Ini Dia Penulis Yang Dapat Berlian di Kompasiana
Siapa sih orang yang tak menyukai perhiasan sebagai asesoris tubuh manusia ini? Sepertinya perhiasan memang sudah menyatu dalam kehidupan manusia sejak zaman purbakala, mulai perhiasan dari tulang belulang, gigi
binatang hingga perhiasan buatan manusia dari bermacam logam temuannya.
Emas barangkali perhiasan manusia yang paling populer di dunia ini, dan CINCIN sepertinya menduduki urutan pertama yang paling dekat dengan manusia abad ini, apalagi banyak ritual perkawinan menggunakan cincin
sebagai tanda ikatan yang resmi dan sah bila sudah mengenakannya.
Bagaimana dengan berlian? Banyak wanita menyukainya, namun untuk mendapatkannya tidak sedikit uang yang harus dikeluarkannya. Lalu ketika ada yang mendapatkan BERLIAN dengan tanpa sengaja, apa yang harus
dilakukannya? Memilikinya, menjualnya, disumbangkan, atau mengembalikan kepada yang berhak?
Jawabannya barangkali tak seperti yang kita duga, namun untuk tahu jawabnya Anda harus memiliki buku “Kucing Hitam dan Sebutir Berlian” karya perdana Kompasianer Leil Fataya.
Bagi pembaca setia Kompasiana tentu tidak asing lagi dengan karya-karya fiksi yang berupa cerpen karya mbak Leil Fataya ini. Cerpen Leil memang unik menarik dan kompleks dengan berbagai permasalahan yang diangkatnya.
Untuk membaca buku kumpulan cerpen dalam buku Kucing Hitan dan Sebutir Berlian ini, bila Anda tidak terbiasa membaca karya-karyanya atau tidak terbiasa membaca sebuah cerpen, mulailah membaca dengan pikiran jernih,
tenang dan hati-hati serta teliti, sebab cerpen-cerpen Leil Fataya ini tidak semua pembaca meresepsinya dengan baik. Bahkan harus mengulanginya membaca lagi bila konsentrasinya buyar.
Cerpen-cerpen Leil Fataya struktur plotnya dibangun dengan berbagai tahapan, namun mampu menghadirkan sebuah cerita yang progresif maupun regresif. Membaca buku Kucing Hitam dan Sebutir Berlian dengan cover yang
KEREN ini kita akan dibawa ke berbagai setting yang berbeda.
Pada awalnya saya seperti membaca sebuah cerpen terjemahan dari luar negeri namun semakin ke dalam saya seperti dibawa ke dalam cerita yang sebenarnya, bahwa penulisnya bukan orang luar tapi Leil Fataya yang berasal dari Indonesia.
Dalam membingkai sebuah cerita, Leil Fataya mampu membuat semua artefak menjadi bermakna, aspek-aspek kebudayaan setempat yang menjadi setting cerita mampu ia pahami dengan baik. Keberhasilan strukturalisme
pergeseran paradigma dari pengarang ke pembaca seolah-olah membuat pembaca terlibat dalam kemauan penulisnya mampu ia hadirkan.
Saya cukup mudah menebak ending dari cerpennya di halaman 15 “Doa Seekor Sapi Kepada Tuhan”, namun saya harus mengulangi membaca lagi untuk memahami maksud cerita tersebut “Osturk” (hal. 21) atau Perjamuan Teh yang Sempurna” (hal. 39), dan saya puas mampu menangkap struktur ceritanya yang luar biasa itu. Tapi Leil tampak tergesa-gesa untuk mengakhiri ceritanya dalam “Para Penyembah Batu” (hal 51). Atau membiarkan pembaca untuk menebak kelanjutannya dalam cerita “Di Bawah Merah Langit Papua” (hal. 33).
Walau berlatar Sarjana Hukum, rupanya bakat Leil sebagai penulis fiksi memang sudah tampak kematangannya, terlihat karya-karyanya menyimpan estetis yang berkualitas. Ia mampu merangkai kata dan kalimat dengan
mengalir lancar walau penuh kelok yang membuat pembaca terus mengikutinya hingga akhir cerita. Kisah yang cukup mengharukan bisa Anda nikmati pada hal. 27 “Peri Chelsea” dan tentu saja kisah “Kucing Hitam dan Sebutir Berlian” yang dijadikan judul buku perdananya ini.
Ketika membaca cerpen yang berjudul “Osturk”, sambil membaca saya membayangkan sebuah film fiksi ilmiah yang dibintangi Arnold Schwarzenegger yang berjudul “Total Recall”, dan sang penari Rumi itulah yang kubayangkan sebagai salah satu penghuni Planet Mars dalam film tersebut.
Tidak semua cerpennya dalam buku tersebut sudah dimuat di Kompasiana, dari 20 cerpen yang terdapat dalam Daftar Isi, hanya 5 yang sudah pernah di posting di sini, artinya stok fiksi mbak Leil memang cukup banyak dan
tidak semuanya di publish dalam media gratis ini. Namun Anda tidak akan kecewa untuk memiliki buku ini, sebab sudah banyak pembaca di sini yang tahu kualitas seorang Leil Fataya. Buktinya banyak yang JATUH CINTA
dengan karya-karyanya, banyak yang sudah terinspirasi setelah membacanya, bahkan ada yang mengatakan Leil Fataya layak disebut Sastrawan Perempuan yang lahir dari Kompasiana.
Apalagi di Kompasiana cerpen Leil Fataya sering masuk HL, padahal cerpen jarang yang dijadikan HL, artinya apa? Ada nilai sastranya yang bisa Anda pelajari.
Saya semakin kagum, disamping lincah menulis cerpen, mbak Leil Fataya yang cantik ini rupanya MODIS juga lho. Terbukti tips-nya dalam mengenakan KERUDUNG maupun BERHIJAB sudah dipublikasikan di media cetak
Tabloid Bintang Indonesia Edisi 1.104, Tahun XXII, Minggu Keempat, Juli 2012 hal. 17-19. Nah, Anda pengin tahu caranya mengenakan HIJAB TANPA JARUM dan PENITI, mbak Leil punya tipsnya.
Maaf, saya belum tuntas membaca buku tersebut karena memang saya ingin menikmatinya tidak dengan cepat-cepat. Silahkan Anda pesan bukunya pada penerbitnya, agar Anda bisa berbagi dengan saya, betapa buku ini LAYAK Anda miliki.
Illustrasi : Facebook.co, coolpapae.com
Yogyakarta : Leutika Prio 2012
vi + 134 Hlm ; 13 x 19 cm.
Certakan Pertama, Juli 2012
Penulis : Leil Fataya
Pemerhati Aksara : F. Winiarum
Deasin Sampul : Anto
Tata Letak : AGA
LeutikaPrio
Jl. Nogotirto 117 Yogyakarta 55292
Telp. (0274) 627100 (Hunting 4 Lines)
www.leutikaprio.com
e-mail: marketing@leutikaprio.com
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com