by: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/04/09/pesbukers-lucu-adalah-menghina-dan-ngomong-kasar-549448.html
Ya seperti itulah penonton
pesbukers, kebanyakan anak-anak sekolah, bahkan beberapakali menayangkan
anak-anak sekolah itu masih memakai seragam.
Hanya bercanda! Untuk menghibur!
Alasan itulah yang membuat caci maki, hina menghina, ngomong kasar,
tindakan kasar, jadi sesuatu yang harus dimaklumi, bahkan harus
ditertawakan. Itulah Pesbukers.
Setiap tingakatan pendidikan
masyarakat pun sebetulnya mempengaruhi tingkatan humor mereka.
Adakalanya humor politik tidak lucu untuk kalangan anak-anak sekolah,
dan begitupula humor-humor anak-anak sekolah, bagi kalangan dewasa dan
tingkat pendidikannya yang lebih tinggi, belum tentu diterima. Humor pun
tergantung selera, tidak salah, memang itu adanya!
Tapi pesbukers, humor yang
menunjukan kebodohan para pelawaknya, yang memang ditujukan untuk
mereka-mereka yang bodoh, atau pura-pura pinter bahwa itu lawakan yang
layak dan edukatif. Saya bukan orang pintar, tapi tahu bahwa humor dan
lawakan bukan sesuatu yang menjadi “dunia bebas” untuk ngomong semaunya
dan ngatain orang semaunya, apalagi terhadap kekurangan fisik dan
kesederhanaan penampilan seseorang”.
Ngerti, ngerti saya kalau mereka berakting jadi orang miskin dan orang gila bahkan jadi maho
sekalipun tidak begitu jadi masalah. Yang kadang begitu membuat saya
miris adalah, saat ada penonton yang penampilannay sederhana, wajahnya
terlihat kucel, lalu dikata-katain seenaknya, orang lain
mentertawakannya, tapi sang penonton yang dikatain hanya tersenyum,
senyum yang sangat menunjukan kebohongan bahwa dia menerima dihina. Itu
lawakan?
Seseorang yang tampangnya tidak
menarik disamakan dengan benda-benda menjijikan dan mengerikan atau pada
hewan-hewan tertentu. Itu lawakan?
Seorang nenek-nenek atau
kakek-kakek tanpa hormat dikatain seenaknya dari kelemahan fisik dan
kelemahan geraknya, orang-orang harus menertawakan mereka. Itu lawakan?
Bahkan sempat saya tidak sengaja
melihat pesbukers menampilkan Julia Peres sedang menerima telpon ibunya
yang serius ingin menasehatinya. Jupe dengan tanpa bersalah dan hormat
memanggil ibunya dengan menyebut namanya agar penonton tertawa. Penonton
saat itu sepertinya tahu, lawakan Jupe sudah keterlaluan, yang mengiri
tawanya pun sangat sedikit dan sebentar sekali.
Itu celaan yang ditujukan bukan
pada pemain pesbukers. Kalau untuk sesama pemain pesbukers sendiri,
haruskah saya menggambarkannya? Tentu sudah pada tahu. Pesbuker sangat
kental dengan caci maki dan saling menjelakan, apalagi si Sapri memang
dibayar untuk dijadikan bahan kekasaran para pemain pesbukers. Pantun
untuk si Sapri adalah pantun yang menelanjangi semua sisi kelemahannya,
dari fisik sampai kecerdasannya, semua dikuliti. Menulis ini bukan
berarti saya kasihan pada si Sapri, semua pemain Fesbuker saya tidak
suka.
Menurut saya, lawakan pesbukers
adalah lawakan bodoh dan membodohi masyarakat, lawakan kasar dan
mengajarkan ngomong kasar pada masyarakat. Jika mereka para humoris yang
pintar, para pelawak yang kreatif, tentu akan menampilkan sesuatu yang
lucu, dan kelucuannya itu pun tidak akan dibuat berlebihan. Dan jika
mereka sebagai pelawak yang peduli pada masyarakat, pasti mereka akan
menunjukan sisi edukatif acaranya, agar masyarakat bisa mengambil
sesuatu yang baik dari suatu kelucuan. Tidak ada hal itu dipesbukers,
atau sangat minim sekali.
Benar, pesbukers acara yang sangat
tepat untuk memberi pelajaran kepada anak-anak agar terbiasa bercanda
dengan menjelek-jelekan orang lain dan dengan bahasa kasar. Karena jam
tayang pesbukers itu primetime, anak-anak tidak ada yang tidur pada
pukul 18.00 – 19.30.
Orang tua yang berpendidikan atau
yang mengerti, tentu “mengharamkan” anak-anak melihat acara itu. Tapi,
bagaimana dengan anak-anak yang tersebar diberbagai kampung atau dimana
saja? Yang orangtuanya tidak mengerti mana lawakan yang pantas dilihat
anak-anak mana yang tidak? Penting, untuk menumbuhkan sisi edukatif pada
anak-anak memilih acara TV itu sangat penting, bukan hal main-main.
Apalagi orang tua yang jarang memantau anaknya, jarang bersamanya, TV
atau media lainnya bisa-bisa dijadikan bahan rujukan perilaku mereka.
Tiga harapan ane. 1. Pesbukers
hengkang dari TV, 2. Pesbukers pindah jam tayang ke malam hari, dimana
sudah tidak ada anak-anak yang bangun pada jam tersebut, 3. Pesbukers
dijadikan lebih edukatif dan hancurkan “kesan” menghina dina itu pantas
dijadikan lawakan, 4. Tadi ane bilang cuma punya 3 harapan.
Harapan itu ane jadikan doa! Dan ane aminin doanya. Amin!
@HaterToLovers
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com