by: http://umum.kompasiana.com/2009/07/06/memimpikan-koruptor-indonesia-bunuh-diri-8174.html
“Saya tak punya muka lagi terhadap rakyat. Saya minta maaf telah mengecewakan Anda semua”.
Itulah statement mantan Presiden Korea Selatan, Roh Moo-hyun
sebelum diperiksa Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 30 April 2009. Nggak
ada yang menyangka, duapuluh tiga hari setelah pernyataan itu, tepatnya
23 Mei 2009, Roo dikabarkan tewas akibat bunuh diri. Beliau diduga
meninggal gara-gara melompat setinggi 20-30 meter di sebuah tempat yang
dikenal sebagai Karang Burung Hantu. Jasadnya ditemukan di sekitar
tempat itu dengan kondisi cedera parah di bagian kepala.
Roh
Moo-hyun adalah contoh terakhir Pemimpin di abad-21 ini yang bunuh diri.
Padahal beliau baru menjadi terdakwa skandal korupsi. Bahwa dalam
sebuah intrograsi pihak Kejaksaan dengan mantan Presiden Korsel ini
selama 13 jam, beliau didakwa telah menerima suap senilai 6 juta dolar
US dari seorang Pengusaha sepatu. Padahal dakwaan tersebut sempat
dibantah Roh. Namun, sebuah dakwaan tersebut sangat membuatnya terpukul.
Barangkali
buat Koruptor-Koruptor profesional di tanah air, peristiwa bunuh diri
yang dialami Roh cuma jadi bahan guyonan. Mereka pasti melebelkan (baca:
mengecap) Roh sebagai manusia tolol, bahlul, goblog, dan makian lain. All the best Coruptors in this Country menganggap, seharusnya Roh nggak perlu sampai bunuh diri, apalagi baru didakwa. Bukankah bunuh diri itu menjadi musuh Tuhan?
Betul!
Nggak salah! Bunuh diri adalah tindakan yang dibenci Tuhan. Gw memang
nggak menganjurkan Koruptor di Indonesia melakukan tindakan sebagaimana
Roh. Bunuh diri semacam semiotik. Sebuah simbol, dimana Pemimpin yang
Korup harusnya malu hati. Meski baru masuk ke daftar sebagai Terkakwa,
namun hal tersebut biasanya sudah mengindikasikan telah melakukan
tindakan korupsi.
Namun
sayang seibu kali sayang, orang di Indonesia ini baru ketahuan nggak
punya malu. Ini yang membuat sebuah ambiguitas. Katanya orang Indonesia
punya budaya malu, toh realitanya orang-orang yang sudah melakukan
tindakan korupsi tetap aja nggak punya malu. Nggak percaya? Ada Koruptor
yang sudah masuk penjara sampai saat ini tetap jadi Ketua Umum. Ada
Koruptor yang sudah sempat mendekam beberapa bulan di sel Polda berani
mencalonkan diri jadi Calon Presiden. Ada Koruptor yang sempat menikmati
sel Cipinang, kemarin sempat menjadi Calon Anggota Legislatif. Dan
masih banyak contoh ketidaktahumaluan Koruptor-Koruptor di Indonesia.
Itulah
yang terkadang gw sebel. Itulah yang kemudian gw memimpikan, kapan
Koruptor-Koruptor di Indonesia ini diberitakan tewas bunuh diri? Memang
hal tersebut boleh jadi sesuatu yang nggak mungkin. Yaiyalah! Look at
them, mereka nggak punya malu gitu, kok! Kalo gw pikir, selain mereka
(baca: Koruptor) yang nggak tahu malu, rekan-rekan yang ada di lingkaran
mereka juga yang nggak tahu malu. Sudah tahu Koruptor, eh masih
diangkat jadi Ketua Umum. Sudah tahu Koruptor, eh masih dipilih jadi
Anggota Legislatif. Yang lebih parah lagi, sudah tahu bakal menjadi
Koruptor, masih dipilih jadi Presiden. Maksudnya Presiden taksi, cong!
Kan Capres-Capres sekarang baik-baik, ya nggak? Nggak mungkin korup!
“Anak baik-baik dari Hong Kong!”
“Terserah loe, deh!”
“Mereka itu kan…..”
“Mereka itu anak baik-baik, tahu?! Makanya gw pilih no 1, no 2, dan no 3!”
“Lah?! Itu namanya golpot, cong!”
“Lho, itu tanda keadilan! Inga! Inga! Mereka anak baik-baik!”
“Ah! Sak karep mu dewek lah!”
Ini yang
kata Tuhan sebagai salah satu tanda-tanda kiamat. Tuhan marah gara-gara
manusia sudah mencabut rasa malu dalam diri. And now, budaya nggak malu
merebak dari hulu sampai hilir. Nggak malu lagi mengutip uang Rp 20
ribu/ orang saat bikin KTP. Nggak malu menitipkan uang Rp 100 ribu di
dalam plastik STNK pada saat ditilang Polisi. Nggak malu lagi memeras
bank atas nama partai demi mendapatkan uang. Nggak malu lagi membuat
proyek akal-akalan pengadaan peralatan balai latihan kerja. Nggak
malu-malu mengucurkan dana Bank Indonesia sebesar 100 miliar. Nggak malu
lagi melakukan money laundry senilai Rp 10,7 triliun dan Rp
16,5 juta dolar US. Nggak malu-malu mengelapkan dana senilai Rp 7,5
miliar buat dibagi-bagikan ke 75 anggota DPRD. Nggak malu-malu menyuap
Hakim dengan uang senilai Rp 550 juta. Nggak malu-malu menerima amplop
senilai 1.000 dolar US. Dan nggak malu-malu lain yang nggak bisa gw
utaran lagi, karena sudah terlalu banyak.
Gara-gara
budaya nggak malu-malu, gw jadi ikut-ikutan nggak malu-malu. Apa yang gw
lakukan? Apakah gw korupsi? Ah, belum dapat kesempatan korupsi, tuh.
Jadi gw melakukan tindakan nggak malu-malu dengan cara menggunakan hotpants. What?! Are you crazy?! No, I’m fine, thanks you. So, nggak heran kalo betis, paha, dan kalo pakai hotpants supermini bunderan pantat gw terlihat jelas. Putih mulus. Gw nggak peduli sejarah hotpants
yang menyebutkan dipakai sama cewek yang karakternya ke-pria-pria-an
alias tomboy. Emang gw yang cowok ke-wanita-wanita-an nggak boleh?
Dikatakan pula, hotpants mulai dipakai oleh para Pekerja Seks Komersial (PSK) di awal tahun 70-an sebagai pengganti miniskirt. Gw nggak peduli, tuh! I really don’t care at all!
”Elo kan bukan cewek, cong!”
“Emang kenapa kalo gw cowok pake hotpants? Emang situ ok?!”
“Ya, najis tralala aja cowok pake hotpants….”
“Hi! Denger ya mein Freund! Masih mending cowok pake hotpants elo bilang najis! Daripada cewek pake hotpants bikin birahi cowok-cowok memuncak? Lagipula sekarang ini gw lagi promosi ‘budaya jangan malu’! Ngerti nggak loe?”
“Maksud loe?”
“Budaya
dimana kita sebagai bangsa yang beradab ini yang katanya toleransinya
begitu tinggi, dan gotong royong, nggak malu-malu lagi melakukan tindak
korupsi. Nggak malu-malu lagi melakukan pelanggaran HAM dan siap
memimpin Negara. Nggak malu-malu lagi menjadi Ketua Bidang Agama dan
membuat video mesum di sebuah kamar hotel dengan seorang Pelacur. Nggak
malu-malu lagi pergi ke Mekkah berkali-kali buat naik Haji tapi tetap
jadi Preman yang mengutip uang di diskotek-diskotek. Tentu saja nggak
malu-malu lagi pake hotpants atau sexy dress di public area.”
“Alamak! Kita ini lagi ada di Indonesia apa bukan sih?” kata teman gw sambil memukul jidat dengan tangannya. Plok!
“Udah sana, elo bunuh diri aja kayak mantan Presiden Korsel Roh Moo-hyun!”
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com