus tersebut, namun karena respon imunitas melawan virus tersebut. Jadi penurunan jumlah sel CD4 lebih sebagai bunuh diri dibandingkan pembunuhan," ujar Greene.

Para ilmuwan Gladstone telah menemukan bahwa sel-sel penonton mengalami peradangan masif, melepaskan suatu protein yang disebut capcaisin-1 yang menarik sel-sel T sistem imunitas lain ke lokasi infeksi untuk mencoba memadamkan "api" tersebut. Namun sel-sel baru menjadi terbakar atau meradang dan mematikan dirinya.

Hal tersebut ternyata merupakan kabar baik dalam arti bahwa peradangan dapat dipadamkan dengan senyawa-senyawa obat yang sudah ada.

Greene mengatakan para peneliti telah menguji tiga agen di laboratorium, termasuk salah satunya yang dikembangkan untuk mengobati epilepsi. Ia mengatakan bahwa tiga senyawa obat telah bekerja dengan baik untuk mengatasi peradangan.

Meski obat-obat anti-peradangan tidak dapat menyembuhkan virus AIDS, Greene mengatakan mereka dapat berpotensi meredam penyakit yang dihadapi sekitar 16 juta orang di dunia yang tidak dapat mengakses obat antiretroviral. Greene juga membayangkan penggunaan senyawa anti-peradangan yang dikombinasikan dengan obat-obat anti-AIDS.

Peradangan tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker pada orang-orang dengan HIV pada usia dini.

Warner Greene dan para koleganya melaporkan temuan mereka dalam jurnal Nature and Science.
21.39 | 0 komentar | Read More

KISAH PENUH MAKNA: Kisah Seorang Pria yang Bisa Hidup Tanpa Uang! ( Hidup tanpa uang? Tidak mungkin! Tapi Mark Boyle membuktikan bahwa uang bukan segala-galanya yang dibutuhkan untuk hidup )

Hidup tanpa uang? Tidak mungkin! Tapi Mark Boyle membuktikan bahwa uang bukan segala-galanya yang dibutuhkan untuk hidup. Berikut penuturannya:

“Saya lulus dengan gelar bisnis dan ekonomi, dan setelah itu saya bekerja, mencari uang sebanyak-banyaknya. Saya juga membeli barang yang dibutuhkan agar masyarakat memandang saya sebagai orang sukses, termasuk sebuah yacht.

Namun suatu ketika saya menemukan video berjudul “Gandhi”, dan sejak saat itu hidup saya berubah. Bahkan sejak 15 bulan terakhir saya tidak pernah menerima atau membelanjakan uang.

Dalam sebuah diskusi bersama teman saya suatu malam, saya terngiang kata-kata Gandhi, “be the change you want to see in the world”. Saat itu kami mendiskusikan banyak hal temasuk lingkungan hidup dan perang sumberdaya. Sampai kemudian saya tersadar bahwa semua masalah di dunia ada benang merahnya: bahwa semua karena apa yang kita beli!

Apa yang kita beli yang mempengaruhi semua masalah di dunia. Sayangnya, kita tidak melihat kaitannya dengan semua masalah yang sebenarnya kita lihat sehari-hari ini. Dan ujung-ujungnya semua karena uang!

Contohnya begini: Kalau kita menumbuhkan makanan kita sendiri, tentu kita tidak akan menyia-nyiakannya. Kalau kita membuat meja dan kursi sendiri, tentu kita tidak akan membuangnya.

Setelah sampai pada perenungan itu, saya memutuskan untuk tidak lagi peduli pada uang. Inilah 10 hal yang saya lakukan kemudian

1. Membuat daftar kebutuhan dasar, termasuk makanan. Karena saya tidak lagi membeli makanan saya menumbuhkannya, bahkan termasuk mencari makanan yang sudah disia-siakan.

2. Untuk rumah, saya tinggal di sebuah caravan yang diparkirkan di sebuah lahan pertanian organik.

3. Saya mandi di sungai. Untuk pasta gigi saya meggunakan tulang ikan sotong dengan benih fennel liar.

4. Untuk berkeliling saya menggunakan sepeda.

5. Untuk penerangan, saya memakai lilin lebah.

Banyak yang mengatakan saya anti kapitalis, tapi saya hanya ingin mengatakan lebih banyak uang bukan berarti lebih banyak kebahagiaan….”

Foto dan cerita: www.worldobserveronline.com
19.10 | 0 komentar | Read More

Misteri Wanita Terakhir Soe Hok Gie dari Puncak Mahameru ( Mengenang 44 Tahun Soe Hok Gie )

detik.com - Jakarta - Kawah Jonggring Saloko di Puncak Mahameru (puncak Gunung Semeru), meletus lagi, memuntahkan uap hitam yang menghembus membentuk tiang awan. Langkah Rudy Badil bersama Maman Abdurachman alias Maman terseok menuruni dataran lereng yang terbuka penuh pasir bebatuan.

Soe Hok Gie yang berumur 27 tahun kurang sehari sedang duduk ‘ditemukannya’ sedang termenung setelah turun lebih dulu dari Mahameru. Dia menyapa sekilas Hok-Gie yang yang sedang duduk dengan gaya khas: lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagu.

Sore itu, Selasa Pon 16 Desember 1969, di tengah kondisi yang darurat, Soe malah menyempatkan menitipkan batu dan daun cemara untuk teman-teman perempuannya.





“Nih gue titip ya, ambil dan bawa pulang batu Semeru , batu dari tanah tertinggi di Jawa. Simpan dan berikan ke cewek-cewek,” kata Luky Badil mengutip ucapan Hok-Gie ketika itu.

Teman sependakian lainnya, Wiwiek alias Wijana juga sempat ngobrol dengan Gie. “Wiek bawa ke Jakarta daun cemara ini, itu daun cemara dari hutan tertinggi di Pulau Jawa kasih buat cewek-cewek kita di kampus Rawamangun,” kata dia sambil menitipkan sejumput daun cemara.

Ternyata itu adalah obrolan mereka yang terakhir kali sebelum akhirnya Gie ditemukan tewas. Entah wanita mana yang dia panggil dengan sebutan 'cewek-cewek'. Yang jelas, Soe Hok Gie aktivis angkatan 1966 ini memang dikenal punya banyak teman akrab mahasiswi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.


Pada menjelang tahun-tahun terakhir hidupnya, ada tiga wanita yang akrab dengan Soe, yakni Kartini Pandjaitan, Luki Sutrisno Bekti, dan juga Nessy Luntungan Rambitan.

Luki Sutrisno Bekti, sudah dekat dengan Soe sejak 1967-1969. Dia menyebut Soe Hok Gie adalah orang yang menyenangkan dan sangat perhatian pada banyak orang, sehingga ia sering jadi tempat curhat. Bagai seorang dokter yang buka praktik, orang harus bikin janji dulu jika ingin bicara serius dengan dia.

Gie, pria kurus cungkring bermata sipit ini ternyata selain piawai di kancah politik dan sastra budaya, ia juga dikenal sangat humanis. Kepeduliannya yang tinggi membuatnya punya banyak teman.

“Dia orang yang pandai mendengarkan dan menanggapi keluh kesah teman-temannya, teman curhat yang baik. Teman perempuan maupun laki-laki tak sungkan curhat pada Hok-Gie,” ujar Luki Bekti seperti dimuat di buku “Soe Hok-Gie, Sekali Lagi”.

Namun sampai kini 'cewek-cewek' beruntung yang mendapat titipan batu dan daun cemara Gunung Semeru dari Soe Hok Gie itu tetap menjadi misteri.
12.16 | 0 komentar | Read More

Misteri Mencekam Kereta Bintaro: Misteri Rem di Tabrakan Kereta Bintaro

TEMPO.CO, Jakarta - Tabrakan kereta di Bintaro menyisakan banyak misteri. Kepolisian, sampai 10 Desember 2013 lalu, baru melakukan empat adegan dalam reka ulang dan olah tempat kejadian. Pada adegan kedua, polisi mengambarkan adegan kereta yang melaju sebelum menabrak truk tangki pertamina. Salah satu misterinya adalah, apakah kereta Commuter Line Nomor 1311 sempat mengerem atau tidak sebelum menabrak truk tangki.

Misteri Rem di Tabrakan Kereta Bintaro

Siang itu kereta melaju dari arah Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran Lama. Ibu Juli, warga Ciputat yang menjadi penumpang, menyatakan teknisi masinis sempat memberi tahu penumpang sebelum akhirnya kembali lagi ke kabin masinis. "Petugas itu memberi tahu penumpang supaya mundur ke gerbong belakang karena kereta akan bertabrakan dengan truk tangki," ujarnya.

Pintu kabin waktu itu tidak ditutup sehingga Ibu Juli bisa melihat mobil BBM Pertamina berhenti di tengah perlintasan. Beberapa detik setelah pemberitahuan dari asisten masinis kereta langsung menabrak truk pembawa BBM.

PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melalui humasnya, Eva Chairunissa, menyebut kecepatan kereta waktu itu ada di kisaran 70 kilometer per jam. Pada kecepatan itu masinis tidak bisa mengerem secara mendadak karena bisa jatuh lebih banyak korban akibat kereta terguling. Namun, warga yang berjualan dekat rel mengaku sebelum terjadi tabrakan kereta terdengar bunyi rem berdencit.

Berapa waktu antara masinis melihat truk kemudian menabrak masih misteri. Penelusuran di Youtube, ada unggahan yang menampilkan suasana perlintasan Ulujami ketika sebuah kereta muncul dari tikungan sebelum perlintasan Ulujami. Dari video itu kereta butuh waktu 4-5 detik dari tikungan sampai menabrak truk. Jadi kalaupun kereta benar mengerem tidak mungkin
menghindari truk.
12.12 | 0 komentar | Read More

Misteri Perawan Melahirkan di AS ( Satu dari setiap 200 perempuan muda AS mengatakan ia hamil walaupun masih perawan. Demikian hasil sebuah penelitian. )


by: http://www.dw.de/misteri-perawan-melahirkan-di-as/a-17307448
Peneliti di AS yang mengadakan penelitian jangka panjang tentang kesehatan reproduksi di antara warga berusia muda di AS memberitakan jumlah tersebut, yang mencengangkan banyak orang. Dari 7.870 perempuan yang ikut dalam penelitian yang dijalankan secara anonim, 45 orang atau sekitar 0,5% menyatakan mereka hamil tanpa sebelumnya melakukan hubungan seksual.
Tidak satupun dari mereka menyatakan telah menggunakan cara in vitro untuk hamil. Demikian dijelaskan dalam hasil studi yang dipublikasikan majalah British Medical Journal (BMJ). Penulisnya menambahkan, dari 45 orang, beberapa mengalami keguguran atau kehilangan bayinya karena sebab lain.
Proses pembuahan sel di laboratorium, yang juga dikenal dengan sebutan "in vitro"
Berdasar pada Studi Kesehatan
Penelitian itu didasari sebuah studi yang disebut National Longitudinal Study of Adolescent Health, yang diadakan dari tahun 1995 hingga 2009. Studi itu mengikutsertakan warga dari usia remaja hingga dewasa. Studi itu dianggap bisa dipercaya dan mewakili seluruh warga AS, dari semua kalangan sosial dan etnik. Perempuan muda yang ikut penelitian memberikan keterangan tentang sejarah hubungan seks yang mereka lakukan, juga kehamilan dan pengetahuan mereka tentang metode pengaturan kehamilan.
Selama lebih dari 14 tahun, mereka menjawab berbagai kuesioner dengan cara mengisi jawaban pada sebuah komputer, dan bukan lewat tanya-jawab dengan petugas. Namun mereka selalu didampingi petugas jika perlu bantuan. Umur dan keyakinan agama mereka juga didata. Orang tua mereka diminta untuk memberitahukan, sejauh mana mereka telah berbicara tentang seks dan pengaturan kelahiran dengan anak-anak mereka. Kepala sekolah mereka juga diminta memberikan keterangan, mengenai pelajaran tentang seks yang ada dalam kurikulum.
Hampir sepertiga dari mereka yang mengaku hamil ketika masih gadis menyatakan telah memberikan sumpah untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Sumpah ini terutama didukung kalangan Kristen konservatif. Dari mereka yang hamil dan menyatakan telah melakukan hubungan seksual, 15% telah memberikan sumpah sama. Dan dari mereka yang masih perawan dan tidak pernah hamil, 21% menyatakan telah memberikan sumpah itu.
Perempuan yang mengaku menjadi ibu tanpa hubungan seksual juga rata-rata dua tahun lebih muda, dari yang menyatakan sudah berhubungan seksual, yang rata-rata usianya sekitar 21 tahun.
Tampilan grafis pembuahan sel lewat proses alamiah, melalui hubungan seksual.
Hasil Tidak Akurat?
Penulis utama penelitian itu, Amy Herring, yang jadi profesor di bidang biostatistik di University of North Carolina mengatakan, para sukarelawan tidak diajukan pertanyaan, "Apa Anda hamil ketika masih gadis?" Kesimpulan itu diambil dari serangkaian pertanyaan tentang sejarah kehamilan dan hubungan seksual mereka. Hasil penelitian mereka menyebabkan timbulnya pertanyaan tentang pendidikan dan kesadaran seksual, tapi juga tentang sulitnya mendapat data yang akurat tentang kehidupan seks seseorang. Demikian dijelaskan Amy Herring.
"Walaupun kami berpendapat pertanyaan itu cukup jelas, masih ada kemungkinan, bahwa sejumlah perempuan salah mengerti atau salah menafsirkannya. Misalnya saja, mereka menulis tahun yang salah, atau mereka karena alasan tertentu tidak bersedia mengaku bahwa mereka sudah berhubungan seksual," kata Herring.
Ia menambahkan, walaupun para peneliti sudah menggunakan teknologi sebagai upaya mendorong kejujuran responden, mereka tetap menemukan jawaban yang tidak realistis. "Beberapa pekan lalu, kami bahkan kembali meneliti, apakah fenomena ini hanya tampak pada perempuan. Tapi ternyata kami juga menemukan sejumlah ayah yang mengaku belum pernah mengadakan hubungan seksual. Dan ini lebih sulit lagi dimengerti," kata Herring.
12.11 | 0 komentar | Read More

Misteri Loreng Zebra: Misteri Garis Loreng Zebra Terungkap

Misteri Garis Loreng Zebra Terungkap
Foto zebra di antara kawanannya. Media foto hitam putih yang digunakannya semakin memperkuat gambar hewan yang telah diambilnya. Dailymail.co.uk/David Yarrow



TEMPO.CO, Brisbane - Garis-garis loreng hitam-putih pada tubuh zebra ternyata dapat melindungi hewan ini dari predator. Menurut sebuah penelitian, warna-warna yang tidak berbaur dengan latar belakang kulit tubuhnya tersebut digunakan untuk mengecoh pemangsa.

Para ilmuwan menggunakan model komputer untuk menegaskan garis-garis tersebut sehingga tercipta ilusi optik ketika zebra bergerak. Formasi garis ini rupanya cukup membingungkan sehingga dapat melindunginya dari mangsaan kucing besar.

"Garis-garis zebra telah lama membuat bingung ahli biologi evolusioner," kata pemimpin penelitian Dr Martin How, seperti dikutip laman BBC Nature, Kamis, 19 Desember 2013.

Menurut dia, teori awal tentang garis ini adalah sebagai sinyal komunikasi sosial, kamuflase saat merumput kala senja maupun fajar, dan melindungi diri dari predator dengan membuat efek yang menyilaukan. Penelitian ini dikerjakan oleh para ilmuwan dari University of Queensland, Australia, yang diterbitkan dalam jurnal Zoology.

Untuk menguji teori terbaru ini, Dr How menganalisis foto-foto dan rekaman video zebra. Model komputer yang melacak kumpulan pola garis ini memperlihatkan bahwa garis-garis yang menyebabkan ilusi optik tersebut menyediakan informasi yang menyesatkan.

Para ilmuwan mengatakan bahwa ini termasuk fenomena "mekanisme deteksi gerak", yakni sirkuit saraf yang memproses gerak sesuatu berdasarkan pada bagaimana kontur obyek muncul. Salah satu contoh yang paling mudah untuk mekanisme ilusi yang membingungkan ini adalah efek tiang tukang cukur (barber-pole effect). Garis-garis spiral merah dan biru pada tiang tukang cukur seakan bergerak ke atas ketika tiang berputar.
12.08 | 0 komentar | Read More

Misteri Penyakit Ibu Tien Sebelum Meninggal ( Kisah Dokter Soeharto )

Misteri Penyakit Ibu Tien Sebelum Meninggal
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Menkokesra RI Agung Laksono, Probosutedjo, Siti Hardijanti Rukmana, Siti Hediati Hariyadi berfoto bersama saat meninjau memorial Jenderal Besar Soeharto yang baru diresmikan di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (8/6/2013). Memorial yang didirikan di bekas rumah kelahiran presiden ke 2 RI tersebut didirikan dalam rangka untuk kembali membuka ingatan tentang perjalanan hidup Presiden Soeharto. (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI) 
 
 
 

TRIBUNNEWS.COM - Sebagai anggota Tim Dokter Ahli Presiden RI, setiap menjelang Idul Fitri --sebulan sebelum puasa-- Laksamana Pertama Purn dr Frits A Kakiailatu, mendapat kiriman bingkisan dari Soeharto. Kala itu, Frits dan istri (wartawan majalah Tempo Toeti Kakiailatu) mendapatkan bahan setelan jas dan selembar kain batik, selendang, dan bahan kebaya.
Pakain tersebut kemudian dipakai ketika bertandang ke rumah pribadi keluarga Soeharto di kawasan Jl Cendana, Jakarta. Sebenarnya Toeti Kakiailatu kurang suka memakai batik motif kembang-kembang pemberian keluarga Cendana, namun pada Idul Fitri 1995 ia bersedia menggunakan pakain itu.
Tak heran Ny Tien Soeharto sumringah ketika melihat kain pemberiannya dipakai Toeti. "Nah begitu dong dipakai bajunya, cah ayu," ujar Frits menirukan pujian Ny Tien Soeharto kepada Toeti.
Namun beberapa bulan kemudian, 28 April 1996, tiba-tiba Ny Tien meninggal dunia sesaat sebelum shalat Idul Adha. "Berbagai cerita muncul. Tetapi saya berpendapat Ibu Tien yang menderita paru-paru basah sebetulnya tidak boleh terlalu lelah dan berjalan terlalu jauh, demikian laporan kesehatan dokter tim ahli yang terakhir," katanya.
Sehari sebelum meninggal, Ny Tien Soeharto bersama para cucu pergi ke kebun buah Mekarsari di Cileungsi, Bogor, milik Mamiek Soeharto (anak bungsu). Sedang Soeharto pergi memancing ikan di laut sesuai kegemarannya.
"Untung Pak Harto sudah kembali ke Cendana ketika penyakit Ibu Tien kambuh, dan Pak Harto sendiri yang membawa ke RSPAD Gatot Soebroto. Menurut cerita Pak Soekirno yang mengurus makam Astana Giri Bangun, makan Ibu Tien tidak pernah sepi oleh ibu-ibu peziarah," katanya.
12.02 | 0 komentar | Read More

SEBUAH SEJARAH PENTING: Ketika Amerika Serikat Tunduk Kepada Indonesia

Bung Karno / Sukarno / Soekarno

by: http://indocropcircles.wordpress.com/2013/02/04/ketika-amerika-serikat-tunduk-kepada-indonesia/
Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika pilotnya, Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka.
Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan petualangannya di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu. Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.
Bung Karno dan Ike (Dwight D Eisenhower)
Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.
Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika.
Bung Karno tidak cuma menuntut Amerika mesti minta maaf. Tapi masih ada sederet permintaan lain yang bikin Amerika “maju kena, mundur kena”.
Eisenhower minta Indonesia melepaskan pilot Allen Pope. Tapi Bung Karno tidak mau melepas begitu saja dengan gratis. Pilot itu adalah kartu truf-nya.
Inilah kisah bagaimana Bung Karno dengan amarah “memiting leher Allen Pope” sambil telunjuknya memberi isyarat agar Amerika mau bersimpuh di kaki Bung Karno (tentu saja ini hanya simbolisasi teatrikal).
Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitu gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta setelah Allen Pope tertangkap. tahun 1958 itu .
Allen Pope, pilot yang sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.
Rakyat Indonesia memang dibikin naik darah oleh kelakuan Allen Pope. Soalnya si pilot ini sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.
Di tengah suasana panas itu, teman-teman Mas Tok atau Guntur Soekarnoputra tidak berhenti menjejalinya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pilot Allen Pope.
Percakapan Bung Karno dengan putra sulungnya berkaitan hal itu, sudah banyak diungkap berbagai sumber. Tapi sebetulnya ada yang lebih penting lagi di balik percakapan antara Bung Karno dan Mas Tok berikut ini…..
allen-pope-02
Bung Karno sedang mandi. Mas Tok yang masih remaja menggedor-gedor pintu kamar mandi. Tidak sabar. Karena pintu terus digedor, Bung Karno melongok sebentar. “Ada apa tho Mas Tok? Bapak belum selesai mandi”.
Begitu pintu terbuka, Mas Tok langsung menyambar ayahnya dengan pertanyaan, “Bener nggak sih bapak menukar pembebasan Allen Pope dengan tebusan pesawat Hercules?”. Mas Tok memang tidak sabaran ingin segera tahu jawabnya.
Saat itu juga dia harus mendapatkan bocoran jawabannya. Memang sebelumnya di antara teman-temannya, mereka sudah kasak-kusuk membenarkan gosip itu. Mas Tok jadi panas juga. Soalnya sebagai anak Bung Karno, seharusnya dia lebih tahu dari teman-temannya.
Mas Tok yang penasaran tidak perlu menunggu lama menanti jawab ayahnya. Pertanyaan Mas Tok itu langsung disambar dengan tawa khas ayahnya.
Menggelegar, “Hahahahaha……biar saja Amerika kasih Hercules itu buat Bapak. Kalau Amerika kirim pesawat lagi, nanti Bapak suruh tembak lagi. Sebagai tebusannya, Bapak minta Marilyn Monroe dan Ava Gardner”.
Marilyn Monroe
Marilyn Monroe
Itu humor khas Bung Karno. Humor seorang negarawan nyentrik. Cara Bung karno bercanda dengan politikus sejawatnya sehari-hari, tidak beda jauh dengan guyonannya dengan anak- anaknya. Mas Tok dan adik-adiknya sudah hafal adat ayahnya. Dasar Bung Karno! :D
Tapi sebetulnya di balik canda itu, mungkin bahkan Bung Karno dan Mas Tok sendiri waktu itu belum menyadari sesuatu.
Yaitu buntut dari posisi tawar Indonesia tadi, Bung Karno telah memulai tonggak lahirnya sejarah armada baru bagi AURI, yaitu lahirnya skuadron Hercules di Indonesia. Armada ini kelak turut punya andil dalam merebut Irian Barat dari Belanda.
Itu semua berawal dari negosiasi tarik ulur demi pembebasan seorang pilot yang bikin Amerika gelisah. Bagaimana tidak? Soalnya kalau tidak segera diselamatkan, bisa-bisa pilot itu buka mulut tentang info rahasia yang berkaitan dengan permainan CIA.
Ava Gardner
Ava Gardner
Dulu serangan Maukar ke Istana didesas-desuskan akibat Bung Karno menggoda tunangan sang pilot. Gosip selanjutnya menghantam Bung Karno lagi. Yaitu pembebasan pilot Allen Pope digosipkan karena Bung Karno dirayu oleh istri Pope, yang sengaja didatangkan dari Amerika. Walaahhh….
Kedengaran kayak gosip murahan. Tapi tunggu dulu! Sejarah kadang memang diwarnai gosip murahan, yang bermuara pada hasil yang tidak murahan.
Konon itulah yang dinamakan intrik politik tingkat tinggi. Intrik yang menggunakan sisi kelemahan Bung Karno. Kelemahan apalagi kalau bukan soal perempuan? Mentang-mentang Bung Karno mata keranjang…..
Bung Karno memang mata keranjang. Tapi pihak yang anti Bung Karno kadang memanipulasi sisi ini secara berlebihan. Sama halnya CIA yang menggunakan kelemahan Don Yuan-nya Bung Karno untuk menjatuhkan kredibilitas presiden RI di mata rakyatnya.
Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.
Go to hell with your aid!
Akhirnya CIA pakai cara lain. Yaitu infiltrasi ke berbagai pemberontakan di Indonesia. Puncaknya terjadi dalam pertempuran di pulau Morotai, tahun 1958.
Ketika itu TNI (pasukan marinir, pasukan gerak cepat AU, dan AD) menggempur Permesta, gerakan pemberontakan di Sulawesi Utara.
Persenjataan Permesta tidak bisa dianggap enteng. Soalnya ada bantuan senjata dari luar.
Tadinya tudingan bahwa CIA adalah biang kerok semua ini masih dugaan saja. Ketika kapal pemburu AL dan mustang AU melancarkan serangannya, satu pesawat Permesta terbakar jatuh.
Sebelum jatuh, ada dua parasut yang tampak mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa. TNI segera membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta.
Dan yang tak terduga, satunya lagi bule Amerika. Itulah si pilot Allen Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.
Tak pelak lagi, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol!
Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok.
B-26 Permesta kena tembak (ilustrasi)
Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Amerika terus ngeyel menyangkal. Tapi bukti-bukti yang ada, akhirnya membungkam mulut Amerika.
Taktik kotor itu jadi gunjingan internasional. Tanpa ampun, kedok Amerika dengan CIA-nya berhasil dibuka Indonesia, lengkap dengan bukti-bukti telak.
Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno (untuk sementara) dihentikan.
Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960.
soekarno-eisenhower-02
Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960.
Lalu Soekarno juga diundang John Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu semua buntut dari cara Bung Karno memainkan kartunya terhadap Amerika.
Selama periode itu, Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope. Tarik ulur itu berjalan alot. Karena Bung Karno ogah melepaskan Pope begitu saja. Bung Karno sengaja berlama-lama “memiting leher” Allan Pope sebelum Amerika meng-iya-kan permintaan Indonesia.
Soekarno bersama JFK, John F Kennedy
Amerika mati kutu. Tak ada jalan lain. Negosiasi pun segera dimulai. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.
Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika.
Bung Karno geram. Ike (Dwight D Eisenhower) mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram.
Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah nama panggilan D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali ini Amerika memang kena batunya.
Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.
John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.
Dengan John, negosiasi mulai mengarah ke titik terang. Berkaitan itu pula, John mengirim adiknya Robert Kennedy ke Jakarta. Robert membawa sejumlah misi, diantaranya: “bebaskan Pope”.
Presiden AS John F Kennedy langsung menyambut kedatangan Presiden Soekarno di tangga pesawat
Presiden AS John F Kennedy langsung menyambut kedatangan Presiden Soekarno di tangga pesawat
Konon ketika itu juga Amerika mengirim istri Allen Pope yang cantik. Perhitungannya, wanita cantik mampu meluluhkan hati Bung Karno. Ini asal mula beredar issue bahwa Bung Karno dirayu istri Allen Pope.
Yang tidak banyak disebutkan orang, yaitu ibu dan saudara perempuan Allen Pope juga datang memohon-mohon dengan tangisan minta belas kasihan Bung Karno.
Buat Bung Karno, pilot itu dibebaskan atau tidak dibebaskan, hasilnya sama saja. Yaitu tidak membuat korban-korban bom si pilot bisa hidup kembali. Jadi kenapa tidak memanfaatkan saja ketakutan Amerika yang ciut kalau pilot itu buka mulut?
Bung Karno memainkan kartu trufnya atas dasar apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Indonesia betul-betul sengsara dan kelaparan, jadi butuh uang dan nasi.
Sukarno and JFK Keneddy
John F Kennedy dan Sukarno di pabrik Lockheed, Burbank, California.
Indonesia sedang bertempur melawan Belanda untuk merebut Irian Barat. Jadi butuh senjata, sejumlah perangkat perang dan armada tempur.
Permintaan Bung Karno itu tentu saja tidak disampaikan dengan cara mengemis. Tapi dengan cara yang menyeret Amerika untuk membuat interpretasi diplomatik. Mau tidak mau, isyarat diplomatik Soekarno bikin Amerika harus bisa membaca yang tersirat di balik yang tersurat.
Robert Kennedy dan istri (di belakang Soekarno)
Dibanding Ike alias Eisenhower, John Kennedy lebih peka membaca isyarat itu. Itulah yang dimaksud Bung Karno bahwa John Kennedy mengerti dirinya. Kennedy tidak cuma sekedar mengundang Bung Karno ke Amerika untuk plesiran. Tapi juga ada tindak lanjut nyata di balik undangan diplomatik itu.
John paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat.
Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dibantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.
Negosiasi pembebasan Allen Pope antara Ike dan Bung Karno tadinya alot. Tapi jadi licin jalannya dengan John. Dia tidak pelit membalas “kebaikan” Bung Karno yang memenuhi permintaan AS untuk membebaskan Allen Pope.
Hasilnya? Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo.
Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.
Allen Pope diadili
Ternyata begini ini yang namanya negosiasi tingkat tinggi. Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia di suatu subuh, Februari 1962.
Negosiasi itu seluruhnya tentu makan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mesti membayar semua itu? Konon rekening Permesta yang harus membayar ganti rugi akibat negosiasi itu.
Sempat terdengar selentingan bahwa jalan by pass Cawang-Tanjung Priok dan Hotel Indonesia lama di Bundaran HI Thamrin, adalah wujud dari ganti rugi itu. Benarkah demikian? Wallahu a’lam.
Sayang hubungan mesra Bung Karno dengan Amerika berakhir setelah Kennedy terbunuh tahun 1963 yang disinyalir dilakukan oleh CIA. Terbunuhnya Kennedy membuat CIA kembali leluasa mewujudkan mimpi lama yang sempat terhenti. Yaitu terus mengguncang kursi Bung Karno, hingga Putra Sang Fajar itu akhirnya benar-benar terbenam. Kita semua tahu bagaimana akhir episode itu. (malemminggu.wordpress)
11.55 | 0 komentar | Read More

Sebuah Misteri Besar: Misteri dan Kontroversi Luka-Luka Pada Jenazah 7 Pahlawan Revolusi


by: http://indocropcircles.wordpress.com/2013/09/27/misteri-jenazah-7-pahlawan-revolusi/
“…only in four months, five times as many people died in Indonesia as in Vietnam in twelve years…”
(Bertrand Russell, 1966)
suharto ibu tien patung 7 jenderal lubang buaya

!!! WARNING GRAPHIC CONTENT !!!
!!! PERHATIAN GAMBAR MEMILUKAN !!!

content 17 yoMeski sudah puluhan tahun lamanya, namun peristiwa tragis pemberontakan partai G 30 S / PKI 1965 yang diberitakan dan diisyukan akan mengudeta negeri ini tak akan pernah terlupakan. Peristiwa tersebut masih banyak menimbulkan kenangan pahit dan banyak pertanyaan daripada jawabannya.
Untuk mengenang jasa dan pengorbanan tak ternilai dari ketujuh Pahlawan Revolusi dan juga untuk memperingati serta mengenang peristiwa tersebut agar tak pernah ada lagi, maka kami akan menguak sedikit dari banyaknya tandatanya-tandatanya besar yang masih tersimpan di saku tiap rakyat Indonesia yang tercinta ini yang belum terjawab.
Mungkin ada benarnya kata pepatah, jika kita berada diwilayah orang yang sangat-sangat berkuasa dimana informasi apapun sangat-sangat terbatas dan penuh rekayasa, maka terkadang kebenaran akan terungkap belakangan karena kebenaran takkan pernah hilang, walau terlihat “seperti hilang” oleh waktu.
A. Kronologi Pengangkatan Jenazah Dari Dalam Sumur
Suharto, sebagai komandan Abri saat memimpin pasukan untuk memerangi G-30/S-PKI
Suharto, sebagai komandan Abri saat memimpin pasukan untuk memerangi G-30/S-PKI
Mengangkat jenazah tujuh pahlawan revolusi di Lubang Buaya bukan perkara gampang. Kondisi sumur yang dalam dan mayat yang mulai membusuk, membuat evakuasi sulit dilakukan.
Tapi para prajurit Kompi Intai Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KIPAM KKO-AL), tak mau menyerah.
Sebenarnya jenazah sudah ditemukan sejak sehari sebelumnya, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1965, atas bantuan polisi Sukitman dan masyarakat sekitar.
Peleton I RPKAD yang dipimpin Letnan Sintong Panjaitan segera melakukan penggalian.
Tapi mereka tak mampu mengangkat jenazah karena bau yang menyengat.
Jenderal Soeharto pun memerintahkan kepada pasukan evakuasi bahwa penggalian dihentikan pada malam hari.
g30s pki gestapu 1965 01
Pasukan KKO bersiap masuk ke sumur dengan menggunakan peralatan selam dan masker
Maka penggalian pun ditunda dan penggalian akan kembali dilanjutkan keesokan harinya.
Dalam buku Sintong Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para komando yang ditulis wartawan senior Hendro Subroto, dilukiskan peristiwa seputar pengangkatan jenazah.
Kala itu Sintong berdiskusi dengan Kopral Anang, anggota RPKAD yang dilatih oleh Pasukan Katak TNI AL.
Anang mengatakan peralatan selam milik RPKAD ada di Cilacap, hanya KKO yang punya peralatan selam di Jakarta.
Maka singkat cerita, KKO meminjamkan peralatan selam tersebut untuk operasi pengangkatan jenazah dari dalam lubang sumur di daerah lubang Buaya tersebut.
Tanggal 4 Oktober, Tim KKO dipimpin oleh Komandan KIPAM KKO-AL Kapten Winanto melakukan evakuasi jenazah pahlawan revolusi. Satu persatu pasukan KKO turun ke dalam lubang yang sempit itu.
Pukul 12.05 WIB, anggota RPKAD Kopral Anang turun lebih dulu ke Lubang Buaya. Dia mengenakan masker dan tabung oksigen. Anang mengikatkan tali pada salah satu jenazah. Setelah ditarik, yang pertama adalah jenazah Lettu Pierre Tendean, ajudan Jenderal Nasution.
Pukul 12.15 WIB, Serma KKO Suparimin turun, dia memasang tali pada salah satu jenazah, tapi rupanya jenazah itu tertindih jenazah lain sehingga tak bisa ditarik.
Pukul 12.30 WIB, giliran Prako KKO Subekti yang turun. Dua jenazah berhasil ditarik, Mayjen S Parman dan Mayjen Suprapto.
Pukul 12.55 WIB, Kopral KKO Hartono memasang tali untuk mengangkat jenazah Mayjen MT Haryono dan Brigjen Sutoyo.
Pukul 13.30 WIB, Serma KKO Suparimin turun untuk kedua kalinya. Dia berhasil mengangkat jenazah Letjen Ahmad Yani. Dengan demikian, sudah enam jenazah pahlawan revolusi yang ditemukan.
Pengangkatan_Jenazah 7 Jenderal korban PKI di_Lubang_BuayaSebagai langkah terakhir, harus ada seorang lagi yang turun ke sumur untuk mengecek apakah sumur sudah benar-benar kosong.
Tapi semua penyelam KKO dan RPKAD sudah tak ada lagi yang mampu masuk lagi. Mereka semua kelelahan.
Bahkan ada yang keracunan bau busuk hingga terus muntah-muntah.
Maka Kapten Winanto sebagai komandan terpanggil melakukan pekerjaan terakhir itu. Dia turun dengan membawa alat penerangan.
Ternyata benar, di dalam sumur masih ada satu jenazah lagi. Jenazah itu adalah Brigjen D.I. Panjaitan.
Dengan demikian lengkaplah sudah jenazah enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD yang dinyatakan telah hilang diculik Gerakan PKI pada tanggal 30 September 1965.
pengangkatan-jenazah-pahlawan-revolusi g30s pki di lubang buaya
Kapten KKO Winanto sendiri terus melanjutkan karirnya di TNI AL. Lulusan Akademi Angkatan laut tahun 1959 ini pernah menjabat Komandan Resimen Latihan Korps Marinir, Komandan Brigade Infanteri 2/Marinir sebelum pensiun sebagai Gubernur AAL.
Ia sudah meninggal pada Minggu, 2 September 2012 pukul 22.15 WIB dalam usia 77 tahun di kediamannya Jl Pramuka no 7, Kompleks TNI AL, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan dengan upacara militer di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
B. Kronologi Visum et Epertum Dokter Forensik
4 Oktober 1965. Pukul 4.30 sore saat itu. Lima dokter yang diperintahkan Pangkostrad dan Pangkopkamtib Mayor Jenderal Soeharto memulai tugas mereka.
Jenazah enam Jenderal dan satu perwira menengah korban penculikan dan pembunuhnan yang dilakukan kelompok Letkol Untung pada dinihari 1 Oktober mereka periksa satu persatu. Ketujuh korban itu adalah:
1. Ahmad Yani, Letnan Jenderal (Menteri Panglima Angkatan Darat).
2. R. Soeprapto, Mayor Jenderal. (Deputi II Menpangad).
3. MT. Harjono, Mayor Jenderal. (Deputi III Menpangad).
4. S. Parman, Mayor Jenderal. (Asisten I Menpangad).
5. D. Isac Panjaitan, Brigardir Jenderal. (Deputi IV Menpangad).
6. Soetojo Siswomihardjo, Brigardir Jenderal. (Oditur Jenderal/ Inspektur Kehakiman AD).
7. Pierre Andreas Tendean, Letnan Satu. (Ajudan Menko Hankam/ KASAB Jenderal AH Nasution).
Jenazah enam jenderal dan satu perwira muda Angkatan Darat ini ditemukan di sebuah sumur tua di desa Lubang Buaya, Pondokgede, Jakarta Timur. Dari lima anggota tim dokter yang mengautopsi ketujuh mayat itu dua di antaranya adalah dokter Angkatan Darat, yakni:
1. dr. Brigardir Jenderal Roebiono Kertopati (perwira tinggi yang diperbantukan di RSP Angkatan Darat)
2. dr. Kolonel Frans Pattiasina (perwira kesehatan RSP Angkatan Darat)
Sementara tiga lainnya adalah dokter Kehakiman, masing-masing:
3. Prof. dr. Sutomo Tjokronegoro (ahli Ilmu Urai Sakit Dalam dan ahli Kedokteran Kehakiman, juga profesor di FK UI)
4. dr. Liauw Yan Siang (lektor dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman FK UI)
5. dr. Liem Joe Thay (atau dikenal sebagai dr. Arief Budianto, lektor Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), anda dapat membaca kisahnya di akhir halaman ini)
Akhirnya lewat tengah malam, pukul 12.30 atau dinihari pada tanggal 5 Oktober 1965, dr. Roebiono dkk menyelesaikan tugas mereka. Beberapa jam kemudian, saat matahari sudah cukup tinggi, ketujuh jenazah korban penculikan dan pembunuhan yang kemudian disebut sebagai Pahlawan Revolusi ini, dimakamkan di TMP Kalibata.
Tampak salah satu peti jenazah Pahlawan Revolusi sedang diangkat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Tampak salah satu peti jenazah Pahlawan Revolusi sedang diangkat untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
C. Hasil Visum et Repertum Jenazah Tiap Korban

Ketika diperiksa ketujuh mayat telah dalam keadaan membusuk dan diperkirakan tewas empat hari sebelumnya. Dapat dipastikan ketujuh perwira tinggi dan pertama Angkatan Darat ini tewas mengenaskan dengan tubuh dihujani peluru dan tusukan.
1. Ahmad Yani (Menteri Panglima Angkatan Darat).

Jenazah Letjen Ahmad Yani diidentifikasi oleh Ajudan Menpangad Mayor CPM Soedarto dan dokter pribadinya, Kolonel CDM Abdullah Hassan, dengan penanda utama parut pada punggung tangan kiri dan pakaian yang dikenakannya serta kelebihan gigi berbentuk kerucut pada garis pertengahan rahang atas diantara gigi-gigi seri pertama.
Tim dokter menemukan delapan luka tembakan dari arah depan dan dua tembakan dari arah belakang. Sementara di bagian perut terdapat dua buah luka tembak yang tembus dan sebuah luka tembak yang tembus di bagian punggung.
a. Info dari Indo Leaks
Sebelumnya, dokumen visum et repertum Ahmad Yani yang dirilis Indoleaks juga hanya menyebutkan luka tembak.
Visum et Repertum Jenderal Ahmad Yani (Klik untuk memperbesar)
Visum et Repertum Jenderal Ahmad Yani (Klik untuk memperbesar). (sumber: blogs.swa-jkt.com/swa/10693/2013/01/29/30-september-1965)
Padahal Orde Baru mencatat kalau PKI telah mencungkil mata Pahlawan Revolusi itu.
2. R. Soeprapto (Deputi II Menpangad)
Jenazah Mayjen R. Soeprapto diidentifikasi oleh dokter gigi RSPAD Kho Oe Thian dari susunan gigi geligi sang jenderal.
Pada jenazah R. Soeprapto ditemukan:
(a) tiga luka tembak masuk di bagian depan,
(b) delapan luka tembak masuk di bagian belakang,
(c) tiga luka tembak keluar di bagian depan,
(d) dua luka tembak keluar di bagian belakang,
(e) tiga luka tusuk,
(f) luka-luka dan patah tulang karena kekerasaan tumpul di bagian kepala dan muka,
(g) satu luka karena kekesaran tumpul di betis kanan, dan
(h) luka-luka dan patah tulang karena kekerasan tumpul yang berat sekali di daerah panggul dan bagian atas paha kanan.
a. Indoleaks: Ternyata Saat Wafat, Organ Tubuh Letnan Jenderal Soeprapto Masih Utuh!
Letjen Suprapto adalah pahlawan revolusi yang menjadi korban pembunuhan G30 S PKI pimpinan DN Aidit dan Kolonel Untung. Beliau lahir di Purwokerto 20 Juni 1920 dan wafat di Lubang Buaya 1 Oktober 1965.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Soeprapto.jpg/369px-Soeprapto.jpg
Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920 – meninggal di Lubangbuaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 45 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu korban dalam G30SPKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pendidikan umum yang berhasil ia tamatkan adalah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yakni pendidikan setingkat SMP dan AMS (Algemne Middelberge School) yaitu pendidikan setingkat SMA.
Suprapto pernah mengikuti pendidikan militer Koninklijke Militaire Akademie di Bandung namun tidak tamat karena pendudukan Jepang.
Pada pemberontakan yang dilancarkan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965, dirinya menjadi salah satu target yang akan diculik dan dibunuh.
Hingga meredupnya peristiwa tersebut, tak ada lagi yang membahasnya karena kini telah sibuk oleh brainwashed dunia lainnya dan mulai menganggap bahwa sejarah sudah lewat dan bukanlah apa-apa lagi. Padahal melalui sejarah, kita dapat belajar, karena sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah adalah track record.
b. Dokumen Visum et Repertum Letjen Suprapto
Kisah sadis menyertai peristiwa G30S PKI dalam sejarah yang dicatat Orde Baru. Letjen Anumerta R Soeprapto misalnya, disebut disilet-silet dan dipotong alat kelaminnya. Namun sebuah dokumen visum et repertum yang dirilis situs whistle blower Indoleaks, menunjukkan hal yang berbeda.
Dari situs resminya yang dikeluarkan sejak beberapa tahun lalu, Senin (13/12/2010), ada lagi sebuah dokumen visum et repertum yang dibuat oleh 4 dokter RSPAD yaitu dr Roebino Kertopati, dr Frans Pattiasina, dr Sutomo Tjokronegoro, dr Liaw Yan Siang, dr Lim Joe Thay, pada 5 Oktober 1965. Bagian nama, tempat tanggal lahir, pangkat, jabatan dan alamat sengaja dihitamkan.
Tampak dokumen Visum et repertum oleh dokter dituliskan pro justitia. Bahwa sumpah pro justitia tidak boleh bohong, tidak boleh menambah, tidak boleh mengurangi. Apa kenyataan itu, harus dimasukkan dalam visum et repertum itu harus jadi pegangan, sebab ini satu kenyataan, bukan khayalan.
Dokumen BPKI visum suprapto
Visum et Repertum Jenderal Suprapto (Klik untuk memperbesar). (sumber: blogs.swa-jkt.com/swa/10693/2013/01/29/30-september-1965)
Visum et Repertum Jenderal Suprapto (Klik untuk memperbesar). (sumber: blogs.swa-jkt.com/swa/10693/2013/01/29/30-september-1965)
Namun dari deskripsi luka, diduga kuat bahwa dokumen itu adalah dokumen visum et repertum Letjen TNI Anumerta R Soeprapto. Data pembandingnya adalah keterangan visum Letjen R Soeprapto yang pernah disebutkan dalam makalah pakar politik Indonesia dari Cornell University, AS, Ben Anderson, pada jurnal ‘Indonesia‘ edisi April 1987.
Ada kain sarung dan kemeja yang melekat pada korban. Ada beberapa persamaan dan banyak juga perbedaan antara luka Letjen Soeprapto versi Orde Baru dan dokumen visum yang asli. Berbeda dengan Ahmad Yani, Soeprapto masih hidup saat diculik dari rumahnya. Dia baru gugur di Lubang Buaya.
Dalam versi Orde Baru dan juga dilansir Harian Berita Yudha 9 Oktober 1965, wajah dan tulang kepala Soeprapto remuk namun masih dapat diidentifikasi. Hasil visum juga menunjukkan kalau ada luka dan pukulan benda tumpul yang menyebabkan patah tulang di bagian kepala dan muka.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/55/Lubang_Buaya.jpg
Lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.
Nah, justru perbedaannya yang mencolok. Versi TNI menyebutkan ada pengakuan anggota Gerwani, bahwa mereka menyilet-nyilet korban, bahkan memotong alat kelamin korban. Namun, rupanya dalam dokumen yang diungkap Indoleaks, hal itu tidak terbukti.
Laporan visum untuk Soeprapto, selain patah/retak tulang tengkorak di enam titik, adalah patah tulang di betis kanan dan paha kanan.
Luka benda tumpul diduga batu atau popor senapan. Soeprapto memang mengalami 3 luka tusuk, namun dari bayonet dan bukan silet. Soeprapto juga gugur akibat 11 luka tembak di berbagai bagian tubuh. Selain itu tidak ada luka lagi. Tidak ada bukti penyiletan apalagi mutilasi alat kelamin.
Pembunuhan Letjen Soeprapto tentu saja tragis, namun tidak sesadis yang dijabarkan dalam catatan sejarah versi Orde Baru.
Ia juga salah satu perwira TNI yang menolak pembentukan angkatan kelima yang diusulkan PKI sehingga menjadi target pembunuhan PKI bersama Ahmad Yani, MT Haryono, DI Pandjaitan,Sutoyo Siswo Miharjo dan S.Parman.
http://farm4.staticflickr.com/3139/2871472539_1cf0b6f6a5_o.jpg
http://letusexplore.com/albums/Jakarta/Lubang%20Buaya%20Jakarta.jpg
Monumen Pancasila Sakti, yang berada di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S – PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
d. Perbandingan Informasi
Mari kita coba kembali flashback dari info diatas mengenai janazah Soeprapto, menurut info dari ABRI dan Indo Leaks.
i. Versi Orba dan TNI:
- Wajah dan tulang kepala Soeprapto remuk namun masih dapat diidentifikasi.
- Luka dan pukulan benda tumpul yang menyebabkan patah tulang di bagian kepala dan muka.
- Menurut versi TNI menyebutkan ada pengakuan anggota Gerwani, bahwa mereka menyilet-nyilet korban, bahkan memotong alat kelamin korban.
ii. Versi Indoleaks:
- Ada kain sarung dan kemeja yang masih melekat pada korban.
- Jenderal Soeprapto masih hidup saat diculik dari rumahnya.
- Dalam dokumen yang diungkap Indoleaks, Jendral ini tak disilet-silet, dan alat kelamin korban tak dipotong.
- Terdapat patah/retak tulang tengkorak di enam titik, adalah patah tulang di betis kanan dan paha kanan. Luka benda tumpul diduga batu atau popor senapan.
- Soeprapto memang mengalami 3 luka tusuk, namun dari bayonet dan bukan silet.
- Soeprapto juga gugur akibat 11 luka tembak di berbagai bagian tubuh. Selain itu tidak ada luka lagi. Tidak ada bukti penyiletan apalagi mutilasi alat kelamin.
3. MT. Harjono (Deputi III Menpangad)
Di bagian perut Mayjen MT. Harjono ditemukan sebuah luka tusuk benda tajam yang menembus sampai ke rongga perut. Luka tusuk benda tajam juga ditemukan di punggung, namun tidak menembus rongga dada. Dan di tangan kiri dan pergelangan tangan kanan terdapat luka karena kekerasan tumpul yang berat.
Jenazah Mayjen MT. Harjono diidentifikasi oleh saudara kandungnya, MT. Moeljono, pegawai Perusahaan Negara Gaya Motor. Salah satu tanda pengenal jenazah ini adalah cincin kawin bertuliskan “Mariatna”, nama sang istri.
Cincin kawin, bertuliskan “SPM” juga menjadi salah satu penanda jenazah Mayjen S. Parman, selain kartu tanda anggota AD dan surat izin mengemudi serta foto di dalam dompetnya.
4. S. Parman (Asisten I Menpangad)
Jenazah S. Parman diidentifikasi oleh dr. Kolenel CDM Abdullah Hasan.
Pada mayat S. Parman ditemukan:
(a) tiga luka tembak masuk di kepala bagian depan,
(b) satu luka tembak masuk di paha bagian depan,
(c) satu luka tembak masuk di pantat sebelah kiri,
(d) dua luka tembak keluar di kepala,
(e) satu luka tembak keluar di paha kanan bagian belakang, dan
(f) luka-luka dan patah tulang karena kekerasan tumpul yang berat di kepala, rahang dan tungkai bawah kiri.
5. D. Isac Panjaitan (Deputi IV Menpangad)
Mayat Brigjen DI. Panjaitan diidentifikasi oleh adiknya, Copar Panjaitan dan Samuel Panjaitan, dan dikenali dari pakaian dinas yang dikenakannya serta cincin mas di tangan kiri yang bertuliskan “DI. Panjaitan”.
Tim dokter menemukan luka tembak masuk di bagian depan kepala, juga sebuah luka tembak masuk di bagian belakang kepala. Sementara itu di bagian kiri kepala terdapat dua luka tembak keluar. Terakhir, di punggung tangan kiri terdapat luka iris.
6. Soetojo Siswomihardjo (Oditur Jenderal/ Inspektur Kehakiman AD).
Mayat berikutnya adalah Brigjen Soetojo Siswomihardjo yang diidentifikasi oleh adiknya, dokter hewan Soetopo. Jenazah Brigjen Soetojo dikenali dari kaki kanannya yang tidak ber-ibujari, pakaian yang dikenakannya, arloji merek Omega dan dua cincin emas masing-masing bertuliskan “SR” dan “SS”.
Pada mayat Brigjen Soetojo ditemukan:
(a) dua luka tembak masuk di tungkai bawah kanan bagian depan,
(b) sebuah luka tembak masuk di kepala sebelah kanan yang menuju ke depan,
(c) sebuah luka tembak keluar di betis kanan sebagian tengah,
(d) sebuah luka tembak keluar di kepala sebelah depan, dan
(e) tangan kanan dan tengkorak retak karena kekerasan tumpul yang keras atau yang berat.
7. Pierre Andreas Tendean (Ajudan Menko Hankam/ KASAB Jenderal AH Nasution)
Selanjutnya adalah mayat Lettu P. Tendean yang dikenali perwira kesehatan Dirkes AD CDM Amoro Gondoutomo yang menjadi dokter pribadi Menko Hankam/KASAB.
Mayat P. Tendean dikenali dari pakaian yang dikenakannya, gigi geligi dan sebuah cincin logam dengan batu cincin berwarna biru.
Pada mayat P. Tendean tim dokter menemukan:
(a) empat luka tembak masuk di bagian belakang,
(b) dua luka tembak keluar bagian depan,
(c) luka-luka lecet di dahi dan tangan kiri, dan
(d) tiga luka ternganga karena kekerasan tumpul di bagian kepala.
D. Format Dokumen Visum et Repertum 7 Jenazah Korban

Dokumen visum et repertum ketujuh korban yang saya peroleh dituliskan dalam format yang sama. Di pojok kanan atas halaman depan terdapat tulisan “Departmen Angkatan Darat, Direktortat Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, Pro Justicia”.
Sementara di pojok kiri halaman depan tertulis “Salinan dari salinan.”
Bagian kepala laporan bertuliskan “Visum et Repertum” diikuti nomor laporan pada baris bawah yang dimulai dari H.103 (Letjen Ahmad Yani) hingga H.109 (Lettu P. Tendean).
Bagian awal laporan adalah mengenai dasar hukum tim dokter tersebut. Pada bagian ini tertulis rangkaian kalimat sebagai berikut:
“Atas perintah Panglima Kostrad selau Panglima Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban kepada Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat di Jakarta, dengan surat perintah tanggal empat Oktober tahun seribu sembilan ratus enam puluh lima, nomor PRIN-03/10/1965 yang ditandatangani oleh Mayor Jenderal TNI Soeharto, yang oleh Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat diteruskan kepada kami yang bertandatangan di bawah ini.”
Diikuti nama dan jabatan kelima dokter anggota tim. Setelah itu adalah bagian yang menjelaskan kapan dan dimana visum et repertum dilakukan. Pada bagian ini tertulis kalimat:
“maka kami, pada tanggal empat Oktober tahun seribu sembilan ratus enam pulu limam mulai jam setengah lima sore sampai tanggal lima Oktober tahun seribu sembilan ratus enam puluh lima jam setengah satu pagi, di Kamar Seksi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta, telah melakukan pemeriksaan luar atas jenazah yang menurut surat perintah tersebut di atas adalah jenazah dari pada.”
Bagian ini diikuti oleh bagian berikutnya yang menjelaskan jati diri jenazah dimulai dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, bangsa, agama, pangkat, dan terakhir jabatan.
Selanjutnya ada sebuah paragraph yang menjelaskan kondisi terakhir jenazah sebelum ditemukan dan diperiksa. Pada bagian ini tertulis:
“Korban tembakan dan/atau penganiayaan pada tanggal satu Oktober tahun seribu sembilan ratus enam pulu lima pada peristiwa apa yang dinamakan Gerakan 30 September.”
Bagian ini dikuti oleh penjelasan identifikasi; siapa yang mengidentifikasi dan apa-apa saja tanda utama yang dijadikan patokan dalam identifikasi itu.
Setelah bagian indentifikasi, barulah tim dokter memaparkan temuan mereka dari “hasil pemeriksaan luar” yang dilakukan terhadap jenazah sebelum mengkahirinya dengan “kesimpulan”.
http://teguhtimur.files.wordpress.com/2009/04/dsc05291.jpg?w=300&h=200 dsc05293
Keterangan gambar atas: Diorama penyiksaan para Jenderal dan Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya, Jakarta (klik untuk memperbesar, sumber gambar: insulinda.wordpress.com)
Bagian penutup diawali dengan tulisan “Dibuat dengan sesungguhnya mengingat sumpah jabatan” pada bagian kanan. Diikuti nama dan tanda tangan serta cap kelima dokter anggota tim.
Bagian paling akhir dari dokumen-dokumen yang saya peroleh ini mengenai autentifikasi dokumen. Karena dokumen ini merupakan “salinan dari salinan” maka ada dua penanda autentifikasi dokumen ini.
Bagian pertama bertuliskan “Disalin sesuai aslinya” dan ditandatangani oleh “Yang menyalin” yakni Kapten CKU Hamzil Rusli Bc. Hk. (Nrp. 303840) selaku panitera.
Bagian kedua autentifikasi bertuliskan “Disalin sesuai dengan salinan” dan ditandatangani oleh “Panitera dalam Perkara Ex LKU” Letnan Udara Satu Soedarjo Bc. Hk. (Nrp. 473726). Namun tidak ditemukan petunjuk waktu kapan dokumen ini disalin dan disalin ulang.
E. Kisah dr. Arif yang Ikut Mengotopsi Mayat Tujuh Pahlawan Revolusi 1965 (oleh T. Santosa)
Di atas kursi roda, mengenakan kaos oblong putih dan sarung biru bergaris-garis, Lim Joe Thay duduk terdiam. Bibirnya mengatup, sering kedua telapak tangannya ditangkupkan di depan dada dan sekali-sekali diletakkan di atas paha. Rambutnya telah memutih sempurna. Dia tak banyak bicara. Kalau pun bersuara, kata-katanya terdengar sayup dan samar.
dr. Liem Joey Thay alias Arief Budianto dokter visum jenderal pahlawan revolusi 2
dr. Liem Joey Thay alias Arief Budianto sedang duduk di kursi roda.
Bulan Juni 2008 yang lalu, dr. Arif sempat dirawat di RS St. Carolus. Ketika menerima kabar itu dari salah seorang kerabat dr. Arif, saya dan Dandhy menyempatkan diri menjenguknya.
Di RS. St. Carolus kami sama-sama mengabadikan dr. Arif. Bedanya, Dandhy menggunakan video kamera merek Panasonic, sementara saya menggunakan kamera saku digital merek Canon.
Tadinya, informasi yang kami terima menyebutkan bahwa dr. Arif terkena serangan struk. Setelah kami bertemu dengan beliau di paviliun St. Carolus, dan berbicara dengan istrinya, Ny. Arif, barulah kami ketahui bahwa dr. Arif dirawat karena terjatuh saat hendak naik ke kursi rodanya.
Sekali waktu laki-laki yang kini berusia 83 tahun itu bergumam. Mumbling. Saya mencoba menangkap isi ceritanya. Tidak jelas. Terpotong-potong, patah-patah. Kalau disambungkan seperti cerita tentang sepasukan tentara yang bergerak di sebuah tempat, entah di mana. Tapi cerita itu tak tuntas. Dia menutup sendiri ceritanya, mengalihkan pandangan mata ke sembarang arah, sebelum kembali menenggelamkan diri dalam diam.
Di saat yang lain, dia kembali menanyakan nama saya. Dan kalau sudah begini, saya memegang tangannya, menyebutkan nama saya sambil menatap matanya. Setelah itu senyumnya sedikit mengembang.
dr. Liem Joey Thay alias Arief Budianto dokter visum jenderal pahlawan revolusiDikenal dengan nama dr. Arief Budianto, tak banyak yang menyadari Lim Joey Thay adalah tokoh penting. Sangat penting, bahkan.
Dia adalah satu dari segelintir orang yang berada di titik paling menentukan dalam sejarah negara ini setelah Proklamasi 1945.
Lim Joey Thay yang ketika itu adalah lektor Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) merupakan satu dari lima ahli forensik (lihat daftar dokter diatas halaman) yang berdasarkan perintah Soeharto memeriksa kondisi ketujuh mayat tersebut sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, siang hari 5 Oktober.
Kini dari lima anggota tim otopsi itu, tinggal Lim Joey Thay dan Liu Yang Siang yang masih hidup.
Lim Joey Thay kini sakit-sakitan, sementara sejak beberapa tahun lalu, Liu Yan Siang menetap di Amerika Serikat dan tidak diketahui pasti kabar beritanya.
Berpacu dengan waktu dan proses pembusukan, mereka berlima bekerja keras selama delapan jam, dari pukul 4.30 sore tanggal 4 Oktober, hingga pukul 12.30 tengah malam 5 Oktober, di kamar mayat RSP Angkatan Darat.
suharto g30sPKI_victim 02
g30s pki gestapu 1965 03 g30s pki gestapu 1965 04
Keterangan gambar atas (klik untuk memperbesar): Para pengikut partai PKI yang ditangkap sedang dijaga ABRI (kiri). Sebelum dibunuh para korban diarak warga menuju tempat pembantaian (kanan).
Sedangkan beberapa tahun lalu, Benedict Anderson telah menggunakan hasil visum et repertum ini sebagai rujukan dalam artikelnya di jurnal Indonesia Vol. 43, (Apr., 1987), pp. 109-134, How Did the Generals Die?  
Saya mendapatkan copy visum et repertum itu dari Dandhy DL, jurnalis RCTI. Tahun lalu, dia juga menurunkan liputan mengenai dr. Arif dan visum et repertum ketujuh pahlawan revolusi korban, meminjam istilah Bung Karno, intrik internal Angkatan Darat dan petualangan petinggi PKI yang keblinger, serta konspirasi nekolim.
g30s pki gestapu 1965 05 g30s pki gestapu 1965 07
Keterangan gambar atas (klik untuk memperbesar): Para korban pembantaian diinterogasi terlebih dahulu agar memberitahukan siapa lagi yang ikut PKI (kiri). Sebelum dibantai, para korban disuruh untuk menggali liang lahatnya sendiri (kanan).
Ketujuh pahlawan revolusi itu jelas mati dibunuh. Namun dari hasil otopsi yang mereka lakukan sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda pencungkilan bola mata, atau apalagi, pemotongan alat kelamin seperti yang digosipkan oleh media massa yang dikuasai Angkatan Darat ketika itu.
Gosip mengenai pemotongan alat kelamin, bahkan ada gosip yang menyebutkan ada anggota Gerwani yang setelah memotong alat kelamin salah seorang korban, lantas memakannya– telah membangkitkan amarah di akar rumput.
Gosip-gosip ini, menurut Ben Anderson dalam artikelnya yang lain (saya sedang lupa judulnya) sengaja disebarkan oleh pihak militer.
g30s pki gestapu 1965 06 g30s pki gestapu 1965 08 g30s pki gestapu 1965 09
Keterangan gambar atas (klik untuk memperbesar): Sebelum dibunuh, korban dipertontonkan dimuka umum (kiri). Dengan kondisi tali melingkar di leher dan tangan terikat, korban masuk ke liang lahat pembantaian yang digali oleh calon korban sendiri (tengah). Eksekutor mengatur posisi korban sebelum pembantaian (kanan).
Maka gosip-gosip dan propaganda-propaganda yang dihembuskan dengan kuat tersebut bagai minyak tanah yang disiramkan ke api. Menyambar-nyambar. Membuat rakyat marah, bahkan sangat marah.
Selanjutnya, pembantaian besar-besaran terhadap anggota PKI dan/atau siapa saja yang dituduh menjadi anggota PKI atau memiliki relasi dengan PKI, terjadi di mana-mana, seantero Indonesia.
Youth armed to the teeth ready to kill communists at Mount Merapi area, November 1965
Youth armed to the teeth ready to kill communists at Mount Merapi area, November 1965.
g30s pki gestapu 1965 15
Markas PKI dibakar Pemuda Anshor dan spanduk-spanduk pemancing amarah rakyat tampak memenuhi kota-kota di Indonesia. (PKI headquarters burned down by Muslim Ansor Youth, 8 October 1965)
g30s pki gestapu 1965 10 g30s pki gestapu 1965 12
Keterangan gambar atas (klik untuk memperbesar): Eksekutor mengatur para calon korban pembantaian yang kebanyakan masih remaja (kiri). Tampak eksekutor menghujamkan pisau bayonet berkali-kali ke tubuh korban pembantaian yang terikat tanpa daya itu satu demi satu sehingga korban mati perlahan karena rusaknya organ dalam dan kehabisan darah, suasana sadis itu bahkan ditonton dimuka umum termasuk anak-anak kecil (kanan).
Bahkan walau tak masuk PKI, namun semua masyarakat yang mencintai Bung Karno dapat juga menjadi korbannya. Hanya dengan memajang foto atau lukisan sang Proklamator saja, maka sudah cukup bukti bagi anda dan akan merasakan akibatnya, dituduh sebagai PKI walau tanpa bukti-bukti lain.
Dengan hanya berbekal foto Bung Karno yang dipajang di dinding rumah, sudah cukup membuat tentara-tentara menyeret anda keluar rumah menuju ke dalam liang lahat pada masa itu!
http://i408.photobucket.com/albums/pp162/orangnet/2013-04-23142432_zps2c710cad.jpg
2 jilid buku ukuran besar berjudul “Dibawah Bendera Revolusi” tulisan Bung Karno
Masih ingatkah anda, ada 2 jilid buku ukuran besar berjudul “Dibawah Bendera Revolusi” tulisan Bung Karno?
Buku tersebut sempat hilang diperedaran setelah era Orde Baru (New World Order) mulai berkuasa. Tak ada yang berani mengeluarkannya dari dalam lemari atau laci, semua tersimpan rapi.
Dulu, karena hanya dengan memiliki buku itupun, sudah cukup bukti bagi tentara untuk dapat menyeret anda masuk ke liang lahat.
Oleh sebab itulah, setelah rezim Orde Baru tumbang di tahun 1998, sepasang buku “Dibawah Bendera Revolusi” tulisan Bung Karno tersebut kembali marak.
Untuk buku asli cetakan pertama pada masa lalu itu harganya sangat tinggi, bahkan untuk sepasang buku Jilid-1 dan Jilid-2 dan keduanya adalah cetakan pertama yang asli harganya antara 25 juta hingga bisa mencapai ratusan juta rupiah! Namun buku yang tak boleh beredar pada masa Orde Baru tersebut pada masa kini sudah dicetak kembali.
g30s pki gestapu 1965 13 g30s pki gestapu 1965 14
Keterangan gambar atas (klik untuk memperbesar): Tampak korban pembantaian yang tewas ditusuk lalu mayatnya dibiarkan dipinggir jalan (kiri). Tampak korban yang telah tewas dan masih tergantung di pohon masih dipukul-pukuli dengan kursi didepan masyarakat umum termasuk anak-anak kecil (kanan).
Soldiers rescuing an ethnic-Chinese youth from the mob, 1966
Soldiers rescuing an ethnic-Chinese youth from the mob, 1966.
Respublika University, run by Communist China government, was attacked by anti-communist mob. The university was taken over by the military and became Trisakti University.
Indonesian soldiers burned down a hut suspected as hiding place of PGRS-Paraku communist insurgents in West Borneo.
Indonesian soldiers burned down a hut suspected as hiding place of PGRS-Paraku communist insurgents in West Borneo.
Dr Soebandrio, Sukarno’s foreign minister who’s responsible for aligning Indonesia with Communist China, was sentenced to death by a military tribunal.jpg
Dr Soebandrio, Sukarno’s foreign minister who’s responsible for aligning Indonesia with Communist China, was sentenced to death by a military tribunal
Suharto declared the banning of Indonesian Communist Party, 8 March 1966.
Suharto declared the banning of Indonesian Communist Party, 8 March 1966.
tempo1 tempo2
Catatan tidak resmi menyebutkan setidaknya 500 ribu hingga 3 juta orang tewas dalam pembantaian massal yang terjadi hanya dalam beberapa tahun itu.
Namun pada masa itu, tak ada satupun media yang berani menyatakan kira-kira banyaknya korban pembantaian ini secara terbuka.
g30s pki gestapu 1965 17
Tampak pemberitaan tentang peristiwa tragis Gerakan 30 September ini, menjadi Headline di surat kabar Harian Rakjat.
Media pada masa itu benar-benar harus pro pemerintah (mirip di A.S. sekarang – pen) dan semua media harus menyaring informasi yang akan dicetak untuk masyarakat Indonesia.
Pada tanggal 22 November 2011 lalu, sekitar pukul 19.00 WIB, akhirnya dr. Lim Joe Thay atau Arief Budianto meninggal dunia dengan tenang.
Pria berusia 85 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di kediamannya di Jalan Johar Baru, Salemba, Jakarta Pusat.
Oleh karenanya, saksi sejarah itu pun ikut serta membawa kenangan pahit Indonesia tentang sejarah visum et repertum ketujuh Pahlawan Revolusi Indonesia, yang mungkin masih banyak ia sembunyikan di dalam pikirannya saja. Maka sebagian besar kebenaran sejarah pun ikut terkubur bersamanya.
g30s pki gestapu 1965 16
Upacara penaikan dan pengibaran bendera setengah tiang di Istana Presiden Jakarta, sebagai simbol negara tengah berduka pasca wafatnya 7 Pahlawan Revolusi di tahun 1965.
Daftar tokoh yang meninggal dalam pembersihan anti-komunis Indonesia
Berikut adalah daftar tokoh penting di Indonesia yang hilang, terbunuh atau dihukum mati pada masa pembantaian terduga komunis 1965-1966 di Indonesia pasca Gerakan 30 September tahun 1965.
  • Chaerul Saleh, pejuang dan tokoh politik Indonesia yang pernah menjabat sebagai menteri, wakil perdana menteri, dan ketua MPRS antara tahun 1957 sampai 1966. Salah satu pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok (meninggal 1967 sebagai tahanan).
  • D.N. Aidit, ketua PKI (meninggal dibunuh 1965).
  • Lettu Doel Arif, tokoh kunci dalam penculikan jenderal-jenderal Angkatan Darat yang diduga akan membentuk Dewan Jenderal oleh PKI dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 (hilang).
  • Lukman Njoto, Menteri Negara pada masa pemerintahan Soekarno dan wakil Ketua CC PKI yang sangat dekat dengan D.N. Aidit (ditangkap 1966 dan hilang).
  • Ibnu Parna, politisi fraksi PKI, pemimpin Partai Acoma, dan aktivis buruh (dibunuh).
  • Muhammad Arief, pencipta lagu “Genjer-genjer” (dibunuh).
  • M.H. Lukman, Wakil Ketua CC Partai Komunis Indonesia. (dihukum mati 1965)
  • Ir. Sakirman, petinggi Politbiro CC PKI dan kakak kandung dari Siswondo Parman, salah satu korban yang diculik meninggal dalam peristiwa G30S (hilang).
  • Brigjen Soepardjo, Komandan TNI Divisi Kalimantan Barat yang memiliki peran penting dalam peristiwa Gerakan 30 September (dihukum mati).
  • Sudisman, anggota Politbiro CC PKI (dihukum mati).
  • Syam Kamaruzzaman, tokoh kunci G30S dan orang nomor satu di Politbiro PKI yang bertugas membina simpatisan PKI dari kalangan TNI dan PNS (dijatuhi hukuman mati 1968, dieksekusi 1986).
  • Letkol Untung Syamsuri, Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun 1965 (dihukum mati 1969).
  • Trubus Soedarsono, pematung dan pelukis naturalis Indonesia (dibunuh).
  • Wikana, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, bersama Chaerul Saleh dan Sukarni termasuk dalam pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok. (hilang)
Lima Versi Utama Peristiwa G30S/PKI
Hingga kini siapa dalang di balik peristiwa Gerakan 30 September (G30S) masih diselimuti mendung tebal. Namun, peristiwa coup d’etat yang disertai penculikan 6 jenderal Angkatan Darat (AD) itu tetap menggugah untuk diperdebatkan dan dicari kebenarannya.
http://heymancenter.org/images/made/images/persons/lacapra_200_170_s_c1.jpg
Dominick LaCapra
Sejarah memang tidak mengenal kata akhir, kata sejarawan Cornell University, Amerika Serikat (AS), Dominick LaCapra.
Pasca jatuhnya New Order atau Orde Baru, versi tunggal milik pemerintah, yang menyatakan PKI sebagai dalang G30S, digugat (tapi kini akronim “G30S/PKI” diwajibkan kembali dalam buku pelajaran sejarah SMP-SMA).
Sejak saat itu, tinjauan sejarah terhadap peristiwa kelabu tersebut kembali mendapat ‘angin surga’. Berbagai fakta baru tertungkap dan sejumlah versi pun bermunculan.
Namun, setidaknya ada 5 versi mainstream yang tetap bertahan mengenai peristiwa yang berbuntut pada pembantaian sekitar 500 ribu simpatisan PKI–paling tragis di Jawa dan Bali–hingga 1967 itu. Versi lain sebenarnya cukup bertebaran, tapi umumnya merupakan sempalan dari kelima analisa pokok tersebut.
1. Versi Pertama, adalah versi Angkatan Darat yang didukung oleh pemerintah otoriter Soeharto.
http://kageri.blogdetik.com/files/2010/09/buku-putih.jpg
Buku Putih (kageri.blogdetik.com)
Tahun 1994, sekretariat negara menerbitkan buku putih berjudul “Gerakan 30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya”.
Secara jelas, buku tersebut menuduh bahwa PKI-lah yang menjadi pelaku kup.
Versi ini menjadi “the final and the whole truth” serta haram untuk dibantah selama puluhan tahun!
Namun, sejarawan LIPI Asvi Warman Adam mencatat, kalau buku putih itu dibaca dengan seksama, akan diperoleh kesimpulan yang tentu tidak diharapkan oleh pembuatnya.
Mengapa bisa begitu? Karena ternyata banyak nama yang disebutkan secara berulang-ulang hingga ratusan kali.
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2013/09/ac0ff-pki-aidit-2.jpg?w=193&h=296
Aidit (blogspot)
Cara penulisan dalam buku ini mungkin sengaja dibuat untuk mengalihkan inti permasalahan dan memfokuskan pembaca hanya pada tokoh-tokoh yang disebut berkali-kali tersebut agar terjadi pengontrolan pemikiran dan pembaca terbius, ibarat doktrin.
Terdapat indeks nama sebanyak 306 orang tokoh dalam buku itu. Dan beberapa diantaranya disebut secara berulang-ulang:
1) Presiden Soekarno disebut 128 kali,
2) Dua tokoh PKI (Aidit dan Syam, 77 kali), dan
3) Dua kubu perwira ABRI (107 kali).
http://i35.tinypic.com/n36uq9.jpg
Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam
Sedangkan dalam ‘indeks kata penting’, tiga kata yang paling sering muncul adalah:
1) Gerakan Tiga Puluh September,
2) Dewan Revolusi,
3) Dewan Jenderal.
Sedangkan kata ‘PKI’ justru hanya disebut dua kali.
Jadi, buku ini lebih berbicara tentang tokoh PKI (atau menurut istilah Orde Baru, oknum)
Oknum tersebut yaitu Aidit dan Syam, ketimbang mengenai PKI sebagai sebuah organisasi sosial-politik,” kata Asvi (Majalah TEMPO edisi 2-8 Oktober 2000).
2. Versi Kedua, datang dari kolega LaCapra, B.R.O.G Anderson dan Ruth McVey yang dikenal sebagai ‘Cornell Paper’.
Tahun 1966, dua Indonesianis terkemuka itu menerbitkan tulisan berjudul “A Preliminary Analysis of The October 1, 1965: Coup in Indonesia,”.
Tulisan yang lebih dikenal dengan sebutan “Cornell Paper” itu menyatakan bahwa PKI tidak memainkan peran sama sekali dalam kup.
Ben Anderson alias Prof. Emeritus Benedict Anderson alias Soebeno alias Bargowo dari Cornell University, USA. (indiependen.com)
A Preliminary Analysis of the October 1, 1965, Coup in Indonesia (bahasa Indonesia: Analisis Awal Kudeta 1 Oktober 1965 di Indonesia), atau lebih umum dikenal sebagai Cornell Paper ini adalah publikasi ilmiah yang mengungkapkan kegagalan kudeta oleh Gerakan 30 September dengan sangat rinci.
Artikel ini dipublikasikan pada tanggal 10 Januari 1966. Studi paper ini ditulis oleh Benedict Anderson and Ruth Mcvey, dengan pertolongan Frederick Burnell, dengan menggunakan informasi dari berbagai sumber berita Indonesia pada saat itu.
Pada saat paper ini ditulis, ketiga orang ini adalah anggota dari Ikatan Alumni Universitas Cornell dan adalah ahli dalam bidang sejarah Asia Tenggara.
Dalam paper ini Anderson dan Mcvey memaparkan teori bahwa PKI maupun Sukarno tidak terlibat dalam gerakan kudeta ini; bahkan mereka adalah korban dari gerakan ini.
Berdasarkan informasi dan dokumen-dokumen yang Anderson dan McVey gunakan, mereka memberikan teori bahwa kudeta adalah sebuah masalah internal dalam tentara yang bertujuan menggeser beberapa jendral yang dikatakan bekerja sama dengan CIA.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/55/Cover_book_of_A_Preliminary_Analysis.jpg
pict: wikimedia
Dalam waktu seminggu Gerakan 30 September diberantas oleh Mayor Jendral Suharto, yang mengambil alih pertanggung jawaban untuk menggalakkan keamamanan.
Paper ini juga mengajukan alternative teori yang akhirnya ditolak. Salah satu diantaranya adalah teori yang didukung secara resmi oleh pemerintah Indonesia sampa saat ini yaitu PKI adalah dalang dari kudeta ini.
Publikasi ini awalnya dirahasiakan, tetapi bocor pada tanggal 5 Maret 1966 dengan munculnya artikel di Koran The Washington Post oleh jurnalis Joseph Kraft.
Sampai tahun 1971, Cornell menolak aksess ke publikasi ini dan artikel ini banyak disalahgunakan atau diinterpretasikan tidak benar.
Permintaan kepada pemerintah Indonesia untuk menyumbangkan dokumen-dokumen tambahan yang berhubungan dengan kejadian kudeta ditolak oleh pemerintah Indonesia.
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2013/09/a43d4-kudeta1oktober1965.jpg?w=256&h=366Akhirnya paper ini dipublikasikan pada tahun 1971 tanpa tambahan apa-apa. Sejak publikasi resmi, paper ini menjadi bahan analisa dan juga bahan koreksi.
Jadi, menurut paper ini PKI tidak mempunyai motif apa pun untuk melakukan kudeta, karena partai pimpinan Aidit ini telah menikmati keuntungan yang besar di bawah pemerintah Soekarno.
Kup yang dilakukan sangat cepat itu adalah murni persoalan internal AD. “Kudeta gagal” tersebut, kata Prof.  Emeritus Benedict Anderson alias Soebeno alias Bargowo dari Cornell University, USA dan juga McVey, dipicu oleh kesenjangan yang dirasakan oleh beberapa kolonel divisi Diponegoro, Semarang.
Kolonel seperti Untung, Supardjo, serta Latief kecewa atas kepemimpinan AD di pusat yang dianggap tercemar oleh gemerlap kehidupan Jakarta serta lemah sikap anti-komunisnya. Akhirnya ketiga orang itu lalu melancarkan pemberontakan.
3. Versi Ketiga, adalah kesimpulan dari John Hughes dan Antonie C.A. Dake.
Buku Soekarno File, Berkas-berkas Soekarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan (Antonie C.A. Dake)
Buku Soekarno File, Berkas-berkas Soekarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan (Antonie C.A. Dake)
Hughes melalui bukunya “The End of Soekarno” (1967) berpendapat bahwa Presiden Soekarno-lah yang justru bertanggung jawab atas semua rangkaian peristiwa kelam itu.
Menurutnya, tindakan Untung menciptakan Gerakan 30 September adalah atas dasar restu dari Soekarno.
Sedangkan Antonie C.A. Dake dalam bukunya “Soekarno File, Berkas-berkas Soekarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan” mengatakan bahwa mastermind dari G30S adalah Soekarno.
Tulisan di dalam buku Antonie C.A. Dake yang muncul sekitar tahun 2006 lalu tersebut langsung mendapat reaksi cukup keras dari keluarga Soekarno.
4. Versi Keempat, menurut Wertheim, Guru Besar Universitas Amsterdam
Guru Besar Universitas Amsterdam, Wertheim punya pandangan lain mengenai G30S yang kemudian menjadi versi keempat.
suharto di musium lubang buaya
Tampak Suharto sedang menatap salah seorang Jenderal yang sedang diinterogasi oleh PKI di dalam diorama saat berada di musium Lubang Buaya. (Setneg)
Ia mengatakan, kuat dugaan bahwa Soeharto berada di balik kup tersebut.
Hal itu didasari oleh pertanyaan simpel, mengapa Soeharto tidak menjadi target penculikan?
Soeharto, yang juga berasal dari Kodam Diponegoro, tidak puas dengan kepemimpinan AD di bawah Ahmad Yani yang lemah terhadap PKI.
Hal keterlibatan Soeharto ini juga didukung oleh kedekatannya dengan Latief, pemimpin gerakan. Latief diketahui menjenguk anaknya Soeharto, yaitu Tommy Soeharto yang sedang sakit sebelum terjadinya kup.
5. Versi Kelima, dikembangkan oleh Peter Dale Scott.
Peter Dale Scott dari University of California, Berkeley, mensinyalir keterlibatan pihak asing, khususnya AS melalui Central Intelligence Agency (CIA). (lihat videonya dibawah mengenai “Black Operation” atau klik disini)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3f/Peter_dale_scott.png
Peter Dale Scott (wikipedia)
Scott berusaha menarik hubungan antara kepentingan CIA dengan penggulingan Soekarno serta kedekatan badan intelijen AS tersebut dengan AD pada waktu itu.
Menurutnya, Gestapu, respons yang ditunjukkan Seharto dengan mengambil alih keadaan, serta pertumpahan darah, adalah skenario AD untuk merebut kekuasaan.
Soeharto dikatakannya bermuka dua, seolah-olah memihak status quo, namun sebenarnya punya rencana untuk menumbangkan Soekarno.
Jadi, hampir seluruh penelitian maupun kesaksian dari pelaku yang diterbitkan belakangan ini memiliki kecenderungan satu dari 5 tesis di atas.
Sukarno and Aidit (sjsu.edu)
Entah sampai kapan misteri peristiwa yang menjadi pertanda beralihnya rezim Soekarno ke Soeharto itu akan terbuka secara utuh, sehingga tidak ada lagi pertanyaan yang muncul.
Akan tetapi sejarah memang akan terus hidup, karena ia adalah dialog antara masa lalu dan masa kini.
Maka, sejarah yang selalu ditulis oleh sang pemenang, kembali menuai banyak partanyaan tambahan, namun kini ikut terkubur.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan sejarah pahit takkan terulang kembali di negeri tercinta ini. Aamiin.
(sumber: detiknewsblogs.swa-jkt.com/teguhtimur.com/insulinda.wordpress.com/ Jakartabeat.net/ wikipedia/ edited by: icc)
Sukarno addressing a PKI rally.
Sukarno addressing a PKI rally.
korban pki di lubang-buayasuharto piye kabare enak dijamanku toh
misteri 7 jenazah pahlawan revolusi banner
11.49 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...