Apa itu Mountain Sickness?
by: http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2013/11/06/mountain-sickness-penyakit-pendaki-gunung-607179.html
Bagi pendaki gunung atau pencinta alam
pasti tahu itu mountain sickness. Mountain sickness ini adalah gejala
pada tubuh akibat perubahan ketinggian. Secara umum montain sickness
adalah gejala pada tubuh manusia akibat dari kekurangan oksigen saat
berada di ketinggian > 2000 mdpl. Gejala ini berupa pusing , mual,
sakit kepala dan sesak napas. montain sickness ini diakibatkan kurangnya
tubuh beradaptasi terhadap lingkungan.
Gejala ini pernah saya alami ketika 2 kali
mendaki gunung , yang pertama Gunung Ciremai (Majalengka, Jawa Barat)
dan G. Semeru (Malang , Jawa Timur).
Pada saat mendaki gunung ciremai , gejala
ini timbul saat awal mendaki gunung tersebut. Tipe tanjakan yang yang
terjal membuat adaptasi tubuh terhadap oksigen sangat kurang. Sekitar 30
menit setelah mendaki gejala itu mulai timbul mulai dari pusing, sesak
napas, dan mual. akhirnya karena tubuh tidak kuat muntah pun terjadi.
akhirnya ditentukan untuk istirahat selama beberapa menit. Istirahat
dibutuhkan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Setelah
istirahat perjalanan dilanjutkan, anehnya setelah melanjutkan perjalanan
gejala ini mulai hilang.
Perjalananan menanjakpun dilalui dengan
mudah tanpa halangan.Malah setelah beberapa lama saya menjadi anggota
tim di depan setelah sebelumnya berada di belakang. Gejala ini tidak
timbul lagi sampai berada di puncak gunung ciremai.
Kejadian ke 2 , saat mendaki Gunung Semeru.
Pada saat awal pendakian semuanya berjalan lancar. Mulai dari Ranupani -
Ranu Kumbolo , Bukit Teletubis, hingga Kalimati. Gejala mountain
sickness ini tidak terjadi.
Gejala mountain sickness baru terjadi saat
kami mendaki puncak Gunung Semeru dari Kalimati.Pendakian dari Kalimati
hingga puncak Semeru ini sangat terjal , bahkan beda ketinggian antara
kalimati - semeru ini sekitar 1000. Tubuh yang kurang pemanasan dan
kurangnya oksigen pada malam hari membuat gejala ini timbul lagi.
Dimulai dengan pusing kepalang, mual dan akhirnya muntah pun terjadi.
Saya yang pernah berpengalaman di Gunung Ciremai pun tahu bahwa gejala
ini akan hilang jika kita bisa beradaptasi dengan lingkungan. Saya
putuskan harus istirahat dan jalan mendaki harus pelan- pelan / Santai.
Setelah beberapa mendaki gejala ini pun hilang dengan sendirinya dan
akhirnya sampai di puncak Semeru dengan aman.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami Mountain Sickness??
1. Sebaiknya Istirahat dulu untuk menyesuaikan tubuh
2. Dalam mendaki usakan badan telah
melakukan pemanasan dan jangan tergesa - gesa, jalan santai yang teratur
lebih baik dari pada cepat - cepat.
3. Isi energi dan cairan dalam tubuh jika terjadi muntah dan diare
4. Usakan selalu ada pendamping saat
terjadi muntain sickness, jangan tinggalkan sendirian karena pada saat
terkena mountain sickness badan akan lemas dan kurang waspada.
5. Jika gejala muntain sickness terlalu
parah jangan paksa untuk melanjutkan perjalanan. Segera buat Camp di
dekat daerah tersebut untuk melanjutkan di hari esok.
6. Utamakan Safety First , jika tidak mampu melanjutkan sebaiknya turun gunung.
Salam
Never Ending Exploration
Sumber gambar berasal dari dokumentasi pribadi
Apa itu Mountain Sickness?
Bagi pendaki gunung atau pencinta alam
pasti tahu itu mountain sickness. Mountain sickness ini adalah gejala
pada tubuh akibat perubahan ketinggian. Secara umum montain sickness
adalah gejala pada tubuh manusia akibat dari kekurangan oksigen saat
berada di ketinggian > 2000 mdpl. Gejala ini berupa pusing , mual,
sakit kepala dan sesak napas. montain sickness ini diakibatkan kurangnya
tubuh beradaptasi terhadap lingkungan.
Gejala ini pernah saya alami ketika 2 kali
mendaki gunung , yang pertama Gunung Ciremai (Majalengka, Jawa Barat)
dan G. Semeru (Malang , Jawa Timur).
Pada saat mendaki gunung ciremai , gejala
ini timbul saat awal mendaki gunung tersebut. Tipe tanjakan yang yang
terjal membuat adaptasi tubuh terhadap oksigen sangat kurang. Sekitar 30
menit setelah mendaki gejala itu mulai timbul mulai dari pusing, sesak
napas, dan mual. akhirnya karena tubuh tidak kuat muntah pun terjadi.
akhirnya ditentukan untuk istirahat selama beberapa menit. Istirahat
dibutuhkan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Setelah
istirahat perjalanan dilanjutkan, anehnya setelah melanjutkan perjalanan
gejala ini mulai hilang.
Perjalananan menanjakpun dilalui dengan
mudah tanpa halangan.Malah setelah beberapa lama saya menjadi anggota
tim di depan setelah sebelumnya berada di belakang. Gejala ini tidak
timbul lagi sampai berada di puncak gunung ciremai.
Kejadian ke 2 , saat mendaki Gunung Semeru.
Pada saat awal pendakian semuanya berjalan lancar. Mulai dari Ranupani -
Ranu Kumbolo , Bukit Teletubis, hingga Kalimati. Gejala mountain
sickness ini tidak terjadi.
Gejala mountain sickness baru terjadi saat
kami mendaki puncak Gunung Semeru dari Kalimati.Pendakian dari Kalimati
hingga puncak Semeru ini sangat terjal , bahkan beda ketinggian antara
kalimati - semeru ini sekitar 1000. Tubuh yang kurang pemanasan dan
kurangnya oksigen pada malam hari membuat gejala ini timbul lagi.
Dimulai dengan pusing kepalang, mual dan akhirnya muntah pun terjadi.
Saya yang pernah berpengalaman di Gunung Ciremai pun tahu bahwa gejala
ini akan hilang jika kita bisa beradaptasi dengan lingkungan. Saya
putuskan harus istirahat dan jalan mendaki harus pelan- pelan / Santai.
Setelah beberapa mendaki gejala ini pun hilang dengan sendirinya dan
akhirnya sampai di puncak Semeru dengan aman.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami Mountain Sickness??
1. Sebaiknya Istirahat dulu untuk menyesuaikan tubuh
2. Dalam mendaki usakan badan telah
melakukan pemanasan dan jangan tergesa - gesa, jalan santai yang teratur
lebih baik dari pada cepat - cepat.
3. Isi energi dan cairan dalam tubuh jika terjadi muntah dan diare
4. Usakan selalu ada pendamping saat
terjadi muntain sickness, jangan tinggalkan sendirian karena pada saat
terkena mountain sickness badan akan lemas dan kurang waspada.
5. Jika gejala muntain sickness terlalu
parah jangan paksa untuk melanjutkan perjalanan. Segera buat Camp di
dekat daerah tersebut untuk melanjutkan di hari esok.
6. Utamakan Safety First , jika tidak mampu melanjutkan sebaiknya turun gunung.
Salam
Never Ending Exploration
Sumber gambar berasal dari dokumentasi pribadi
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com