Tuhan Saja Memaafkan Mengapa Manusia Tidak ( Jeritan Penderita HIV )

Liputan6.com, Jakarta : Masyarakat banyak yang salah mengerti tentang penularan virus HIV/AIDS, minimnya pengetahuan membuat para penderita merasa adanya diskriminasi.
Banyak masyarakat yang memusuhi atau menutup diri terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Menurut salah satu ODHA yang ditemui tim Liputan6.com, Minggu (1/12/2013) seharusnya jangan ada sikap diskriminasi.

"Mungkin karena banyak orang yang belum paham tentang cara penularan HIV AIDS makanya sikap diskriminasi sering sekali terjadi. Itu membuat kami penderita HIV merasa sedih, padahal dengan bersosialisasi tidak menularkan Virusnya," kata pria berusia 28 tahun ini saa ditemui dalam acara nonton bareng film Cinta Dari Wamena di Jakarta Teater.
Pria yang sudah satu tahun positif menderita HIV ini mengatakan "Tuhan saja mampu memaafkan dan menerima, kenapa manusa tidak".
"Awalnya memang sulit, pro dan kontra itu pasti ada yang menerima karena mengerti ada juga yang menjauh. Penularan virus itu lewat empat cairan yaitu sperma, cairan vagina, darah dan air susu ibu. Bukan dengan pegang tangan atau ngobrol, tanya saja ke dokter," ujar pria yang lebih suka disapa Anthonio ini.
Nurdiyanto menambahkan para ODHA hanya berharap dapat diperlakukan layaknya manusia normal biasa untuk itu pengetahuan tentang HIV harus lebih dipahami.
"Kami hanya ingin mendapatkan perlakuan yang sama seperti orang normal lainnya. Yang menjauh mungkin karena memang tidak paham sama sekali makanya pengetahuan itu sangat diperlukan biar tidak salah berprilaku," katanya.
Menurut Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahja Purnama bukan penderitanya yang diperangi tetapi virusnya.
"Kenapa kita kita jadi Tuhan di dunia? Mari jangan terjebak dengan simbol agama. Kita perangi HIV, bukan orangnya," kata pria yang disapa Ahok ini dalam puncak acara peringatan hari AIDS 1 Desember 2013 di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta.