by: http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/11/09/suara-rakyat-benar-benar-didengarkan-606573.html
Beberapa bulan lalu baru saja usai negara Jerman melakukan pemilihan umum untuk memilih partai maupun orang- orang yg bakal menduduki parlement di pemerintahan. Minggu besok ternyata ada pemungutan suara lagi di wilayah negara bagian Bayern, hanya saja kali ini bukan soal politik tetapi masalah program yg diluncurkan pemerintah.
Keputusan pemerintah setempat untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah olympiade musim dingin 2022, dilemparkan ke masyarakat untuk mengetahui apakah program ini mendapat dukungan atau ditolak. Jalan pemungutan suara bagi warga yg punya hak pilihpun dilakukannya. Undangan untuk mendatangi tempat pemungutan suara di daerah terdekat pun disebarkan.
Suara rakyat dalam hal ini dianggap penting karena menyangkut dana yg tidak sedikit dan tentu saja diambil dari APBD yg notabene duit dari rakyat juga. Biaya perbaikan jalan dan transportasi maupun pembangunan fasilitas para atlit dan lokasi perlombaan diperkirakan bisa mencapai milyaran euro.
Pemungutan suara tidak dilakukan diseluruh wilayah Bayern, tapi hanya
daerah2 yg terlibat langsung dengan tempat yg direncanakan sebagai
penyelenggara olympiade tsb dan tentu saja München sebagai ibukotanya.
Dalam hal ini dibagi menjadi 4 daerah pemilihan dan ketentuannya jika
ada 1 daerah yg mayoritas menolak maka akan batal program tsb.
Kasus pemungutan suara seperti ini tidak hanya terjadi kali ini saja. Hal- hal yg menyangkut proyek besar dan melibatkan “uang rakyat” maupun masyarakat secara langsung, sudah seperti kebiasaan akan dikembalikan keputusannya pada masyarakat sendiri. Seperti pada kasus2 sebelumnya tentang bangunan pencakar langit di München yg jg ditolak oleh masyarakatnya karena hanya akan menghilangkan bentuk budaya bangunan yg ada dan sudah lama menjadi ciri khas kota tsb.
Selain itu proyek perluasan bandara yg akan membangun landasan terbang ketiga. Program inipun tertolak setelah diadakan pemungutan suara. Dengan alasan keberatan penambahan landasan hanya akan menambah polusi udara dan kebisingan bagi warga sekitarnya. Sebagai bandara internasional, ratusan lalu lintas pesawat terbang tiap harinya sudah lebih dari cukup menimbulkan masalah bagi mereka.
Pemerintah dalam hal ini walaupun dipilih menjadi wakil mereka, tidak akan bisa seenaknya saja melakukan program dengan proyek besarnya tanpa persetujuan dari mayoritas rakyat. Hal ini menunjukkan benar- benar cara demokratis dalam membuat keputusan. Walaupun secara aturan mereka sudah dipilih rakyat dan berhak membuat keputusan tapi suara rakyat tidak diabaikan dalam menjalankan pemerintahannya. Dengan cara ini pertentangan di dalam masyarakatpun bisa teratasi dan menghindarkan gejolak yg bisa berakibat demo besar maupun tindakan2 yg akan mengancam kelangsungan jalannya pemerintahan itu sendiri.
Mungkin berbeda dengan negara kita dalam melakukan proyek2 semacam ini. Keputusan pemerintah yg tanpa melihat suara dalam masyarakat sekitar jika membangun proyek dengan mengatasnamakan untuk kepentingan rakyat. Kongkalikong antar pejabat dengan pemilik tender terjadi, maka proyekpun akan berjalan dan tidak menghiraukan suara2 dalam masyarakat yg tidak menyetujui. Menjamurnya bangunan mall maupun bentuk2 proyek lain yg akhirnya hanya marak dengan aroma korupsinya.
Beberapa bulan lalu baru saja usai negara Jerman melakukan pemilihan umum untuk memilih partai maupun orang- orang yg bakal menduduki parlement di pemerintahan. Minggu besok ternyata ada pemungutan suara lagi di wilayah negara bagian Bayern, hanya saja kali ini bukan soal politik tetapi masalah program yg diluncurkan pemerintah.
Keputusan pemerintah setempat untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah olympiade musim dingin 2022, dilemparkan ke masyarakat untuk mengetahui apakah program ini mendapat dukungan atau ditolak. Jalan pemungutan suara bagi warga yg punya hak pilihpun dilakukannya. Undangan untuk mendatangi tempat pemungutan suara di daerah terdekat pun disebarkan.
Suara rakyat dalam hal ini dianggap penting karena menyangkut dana yg tidak sedikit dan tentu saja diambil dari APBD yg notabene duit dari rakyat juga. Biaya perbaikan jalan dan transportasi maupun pembangunan fasilitas para atlit dan lokasi perlombaan diperkirakan bisa mencapai milyaran euro.
Kasus pemungutan suara seperti ini tidak hanya terjadi kali ini saja. Hal- hal yg menyangkut proyek besar dan melibatkan “uang rakyat” maupun masyarakat secara langsung, sudah seperti kebiasaan akan dikembalikan keputusannya pada masyarakat sendiri. Seperti pada kasus2 sebelumnya tentang bangunan pencakar langit di München yg jg ditolak oleh masyarakatnya karena hanya akan menghilangkan bentuk budaya bangunan yg ada dan sudah lama menjadi ciri khas kota tsb.
Selain itu proyek perluasan bandara yg akan membangun landasan terbang ketiga. Program inipun tertolak setelah diadakan pemungutan suara. Dengan alasan keberatan penambahan landasan hanya akan menambah polusi udara dan kebisingan bagi warga sekitarnya. Sebagai bandara internasional, ratusan lalu lintas pesawat terbang tiap harinya sudah lebih dari cukup menimbulkan masalah bagi mereka.
Pemerintah dalam hal ini walaupun dipilih menjadi wakil mereka, tidak akan bisa seenaknya saja melakukan program dengan proyek besarnya tanpa persetujuan dari mayoritas rakyat. Hal ini menunjukkan benar- benar cara demokratis dalam membuat keputusan. Walaupun secara aturan mereka sudah dipilih rakyat dan berhak membuat keputusan tapi suara rakyat tidak diabaikan dalam menjalankan pemerintahannya. Dengan cara ini pertentangan di dalam masyarakatpun bisa teratasi dan menghindarkan gejolak yg bisa berakibat demo besar maupun tindakan2 yg akan mengancam kelangsungan jalannya pemerintahan itu sendiri.
Mungkin berbeda dengan negara kita dalam melakukan proyek2 semacam ini. Keputusan pemerintah yg tanpa melihat suara dalam masyarakat sekitar jika membangun proyek dengan mengatasnamakan untuk kepentingan rakyat. Kongkalikong antar pejabat dengan pemilik tender terjadi, maka proyekpun akan berjalan dan tidak menghiraukan suara2 dalam masyarakat yg tidak menyetujui. Menjamurnya bangunan mall maupun bentuk2 proyek lain yg akhirnya hanya marak dengan aroma korupsinya.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com