GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

SPESIAL POLITIK: Rumors, Kasak-kusuk, dan “Speculative Thinking”

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 04 November 2013 | 17.33

1383547677636116156
Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)

by: http://politik.kompasiana.com/2013/11/04/rumors-kasak-kusuk-dan-speculative-thinking--607620.html
Pengantar
As-salamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu! Salam sejahtera dan Selamat Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1435 H. Semoga semangat dan makna Hijrah memberi pelajaran berharga dan menambah kecerdasan dan kejernihan kita dalam berfikir dan menapaki hidup ke depan.
Saya akan menuliskan beberapa hal terkait pemberitaan yang beredar luas di dunia maya, baik melalui social media maupun media online. Pada pokoknya pemberitaan yang menyudutkan saya itu antara lain dilansir oleh GATRA,  tentang terpilihnya Saudara Hamdan Zoelva sebagai Ketua MK; REPUBLIKA ONLINE, tentang Usulan Yusron sebagia Dubes Jepang; DETIK.COM dan Tribunnews.
Kalau media tidak bebas, maka berita kasak-kusuklah yang menyebar kesana kemari dan membuat orang percaya dengan berita jenis itu. Kini media bebas beritakan apa saja, tapi sebagian orang tampaknya masih perlu analisa untuk memahami sesuatu. Analisa para pakar biasanya panjang dan melelahkan untuk membacanya, maka orang “lari” ke analisa sederhana yang serba cepat. Sayangnya, analisa sederhana dan serba cepat dibuat a la kadarnya: tanpa data, tanpa kerangka teori, tapi bumbu-bumbunya seru dan aduhai.
Anehnya, lumayan banyak juga yang percaya dengan analisa seperti itu, termasuk beberapa anggota DPR kita. Pemahaman rakyat kita pun makin hari semakin jauh dari kedalaman. Padahal rakyatlah penentu jalannya Negara. Maka perjalanan negara kian karut marut. Analisa berisi rumors dan kasak-kusuk makin laris manis dan dipercaya banyak orang.
Perpu
Awalnya saya setuju Presiden keluarkan Perpu sehari atau dua hari setelah Akil ditangkap. Perpu hanya difokuskan pada pengawasan terhadap hakim MK, untuk memulihkan kepercayaan kepada lembaga itu pasca penangkapan Akil. Ketika Perpu keluar tanggal 17 Oktober 2013, saya malah kritik dan serang Perpu tersebut, tentu dengan beberapa alasan:
Pertama, karena Perpu sudah kehilangan urgensi dan sifat kegentingan memaksanya. Kedua, cakupan Perpu terlalu luas seperti menambah syarat jadi hakim MK dan pola rekrutmennya. Pemuatan dua hal tadi dalam Perpu tidak ada sifat kegentingan memaksanya. Harusnya ajukan RUU untuk kedua hal tersebut. Ketiga, saya kritik Perpu yang ada 2 versi. Ada pertanyaan langsung saya kepada Wamenkumham tentang hal tersebut, yang tidak pernah dijawab. Meskipun demikian, saya berpendapat MK tidak bisa menguji Perpu. Ada argumen hukum tata negara yang saya kemukakan mengapa MK tidak bisa uji Perpu.
Dalam hal kewenangan MK menguji Perpu itu, ada bantahan saya terhadap Prof. Saldi Isra dan dimuat media. Pendapat saya disertai rujukan dan argumentasi konstitusionalnya. Kalau ada yang membantah pendapat-pendapat saya dengan argumen juga, saya hormati perbedaan pendapat itu.
Yang sekarang berkembang di wacana bukan argumentasi untuk membantah pendapat saya, tapi analisa disertai rumors yang tidak jelas. Saya digambarkan mendukung Perpu karena ada deal dengan SBY. Padahal pendapat saya tentang Perpu itu sangat jelas. Ketika saya berpendapat MK tidak bisa menguji Perpu, ini juga dianggap deal saya dengan SBY.
Sikap saya tentang Perpu lalu disebut-sebut sebagai deal saya dengan SBY untuk muluskan Hamdan Zoelva jadi Ketua MK. Analisis sederhana seperti itu mengaburkan seluruh argumen konstitusional yang saya bangun, dan mengubahnya jadi rumor kasak-kusuk belaka.
Banyak yang tidak percaya tentunya, namun lumayan banyak pula yang percaya dan terus-menerus menyebarkannya di dunia maya. Kayaknya kita belum terbiasa melawan argumen dengan argumen, seperti para pejuang bangsa kita zaman dulu.
Kalau argumen dibelokkan menjadi rumors dengan analisa a la kadarnya, maka bangsanya ini tidak akan maju-maju, malah mundur ke belakang. Kualitas politisi dan aktivis kita pun makin menurun, yang berakibat menurunnya kualitas kita sebagai sebuah bangsa.
Speculative Thinking
Speculative thinking memang dikenal dalam sejarah filsafat untuk membahas hal-hal yang belum teruji secara empiris. Meski demikian, logika tetap digunakan dalam speculative thinking, agar pemikiran tidak ngawur.
Dalam sains, speculative thinking lebih kurang sama dengan hipotesis. Kebenaran hipotesis harus diuji secara empiris. Bila pengujian empiris tidak didukung oleh data yang akurat, maka hipotesis harus ditinggalkan alias tidak benar samasekali. Itu sains.
Dalam filsafat pengujian empiris tidak diperlukan. Speculative thinking dapat diterima sepanjang logis, dalam arti sesuai dengan kaidah logika. Celakanya kalau menganalisa politik menggunakan speculative thinking, hasilnya hanya kemungkinan-kemungkinan yang bisa iya bisa tidak. Itu filsafat.
Orang yang percaya dengan analisis politik sebagai hasil speculative thinking bisa repot sendiri. Ia memercayai sesuatu yang tidak ada dalam kenyataan. Kalau analisis hasil speculative thinking dijadikan sikap dan dasar bertindak dalam politik, hasilnya tambah celaka lagi. Mengapa saya katakan celaka? Sebab orang menciptakan bayang-bayang yang siap dijadikan kawan atau lawan. Arah pergerakan politik jadi tidak jelas.
Namun bagi orang yang mau mengadu domba, speculative thinking memang efektif, sebab bisa memengaruhi orang awam dan menggiring mereka. Cara yang ditempuh lebih soft dibanding menggunakan metode propaganda a la Nazi dahulu. Namun hasilnya lumayan juga.
Saran saya, akurasi analisis sangat penting dalam menentukan sikap dan tindakan politik. Jangan tentukan sikap dan mengambil tindakan politik berdasarkan analisis yang tidak meyakinkan, apalagi data dan info tidak akurat.
Menentukan sikap politik, apalagi mengambil tindakan politik berdasarkan analisa dangkal dan referensi a la kadarnya bisa merusak diri sendiri. Menentukan sikap dan mengambil langkah politik perlu kedalaman analisis dan keakuratan agar tidak salah dalam bersikap dan bertindak.
Politisi yang baik haruslah mempunyai minat intelektual yang besar dan luas. Minat itu akan membimbing arah politiknya. Jadi politisi dengan kedangkalan, hasilnya akan sangat mengecewakan.
Demikian, semoga bemanfaat!

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...