by: http://politik.kompasiana.com/2013/08/22/sekularisme-merontokkan-demokrasi-mesir-585668.html
Hello Dear Readers…
Hari Rabu yang lalu, 21 Agustus 2013,
Kompas cetak menayangkan artikel staf redaksi Kompas, Rene L
Pattiradjawane di kolom FAKTOR di halaman 9, dengan judul “Sekularisme
sebagai Represi Ideologi.”
Disini saya hendak meringkas serta memberikan pandangan tersendiri mengenai artikel Rene tersebut.
Artikel itu diawali dengan kutipan Rene dari Majalah bergengsi Inggris, The Economist.
*****
Artikel The Economist, “The Battle for Egypt”, menggambarkan seriusnya persoalan demokrasi, sekularisme, dan tentara Mesir yang membahayakan stabilitas kawasan dan dunia secara umum. Persoalan Mesir merupakan perubahan persepsi, dimulai dari pembebasan melawan tirani berubah menjadi politik sekuler melawan islamisme.
Artikel The Economist tersebut mengingatkan dunia agar bertindak tanggap.
Rene berpendapat bahwa, celakanya,
kutukan dalam berbagai pernyataan pemimpin dunia setelah pembersihan
pendukung Presiden Muhammad Mursi dan Ikwanul Muslimin (IM) meninggalkan
ratusan korban jiwa, mengabaikan kenyataan demokrasi di Mesir sudah ditegakkan dan dirontokkan atas nama sekularisme.
Melihat perubahan drastis dan berbahaya di Mesir, Rene menyebutkan tiga faktor terkait hal ini yaitu,
- Lingkungan global yang ambivalen menyebabkan demokrasi tidak diterima secara utuh, baik oleh negara besar dan maju maupun negara-negara regional. Ketidaksukaan negara-negara Barat melecehkan demokrasi IM atau perilaku Arab Saudi menulis cek kosong bagi kelompok militer melawan IM menjadi pemicu kesengsaraan menuju kematian sia-sia, seperti yang terjadi di Suriah.
- Berbeda dengan Turki dan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, kita perlu berpikir ulang mengenai berbagai asumsi selama ini tentang demokratisasi, khususnya peranan keagamaan dalam proses tersebut. Berbeda dengan negara Barat, pandangan keagamaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pemilu di negara-negara Asia.
- Dinamik politik Mesir dikangkangi oleh kelompok militer saja dan kelompok ekonomi Mesir tidak berkompetisi langsung dalam proses pemilu. Tidak adanya kekuatan partai politik yang dominan berhadapan dengan IM menyebabkan hilangnya sikap pragmatis, termasuk dari kelompok militer, menghadapi perubahan.
Rene merangkum pemikirannya dalam paragraph terakhir,
“Selama negara-negara demokratis di seluruh dunia tidak bisa menghargai proses demokrasi sebagai pilihan yang benar, selama itu pula kekisruhan dan pengorbanan jiwa dalam proses politik di negara-negara Islam akan terbengkalai. Sekularisme dianggap sebagai represi ideologi penuh dengan despotisme, kediktatoran, dan pelecehan hak asasi.”
*****
Berikut ini pandangan saya terkait artikel tersebut,
- Saya sangat setuju, apabila konflik Mesir ini tidak segera diselesaikan dengan baik, sangat berpotensi membahayakan stabilitas kawasan jazirah Arab, dan bisa berdampak langsung kepada stabilitas keamanan dunia.
- Menurut saya konflik ini lebih dari sekedar perubahan persepsi dari pembebasan melawan tirani menjadi politik sekuler melawan islamisme, karena begitu kentalnya faktor ego hasrat raja-raja Arab yang sedang berkuasa, untuk tetap mempertahankan kerajaannya, untuk menghindar dari virus demokrasi yang sedang mewabah di jazirah Arab, dan ego kepentingan negara-negara maju, khususnya Amerika, yang secara tidak langsung memanfaatkan atau “bersembunyi” dibalik isu terjadinya benturan ideologi sekulerisme dan islamisme.
- Lingkungan global memang sangat sulit untuk menerima demokrasi secara utuh, bersifat ambivalen (standar ganda), karena lebih mengutamakan kepentingan nasionalnya masing-masing.
- Saya sangat mendukung pendapat Rene, “Berbeda dengan negara Barat, pandangan keagamaan menjadi bagianyang tidak terpisahkan dalam pemilu di negara-negara Asia,” berdasarkan pemikiran inilah saya membuat artikel ini, “Empat Pilar, Kombinasi dan Titik Temu antara Konsep Syariat dan Sekuler.”
- Kekuatan militer dalam suatu negara memang sangat penting sekali dikendalikan oleh negara melalui lembaga perwakilan rakyat. Indonesia adalah salah satu contoh negara yang berhasil mengendalikan kekuatan militernya dengan baik. Ketidakberhasilan Mesir dalam mengendalikan kekuatan militer adalah salah satu faktor utama penyebab terjadinya konflik di Mesir.
Well Dear Readers…
Bukan bermaksud membela, apalagi
membenarkan sekularisme, namun tidak tepat jika penyebab terjadinya
konflik Mesir ini hanya dibebankan kepada kaum sekularisme, yang
merontokkan proses demokrasi di Mesir.
Konflik Mesir ini merupakan representasi
dari betapa kusutnya berbagai kepentingan nasional dan internasional,
baik dari segi sosial, budaya, militer, politik maupun ekonomi.
Salam Hangat Sahabat Kompasianers…
[-Rahmad Agus Koto-]
Artikel Terkait
http://politik.kompasiana.com/2013/08/21/bijaksana-menyikapi-konflik-mesir-585168.html
http://politik.kompasiana.com/2013/07/21/empat-pilar-kombinasi-dan-titik-temu-antara-konsep-syariat-dan-sekuler-578371.html
http://sosbud.kompasiana.com/2013/07/08/sekularisme-hasil-dari-split-personality-anak-haram-dari-perkawinan-akal-dan-nafsu-574959.html
http://politik.kompasiana.com/2012/09/23/vox-populi-vox-dei-titik-lemah-demokrasi-495737.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com