Orang-orang
biasa memanggilnya Pak Ngah. Sudah menjadi budaya di Melayu, orang
dipanggil menurut urutan kelahirannya di keluarga. Si sulung akan
dipanggil pak lung (bapak sulung), pak ngah (bapak tengah), pak de (anak ketiga), pak ning (anak keempat), atau pak su (bapak bungsu). Jika perempuan maka tinggal di ganti Pak menjadi Mak, mak lung, mak su, dan sebagainya.
Pak
ngah, dia adalah seorang lelaki paruh baya yang sudah tidak bisa lagi
bisa dikatakan muda. Usianya mungkin nyaris 60 tahunan. Tapi begitulah,
karena di pedalaman Kalimantan makanannya masih banyak yang alami, udara
juga masih segar dan menyehatkan, maka pak ngah ini, walau usinya sudah
tidak bisa dikatakan muda lagi, ia tetap sehat wal afiat. Tulang dan
persendiannya masih oke! Masih kuat bekerja dan berjalan jauh. Luar
biasa!
“Pak Syaiha..” katanya dulu, beberapa hari sebelum saya kembali ke Bogor, “Jangan lupa doakan pak Ngah di setiap sujudnya pak Syaiha”
“Doa apa, pak Ngah?” tanyaku.
“Insya Allah tahun ini pak Ngah akan ke tanah suci, naik haji”
“Insya Allah pak Ngah.. Insya Allah..” jawabku antusias. Senang.
Saya salut. Orang seperti pak Ngah, bukanlah orang kaya raya. Bukan orang yang bergelimangan harta. Saat ini bahkan pak Ngah
sudah tidak lagi bekerja, hanya mengurusi sepetak tanah yang isinya
juga tidak seberapa. Tapi begitulah Allah, ia mengundang siapa saja yang
Dia kehendaki untuk datang ke tanah suci. Tidak peduli ia kaya atau
miskin, kalau Allah sudah mengundang, maka Allah sendiri yang
mencukupkan. Allah, tuhan semesta alam ini memang luar biasa.
Saya
adalah orang yang selalu percaya bahwa semua ada sebabnya. Sama seperti
ketika ada asap yang mengepul, maka pasti ada apinya. Sama seperti
kasus pak Ngah ini.
Semasa mudanya, pak Ngah adalah penjaga sekolah tempat saya mengabdi di pedalaman Kalimantan. Konon, ketika pak Ngah
menjadi penjaga sekolah dulu, ia benar-benar menjaga sekolah dengan
baik dan bersih. Tidak akan dibiarkannya rumput liar tumbuh panjang di
sekitar sekolah. Pak Ngah memang rajin, rumahnya di pedalaman Kalimantan
bahkan adalah satu-satunya rumah yang paling bersih dari rumput liar.
Nikmat sekali memandangnya, sederhana tapi bersih dan rapi.
“Membersihkan rumput sekolah itu dibayar, kan Pak?” tanyaku kepada seorang guru senior di sekolahku, dulu.
Dengan tersenyum, guru senior itu menjawab, “Kadang dibayar, kadang juga tidak. Tapi pak Ngah tidak pernah ambil pusing, ia melakukannya dengan senang hati”
Aku manggut-manggut. Berpikir, barangkali inilah sebabnya mengapa hidup pak Ngah
begitu mudah dan tercukupi. Ingat, Islam sangat menghargai ilmu. Maka
siapa saja yang terlibat di dalamnya, memiliki derajat mulia di sisi
Allah. Guru misalnya, derajatnya bahkan hanya satu tingkat di bawah
derajat kenabian. Siswa juga, setiap langkahnya ke sekolah akan dicatat
sebagai amal kebaikan. Bahkan jika ada seseorang meninggal dalam kondisi
menuntut ilmu, maka ia syahid.
Dan pak Ngah,
walau hanya penjaga sekolah, namun ia benar-benar menjaga agar sekolah
selalu bersih dan enak dipandang, membuat guru dan siswa betah disana.
Maka pasti Allah mengangkat pula derajatnya. Memudahkan semua urusannya.
“Pak
Ngah selalu percaya, Allah dan Rasulnya tidak akan menyia-nyiakan
perbuatan baik yang ia lakukan” kata guru senior itu lagi, “Dan sekarang
semuanya terbukti, pak Ngah memang tidak secara langsung menerima
balasan kebaikan dari yang ia lakukan, tapi lihatlah anak-anaknya, tiga
orang yang membanggakan. Satu menjadi kepala sekolah, satu lagi sudah
menjadi polisi, dan yang bungsu malah sekarang sudah diangkat menjadi
PNS”
“Saya
yakin..” kata guru senior itu lagi kepada saya, “Semua itu pasti karena
perbuatan baik yang dilakukan pak Ngah waktu muda dulu. Saya yakin
sekali”
*****
Kawan,
yakinilah, bahwa jika ada asap pasti ada apinya, selalu begitu. Maka
jika hidupmu sekarang terlihat sempit dan musibah datang berkali-kali
seperti tidak pernah mau berhenti, selidiki masa lalumu, barang kali ada
yang salah, barang kali ada yang tidak beres. Pun sebaliknya, jika
sekarang hidupmu baik-baik saja, semua berjalan lancar, dan rejeki
datang bak air bah yang besar, selidikilah, pasti dulu ada kebaikan yang
sudah dilakukan, bisa jadi kebaikanmu, atau kebaikan orang tua dan
pendahulumu.
Percayalah, selalu begitu!
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com