ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Artikel bikin Galau: Saat Aku Jatuh Cinta Pada Kekasih Orang Lain

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 27 September 2013 | 23.40

by: http://tenma-mibu.blogspot.com/2012/06/saat-aku-jatuh-cinta-pada-kekasih-orang.html
Perasaan cinta atau suka adalah perasaan yang wajar yang dialami oleh manusia. Dan apabila rasa cinta itu dilengkapi dengan kehadiran pasangan atau kekasih yang mendampingi kita. Dan pastinya kita mencintai kekasih kita dengan perasaan yang besar.

http://i.brta.in/images/2012-10/6d360e95b23e262c0347cae4b3581ad7.png
Namun bagaimana jika yang kita suka atau kita cintai adalah kekasih orang lain?
Ada beberapa penyebab dan saran praktis yang bisa Anda temukan dari penjelasan berikut ini.
Penyebab kita mencintai atau menyukai kekasih orang lain adalah karena orang tersebut membuat kita kagum, entah karena perlakuannya yang baik, perkataannya yang ramah, atau karena perangainya yang baik.
Mungkin kita juga terlampau kagum denga orang tersebut karena sesuatu hal yang terkadang kita juga bingung mengapa kita bisa menyukainya.

Penyebab lainnya adalah mungkin kita menemukan sosok pasangan yang ideal pada dirinya, karena kita mengetahui bahwa ia baik dalam berpacaran. Mungkin juga karena kita kagum dengan sikapnya dengan pacarnya.

Nah, bila Anda termasuk orang yang jatuh cinta atau suka dengan pacar orang lain, ada beberapa saran praktis untuk Anda untuk bisa mengolah rasa cinta Anda dan supaya Anda tidak jatuh dalam keputusasaan.

Pertama, Anda harus menyadari bahwa Anda tidak boleh menjadi perusak hubungan orang lain. Meskipun kita mencintai orang tersebut, maka kita harus berharap akan kebahagiaannya sendiri. "Asal Dia Bahagia, Aku juga Bahagia". Anda wajib menanamkan itu dalam diri Anda.

Kedua, jika Anda benar-benar menyukainya, biarkan perasaan Anda terpaut menjadi satu dengan perbuatannya. Ramahlah dan bersikap baiklah padanya dengan tidak menunjukkan perasaan suka atau cinta tersebut. Hal ini sama seperti menjadi seorang pengagum rahasia. Hal ini adalah hal yang cocok bagi Anda, disamping tidak mengganggu hubungannya dengan kekasihnya, Anda bisa tetap mencintai dia dengan setulus hati Anda.

Ketiga, cobalah untuk menjadi jalan keluar, penghibur, maupun penguat di saat dia sedih atau sedang dalam kesulitan. Mungkin ini akan menyakitkan saat kita melihat orang yang kita sayangi menangis ataupun bersedih, namun sebagai orang yang tulus menyayanginya, kita harus bisa menghiburnya tapi dengan tidak menunjukkan perasaan suka kita padanya.

Jadi apda intinya adalah jika Anda menyukai atau jatuh cinta pada pacar atau kekasih orang lain, Anda bisa mengekspresikan rasa cinta Anda dengan menjadi seorang sahabat yang dekat dan selalu menopang dan menghiburnya.

Menjadi Pengagum rahasia bukanlah kesia-siaan. itu akan membantu kita menumbuhkan kedewasaan dalam mengolah cinta dengan cara yang baik dan benar....

Semoga ini bisa membantu Anda........
23.40 | 0 komentar | Read More

Artikel Spesial Galau: Menyukai pacar orang lain

by: http://sholehpati-site-duniaremaja.blogspot.com/p/menyukai-pacar-orang-lain.html
Kabar terbaru…. sekarang diperbolehkan menyukai pacar orang lain, asal jangan mencintai istri orang laen, kalau kamu gag mau digantung swaminya…hehe…ntar dulu sobat, gini penjelasannya:
Menyukai pacar orang lain bagi sebagian orang adalah sebuah "kesalahan". Benarkah?  Di mana sebenarnya letak perbedaan antara menyukai orang yang sudah punya pacar dengan menyukai orang yang belum punya pacar? 
Apakah hubungan yang terjalin dalam wadah pacaran begitu sakral sehingga orang-orang yang terikat di dalamnya sudah tidak punya kesempatan lagi untuk mencintai orang lain dan dicintai orang lain? Akh, terlalu banyak reaksi yang timbul dari jawaban "salah" ini.
Jadi menurut kalian bagaimana? Apakah menyukai pacar orang lain itu salah? Menurut inyong menyukai pacar orang laen itu gak salah dengan catatan sebagai berikut:
http://andre6999.files.wordpress.com/2013/05/broken-heart-two-part-heart-wallpaper.jpg
 1. Menyuki bukan mencintai
Ada perbedaan makna antara menyukai dan mencintai. Suka hanya sebuah perasaan tertarik seperti kita menyukai saat melihat sebuah barang yang bagus atau sesuatu yang indah. Sedangkan mencintai lebih jauh dan dalam dari itu karena sudah melibatkan perasaan yang lebih dalam. Nah, inilah yang salah.

2. Tidak melakukan tindakan yang lebih jauh
Selama rasa suka itu hanya sebatas suka, tidak timbuh dan berkembang menjadi perasaan lain yang lebih dalam.  Saya kira menyukai pacar orang lain sah-sah saja. Asalkan rasa suka itu tidak disertai dengan tindakan sikap dan perbuatan untuk menunjukkan rasa suka kita terhadap orang tersebut.

3. Tidak berniat untuk memiliki
Rasa ingin memiliki hanya akan membuat seseorang bertindak lebih jauh dari yang seharusnya. Jadi, selama tidak ada perasaan seperti ini ya sah-sah saja menyukai pacar orang lain

4. Berusaha menghapus perasaan tersebut
Kalau terlalu lama perasaan itu dipendam, atau bahkan dipelihara takutnya akan berkembang ke arah yang lebih dalam. Maka sesegera mungkin kita menghapus peraaan tersebut. Atau kalau tidak bisa, kita lakukan secara perlahan. Yang penting, jangan sampai perasaan itu tumbuh menjadi cinta. Keculai kalau kamu nggak punya pacar...

Jadi, salahkah kita menyukai pacar orang lain kembali kepada pribadi masing-masing.
23.28 | 0 komentar | Read More

Artikel Galau Banget: Jika Mencintai pacar orang lain? Ini solusinya!

by: http://www.merdeka.com/gaya/mencintai-pacar-orang-lain-ini-solusinya.html
Cinta hadir begitu saja, tanpa tahu apakah Anda benar-benar siap menghadapinya. Begitu pula dengan kisah cinta Anda dan si dia. Wanita yang Anda suka ternyata sudah punya pacar. Lantas, apa yang harus Anda lakukan? Meninggalkannya atau menunggunya? Anda tentu merasakan dilema yang tak kunjung hilang. Nah, berikut adalah pertanyaan yang dapat Anda gunakan untuk mencari solusi masalah Anda, seperti dilansir Lovepanky.
http://tyo88.files.wordpress.com/2011/04/hearts_clipart_3252525252525255b1252525252525255d.jpg?w=234&h=172
1. Apakah Anda benar-benar mencintainya dan berpikir dia akan lebih bahagia dengan Anda dibandingkan dengan pacarnya?

2. Bagaimana perasaan Anda ketika kekasih Anda direbut orang lain?

3. Seberapa berharganya wanita/pria itu sampai-sampai Anda rela dicap negatif oleh orang-orang di sekitar Anda?

4. Sepadankah apa yang telah Anda korbankan dengan apa yang akan Anda dapat?

5. Apa risiko terburuk yang harus Anda hadapi jika bersama dengannya?

6. Benarkah dia juga merasakan hal yang sama pada Anda?

Semua keputusan ada di tangan Anda. Percayalah, terkadang cinta bisa menciptakan banyak fatamorgana. Itulah mengapa banyak orang buta karenanya.
23.25 | 0 komentar | Read More

Artikel Khusus Galau: Apakah Mencintai Pacar Orang Lain itu Baik?

by: http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/07/apakah-mencintai-pacar-orang-lain-itu.html
Terkadang saat kita sedang mencintai seseorang, kita belum mengetahui apakah gebetan kita sudah punya pacar atau belum. Maka dari itu, ada baiknya kita menanyakan kepada gebetan kita apa dia sudah punya pacar atau belum. Tapi jangan blak-blakan juga sih nanyaknya. Coba tanya temannya dulu dengan gaya ‘bergosip’ atau coba lihat aktivitasnya di jejaring sosial. Jika di ‘status hubungan’nya “in relationship with bla bla bla”, maka sudah dipastikan dia sudah punya pacar. Atau Anda juga bisa melihat isi status atau tweetnya. Jika dia mengajak ngobrol dengan orang lain dengan kata-kata yang cukup so sweet, mungkin mereka sedang berpacaran atau menuju ‘pra pacaran’. Nah, apakah mencintai pacar orang lain itu baik? Langsung saja kita simak selengkapnya…..
http://bocahrantau.files.wordpress.com/2011/02/pant_keempat5.jpg 
Kita memang dibebaskan untuk mencintai siapapun asal tahu etika. Etika itu maksudnya seperti ini: Jika misalnya orang yang Anda suka itu sudah punya pacar, maka Anda tidak berhak terlalu dekat dengannya untuk tujuan yang kurang penting apalagi sampai berbuat sesuatu yang dapat memisahkannya dengan pacarnya dan berharap dia menyukai Anda. Logikanya begini: Jika misalnya Anda terlalu dekat dengannya, pacarnya mungkin akan cemburu, jika cemburu maka mereka akan bertengkar, jika mereka bertengkar maka kemungkinan mereka akan putus semakin besar, jika mereka putus, dia pasti akan galau dan mungkin akan memarahi Anda karena dia menganggap bahwa Anda yang membuat semuanya menjadi demikian.
Namun, hati-hati juga sih kalau Anda suka sama pacar orang lain. Karena pasti akan sangat menyakitkan jika Anda melihat gebetan Anda sedang bermesraan bersama pacarnya. Sebaiknya kita menjadikan diri kita sebagai ‘teman curhat’nya orang yang kita suka itu. Anda harus terbuka jika dia ingin cerita kepada Anda walaupun tentang pacarnya sendiri. Siapa tahu jika dia menganggap kita lebih peduli daripada pacarnya, saat mereka bertengkar lagi dia akan menyatakan putus kepada pacarnya dan menyukai Anda karena dia menganggap Anda adalah orang yang sangat peduli. Itu baru namanya persaingan cinta ‘yang sehat’ :)
23.21 | 0 komentar | Read More

Sebuah Wasiat Berharga dari Nabi : Jangan Marah

by: http://salafy.or.id/blog/2013/01/03/wasiat-nabi-jangan-marah/
Oleh Ustadz Abu Utsman Kharisman
(Syarh Hadits Ke-16 Arbain anNawawiyyah)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”.(HR. al-Bukhari)
PENJELASAN HADITS
http://sofiun.files.wordpress.com/2013/01/s-soul-large.jpg?w=545 
Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta  diberi wasiat. Nabi mewasiatkan kepadanya untuk jangan marah. Hal itu diulangi beberapa kali, menunjukkan pentingnya wasiat tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang tinggi. Sebagian ulama’ menyatakan bahwa wasiat Nabi disesuaikan dengan keadaan orang yang meminta wasiat. Orang yang meminta wasiat tersebut adalah seorang pemarah, maka Nabi memberikan wasiat kepadanya agar jangan marah.
Janganlah engkau marah”, kata sebagian para Ulama’ mengandung 2 makna:
  1. Latihlah dirimu untuk senantiasa bersikap sabar dan pemaaf, jangan jadi orang yang mudah marah.
  2. Jika timbul perasaan marah dalam dirimu, kendalikan diri, tahan ucapan dan perbuatan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang engkau sesali nantinya. Tahan diri agar jangan sampai berkata atau berbuat hal-hal yang tidak diridhai Allah.
(disarikan dari penjelasan Syaikh Abdurrahman as-Sa’di)
Marah Sumber Keburukan
Dalam hadits riwayat Ahmad, laki-laki yang meminta wasiat kepada Nabi itu berkata: “(kemudian aku memikirkan wasiat Nabi tersebut), ternyata kemarahan adalah mencakup keburukan seluruhnya”.
Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikannya, ia akan berbicara atau berbuat di luar kesadaran sehingga nanti akan ia sesali. Betapa banyak kalimat talak diucapkan suami karena marah, dan setelah kemarahannya mereda ia sangat menyesal. Ada juga orangtua yang sangat marah kepada anaknya sehingga memukul dan menganiayanya, akibatnya anaknya menjadi cacat. Betapa banyak kemarahan menyebabkan hubungan persaudaraan menjadi putus, harta benda dirusak dan dihancurkan. Semua itu menunjukkan bahwa kemarahan yang tidak dikendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan.
Keutamaan Menahan Amarah
Menahan amarah adalah sebab memperoleh ampunan Allah dan surga-Nya:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (Q.S Ali Imran:133-134)
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وِلَكَ الْجَنَّة
Janganlah engkau marah, niscaya engkau mendapat surga (H.R at-Thobarony dan dishahihkan oleh al-Mundziri)
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ
Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai wajah Allah (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Marah
Jika seseorang mulai tersulut emosinya untuk marah, hal yang harus dilakukan untuk menahan atau meredakan kemarahan adalah:
         1. Diam, tidak berkata apa-apa
وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ
Jika engkau marah, diamlah (H.R al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan Syaikh al-Albany).
      2. Mengingat-ingat keutamaan yang sangat besar karena menahan amarah.
      3. Mengucapkan ta’awwudz: A’udzu billaahi minasysyaithoonir rojiim.
Nabi pernah melihat dua orang bertikai dan saling mencela, sehingga timbul kemarahan dari salah satunya. Kemudian Nabi menyatakan:Aku  sungguh tahu suatu kalimat yang bisa menghilangkan (perasaan marahnya):A’udzu billaahi minasysyaithoonir rojiim (H.R al-Bukhari dan Muslim)
      4. Merubah posisi : dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring.
 إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri hendaknya ia duduk. Jika dengan itu kemarahan menjadi hilang (itulah yang diharapkan). Jika masih belum hilang, hendaknya berbaring (H.R Abu Dawud)
Faidah          : hadits yang menyatakan bahwa jika seseorang marah hendaknya berwudhu’ dilemahkan oleh sebagian Ulama’ di antaranya Syaikh al-Albany dalam Silsilah al-Ahaadits ad-Dhaifah no 582.
Marah Dalam Hal Syariat Allah Dilanggar
Bukanlah artinya seseorang tidak boleh marah sama sekali. Marah ketika ada penyelisihan terhadap syariat Allah adalah suatu hal yang diharapkan.
Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam tidak pernah membalas perlakuan buruk terhadap diri pribadi beliau, namun jika ada penyelisihan terhadap syariat Allah, beliau bersikap marah dan bertindak dengan tegas. Kemarahan beliau adalah karena Allah.
Ummul Mu’minin ‘Aisyah –radliyallaahu ‘anha- menyampaikan kepada kita:
مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلاَّ أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ وَمَا انْتَقَمَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  لِنَفْسِهِ إِلاَّ أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللهُ فَيَنْتَقِمُ ِللهِ بِهَا
“ Tidaklah Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam diberi pilihan di antara 2 hal kecuali beliau ambil yang paling mudah di antara keduanya selama tidak ada (unsur) dosa. Jika ada(unsur) dosa, beliau adalah manusia yang paling jauh darinya. Tidaklah Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam membalas (ketika disakiti) untuk dirinya sendiri, namun jika hal-hal yang diharamkan Allah dilanggar, beliau membalas untuk Allah ‘Azza wa Jalla “(H.R AlBukhari-Muslim)
Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam pernah marah ketika melihat ada gambar makhluk bernyawa di rumahnya, kemudian beliau bersabda:
أَنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ وَأَنَّ مَنْ صَنَعَ الصُّورَةَ يُعَذَّبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
Sesungguhnya para Malaikat (penyebar rahmat) tidaklah masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar (makhluk bernyawa), dan barangsiapa yang menggambar (makhluk bernyawa) akan diadzab pada hari kiamat dan dikatakan kepadanya: Hidupkan makhluk yang kalian ciptakan (H.R al-Bukhari no 2985).
13.24 | 0 komentar | Read More

Tips Islami Meredam Marah

by: http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&catid=1:tanya-jawab&id=1118:tips-meredam-marah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq8KVJeo_0GryOUjEVLoHc4gPEFB4bMPerhRpBBvTylq-Zrkkm_bdTd_aUt5a75kbrdi0fyxWcGUyMi-b7LH3AtQ_QmE6D5R_gyndOMhKl9s5po1OBFy9WfH1IseMlbbxvugpr3QCA6jHw/s200/amarah.jpg
Ditulis oleh Dewan Asatidz  

Tanya Jawab (450): Tips Meredam Marah

-------
Tanya
-------

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhASSALAMU 'ALAIKUM WR WB
Bagaimanakah cara kita untuk mengendalikan emosi kita, kadang saya sadar dan mampu untuk sabar, tapi saat lain saya kurang mampu untuk menahan marah.
mohon bantuannya, terima kasih

wassalamu 'alaikum wr wb

yudisud

---------
Jawab
---------

Assalamu'alaikum wr. wb.

Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah s.a.w. bersabda "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai" (H.R. Ahmad).

DAlam riwayat Abu Hurairah dikatakan "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).

Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan :
1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda "Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu "A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim" "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk" (H.R. Bukhari Muslim).

2. Berwudlu. Rasulullah bersabda "Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah" (H.R. Abud Dawud).

3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakan"Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah" (H.R. Abu Dawud).

4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).

5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di
lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (H.R. Tirmidzi)

Wallahu a'lam bissowab, semoga membantu

Wassalam

Muhammad Niam
13.23 | 0 komentar | Read More

Berdzikir Menggunakan Tasbih ( Lengkap Dengan Bantahan Terhadap Kaum Wahabi Yang Mengharamkannya )

by: http://www.facebook.com/notes/aqidah-ahlussunnah-allah-ada-tanpa-tempat/berdzikir-menggunakan-tasbih-lengkap-dengan-bantahan-terhadap-kaum-wahabi-yang-m/557539000929680

Berdzikir Menggunakan Tasbih
           
Al-Muhaddits asy-Syekh as-Sayyid ‘Abdullah al-Ghumari dalam Itqan ash-Shan’ah Fi Tahqiq Ma’na al-Bid’ah, menuliskan sebagai berikut:

وَالسُّبْحَةُ  تَضْبِطُ الأَعْدَادَ  الْمَأْثُوْرَةَ،  وَلِلْوَسَائِلِ  حُكْمُ  الْمَقَاصِدِ،  فَالسُّبْحَةُ مَشْرُوْعَةٌ.
“Tasbih bisa menghitung jumlah-jumlah dzikir yang dianjurkan dalam sunnah. Dan karena alat-alat untuk ibadah memiliki hukum yang sama dengan tujuannya itu sendiri; yaitu ibadah, maka berarti tasbih juga disyari’atkan (Artinya, karena dzikir disyari’atkan maka alat untuk berdzikir-pun disyari’atkan)”[1].

Para ulama menyatakan bahwa berdzikir dengan menggunakan tasbih hukumnya boleh berdasarkan hadits-hadits berikut:

  1. Hadits riwayat Sa’d ibn Abi Waqqash bahwa dia bersama Rasulullah melihat seorang perempuan sedang berdzikir. Di depan perempuan tersebut terdapat biji-bijian atau kerikil yang ia digunakan untuk menghitung dzikirnya. Lalu Rasulullah berkata kepadanya:

أُخْبِرُكِ بِمَا هُوَ أَيْسَرُعَلَيْكِ مِنْ هَذَا أَوْ أَفْضَلُ، سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِيْ السَّمَاءِ وَسُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِيْ الأَرْضِ وَسُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا بَيْنَ ذلِكَ وَسُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ وَاللهُ أَكْبَرُ مِثْلَ ذلِكَ وَالْحَمْدُ لله مِثْلَ ذلِكَ وَلاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مِثْلَ ذلِكَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ مِثْلَ ذلِكَ (رواه الترمذي وحسّنه وصحّحه ابن حبّان والحاكم وحسّنه الحافظ ابن حجر في تخريج الأذكار)
“Aku beritahu kamu cara yang lebih mudah dari ini atau lebih afdlal. Bacalah: “Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Fi as-Sama’, Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Fi al-Ardl, Subhanallah ‘Adada Ma Baina Dzalika, Subhanallah ‘Adada Ma Huwa Khaliq”, (Subhanallah -maha suci Allah- sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di langit, Subhanallah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di bumi, Subhanallah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di antara langit dan bumi, Subhanallah sebanyak semua makhluk yang Dia ciptakan). Kemudian baca “Allahu Akbar” seperti itu. Lalu baca “Alhamdulillah” seperti itu. Dan baca “La Ilaha Illallah” seperti itu. Serta baca “La Hawla Wala Quwwata Illa Billah” seperti itu.  (HR. at-Tirmidzi dan dinilainya Hasan. Dinyatakan Shahih oleh Ibn Hibban dan al-Hakim. Serta dinilai Hasan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam Takhrij al-Adzkar).

 2.  Hadits diriwayatkan dari Umm al-Mukminin, salah seorang istri Rasulullah, bernama Shafiyyah. Bahwa beliau (Shafiyyah) berkata:

دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَليهِ وَسَلّمَ وَبَيْنَ يَدَيَّ أَرْبَعَةُ آلاَفِ نَوَاةٍ أُسَبِّحُ بِهَا، فَقَالَ: لَقَدْ سَبَّحْتِ بِهَذَا؟ أَلاَ أُعَلِّمُكِ بِأَكْثَرَ مِمَّا سَبَّحْتِ بِهِ؟ فَقَالَتْ: عَلِّمْنِيْ، فَقَالَ: قُوْلِيْ سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ مِنْ شَىْءٍ (رواه الترمذي والحاكم والطبرانيّ وغيرهم وحسّنه الحافظ ابن حجر في تخريج الأذكار)
“Suatu ketika Rasulullah menemuiku dan ketika itu ada di hadapanku empat ribu biji-bijian yang aku gunakan untuk berdzikir. Lalu Rasulullah berkata: Kamu telah bertasbih dengan biji-bijian ini?! Maukah kamu aku ajari yang lebih banyak dari ini? Shafiyyah menjawab: Iya, ajarkanlah kepadaku. Lalu Rasulullah bersabda: “Bacalah: “Subhanallah ‘Adada Ma Khalaqa Min Sya’i” (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan lainnya, dan dihasankan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitab Nata-ij al-Afkar Fi Takhrij al-Adzkar)

Faedah Hadits:

Dalam dua hadits ini Rasulullah mendiamkan, artinya menyetujui (iqrar), dan tidak mengingkari sahabat yang berdzikir dengan biji-bijian dan kerikil-kerikil tersebut. Rasulullah hanya menunjukkan kepada yang lebih afdlal dari menghitung dzikir dengan biji-bijian atau kerikil. Dan ketika Rasulullah menunjukkan kepada sesuatu yang lebih afdlal (al-afdlal), hal ini bukan berarti untuk menafikan yang sudah ada (al-mafdlul). Artinya, yang sudah adapun (al-mafdlul) boleh dilakukan.

Dari iqrar Rasulullah ini dapat diambil dalil bahwa bertasbih dengan kerikil atau biji-bijian ada keutamaan atau faedah pahalanya. Karena seandainya tidak ada keutamaannya, berarti Rasulullah menyetujui ibadah yang sia-sia, yang tidak berpahala, dan jelas hal ini tidak mungkin terjadi. Rasulullah tidak akan mendiamkan sesuatu yang tidak ada gunanya.

Syekh Mulla ‘Ali al-Qari ketika menjelaskan hadits Sa’d ibn Abi Waqqash di atas, dalam kitab Syarh al-Misykat, menuliskan sebagai berikut:

وَهذَا أَصْلٌ صَحِيْحٌ لِتَجْوِيْزِ السُّبْحَةِ بِتَقْرِيْرِهِ صَلّى اللهُ عَليْهِ وَسَلّمَ فَإِنَّهُ فِيْ مَعْنَاهَا، إِذْ لاَ فَرْقَ بَيْنَ الْمَنْظُوْمَةِ وَالْمَنْثُوْرَةِ فِيْمَا يُعَدُّ بِهِ.
“Ini adalah dasar yang shahih untuk membolehkan penggunaan tasbih, karena tasbih ini semakna dengan biji-bijian dan kerikil tersebut. Karena tidak ada bedanya antara yang tersusun rapi (diuntai dengan tali) atau yang terpencar (tidak teruntai) bahwa setiap itu semua adalah alat untuk menghitung dzikir”[2].

3. Hadits ‘Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah bersabda:
     
نِعْمَ الْمُذَكِّرُ السُّبْحَةُ (رواه الديلميّ في مسند الفردوس)
“Sebaik-baik pengingat kepada Allah adalah tasbih” (HR. ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus)

Faedah Hadits:

Hadits ini adalah hadits Dla’if. Hadits ini bukan Maudlu’ (palsu) seperti dikatakan oleh Nashiruddin al-Albani. Hadits ini mendukung dua hadits shahih di atas yang membolehkan bertasbih dengan tasbih. Maka hadits ini boleh dimaknai: bahwa “Sebaik-baik pengingat kepada Allah adalah alat dzikir yang dinamakan tasbih”.
Al-Muhaddits asy-Syekh ‘Abdullah al-Harari dalam risalahnya berjudul at-Ta’aqqub al-Hatsits ‘Ala Man Tha’ana Fima Shahha Min al-Hadits, menuliskan sebagai berikut:

ثُمَّ حَاصِلُ بَحْثِنَا أَنَّ الَّذِيْ تُعْطِيْهِ الْقَوَاعِدُ الْحَدِيْثِيَّةُ أَنَّ حَدِيْثَ: نِعْمَ الْمُذَكِّرُ السُّبْحَةُ ضَعِيْفٌ بِهذَا السَّنَدِ لَكِنَّهُ لاَ يُمْنَعُ الْعَمَلُ بِهِ، وَإِنَّمَا يُمْنَعُ الْعَمَلُ بِالضَّعِيْفِ – سِوَى الْمَوْضُوْعِ- إِذَا كَانَ شَدِيْدَ الضَّعْفِ وَهُوَ الَّذِيْ يَنْفَرِدُ بِهِ كَذَّابٌ، أَوْ مُتَّهَمٌ بِالْكَذِبِ، أَوْ مَنْ فَحُشَ غَلَطُهُ، فَهذَا السَّنَدُ لاَ يُعْلَمُ فِيْهِ أَحَدٌ مِنْ هؤُلاَءِ، وَلاَ نَصَّ أَحَدٌ مِنَ الْحُفَّاظِ بِهذَا التَّفَرُّدِ فِيْهِ، وَيَنْطَبِقُ عَلَيْهِ الشَّرْطُ الآخَرُ وَهُوَ الدُّخُوْلُ تَحْتَ أَصْلٍ عَامٍّ. وَالأَصْلُ العَامُّ هُنَا مَا يُؤْخَذُ مِنْ حَدِيْثِ التَّسْبِيْحِ بِالْحَصَى مِنْ صِحَّةِ الاسْتِعَانَةِ عَلَى الضَّبْطِ لِلْعَدَدِ بِكُلِّ مَا هُوَ فِيْ مَعْنَاهَا، فَلاَ مَانِعَ مِنْ جِهَةِ الْحَدِيْثِ مِنَ الْعَمَلِ، عَلَى أَنَّهُ قَدْ جَوَّزَ الْعَمَلَ بِالْحَدِيْثِ الضَّعِيْفِ مِنْ غَيْرِ قَيْدٍ بَعْضُ أَهْلِ الْحَدِيْثِ كَأَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَأَبِيْ دَاوُدَ وَابْنِ مَهْدِيٍّ وَابْنِ الْمُبَارَكِ كَمَا فِيْ التَّدْرِيْبِ وَغَيْرِهِ مِنْ كُتُبِ الاصْطِلاَحِ.
“Kemudian kesimpulan pembahasan kita sesuai kaedah-kaedah ilmu hadits, bahwa hadits “Ni’ma al-Mudzkkir as-Subhah” adalah Dla’if dengan sanad ini. Tetapi tidaklah dilarang mengamalkan hadits ini. Melainkan yang dilarang adalah mengamalkan hadits dla'if -selain maudlu’ (palsu)- apa bila hadits tersebut sangat lemah (Syadid adl-Dla’f). Hadits yang sangat lemah adalah hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang kadzdzab (pendusta), atau dituduh berdusta atau sangat parah kesalahannya dalam meriwayatkan hadits. Sedangkan dalam sanad hadits ini tidak terdapat perawi-perawi seperti itu, dan tidak ada seorang ahli hadits-pun yang menyatakan adanya tafarrud di dalamnya (hanya diriwayatkan oleh perawi dengan sifat-sifat yang disebutkan). Dalam hadits ini juga terdapat syarat lain (untuk dibolehkan mengamalkan hadits Dla’if yang bukan Maudlu’ dan bukan Syadid adl-Dla'f), yaitu masuk dalam dalil umum. Dan dalil umum dalam masalah ini diambil dari hadits bertasbih dengan kerikil dari sisi bahwa dibenarkan menggunakan alat untuk menghitung jumlah dzikir dengan apapun yang semakna dengan kerikil. Jadi jika dilihat kondisi hadits ini, tidak ada larangan untuk mengamalkannya. Apalagi ada sebagian ahli hadits seperti al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Abu Dawud, Ibn Mahdi, Ibn al-Mubarak yang membolehkan mengamalkan hadits Dla’if tanpa syarat atau ketentuan apapun seperti disebutkan dalam Tadrib ar-Rawi dan buku-buku ilmu Musthalah al-Hadits yang lain”[3].

Bahkan al-Muhaddits asy-Syekh ‘Abdullah al-Ghumari dalam Itqan ash-Shun’ah Fi Tahqiq Ma’na al-Bid’ah, hlm. 45-46, menegaskan bahwa ketika orang berdzikir menggunakan biji-bijian, kerikil atau tasbih, sesungguhnya dia menghitung dzikir dengan jari-jari tangannya juga, karena dia menggunakan jari-jarinya untuk mengambil dan memegang biji-bijian atau kerikil tersebut, ia juga menggunakan jari-jarinya untuk menggerakkan dan memutar tasbih tersebut. Berarti ia memperoleh pahala seperti halnya bila dia hanya menggunakan jari-jarinya untuk menghitung dzikirnya tersebut. Dengan demikian menghitung dzikir dengan biji-bijian, kerikil atau tasbih, berarti masuk dalam kesunnahan berdzikir dengan menggunakan jari-jari tangan yang disebutkan dalam hadits Yusairah[4]. Dalam hadits Ysairah ini Rasulullah bersabda:

عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيْحِ وَالتَّهْلِيْلِ وَالتَّقْدِيْسِ، وَلاَ تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ، وَاعْقِدْنَ بِالأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُوْلاَتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ (أخرجه ابن أبي شيبة وأبو داود والترمذيّ)
“Bacalah oleh kalian Tasbih, Tahlil dan Taqdis, dan jangan lupa memohon rahmat Allah, dan hitunglah dengan jari-jari tangan karena nanti di akhirat jari-jari tersebut akan ditanya dan nantinya akan berbicara dan menjawab”. (HR. Ibn Abi Syaibah, Abu Dawud dan at-Tirmidzi)


Antara Menghitung Dzikir Dengan Jari Atau Tasbih
           
Dzikir yang dibaca oleh seseorang jika dihitung dengan jari-jari tangan kanan itu lebih afdlal. Karena hal itu yang dianjurkan oleh Rasulullah (Warid) dengan perkataan dan dengan perbuatannya sendiri. Sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah ibn ‘Umar bahwa Rasulullah ketika bertasbih beliau menghitungnya dengan jari-jari tangan kanannya (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan al-Baihaqi dalam Sunan-nya).

Namun demikian, hal ini bukan berarti menghitung dzikir dengan sesuatu yang lain tidak boleh, walaupun memang yang lebih afdlal menghitung dengan jari-jari tangan. Dengan dalil bahwa suatu ketika Rasulullah mendapati salah seorang istrinya yang bernama Shafiyyah meletakkan empat ribu biji kurma dihadapannya yang ia gunakan untuk menghitung tasbihnya (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan lainnya). Dalam hadits ini Rasulullah tidak melarang, serta tidak mengingkari perbuatan Shafiyyah tersebut. Rasulullah hanya menunjukkan kepada Shafiyyah terhadap yang lebih mudah dan lebih afdlal, seperti yang telah kita kemukakan di atas dengan dalil-dalilnya.

Demikian juga ada beberapa sahabat lain yang menghitung bacaan dzikirnya dengan biji kurma, kerikil atau benang yang disimpulkan. Di antaranya sahabat Abu Shafiyyah; salah seorang bekas budak Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab az-Zuhd, dan kitab al-Jami’ fi al-‘Ilal wa Ma’rifat ar-Rijal. Juga seperti yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Baghawi dalam kitab Mu’jam ash-Shahabah. Termasuk di antaranya sahabat Sa’d ibn Abi Waqqash, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf, dan Ibn Sa’d dalam kitab ath-Thabaqaat. Juga di antaranya sahabat Abu Hurairah, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah ibn Ahmad dalam kitab Zawaa-id az-Zuhd, al-Hafizh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah al-Auliya’, serta diriwayatkan adz-Dzahabi dalam kitab Tadzkirah al-Huffazh dan kitab Siyar A’lam an-Nubala’. Kemudian pula di antaranya sahabat Abu ad-Darda’, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab az-Zuhd, dan lainnya.

            Dari sini para ulama menyimpulkan bahwa hukum menghitung dzikir dengan tasbih atau semacamnya adalah boleh, tidak haram, walaupun yang lebih baik (afdlal) menghitungnya dengan jari tangan kanan. Hukum yang serupa dengan ini adalah tentang shalat Rawatib al-Faraidl (Qabliyyah dan Ba’diyyah). Bahwa  yang lebih afdlal shalat sunnah Rawatib tersebut dilaksanakan di rumah, namun bukan berarti haram jika shalat sunnah tersebut dilakukan di masjid.

            Bahkan al-Faqih al-‘Allamah Ibn Hajar al-Haitami dalam kitab al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah, menuliskan bahwa sebagian ulama telah merinci tentang keutamaan berdzikir antara dengan jari-jari atau dengan untaian tasbih. Beliau menuliskan sebagai berikut:

إِنْ أَمِنَ الْمُسَبِّحُ الْغَلَطَ كَانَ عَقْدُهُ بِالأَنَامِلِ أَفْضَلَ، وَإِلاَّ فَالسُّبْحَةُ أَفْضَلُ.
“Jika orang yang berdzikir tidak khawatir salah hitung maka menghitung dzikir dengan jari-jari tangan hukumnya lebih afdlal. Namun jika ia khawatir salah hitung maka menghitung dengan tasbih lebih afdlal”[5].

Amaliah Para Ulama Salaf Dan Khalaf

            Berikut ini sebagian para ulama Salaf dan para ulama Khalaf yang berdzikir menggunakan kerikil, biji kurma, atau semacam ikatan yang disimpulkan menjadi untaian tasbih. Di antaranya ialah:

  1. Shafiyyah. Beliau adalah Umm al-Mu’minin, salah seorang istri Rasulullah. Dalam menghitung dzikir beliau menggunakan biji-biji kurma atau kerikil-kerikil seperti yang telah  kita sebutkan di atas. Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim, dan ath-Thabarani. 
  2. Abu Shafiyyah. Beliau adalah salah seorang bekas budak Rasulullah. Dalam menghitung dzikirnya beliau menggunakan kerikil-kerikil atau biji-biji kurma. Hadits ini dituturkan oleh al-Imam al-Baghawi dalam kitab Mu’jam ash-Shahabah, al-Hafizh Ibn ‘Asa-kir dalam kitab Tarikh Dimasyq, al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab az-Zuhd dan kitab al-Jami’ Fi al-‘Ilal Wa Ma’rifah ar-Rijal, al-Imam al-Bukhari dalam kitab at-Tarikh al-Kabir, al-Imam Ibn Abi Hatim dalam kitab al-Jarh Wa at-Ta’dil, Ibn Sayyid an-Nas dalamkitab ‘Uyun al-Atsar, al-Imam al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman, dan Ibn Katsir dalam al-Bidayah Wa an-Nihayah. 
  3. Sa’ad ibn Abi Waqqash. Beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah terkemuka. Dalam berdzikir beliau menggunakan kerikil dan biji-biji kurma. Diriwayatkan oleh Ibn Sa’d dalam kitab ath-Thabaqat al-Kubra, dan Ibn Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf.
  4. Abu Hurairah. Sahabat Rasulullah terkemuka ini memiliki benang dengan simpulannya sebanyak dua ribu bundelan. Sebelum tidur beliau berdzikir dengan menggunakan alat ini hingga selesai. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah al-Awliya’, ‘Abdullah ibn Ahmad dalam kitab Zawa-id az-Zuhd, adz-Dzahabi dalam kitab Tadzkirah al-Huffazh dan Siyar A’lam an-Nubala’. Juga diriwayatkan bahwa Abu Hurairah berdzikir dengan mempergunakan biji kurma atau kerikil sebagaimana disebutkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan, dan Ahmad ibn Hanbal dalam kitab Musnad.
  5. Abu ad-Darda’. Sahabat Rasulullah ini berdzikir dengan biji kurma ‘Ajwah, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab az-Zuhd. 
  6. Abu Sa’id al-Khudri. Sahabat Rasulullah ini berdzikir dengan biji-bijian seperti yang dituturkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf.
  7.  Abu Muslim al-Khaulani, sebagaimana dituturkan oleh Abu al-Qasim ath-Thabari.
  8. Al-Imam al-Junaid al-Baghdadi. Beliau adalah pemimpin kaum sufi (Sayyid ath-Tha’ifah ash-Shufiyyah). Dalam berdzikir beliau mempergunakan untaian tasbih, sebagaimana dituturkan oleh Ibn Khallikan dalam kitab Wafayat al-A’yan, al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad, dan al-Qadli ‘Iyadl dalam kitab al-Ghun-yah --Fahrasah Syuyukh al-Qadli ‘Iyadl--). 
  9. Al-Hafizh al-Muhaddits al-Mujtahid Yahya ibn Sa’id al-Qaththan. Belaiu adalah ulama terkemuka yang telah mencapai derajat mujtahid mutlak. (w 198 H). dalam berdzikir selalu mempergunakan untaian tasbih, seperti yang dituturkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Tadzkirah al-Huffazh dan kitab Siyar A’lam an-Nubala’. 
  10. Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani. Ahli hadits terkemuka, yang digelar dengan “Amir al-Mu’minin Fi al-Hadits”. Dalam berdzikir beliau mempergunakan untaian tasbih, sebagaimana diituturkan oleh muridnya sendiri, yaitu al-Hafizh as-Sakhawi dalam kitab al-Jawahir Wa ad-Durar. 
  11. Abu Sa’id ‘Abd as-Salam ibn Sa’id ibn Hubaib al-Maliki (w 240 H) yang lebih dikenal dengan nama Sahnun. Beliau mengalungkan tasbih di lehernya dan berdzikir dengannya, seperti dituturkan oleh adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala’. 
  12. Al-Kharsyi al-Maliki (w 1101 H). Penulis Hasyiyah ‘Ala Mukhtashar Khalil, atau yang di sebut dengan Hasyiyah al-Kharsyi. 
  13. Dan masih banyak para ulama lainnya.


Perkataan Sebagian Ulama Tentang Tasbih

  1. Perkataan al-Junaid al-Baghdadi. Al-Qadli ‘Iyadl al-Maliki dalam kitab al-Ghun-yah, (Fahrasat Syuyukh al-Qadli ‘Iyadl). (Kitab berisi tentang guru-guru al-Qadli ‘Iyadl sendiri), meriwayatkan dari salah seorang gurunya, bahwa guru al-Qadli ‘Iyadl ini berkata:

سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَاقَ الْحَبَّالَ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ أَبَا الْحَسَنِ بْنَ الْمُرْتَفِقَ الصُّوْفِيَّ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ أَبَا عَمْرِو بْنَ عَلْوَانَ وَقَدْ رَأَيْتُ فِيْ يَدِهِ سُبْحَةً فَقُلْتُ: يَا أُسْتَاذُ مَعَ عَظِيْمِ إِشَارَتِكَ وَسَنِيِّ عِبَارَتِكَ وَأَنْتَ مَعَ السُّبْحَةِ فَقَالَ لِيْ: كَذَا رَأَيْتُ الْجُنَيْدَ بْنَ مُحَمَّدٍ وَفِيْ يَدِهِ سُبْحَةٌ فَسَأَلْتُهُ عَمَّا سَأَلْتَنِيْ عَنْهُ فَقَالَ لِيْ: كَذَا رَأَيْتُ أُسْتَاذِيْ بِشْرَ بْنَ الْحَارِثِ وَفِيْ يَدِهِ سُبْحَةٌ فَسَأَلْتُهُ عَمَّا سَأَلْتَنِيْ عَنْهُ فَقَالَ لِيْ: كَذَا رَأَيْتُ عَامِرَ بْنَ شُعَيْبٍ وَفِيْ يَدِهِ سُبْحَةٌ فَسَأَلْتُهُ عَمَّا سَأَلْتَنِيْ عَنْهُ فَقَالَ لِيْ: كَذَا رَأَيْتُ أُسْتَاذِيْ الْحَسَنَ بْنَ أَبِيْ الْحَسَنِ الْبِصْرِيَّ وَفِيْ يَدِهِ سُبْحَةٌ فَسَأَلْتُهُ عَمَّا سَأَلْتَنِيْ عَنْهُ فَقَالَ لِيْ: يَا بُنَيَّ، هذَا شَىْءٌ كُنَّا اسْتَعْمَلْنَاهُ فِيْ الْبِدَايَاتِ مَا كُنَّا بِالَّذِيْ نَتْرُكُهُ فِيْ النِّهَايَاتِ، أُحِبُّ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ تَعَالَى بِقَلْبِيْ وَيَدِيْ وَلِسَانِيْ.
“Aku mendengar Abu Ishaq al-Habbal berkata: Aku mendengar Abu al-Hasan ibn al-Murtafiq ash-Shufi berkata: Aku mendengar Abu ‘Amr ibn ‘Alwan berkata ketika aku melihat tasbih di tangannya dan aku berkata kepadanya: “Wahai Guru-ku, dengan keagungan isyaratmu dan ketinggian tutur katamu masih juga-kah engkau menggunakan tasbih?!”. Beliau berkata kepadaku: “Demikian ini aku melihat al-Junaid ibn Muhammad dan di tangannya ada tasbih, lalu aku bertanya kepadanya tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku, maka al-Junaid berkata kepadaku: Demikian ini aku melihat guruku Bisyr ibn al-Harits dan di tangannya ada tasbih, lalu aku bertanya kepadanya tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku, maka Bisyr berkata kepadaku: Demikian ini aku melihat ‘Amir ibn Syu’aib dan di tangannya ada tasbih, lalu aku bertanya kepadanya tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku, maka ‘Amir berkata kepadaku: Demikian ini aku melihat guruku; al-Hasan ibn Abu al-Hasan al-Bashri dan di tangannya ada tasbih, lalu aku bertanya kepadanya tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku, maka al-Hasan berkata kepadaku: “Wahai anak-ku, tasbih ini adalah alat yang kita pakai saat kita memulai mujahadah kita, dan kita tidak akan pernah meninggalkannya di saat kita telah sampai pada puncak tingkatan kita sekarang. Aku ingin berdzikir; menyebut Allah dengan hati, tangan dan lidahku”[6].

2. al-Imam an-Nawawi (w 676 H) dalam kitab Tahdzib al-Asma’ Wa al-Lughat, menuliskan sebagai berikut:

وَالسُّبْحَةُ بِضَمِّ السَّيْنِ وَإِسْكَانِ الْبَاءِ خَرَزٌ مَنْظُوْمَةٌ يُسَبَّحُ بِهَا مَعْرُوْفَةٌ تَعْتَادُهَا أَهْلُ الْخَيْرِ مَأْخُوْذَةٌ مِنَ التَّسْبِيْحِ.
“Subhah -dengan harakat dlammah pada huruf sin dan ba’ yang di-sukun-kan- adalah sesuatu yang dirangkai dan digunakan untuk berdzikir, umum diketahui dan biasa digunakan oleh Ahl al-Khair. Subhah diambil dari kata Tasbih”[7].

Mari kita renungkan perkataan al-Imam an-Nawawi: “Ta’taduha Ahl al-Khair”, artinya; Tasbih adalah alat yang biasa digunakan oleh Ahl al-Khair, yakni biasa digunakan oleh para Atqiya’, orang-orang yang mulia dan orang-orang saleh, serta lainnya. Demikian juga para wali Allah menggunakannya. Apakah pantas bila kemudian ada orang  berkata: “Menggunakan tasbih adalah kebiasaan ahli bid’ah dan orang-orang musyrik?!”. Hasbunallah.

3. al-‘Allamah asy-Syaikh  Ibn ‘Allan dalam Syarh al-Adzkar, menuliskan sebagai:

وَحَاصِلُ ذلِكَ أَنَّ اسْتِعْمَالَهَا فِيْ أَعْدَادِ الأَذْكَارِ الْكَثِيْرَةِ -الَّتِيْ يُلْهِيْ الاشْتِغَالُ بِهَا عَنْ التَّوَجُّهِ لِلذِّكْرِ- أَفْضَلُ مِنَ الْعَقْدِ بِالأَنَامِلِ وَنَحْوِهِ، وَالْعَقْدُ بِالأَنَامِلِ فِيْمَا لاَ يَحْصُلُ فِيْهِ ذلِكَ سِيَّمَا الأَذْكَارُ عَقِبَ الصَّلاَةِ وَنَحْوُهَا أََفْضَلُ، وَاللهُ أَعْلَمُ.
“Kesimpulannya, bahwa menggunakan tasbih dalam bilangan atau jumlah dzikir yang banyak -yang jika seseorang sibuk dengan bilangan yang banyak tersebut hingga ia tidak dapat konsentrasi dalam dzikir- hal itu lebih afdlal daripada menghitung dengan jari-jari tangan dan semacamnya. Sedangkan menghitung dengan jari-jari tangan dalam dzikir-dzikir yang tidak mengganggu konsentrasinya, apalagi seperti dzikir seusai shalat dan semacamnya, maka itu lebih afdlal (dari pada menghitung dengan tasbih)”[8].

Karenanya banyak dari para ulama kita yang memfatwakan kebolehan berdzikir dengan mempergunakan tasbih. Bahkan banyak pula di antara mereka yang menulis karangan khusus tentang kebolehan berdzikir dengan tasbih ini. Di antaranya adalah: al-Hafizh as-Suyuthi yang telah menulis risalah berjudul al-Minhah Fi as-Subhah, al-Hafizh Ibn Thulun menulis al-Mulhah Fima Warada Fi Ashl as-Subhah, Ibn Hamdun dalam Hasyiyah-nya, Ibn Hajar al-Haytami dalam al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah, al-Muhaddits Muhammad Ibn ‘Allan ash-Shiddiqi asy-Syafi’i dalam I-qad al-Mashabih Li Masyru’iyyah Ittikhadz al-Masabih, Muhammad Amin ibn ‘Umar yang lebih dikenal dengan nama Ibn ‘Abidin dalam Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘Ala ad-Durr al-Mukhtar, al-Muhaddits Syekh ‘Abdullah al-Ghumari dalam Itqan ash-Shan’ah Fi Tahqiq MA’na al-Bid’ah, al-Hafizh al-Muhaddits asy-Syekh ‘Abdullah al-Harari dalam at-Ta’aqqub al-Hatsits dan Nushrah at-Ta’aqqub, serta masih banyak para ulama lainnya.


Kerancuan Kalangan Yang Membid’ahkan Dan Mengharamkan Tasbih

Sebagian kalangan yang mengharamkan mempergunakan tasbih secara membabi buta karena kebodohannya berkata: “Memakai tasbih adalah kebiasaan dan lambang orang-orang Nasrani”..

Jawab:
            Hasbunallah. Pernyataan seperti ini sangat gegabah dan sangat berlebih-lebihan. Tidak pernah ada seorang ulama-pun yang mengatakan seperti ini. Bahkan orang Islam awam sekali-pun tidak mengatakan demikian. Sebaliknya, seluruh ulama Salaf dan ulama Khalaf mengatakan boleh berdzikir dengan mempergunakan tasbih, dan karenanya banyak di antara mereka yang mengamalkan hal itu.

Para ulama dari empat madzhab, para ulama hadits, para Sufi dan para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah, semuanya sepakat membolehkan penggunaan tasbih dalam hitungan dzikir. Adapun golongan yang menyempal, seperti Wahhabiyyah, yang mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir dan menganggapnya sebagai bid’ah yang sesat, adalah faham ekstrim yang baru datang belakangan. Jelas, faham semacam ini menyalahi apa yang telah diyakini oleh mayoritas umat Islam.[9]

            Padahal al-Imam as-Suyuthi dalam risalah al-Minhah Fi as-Subhah menuliskan sebagai berikut:

وَقَدْ اِتَّخَذَ السُّبْحَةَ سَادَاتٌ يُشَارُ إِلَيْهِمْ وَيُؤْخَذُ عَنْهُمْ وَيُعْتَمَدُ عَلَيْهِمْ كَأَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، كَانَ لَهُ خَيْطٌ فِيْهِ أَلْفَا عُقْدَةٍ فَكَانَ لاَ يَنَامُ حَتَّى يُسَبِّحَ بِهِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أَلْفَ تَسْبِيْحَةٍ، قَالَهُ عِكْرِمَةُ. وَفِيْ مَوْضِعٍ ءَاخَرَ: وَلَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ وَلاَ مِنَ الْخَلَفِ الْمَنْعُ مِنْ جَوَازِ عَدِّ الذِّكْرِ بِالسُّبْحَةِ، بَلْ كَانَ أَكْثَرُهُمْ يَعُدُّوْنَهُ بِهَا وَلاَ يَرَوْنَ ذلِكَ مَكْرُوْهًا.
“Tasbih ini telah dipakai oleh para panutan kita, tokoh-tokoh ternama, ulama-ulama sumber ilmu dan sandaran ummat, seperti sahabat Abu Hurairah. Beliau punya benang yang memiliki dua ribu bundelan. Beliau tidak beranjak tidur hingga berdzikir dengannya sebanyak dua belas ribu kali, seperti diriwayatkan oleh ‘Ikrimah”.

Di halaman lain as-Suyuthi berkata: “Tidak pernah dinukil dari seorang-pun, dari ulama Salaf dan ulama Khalaf yang melarang menghitung dzikir dengan tasbih. Melainkan kebanyakan ulama justru menghitung dzikir dengan menggunakan tasbih, dan mereka tidak mengganggap hal itu sebagai perkara makruh”.

Dengan demikian, para panutan kita terdahulu seperti yang disinggung oleh al-Imam as-Suyuthi di atas, baik dari kalangan sahabat Nabi, para tabi’in dan generasi-generasi setelah mereka, yang di antara mereka adalah para ulama atqiya’ dan shalihin, mereka semua banyak yang mempergunakan tasbih dalam menghitung bilangan dzikirnya.

Dari sini kita katakan kepada mereka yang mengharamkan penggunaan tasbih:

“Apakah kalian akan mengatakan bahwa jajaran para ulama Salaf dan para ulama Khalaf tersebut sebagai orang-orang yang menyerupakan diri dengan kaum Nasrani dan menghidupkan lambang-lambang mereka?! Tidakkah kalian punya rasa malu?! Siapakah diri kalian  hingga kalian berani berkata seperti itu?! Apakah menurut kalian bahwa para ulama yang membolehkan dan mempergunakan tasbih, seperti al-Hasan al-Bashri, al-Junaid al-Baghdadi, an-Nawawi, Ibn Hajar al-‘Asqalani, as-Suyuthi, Ibn Hajar al-Haitami dan lainnya, bahwa mereka semua tidak memahami agama?! Apakah menurut kalian bahwa mereka tidak mengetahui hadits mana yang shahih dan hadits mana yang dla’if?! Apakah menurut kalian bahwa mereka semua tidak bisa membedakan antara sunnah dan bid’ah?! Seharusnya kalian menyadari bahwa sebenarnya kalian sendiri yang pantas disebut sebagai “Ahli Bid’ah”.


[1] Itqan ash-Shun’ah, h. 45

[2]  Syarh al-Misykat, j. 3, h. 54

[3]  at-Ta’qqub al-Hatsits, h. 64-65

[4]  Itqan ash-Shun’ah, h. 45-46

[5] al-Fatwa al-Kubra, j. 1, h. 152

[6] al-Ghunyah, h. 180-181

[7]  Tahdzib al-Asma’ Wa al-Lughat, j. 3, h. 143-144

[8] Syarah al-Adzkar, j. 1, h. 252

[9] Lihat klaim “ahli bid’ah” terhadap orang-orang yang mempergunakan tasbih, diungkapkan oleh salah seorang pemuka Wahhabiyyah, bernama ‘Abdullah ibn Muhammad ibn Abd al-Wahhab, dalam buku berjudul al-Hadiyyah as-Saniyyah, h. 47.
gembok makam Rasulullah bertuliskan Tawassul
gembok makam Rasulullah bertuliskan Tawassul
13.20 | 0 komentar | Read More

Mencari sebuah jati diri, sampai kapan?

http://moslemgaul.files.wordpress.com/2010/09/rahasia-jati_diri.jpg
by: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/23/mencari-jati-diri-sampai-kapan-585817.html
Galau. Mungkin sering terdengar di telinga kalian terutama remaja. Galau tidak hanya terjadi pada remaja namun juga orang dewasa. Dari sudut pemikiranku, mungkin galau disebabkan karena kita tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita dan tidak tahu siapa diri kita. Sebagai seorang manusia aku sangat terkenal sebagai orang yang galau, galau karena selalu bosan dengan aktivitas, galau karena jenuh dengan pekerjaan dan galau karena sampai saat ini tidak tahu tentang diri sendiri atau  jati diri. Dari jaman  SMA hingga  lulus kuliah masih saja perkara jati diri selalu menjadi pertanyaan utama. Tiada hentinya aku bertanya  siapa diri ini? Mau jadi apa aku nanti?
Sungguh miris memang, disaat orang lain memikirkan urusan negara, urusan kantor maupun urusan sekolah, aku masih sibuk mengurusi diri sendiri. Maju tidak diam pun tidak, mungkin itu istilah yang tepat untuk aku saat ini. Terlalu pesimis dan tidak yakin dengan kemampuan sendiri, itulah aku.
Jati diri ini tidak kunjung ditemukan, padahal aku sudah mencari dari mulai kolong meja, kolong jembatan sampai kolong lainnya tidak juga ditemukan. Mencari jati diri ternyata tidak mudah, banyak hal yang harus dibenahi dan direnovasi dari diri ini. Namun kalau setiap hari harus membenahi dan merenovasi diri harta kekayaan akan cepat terkuras. Lantas dengan cara apa aku temukan jati diri atau jangan-jangan jati diri itu tidak ada hanya sebuah kata yang direkayasa oleh sejumlah psikolog.
Mungkin aku tidak perlu mencari, aku hanya perlu yakin, yakin dan yakin atas segala kemampuanku serta terus mengasahnya ibarat pisau bila sering diasah  berguna sebagai alat pemotong.
13.16 | 0 komentar | Read More

Sebuah Jati Diri Manusia: Masih Perlukah Filsafat Digunakan untuk Menememukan Jati Diri Manusia

by: http://filsafat.kompasiana.com/2013/09/06/masih-perlukah-filsafat-digunakan-untuk-menememukan-jati-diri-manusia--589351.html
Jati diri merupakan sesuatu yang sangat urgent dan selalu menjadi topik bahasan sepanjang zaman. Jati diri kemudian terasa semakin penting di zaman yang telah berubah menjadi semakin pesat dan mengalami tantangan yang begitu dasyat dari perkembangan yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Di zaman yang serba cepat ini jika manusia tidak memahami jati dirinya maka bisa-bisa ia akan tergilas oleh kejamnya perubahan dan hedonisme yang melanda mayarakat dunia. Maka dengan memahami jati dirinya, manusia diharapkan bisa menemukan kunci jawaban, berikap kritis terhadap pengalaman yang dihadapinya, serta mampu mencari alternatif yang semakin baik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxSGJqeE1YsZEzcuQL159gE8zIgakHAOwar6vvdOMoOG0jqDVepK3VoLihr6EdA7m2bXRSKarRLJ6Ow9zoR8y5sNIV7fegQefLWrC1qtZtZPqG82Dga56q6g42q0qN-3GnpRd6qV7Ur452/s1600/Jati+diri.jpg
Lalu jika jati diri merupakan sesuatu yang sangat penting maka pertanyaan yang muncul kemudian adalah mungkinkah jati diri manusia itu ditemukan. Jawabannya bisa jadi ia bisa jadi tidak. Karena seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah individu yang sangat kompleks, maka akan sangat mustahil jika manusia menemukan jati dirinya secara serta merta –kerana terkadang manusia juga tak mampu memahami dirinya sendiri secara utuh dan mendalam. Jika manusia hanya mengandalkan insting dan kata hatinya juga seakan mustahil, karena terkadang kata hati mudah begitu saja berubah. Karena manusia juga senantiasa berkembang maka akan sangat mustahil untuk menilai jati diri manusia dalam satu waktu atau satu masa ketika ia kecil atau dewasa.

Lantas bagaimana cara menemukan jati diri itu. Masihkah mungkin? Jika manusia tak mampu menemukan jati dirinya secara serta merta, maka tentu dibutuhkan alat bantu lain dalam upaya pencarian ini. Di zaman yang serba ilmiah ini maka ilmu pengetahuan menjadi pilihan utama dalam upaya pencarian jati diri. Berbagai ilmu pengetahuan kemudian mencoba untuk mendiskripsikan manusia sesuai ranah keilmuannya, seperti psikologi yang mencoba mendiskripsikan manusia melalui kaca mata manifestasi jiwanya, sosiologi yang mencoba memahami manusia melalui kaca matanya yang memandang bahwa manusia merupakan individu yang tak bisa terpisah dari masyarakat dan interaksinya, antropologi yang mencoba memahami melalui keunikan manusia melalui kaca mata yang utuh melalui konteks budaya dan nilai-nilai social yang tumbuh di dalamnya. Maka filsafat manusia yang merupakan bagian integral dari filsafat sistematis yang selalu mempertanyakan kodrat manusia ini menawarkan sesuatu yang sedang kita bahas terkait jati diri manusia.

Para filsuf mencoba menginterpretasikan kehidupan pada masanya kemudian mencoba menyajian pemahaman yang bisa membantu membimbing manusia menemukan jati dirinya. Berbagai pemikiran kemudian muncul, seperti plato yang meletakkan martabat manusia sebagai pribadi pada jiwanya, Aquinas menggunkan kata ‘pribadi’ untuk menekankan martabat manusia yang melebihi makhluk-makhluk lain di dunia ini berkat rasio yang dimilikinya dalam kesatuannya dengan badan. Sekanjutnya, Hume dan Kant mengaitkan kata ‘pribadi’ lansgsung dengan identitas diri, yakni kesamaan seorang manusia dari waktu ke waktu (Hardono Hadi, 2000:38).

Penjabaran para filsuf terdahulu yang nampak begitu rumit dan tumpang tindih ini kemudian disempurkan oleh hardono hadi yang menjabarkan bahwa jati diri merupakan subtansi yang tak terpisahkan dari tiga unsur pembentuknya, yaitu kepribadian, indentitas diri, dan keunikannya di dalam masyarakat. Yang kemudian unsur-unsur tersebut mengalami perkembangannya sendiri dan melibatkan masyarakat dan dunianya. Hardono hadi juga menyebutkan bahwa jati diri manusia bukanlah sesuatu yang bisa ditentukan sejak awal. Selama seseorang masih hidup kita hanya bisa mengatakan “jati dirinya sampai saat ini”. Sedangkan jati diri seseorang bisa menjadi final dan definit hanyalah ketika seseorang yang bersangkutan sudah meninggal, artinya mencapai keputusan final yang paling mendalam.

Namun, teori-teori diatas masih dirasa rumit dan sulit dimengerti oleh beberapa kalangan seperti orang awam. Lalu pertanyaan yang kemudian sering muncul adalah “Kenapa harus ribet-ribet belajar dan memahami filsafat kalau islam saja sudah cukup untuk menjawab semua pertanyaan terkait jati diri manusia?”.

Bisa jadi memang cukup manusia atau orang yang bergama memahami ajaran agamannya dalam merumuskan atau memahami jati dirinya, seperti halnya islam yang telah gamblang dan jelas dalam menjabrakan jati diri manusia. Namun, seperti yang kita ketahui filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat membimbing manusia untuk senantiasa berfikir kritis dan terbuka. Filsafat diperlukan orang muslim agar mereka senantiasa berfikir kritis, terbuka dan mampu memahami al-Quran dengan cerdas dan tidak sepotong-potong.

Seperti yang islam sendiri ajarkan pada pengikutnya untuk selalu berfikir, berfikir dan berfikir. Al-Quran juga telah menyebutkan dalam salah satu ayatnya, yang artinya “Telah tampak tanda-tanda kekuasan Allah bagi orang-orang yang berfikir”.

Memang benar jika filsafat tak mampu berdiri sendiri, ia membutuhkan topangan agar tak terombang ambing oleh rasionalitas. Karena memang kemampuan otak manusia sangat terbatas untuk memikirkan semua hal di dunia ini. Bila tanpa dasar, filsafat akan tersesat dan terombang-ambing dalam kedangkalan rasionalitas yang kadang menjebak. Untuk itulah dalam berfilsafat selalu harus ada dasar. Islam disini berfungsi sebagai dasar, pedoman dan pegangan agar manusia tak mudah tersesat dengan kebingungan yang ia buat sendiri. Islam disini berfungsi sebagai akar dari suatu pohon, dimana bila pohon itu tanpa akar ai akan mudah sekali roboh bila tertiup angin.

Dan filsafat dalam islam layaknya ranting dari suatu pohon. Yakni dimana tempat daun dan buah tumbuh dan berkembang. Tanpa filsafat dan rasionalitas yang benar, terbuka dan kritis, maka al-Quran hanya akan dipahami secara tekstual dan konvensional, bukankah al-Quran itu likulli zaman wa makan yaitu selalu sesuai untuk seluruh zaman dan tempat. Filsafat diperlukan untuk membuat manusia berfikir kritis dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai al-Quran sesuai zaman yang tak pernah statis dan selalu berkembang ini.

Sebagai zaman yang tak pernah statis, manusia dengan segala unsur pembentuknya juga tidak pernah statis dan selalu berubah setiap waktu. Sebagaimana yang kita kita ketahui tetang jati diri manusia bahwa ia merupakan suatu subtansi yang terdiri dari unsur-unsur yang senantiasa berkembang dan begitu rumit, maka kita butuh keduanya –filsafat dan islam, untuk memahami jati diri manusia secara utuh dan komplit.
13.12 | 0 komentar | Read More

Sebuah Kisah Bermakna: Merahasiakan Jati Diri Selama 20 Tahun

by: http://sosok.kompasiana.com/2013/09/06/merahasiakan-jati-diri-selama-20-tahun-589421.html
Ibnu Katsir Suhaily nama lengkapnya, lahir di Batu Mulik -Gapuk - Gerung - Lombok Barat pada tahun 1962. Menurut informasi lacakan meninggalkan kampung halaman 20 tahun yang lalu. Ibnu Katsir dikenal sebagai Imam Mesjid Al Hikam , Bukit Duri - Tebet -Jakarta Selatan. Tetapi selama di Jakarta pada awalnya datang hanya sebagai seorang musafir yang hanya numpang bermalam di Mesjid Muhammadiyah Tersebut. Hal itu dilakukan tiap tiap hari tanpa menyebutkan dari mana dan kerja dimana asalnya. Karena jiwa lembut warga Muhammadiyah Ibnu Katsir yang mengganti nama dalam KTP barunya sebagai warga jakarta (bernama Nasir Suhaily).
Makin lama pimpinan cabang Muhammadiyah makin tertarik dengan Nasir Suhaily ini, hingga suatu saat diminta tinggal dimesjid dan mengurus mesjid, sekalian menjadi imam tetap Mesjid alhikam. PCM Bukit diri tak pernah menaruh kecurigaan padanya, yang penting selama di mesjid alhikam terlihat sebagai Nasir yang ahli Ibadah, pandai dan cerdas menangani mesjid. Dalam berbagai kegiatan mesjid dan Muhammadiyah Nasir Suhaily ( Ibnu Katsir Suhaily) termasuk salah satu DKM dan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah bukit duri.
http://www.edral-avicenna.com/images/info/Kecerdasan%20Spiritual%20Menentukan%20Jati%20Diri.jpg
Waktu terus berjalan, banyak juga barang barang yang didapat selama kerjanya di mesjid, selain juga bisnis kecil kecilan, jual motor motor bekas, selain tugasnya sebagai imam tetap dan mengatur jadwal khotib mesjid al Hikam.
hangga seminggu sebelum meninggal (tepatnya tanggal 30 agustus 2013), Ibnu Katsir mendadak sakit kelebiham Asam selain penyakit lainnya, yang membuat beliau harus dibawa kerumah sakit, dalam keadaan sakit seperti itu juga masih belum ada seorangpun yang bisa menyingkap tabir rahasia hidupnya, orang mana dari mana dan apa alasannya meninggalkan kampungnya. Hanya deraian air mata sebagai jawabannya, meskipun dibujuk sedemikian rupa, juga sulit membuka bibirnya untuk sekedar memberi taukan nama aslinya. Tinggal di mesjid alHikam sejak 12 tahun lalu tanpa ada yang tau nama aslinya dan dari mana …
Pada tanggal 4 september Ibnu Katsir meninggal, meninggalkan barang beliannya dan selaksa pertanyaan, sehingga semua pengurus cabang Muhammadiyah bersama mencari alamat asalnya. Ada dukumen yang ditemukan dibalik tempat tidurnya, yaitu sebuah Paspor  yang menjelaskan asalnya. Dari Paspor itu mengindikasikan kalau almarhum nama aslinya adalah ; Ibnu Katsir Suhaily, berasal dari Dusun Batu Mulik-Desa Gapuk-Kec. Gerung, Kab, Lombok Barat. Selain itu ditemukan data lengkap dari akte kelahiran anaknya, kalau Ibnu Katsir Suhaily meninggalkan dua orang anak di Batu Mulik, lulusun setingkat menengah atas, bahkan pernah menjadi kepala sekolah di batu Mulik. Dan pada tanggal 5 September 2013 , mulai ada titik terang kalau Suhaily juga punya saudara dikampungnya yang segera berangkat kejakarta ingin mengetahui kakaknya yang meninggalkan mereka tapa pesan dan kesan. Subhanallah.
13.11 | 0 komentar | Read More

Sebuah Sisi Lain: Orang Gila di Surga atau di Neraka

by: http://yppnurulhuda.com/tanya-jawab/orang-gila-di-surga-atau-di-neraka/

Pertanyaan:
Setiap manusia nanti di akhirat akan dihisab amalnya, kemudian ada yang ke surga dan ada yang ke neraka. Bagaimana ustadz kalau orang gila? Apa juga dihisab dan di mana tempat mereka, di surga apa di neraka? Atas jawaban ustadz saya haturkan terima kasih.
                              Khoirurroziqin, Prumnas Barisan Sampang
Jawaban:
Mas Khoirurroziqin yang saya hormati, manusia itu mendapatkan tuntutan syari’at kalau orang itu mukallaf. Mukallaf artinya sudah baligh (umur 15 tahun atau sudah mimpi keluar sperma bagi lelaki dan menstruasi bagi wanita) dan aqil (berakal yang sempurna). Orang yang sedang gila bukan termasuk mukallaf karena tidak mempunyai akal yang sempurna dan orang gila tidak mendapat khitab taklif syariat.
Apa orang gila nanti dihisab di neraka dan di mana tempatnya? Adadua macam orang gila. Pertama, gila mulai kecil sampai wafat tidak pernah waras sama sekali. Orang gila seperti ini sama dengan anak kecil yang belum baligh kemudian wafat, maka dianggap fithrah (suci), di akhirat dia tidak dihisab dan tempatnya nanti di surga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ5UdqXa7PleECBOCxN6VRfUVr9cG_YEcFgdHqOWvq3lFG7cB5lC0uvMRjwNrEFKUOHxdSdziPnMTaqoKzi64zKHL1JSl5IdKw1goLgU5vvooERX_9cAItWlOjDcfAhpOWfU4laoR8IEo1/s1600/beach18.jpg 
Kedua, orang gila dalam sebagian umur tidak selamanya, maka orang gila seperti ini tidak dihitung amalnya pada saat gila tetapi akan dihisab nanti pada saat dia tidak gila, baik sebelum atau sesudah gila. Kalau ada amal baiknya masuk surga, tetapi kalau amalnya buruk masuk neraka dan kalau sama antara baik dan buruk maka akan berada di A’rof (tempat antara surga dan neraka).
Diriwayatkan dari Jabir R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda, akan diperlihatkan segala yang akan ditimbang nanti di hari kiamat, maka ditimbanglah kebaikan dan keburukan. Maka barangsiapa yang kebaikannya lebih banyak dari keburukannya sebesar biji kurma, maka masuklah ia ke surga. Barangsiapa yang keburukannya lebih banyak dari kebajikannya walau seberat biji kurma, maka masuklah ia ke neraka.”  Maka ditanyakan, “Hai Rasulullah, bagaimana kalau orang itu sama antara kebaikan dan keburukannya?” Rasulullah menjawab, “Mereka itu penghuni A’rof, mereka tidak bisa masuk tetapi mereka sangat menginginkannya.” (H.R. Khitsumah bin Sulaiman)
Mas Khoirur Roziqin yang budiman, orang gila itu juga makhluk Allah, maka hendaklah kita hormati dan perlakukan dengan sebaik-baiknya, jangan dihina dan disia-siakan bahkan seharusnya famili atau dinas sosial mengusahakan pengobatannya, barangkali masih diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Bagi kita semua yang diberi kesehatan akal dan jasmani, marilah manfaatkan waktu selama di dunia dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah agar nanti ketika dihisab mendapatkan kredit poin yang baik dan kita semua termasuk penghuni surga. Aamiin yaa Mujibassailiin.
————————————————————————
Diasuh oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc., M.HI.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya.
Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim.
13.01 | 0 komentar | Read More

Belajar Menemukan Jati diri Sendiri

by: http://karodalnet.blogspot.com/2012/02/cara-menemukan-jati-diri-sendiri.html
Banyak orang yang tidak mengenal jati diri sendiri, sehingga membuat mereka sulit untuk menentukan hal-hal apa saja yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Alasan inilah yang membuat kita perlu mengetahui bagaimana cara menemukan jati diri sendiri, sehingga kita tidak mudah untuk terpengaruh dengan orang lain disekitar kita.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDlovCEAxDwahrmMJYntxY8vq44g6oJfgTqaCYop1BqWVXxKo85QUUHtAIxN7JZKsgEFe178SupLF3AvfpKpGKc5SsePdlsZh5NPtofY63GQ3PjhO-zSa718824fRVPrhEsoCzzI8tvLlq/s320/jati+diri+1.jpeg
Pengertian Jati Diri

Sebagian orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu manifestasi ideologi hidup seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat seseorang yang muncul dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan kadang juga terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan.

Kita tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang sedang mencari jati diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan karakter yang sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Cara Menemukan Jati Diri

Dari pengertian jati diri yang sudah dipaparkan diatas, bahwasanya jati diri itu sendiri merupakan suatu manifestasi ideologi hidup seseorang, sehingga bagaiaman cara menemukan jati diri sendiri itu juga merupakan hak mutlak bagi seorang individu untuk menentukan jati dirinya sendiri.

Ketika seseorang yang telah dapat memahami akan kemampuan dan kekuatan pada dirinya yang didasari dengan iman dan taqwa pada Tuhan, maka saat itulah seseorang sudah dapat dikatakan menemukan jati dirinya sendiri.
12.57 | 0 komentar | Read More

Sebuah Rasa Cinta: Belajar Mencintai daripada Dicintai

by: http://id.amdhas.com/blogazine/post/belajar-mencintai-daripada-dicintai
Cinta bukan sekedar pemenuhan kebutuhan hubungan antar manusia. Namun, cinta adalah bagian dari kehidupan yang patut dijalani dengan penuh sukacita. Sebab di sana ada kebahagiaan yang bisa saling dibagikan, kebersamaan yang bisa saling disatukan, kegembiraan yang bisa terus di maksimalkan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRwRs4ed-xiA-cRltcGJ2tpmNvm6FrtxjD2OmlPoUgQZyRCe_6UMvpxdHMrXu6NvEi_8WcE5tBOjTpZnEhCdGnxxICSIQvEMchYYG1Ko06KfaFPDszh95Dnu6QdOzEAqOkBte_du9A-7A/s320/mawar2rose.jpg
Rasa saling mencintai seperti contohnya anak dengan orang tuanya, seseorang dengan pasangan hidupnya, adik dengan kakanya, teman dengan para sahabatnya, guru dengan muridnya, pimpinan dengan anak buahnya, keluarga dengan para tetangganya, bahkan manusia dengan alam semesta dan manusia kepada sang pencipta-NYA.
Arti cinta itu luas, cinta tidak bisa di ukur dengan materi tapi cinta hanya bisa di ukur dengan rasa didalam hati. Yang pada hakikatnya cinta mempunyai dua unsur yaitu mencintai dan dicintai. Arti mencintai adalah di mana cinta itu ingin di tumbuhkan atau cinta itu datang dan ingin dilaksanakan baik itu di dalam rasa manusia, hewan maupun tumbuhan. Sedangkan dicintai adalah hasil dari mencintai, yaitu dimana cinta tersebut datang kepada apa saja baik itu mahluk hidup dan juga benda mati.
Arti dicinta bahkan rasa dicintai akan hadir jika ada yang mencintai, sekarang saya akan membedakan cinta manusia dan cinta TUHAN. Karena jelas berbeda jika manusia di cintai belum tentu manusia tersebut dapat membalas cinta atau dengan kata lain mencintai. Beda halnya dengan TUHAN yang selalu mencintai umatnya meskipun ada sebagian umat-NYA yang tidak mencintai-NYA namun TUHAN tetap mencintai umatnya.
TUHAN selalu mencintai tapi kenapa manusia ada yang hanya ingin dicintai terlebih dahulu baru bisa mencintai. Yaps, itulah manusia tidak ada yang sempurna dalam memahami sebuah cinta. Karena pada hakikatnya cinta adalah memberi bukan hanya menerima, banyak manusia di dunia ini yang hanya berharap cinta itu datang dan pabila itu sudah datang barulah manusia tersebut akan berusaha mencintai.
Bisa disimpulkan banyak manusia yang inginnya hanya dicintai namun tidak berusaha untuk menumbuhkan rasa mencintai. Itulah sebabnya ada cerita malin kundang, ada cerita penghianatan, ada cerita perselingkuhan, ada cerita pembunuhan, ada cerita pemerkosaan, ada cerita korupsi, ada cerita penindasan dan bahkan ada cerita tentang kekufuran.
Ambilah contoh ketika seorang menusia yang miskin harta dan berdoa, lalu dengan doa dan usaha ia bisa menjadi kaya raya. Namun ketika kaya dia lupa akan segalanya bahkan lupa berdoa kepada TUHAN. Itu di sebabkan manusia tersebut hanya mengharapkan dicintai, coba kalau manusia tersebut sudah mencintai tuhannya. Maka dalam keaadaan apapun dia akan tetap berdoa meskipun dia kaya atau miskin.
Dalam artian disini mencintai adalah memberi bukan mengharapkan untuk diberi, karena pada dasarnya cinta itu bisa tumbuh dengan keikhlasan bukan karena keterpaksaan. Karena itu, teruslah kembangkan rasa saling mencintai. Manusia kepada TUHAN, anak dan orang tuanya, seseorang dengan pasangan hidupnya, adik dengan kakanya, teman dengan para sahabatnya, keluarga dengan para tetangganya, manusia dengan alam semesta.
Dengan semua itu akan muncul rasa saling pengertian dan saling kesepahaman. Dengan cara itu, akan muncul rasa saling dukung dan saling bantu sesama. Sehingga semua akan menyatu dalam kebersamaan cinta yang membawa rasa bahagia.
Cobalah renungkan sedikit saja makna dari artikel ini dan bertanyalah kepada diri masing-masing apakah anda dalam hidup ini selalu belajar mencintai? atau anda adalah seseorang yang hanya ingin dicintai? atau anda mengharapkan cinta itu datang barulah anda akan bisa mencintai?
12.54 | 0 komentar | Read More

Apakah Lebih Baik Dicintai dan Mencintai ?

KOMPAS.com - Salah satu hal yang didambakan perempuan dalam suatu hubungan adalah mendapatkan cinta yang membuat Anda merasa berharga dimata seseorang. Anda tentu butuh rasa aman, merasa diinginkan, dan berharga, namun pada kenyataannya tidak satupun hubungan percintaan bisa berjalan mulus tanpa gangguan. Keyakinan bahwa pasangan akan melakukan apapun yang membahagiakan Anda -karena ia mencintai Anda- ternyata tak selamanya dapat dibuktikan. Oleh karena itu, pikirkan sejenak pertanyaan ini, "Apakah penting bagi Anda untuk memberikan cinta kepada seseorang yang mencintai Anda?" atau pertanyaan "Mana yang lebih penting, menjadi orang yang dicintai, atau mencintai diri sendiri dan orang lain?", atau "Mana yang sebenarnya lebih penting, dicintai atau mencintai?"
Dicintai
Mungkin Anda akan berkeyakinan, lebih baik dicintai, dan bukan mencintai. Keyakinan ini disebabkan, banyak orang merasa tidak dicintai saat masih anak-anak, dan orangtua dianggap tidak bisa menjadi contoh baik untuk anak-anaknya. Rasa haus akan cinta pun dilampiaskan saat beranjak dewasa, ketika Anda percaya bahwa menjadi orang yang dicintai akan membuat Anda merasa lebih baik. Akibatnya, Anda percaya bahwa dengan dicintai Anda akan memiliki perasaan terbaik tentang diri mereka sendiri. Hal ini tidaklah salah, namun pikirkan lagi, mengapa Anda ingin diri Anda terasa berharga bagi orang lain?
http://jimmysie.files.wordpress.com/2010/06/mawar2.jpg
"Bisa jadi ini menjadi pertanda bahwa orang ini tidak menghargai diri sendiri, ia percaya bahwa satu-satunya cara untuk merasa berharga adalah ketika ada seseorang yang mengasihi dan mencintai dirinya," ungkap Dr Margaret Paul, PhD, pakar hubungan dan pernikahan, dalam artikelnya yang berjudul Which Works-Getting Love or Being Loving?.
Memang, setiap orang ingin merasa dicintai. Namun ketika Anda hanya menuntut untuk dicintai, yang terjadi hanyalah hubungan sepihak. Pasangan jadi merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. "Karena Anda berdua berada dalam posisi yang sama-sama ingin mendapatkan cinta, saat itu Anda mungkin merasa telah memilih pasangan yang salah, dan akhirnya mengakhiri hubungan. Atau, berusaha lebih keras untuk mengendalikan cinta pasangan Anda," ungkap Dr Margaret.
Selama Anda berdua tidak saling menghargai dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu, Anda akan terus mendapat kekecewaan karena merasa tidak dicintai oleh siapapun.
Mencintai
Dengan niat yang tulus untuk mencintai orang lain, Anda belajar untuk bertanggung jawab untuk mencintai diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab atas perasaan Anda. Dengan mencintai berarti Anda belajar untuk mencurahkan perhatian, kasih sayang, dan menghargai orang lain. Tujuan Anda menjalin hubungan tidak lagi mencari seseorang yang melulu memberi segala sesuatu untuk Anda, tetapi juga memberikan apa yang Anda miliki untuk dirinya. Anda melihat hubungan sebagai kesempatan untuk tumbuh, bermain, dan berbagi cinta dengan orang lain.

Bila niat Anda menjalin hubungan adalah untuk mencintai, Anda tidak melihat hubungan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan Anda, karena cinta tidak membutuhkan imbalan dari orang lain. Cinta sejati adalah memberi, mengasihi, memahami, dan bukan meminta. Secara otomatis, ketika Anda mencintai dan memberi cinta kepada diri sendiri dan orang lain, maka Anda akan dicintai oleh banyak orang, tak terbatas pada pasangan Anda saja. Bagaimana dengan Anda?
12.52 | 0 komentar | Read More

Manusia bahagia Bila ?

Written By Situs Baginda Ery (New) on Kamis, 26 September 2013 | 22.43

by: http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=182&Itemid=91#.UkRHgVN_TBU
Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata. Untuk menyadari bahwa ia
memiliki banyak hal yang berarti.

Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa
ia dicintai.

http://ermaynee.files.wordpress.com/2013/03/karena-bahagia-itu-sederhana.jpg 

 Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa
mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang
tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak
mau menerima dan mensyukuri yang ada.

Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri sendiri, tidak sadar
bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah
baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih,
menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari, padahal di
depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun
serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu
menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan.

Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu
hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh
orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri. Jikalau berharap dari
orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk
dikhianati. Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya,
mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain, dan mau
menerima orang lain.

Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa kita selalu
diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati. Ia akan
memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari
ini, masih ada esok hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai
begitu banyak orang.
22.43 | 0 komentar | Read More

Gebetan PHP: Kenali 7 tanda gebetan pemberi harapan palsu

by: http://www.merdeka.com/gaya/kenali-7-tanda-gebetan-pemberi-harapan-palsu.html
Ada seseorang yang menyukai Anda meskipun dia belum sempat mengungkapkannya. Anda sebenarnya tidak mau menerimanya sebagai lebih dari teman, tetapi Anda malah memanfaatkan perasaannya. Artinya Anda adalah seseorang yang suka memberi harapan palsu! Simak selengkapnya tanda gebetan pemberi harapan palsu seperti yang dilansir dari All Women Stalk berikut ini.
http://2.bp.blogspot.com/-9RV17QG5wPI/USpfQ0YeKKI/AAAAAAAAIqc/8N-F3IZj-Lo/s1600/Wanita+Dirayu.jpeg 
FlirtingApakah Anda suka menggoda si dia? Jika iya, sebaiknya Anda berhati-hati. Sebab godaan bisa dianggap sebagai perhatian khusus bagi seseorang. Meskipun sebenarnya Anda tidak bermaksud demikian.
Terlalu baikBedakan sikap untuk berusaha ramah dan terlalu baik. Terkadang seseorang mengartikan kebaikan dengan perasaan khusus. Jadi jangan terlalu baik jika tak mau disebut gebetan pemberi harapan palsu.
Pilih kasihBayangkan jika Anda sedang berkumpul bersama teman-teman. Namun Anda cenderung dekat pada satu orang saja dan menunjukkan sikap pilih kasih. Inilah salah satu tanda bahwa Anda adalah gebetan pemberi harapan palsu.
Cerita soal hubungan asmaraSeberapa detail Anda menceritakan kehidupan asmara Anda pada dia? Jika Anda kerap mengeluh tentang mantan dan terlalu terbuka soal pasangan idaman, dia bisa-bisa menganggap Anda punya ketertarikan padanya.
Suka menyentuhSalah satu trik flirting atau menggoda adalah menyentuh bagian tubuh lawan jenis. Misalnya rambut, lengan, atau tangan. Hindari kontak fisik seperti ini jika tidak ingin disebut sebagai gebetan pemberi harapan palsu.
Diberi barangKerap menerima pemberian barang darinya juga bukan keputusan yang bijak. Sebab artinya jika Anda mau menerima barang darinya, Anda suatu saat juga mau menerima perasaannya. Padahal sebenarnya Anda tidak menginginkannya.
BergantungTerakhir, jika Anda terlalu bergantung pada seseorang, Anda akan dianggap sebagai gebetan yang suka memberi harapan palsu. Jadi lakukan apa yang Anda bisa dengan kekuatan sendiri daripada harus bergantung pada orang lain.
Itulah tanda-tanda dari gebetan pemberi harapan palsu. Apakah Anda punya ciri-ciri tersebut?
22.40 | 0 komentar | Read More

Kenali Ciri-Ciri Cowok PHP alias Pemberi Harapan Palsu

by: http://www.gen22.net/2013/04/ciri-ciri-cowok-php-alias-pemberi.html
Para korban PHP ini kebanyakan cewek. entah kenapa. Mungkin karena mereka terlalu mudah termakan rayuan manis cowok, atau karena cowoknya terlalu jago merayu cewek. Mulutnya begitu manis, digerumutin semut baru tau rasa!!!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNKyHLEYmUj5Yi5ONKsmt6tyLUmr3r4cwSDOboV4G9C9dowXHuDrrRF7-0cwxnk2Lj5_wE3d8-sbp0s-g6ULjcE9D-LeNsKwBz9VadgJ005ZO7EaFP8C7i-xry7eWDAPMDsFAoHi4kxhE/s1600/PHP.jpg
Buat kamu korban PHP atau yang tidak mau menjadi korban PHP ada baik baca ciri-ciri cowok PHP (Pemberi Harapan Palsu) berikut ini:

1. Janji-janjinya ngga pernah terbukti

Salah satu ciri orang yang memberi harapan palsu tentu saja membuat kita merasa yakin di awal. Memberikan kata-kata manis tapi kemudian? Miris, dia jarang sekali menepati janjinya.

2. Datang dan pergi sesuka hati

Apakah dia sering tiba-tiba menghubungi Anda tapi lalu tiba-tiba menghilang? Wah, kalau dia datang dan pergi sesuka hati, sepertinya dia tidak serius dengan Anda, Tak perlu mengharapkan apa-apa darinya. Anggap saja Jelangkung, datang tak dijemput pulang tak perlu diantar. Apalagi dikasih ongkos.

3. Mudahnya membatalkan janji di menit terakhir

Mungkin kita bisa curiga kenapa dia selalu membatalkan janji di menit terakhir. Namun bila kita mau positif thinking, bila ia membatalkan di menit terakhir dan sering, sepertinya Anda bukan yang prioritas baginya, Ladies.

4. Sikapnya cepat berubah

Lho, perasaan baru tadi dia ketawa-ketiwi, kenapa sekarang dia seperti menjauh ya? Well, salah satu indikasi pria PHP memang seringkali berubah-ubah. Namanya aja pemberi harapan palsu, tak ada yang bisa diharapkan deh, Ladies. Yang perlu Anda garis bawahi adalah mengamati, apakah sikapnya berbeda saat bersama Anda dengan saat dia bersama teman-temannya?

5. Tak ada kejelasan hubungan

Sudah berapa lama Anda berhubungan dengan si dia? Apakah ada sinyal-sinyal akan berlanjut ke babak berikutnya? Biasanya sih, pria PHP terlalu lama menggantung Anda, bahkan bisa-bisa Anda pindah ke lain hati. Dan saat Anda sudah move on, baru deh si dia kembali membayang-bayangi Anda. Beware, Ladies.

Nah, semoga dengan mengetahui ciri-ciri cowok pemberi harapan palsu, kamu terhindar dari cowok jenis ini dan tidak menjadi korbannya.
22.36 | 0 komentar | Read More

Tentang PHP: Inilah Ciri-Ciri Wanita PHP ( Pemberi Harapan Palsu )

by: http://10507276.blog.unikom.ac.id/inilah-ciri-ciri.6lj
Fenomena cewek Pemberi Harapan Palsu (PHP) sedang ramai dibicarakan oleh para cowok yang sedang berjuang mencari cinta. Jika kamu termasuk di antaranya, sebaiknya kamu waspada terhadap jenis cewek PHP karena bisa-bisa yang didapat malah kekecewaan, bukannya pacar baru.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijUlZ95XIHPRJx_zomai1CjukYiJ8Zv8MXSTgkIPaOwNTZE7AezqWIwFreDL6s679zJq1Zt7rf0ZaETIaMNpGug-x2I_hjXBEOER4v6N8fzUIaHVoPlwcSG-LzTCntlijUJzOorDC2e5s/s1600/tumblr_mfxwawXDrI1r3fy1ko1_500_large.jpg
Omong-omong, sudah tahu kan apa arti PHP itu? PHP merupakan kependekan dari PHPHypertext Preprocessor
hehheeee..:D
 
Pemberi Harapan Palsu. Arti PHP sendiri adalah orang yang sepertinya menunjukkan sinyal-sinyal cinta kepada seseorang, namun ternyata tidak merasakan cinta sama sekali. Yang paling parah, orang tersebut malah jadian dengan orang lain.
 
Memang tidak ada data akurat tentang persentase jumlah PHP di Indonesia :-B, apakah cewek lebih banyak daripada cowok ataukah sebaliknya. Tetapi banyak cewek PHP yang tidak sadar bahwa sebenarnya ia sedang memberikan harapan palsu kepada cowok yang tertarik kepadanya.

So, guys, simak baik-baik ciri-ciri cewek pemberi harapan palsu berikut ini agar tidak terjerat jaring cinta semunya:
 
1. Ramah
Banyak cewek yang memang pada dasarnya suka bersikap ramah terhadap orang lain, baik ke cowok maupun cewek. Jangan sampai menyalahartikan keramahannya sebagai lampu hijau bahwa ia tertarik untuk menjalin hubungan denganmu. Coba kenali lebih dalam dulu tentang dirinya, apakah keramahan dia terhadapmu itu spesial atau ia memang terbiasa ramah kepada siapapun yang ia jumpai.
 
2. Senang memuji
Cewek yang senang memuji kamu tidak selalu berarti ia ingin berhubungan denganmu. Bisa saja ia memuji karena kamu memang patut dipuji. Atau bisa jadi ia adalah playgirl yang gemar mendekati semua cowok yang menurutnya menarik. Salah satu ciri cewek playgirl adalah suka “menempel” cowok-cowok bermagnet sekelilingnya. Kalau kamu termasuk cowok tajir, bisa jadi taktik pujian itu hanya untuk mendapatkan traktiran makan malam atau baju baru. Waspadalah!
 
 
3. Perhatian yang berlebihan
Ciri ini yang paling susah dianalisis. Cewek PHP biasanya suka memberi perhatian yang lebih terhadap seorang cowok.  Namun cewek yang benar-benar sedang serius melakukan PDKT pun juga kerap melakukan hal serupa. Saat seperti ini, kamu harus memiliki intuisi yang kuat untuk dapat membedakan cewek yang benar-benar tulus memberikan perhatian dan yang tidak. Jadi, gunakan intuisimu/kata hati ketika menemui hal semacam ini. Itulah keempat ciri umum cewek Pemberi Harapan Palsu atau PHP.

4. Dekat Dengan Semua Cowok
Tidak ada yang salah memang dekat dengan berbagai cowok baik di jejaring sosial seperti Facebook / Twitter, entah ketika sedang mengomentari status, memberikan komentar dll. , namun hal ini seringkali membuat cowok yang sedang mendekatinya menjadi bingung,  apakah ia hanya bersikap ramah saja ataukah menyimpan rasa :-S
 
1  
 

CIRI-CIRI WANITA YANG JATUH CINTA SAMA COWOK
 
MATA
 
Mata bisa menggambarkan keadaan hati seseorang, maka perhatikanlah cara dia menatap kamu. Bila dia menatapmu sambil tersenyum manis dan pupil matanya melebar, berarti dia memiliki getaran cinta di dalam hatinya.
 
EKSPRESI WAJAH
 
Perhatikan juga warna kulitnya. Warna kulit rata-rata orang Indonesia adalah sawo matang. Nah bila kulit mukanya menjadi merah saat berada di dekat kamu, berarti ia punya hasrat terpendam untuk kamu.
Namun bila warna kulitnya berubah menjadi hijau, maka kamu harus waspada. Bisa jadi ini pertanda bahwa ia adalah sebangsa alien yang sedang menyamar.
 
SUARA
 
Mengangkat atau menurunkan volume suaranya untuk mengimbangi suara kamu. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya memilki kepedulian terhadap kamu. Akan tetapi bila kualitas suaranya terlalu nge-bass bisa jadi bahwa dirinya adalah seorang ladyboy. :P
 
SENYUM
 
Sebuah senyum tulus yang diberikan dari jarak jauh, menandakan ia meyukai kamu, mungkin kamu bisa bedain mana senyum wanita yang tulus dan mana senyum  yang dibuat-buat..

RAMBUT

Biasanya cewek yang beneran suka sama cowok, kalo lagi saling pandang mendadak jadi salah tingkah salah satu diantaranya sok-sok ngerapihin rambut sambil gak ngeliat kearah kamu. Padahaaaalll.... :">
 
 
CURI PANDANG
Di tengah orang banyak ia suka curi-curi pandang, pas diliatin balik malah pura-pura ngalihin pandangannya, mungkin itu salah satu hal untuk mencuri perhatian cowok yg disukainya., atau kalo lagi papasan dijalan dan saling pandang biasanya sih suka nunduk kebawah...
Nemu uang gopek kali dibawah... pas lagi papasan sama kamu..  
 
 
 
 
Memang banyak wanita yang suka menjadi PHP karena pada dasarnya ia adalah seorang pemain cinta atau materialistis, tetapi banyak juga cewek baik hati yang tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya terhadap seorang cowok ternyata memberi harapan kepadanya untuk hubungan yang lebih..
22.13 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...