by: http://sekedarshare-aja.blogspot.com/2013/03/tips-mendidik-anak-agar-tidak-manja.html
Akhir - akhir ini saya sering sekali melihat anak dibawah umur yang
sudah menggunakan gadget ini itu untuk keperluan yang saya kira tidak
terlalu penting. Inini, salah satu efek negatif dari perkembangan
teknologi yang mulai meracuni anak - anak. Anak - anak menjadi lebih
manja, dan cenderung lebih malas. Betul gak? Bahkan banyak pelajar yang
meminta untuk dibelikan motor atau mobil untuk alasan gengsi. Waini,
tingkat ke-manja-an nya udah kelewatan. Jadi sekarang saya mau sekedar share aja tentang tips mendidik anak agar tidak manja, meskipun saya sendiri belum punya anak dan masi dibawah umur #eh. Tips
untuk anak ini berdasarkan pengalaman saya sendiri, dan juga dari hasil
pengamatan saya terhadap anak - anak / remaja lain yang ada di sekitar
saya. Tapi saya gak menjamin tips ini akan 100% akurat untuk bisa bikin
anak anda jadi lebih baik ya, semua tergantung dari anak itu sendiri,
cara anda mendidik, bantuan dari yang maha kuasa, faktor amal dan factor
face #eh. Waini banyak juga ternyata yang mempengaruhi ya. Hehehe :p
Yang pertama, mulailah didik anak segala hal yang baik sedari
kecil. Menurut saya, anak akan mulai belajar bahkan ketika dia baru
lahir, dan masa perkembangan (pembelajaran) anak yang paling cepat
adalah ketika umur balita. Dan cara anak itu belajar bukan dari bangku
sekolahan seperti anak SD / SMP / SMA, tapi dari lingkungan disekitarnya
dengan cara meniru. Dan yang paling sering ditiru pasti orang tua nya
donk, karena yang paling deket sama anak. Jangankan anak orang, anak
hewan seperti kucing, burung dan lain sebagainya akan pintar kalau kita
ajarkan sedari kecil. Ada yang pernah membuktikan? Saya sudah :). Maka
dari itu kita ajarkan hal - hal yang baik, namun dengan cara yang
lembut. Tapi kalo sedikit bandel ya perlu lah dimarahi dikit, tapi
jangan terlalu kasar, nanti anak jadi dendam. Hindari mengajarkan anak
untuk berbohong. Misalnya ada tukang kredit dateng kerumah, terus ibunya
suruh anak bilang ke tukang kredit "Dek, bilang mamanya gak ada, lagi keluar"
naini, salah satu contoh mendidik yang buruk. Lama kelamaan nanti
anaknya juga pinter boong loh kalo diajarin begitu. Hayo ngaku siapa
yang pernah begitu?
Yang kedua, hindari untuk terlalu memanjakan anak. Misalnya si
anak minta mainan, eits, jangan langsung dibelikan. Meskipun kita punya
uang yang cukup untuk beli mainan itu, sebaiknya kita tanyakan dulu ke
si anak, tapi dengan cara halus. "Nanti kalo dibelikan, mainannya buat apa?" "buat maenan lah mah, masa buat telor ceplok!" "Iya tau buat maenan, tapi maennya maen apa?".
Tanyakan terus seperti itu hingga dia memberi jawaban yang cukup
memuaskan anda. Meskipun menurut kita itu adalah pertanyaan bodoh, tapi
percaya ato ngga itu akan memaksa anak untuk berpikir dengan logika dan
menggunakan imajinasinya, sehingga sedikit membantu kemampuannya untuk
mengasah logika, dan sedikit mampu menilai barang / mainan tersebut akan
berguna atau tidak.
Yang ketiga sebenernya masih hampir mirip sama yang kedua,
hindari untuk terlalu memanjakan anak. Hindari untuk membelikan anak
sebuah mainan tanpa alasan yang jelas. Kita harus menerapkan sistem
reward, jadi kita memberi hadiah (mainan) kepada anak karena kecerdasan
atau prestasinya. Misalnya si anak minta mobil remote control, berikan
syarat kepadanya sebelum kita memberikan mainan itu. Misalnya "nanti papah beliin, asal adek bantuin mamah masak ya. Kalo udah bisa bantu mamah, baru nanti papah beliin". Meskipun saya tidak menjamin ini akan mujarab karena ini bukan obat atau ramuan tradisional dari klinik **sensor**,
tapi menurut saya ini akan sedikit membantu untuk membentuk kepribadian
anak menjadi lebih giat dalam arti tidak terlalu manja.
Yang keempat, masih hampir sama dengan tips yang kedua, yaitu
hindari untuk terlalu memanjakan anak. Kalo kita udah memberikan mainan
yang anak inginkan, jangan lupa untuk tetap "mengontrol" anak agar dia
tidak terlalu asik dengan mainannya. Misalnya, anda telah membuat
perjanjian dengan anak seperti pada tips ketiga, tapi setelah dibelikan,
anak malah asik main sendiri dan tidak mau membantu mamahnya. Nah
disinilah kita harus kontrol. "Adek kok main terus? Janjinya sama
papah apa hayo? Harus bantu mamah kan. Ayo disimpen dulu maenannya,
nanti maen lagi abis bantu mamah". Namun jika anak merengek dan menolak, kita beri sedikit ancaman "nanti kalo gamau bantu mamah, mainannya papah jual lagi loh".
Ini berguna untuk mendidik kedisiplinan anak. Tapi inget, jangan
terlalu keras. Tapi kalopun anak nangis juga ga apa apa, itu biar jadi
pelajaran. Kalo nangis jangan dipaksakan untuk langsung melaksanakan
perintah anda, biarkan dulu dia menangis hingga menenangkan diri. Ini
juga berguna untuk bisa mengontrol emosi anak. Ketika sudah berhenti
mengangis, dekati anak dan mulai berkomunikasi dengan tujuan menasehati
secara halus. Interaksi dan komunikasi dengan anak juga sangatlah
penting. Ini akan membantu mendewasakan sikap anak karena mengajarkan
untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. "Adek, lain kali jangan gitu lagi ya."
Yang kelima, ajak anak untuk bikin kue. Loh kenapa kue? Anak pasti doyan nyemil donk, saya juga doyan #eh. Yang namanya kue pasti akan dianggap enak, nah disinilah kita mendidik anak untuk menghindarkan dia dari "memberikan yang enaknya aja".
Dalam arti, dari sebuah kue yang enak, ada sebuah proses panjang yang
sedikit melelahkan, naini yang kita ajarkan kepada anak, yaitu proses
sebelum dapet enaknya (kue). Biar si anak paham ternyata untuk
mendapatkan sesuatu yang enak gak gampang, harus ada prosesnya, ini akan
sedikit membantu untuk perkembangan logikanya dan sedikit menghindarkan
anak dari "manja". Selain itu, proses ini juga mengasah kreatifitas si
anak dan mengajarkannya untuk lebih mandiri.
Oia, ajarkan juga anak untuk berbagi sesama. Ini agar si anak nantinya
tidak sombong, dan biasanya orang sombong itu manja. Jangan lupa untuk
mengimbanginya dengan kasih sayang tentunya. Hindarkan anak dari
lingkungan buruk, dari orang yang punya sifat buruk, karena seperti yang
saya bilang diatas, anak belajar dari apa yang ada di sekitar
lingkungannya. Namun hindari pula sikap over protective, karena akan
membuat anak stres, yang ada nanti semua tips diatas gak akan ada
gunanya. Sesekali boleh protective, tapi berikan juga dia kepercayaan,
jangan lupa untuk memberinya nasehat.
Cukup mudah kan pemirsa? Semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com