Tadi pagi (6 November 2013) sepulang
menemani istri untuk memeriksakan darah ke rumah sakit, kami berdua lalu
mengurus penggantian buku tabungan milik istri saya di bank Mandiri.
Dengan sistim antrian di customer service dan berhubung suasana
masih terhitung pagi hari, kami lumayan cepat dilayani. Buku tabungan
baru pun kami terima dengan proses yang cepat. Setelahnya, saya dan
istri langsung menuju mobil hendak pulang ke rumah.
Di dalam mobil, istri saya membuka lagi
buku tabungan baru tersebut dan melihat transaksi demi transaksi yang
muncul selama 2 bulan belakangan dan alangkah kagetnya dia ketika
menemukan ada transaksi dengan nilai yang sama tercetak dua kali.
“Ini transaksi apa ya Pa?” tanya istriku.
“Lihat saja kodenya transaksinya Ma…” sahutku sambil tetap memperhatikan keramaian lalu lintas.
“Kayaknya ini yang kita belanja hari Minggu lalu (tanggal 3 November 2013) deh Pa… di Carrefour Golden City” saya pun melirik sekilas melihat jumlahnya. Rp. 345.210,- dan benar, tercetak dua kali.
Kamipun memutuskan untuk kembali ke Bank Mandiri. Berhubung sudah mulai siang, agak lama juga harus menunggu antrian di customer service officer
(CSO). Akhirnya giliran kami tiba. Kami jelaskan secara detil apa yang
kami temukan. Dan benar saja. Menurut CSO tersebut telah terjadi double
transaksi. Dia pun bertanya tentang peristiwanya dan kemudian saya
jelaskan kalau pada waktu saya membayar, si kasir sempat berganti mesin
EDC (Electronic Data Capture) ketika EDC yang biasa digunakan
untuk debit kartu Mandiri menurut dia tidak berhasil, maka kartu pun
digesekkan di mesin EDC lain. Waktu itu digesekkan lagi di mesin EDC
bank BCA. Kamipun diminta mengisi formulir keluhan pelanggan dan
kemudian CSO tadi mencetak detil transaksi dobel tersebut untuk kami
komplainkan ke Carrefour Golden City.
“Ada mbak, maksud saya kalau saya nggak
punya struknya lagi bagaimana?” tanya saya lagi. Si mbak hanya diam tak
menjawab. Struk saya sampaikan ke si mbak tadi. Untung masih saya
simpan, berhubung katanya di Carrefour sedang ada undian rumah gratis.
Dia pun meminta saya menunggu dan berjalan menuju ke suatu tempat dengan
membawa form pengaduan bank tadi dan struk yang saya berikan. Karena
takut form dan struk tersebut nanti bisa dihilangkan begitu saja
olehnya, saya pun mengikuti si mbak.
Ternyata dia menuju sebuah ruangan kecil
(lihat gambar) namun kami tidak dipersilahkan masuk dan hanya diminta
menunggu di luar. Tak ada bangku tempat duduk di sana. Istri saya yang
sedang hamil pun terpaksa duduk di salah satu bangku counter rokok tempat yang biasa dipakai juga untuk menukar karcis parkir gratis jika belanja dalam jumlah nominal tertentu.
“Ini kami fotocopy dulu ya Pak, nanti kami akan proses. Kira-kira waktu pergantiannya itu sekitar satu bulan” begitu katanya.
Sontak saya terkejut. Bayangkan, sudah
capek-capek menghabiskan waktu untuk komplain saya masih harus menunggu
satu bulan. Sayapun tetap ngotot dan meminta uang yang dobel debit itu
diganti cash saat itu juga. Saya sampaikan ke pegawai tersebut
kalau saya ingin bicara dengan atasannya. Saya pun tak gentar menyatakan
akan menyampaikan hal ini di media. Maklumlah, sebagai seorang
Kompasianer paling tidak sudah terbayang saya akan menuliskan tentang
hal ini nanti di Kompasiana. Karena saya mungkin terlihat sangat ngotot
dan bersuara agak keras, akhirnya saya diminta bicara dengan manajer
kasir via telepon genggam. Namanya Pak Angga. Saya sampaikan keluhan
saya secara garis besar. Pak Angga tetap bersikukuh menjawab sama dengan
pegawai yang tadi. Malah, beliau menambahkan kemungkinan bahwa itu
adalah transaksi gantung yang mungkin bisa terkoreksi kemudian. Saya
membantah pernyataan beliau tentang hal transaksi gantung ini berhubung
saya sudah pernah mengalaminya. Dulu pernah terjadi double debit di salah satu gerai mirip Carrefour namun tak sampai sehari jumlah uang di tabungan langsung kembali. Ketika saya print,
memang tercetak tiga jumlah uang yang sama namun salah satunya bertanda
minus. Artinya, memang sempat terjadi dobel debit namun langsung
terkoreksi saat itu juga di hari yang sama. Bagaimana mungkin ada
transaksi gantung yang sampai berhari-hari tak terkoreksi?
Sayapun menyampaikan keluhan saya ke Pak
Angga tersebut. Saya ceritakan bahwa sejak awal tak satu staf Carrefour
pun yang meminta maaf atas kejadian dobel debit ini. Bahkan kamipun
sebagai customer tidak dipersilahkan duduk dan hanya diminta menunggu
tanpa kepastian. Untungnya Pak Angga cepat tanggap, diapun langsung
meminta maaf. Tapi itu tak mengendurkan niat saya, sayapun tetap ngotot
berkeras meminta pergantian tunai saat itu juga dan mengembalikan
telepon genggam itu ke pegawai beliau.
“Baiklah Pak, ini manajer saya sudah
menyampaikan kalau kami akan mengembalikan secara cash dan sekarang
sedang diproses persetujuan ke regional, namun kalau boleh, bapak
menunggu selama lima belas menit lagi,” kata-kata ini diucapkan oleh si
mbak pegawai yang tadi, selepas berbicara via telepon genggam dengan Pak
Angga. Kemudian si mbak pegawai tadi langsung menarik satu kursi dari
ruangan kecil tadi dan mempersilahkan saya untuk duduk. Hmmm, penghormatan terhadap customer yang agak terlambat. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
“Sejauh ini, hanya ini yang bisa kami berikan Pak” sahut si mbak pegawai tadi.
“Jadi, tak apa ya, kalau saya masih menuliskan ini di media?” tegas saya.
“Iya Pak, tidak apa-apa” jawab mbak itu. Saya sendiri agak menyesal juga tak sempat melihat namanya.
Jadi begitulah pembaca. Tidak ada
kompensasi apapun yang diberikan pihak Carrefour kepada kami. Uang
kembali. Itupun kurang sedikit. Mbok ya dibulatkan ke atas,
jangan ke bawah, pikir saya. Karena peristiwa ini telah terjadi pada
saya maka berikut ini beberapa tips yang bisa saya berikan untuk pembaca
yang juga sering menggunakan kartu debit saat berbelanja:
Pertama, usahakanlah
membayar secara tunai. Memang agak rugi dengan jumlah uang kembalian
yang sering dibulatkan. Tapi lebih baik rugi sedikit daripada seperti
saya harus rugi waktu dan tenaga berikut rugi biaya transportasi untuk
bensin dan parkir.
Kedua, awasi secara
ketat saat kartu debit digesekkan. Langsung curigai jika mesin EDC tidak
lekas bereaksi dan si kasir langsung menggesekkan lagi kartu debit anda
ke mesin yang lain dengan alasan mesin yang satu tidak konek. Kalau
anda melihat gelagat si kasir akan menggesekkannya ke mesin EDC lain,
segera cegah dan minta dia untuk menunggu tampilan di mesin EDC yang
pertama digesek tadi. Usahakan anda juga melihat tampilan tersebut.
Apakah transaksinya berhasil atau memang ada tulisan “connection failed” yang menandakan memang tak ada koneksi alias nggak konek.
Ketiga, jika pada akun anda di bank menyediakan fasilitas sms (short message service)banking
yaitu diterimanya pesan sms per transaksi yang terjadi, gunakanlah
fasilitas ini. Saran saya, pakai fasilitas ini untuk jumlah minimum yang
bisa di sms untuk tiap transaksi. Ada bank yang akan memberikan sms ke
pemilik akun jika terjadi transaksi mulai Rp. 20 ribu. Artinya jumlah
minimum transaksi yang akan diberitahukan ke pemilik akun via sms adalah
Rp. 20 ribu. Ada juga yang hanya akan memberikan sms ke pemilik akun
mulai dari jumlah transaksi Rp. 50 ribu. Sekali lagi, saran saya pilih
jumlah yang paling minimal.
Keempat, rutin melakukan print out
buku tabungan. Pengalaman saya dengan Carrefour Golden City ini dimulai
ketika saya dan istri melakukan pergantian buku tabungan dan
tercetaklah jumlah transaksi dobel debit tadi. Bayangkan jika kami tidak
memperhatikannya, hilanglah sejumlah uang dengan percuma masuk ke
rekening Carrefour. Barang dibeli satu kali tapi bayarnya dua kali. Jika
anda termasuk yang sering berbelanja menggunakan kartu debit, jangan
lupa untuk secara teratur melakukan print out buku tabungan anda.
Akhirnya, itu saja yang bisa saya
sampaikan kali ini. Rasa kesal masih ada namun agak berkurang setelah
saya menuliskannya. Mudah-mudahan tidak ada lagi yang mengalami kejadian
serupa dengan saya.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com