Bukan tentang Mereka, Tapi tentang Anda!
Ada sebuah keluarga yang hidupnyya sangat miskin. Keluarga ini memiliki 2 orang putra. Anak pertama, sebut saja si sulung, dan yang ke dua, sebut saja si bungsu.
Karena penghasilan ayah mereka sebagai kepala keluarga sangat tidak mencukupi, si ibu pun terpaksa membantu pemasukan keuangan keluarga dengan bekerja mencuci baju di rumah-rumah keluarga lain yang hidupnya lebih makmur. Setiap hari sang ayah yang hanya bekerja sebagai kuli serabutan selalu mengeluh tentang betapa susahnya hidup. Dia menyalahkan nasib yang menurutnya berpihak hanya kepada orang-orang kaya.
Kedua anak tersebut pun hampir setiap hari menyaksikan orang tua mereka bertengkar karena uang, karena kekurangan uang. Si sulung berkata dalam hatinya, “Mungkin sudah nasibku seperti ini, susah dalam hidup.” Namun berbeda jauh dengan sang kakak, si bungsu ini berkata dalam hatinya, “Orang tuaku hidupnya sangat susah, aku harus hidup jauh lebih makmur dari kebanyakan orang supaya kelak aku bisa mencukupi seluruh kebutuhan keluargaku.”
Tahun berganti, waktu pun telah merubah 2 anak ingusan tadi menjadi 2 pelajar SMP. Anak tertua, si sulung, anak tertua memutuskan untuk berhenti sampai kelas 2 SMP karena dia merasa tidak ada gunanya melanjutkan sekolah hingga tamat karena toh apa yang sudah ditakdirkan Tuhan tidak akan bisa berubah bahwa nasib mereka adalah menjadi orang-orang miskin. Mereka tidak punya kerabat atau kenalan orang-orang kaya atau koneksi yang dapat membantu untuk menjadi orang-orang sukses.
Sementara si adik, sama pikirannya untuk mengakhiri pendidikannya hanya sampai tamat SMP. Dia tak tega melihat ke dua orang tuanya bekerja keras hanya untuk hidup pas-pasan. Namun si adik ini berpikir, “Aku tidak bisa kaya jika aku mengharapkan bekerja sebagai kuli, aku harus berdagang, siapa tahu aku bisa sukses seperti para pemilki toko itu.”
Setelah 7 tahun berselang. Si sulung telah menikah dan mengulangi penderitaan kedua orang tuanya dulu. Yaitu: Bertengkar hampir setiap hari dengan istrinya hanya karena masalah uang dalam jumlah yang relatif sedikit. Ibu mereka pun sering berkunjung ke rumah si sulung ini untuk memberikan sedikit wejangan kepada anak dan menantunya. Ibunya sedih karena nasib anak sulungnya ini mirip seperti kehidupannya dulu.
Sang adik, si bungsu mengalami hidup yang jauh berbeda lebih makmur dibanding sang kakak. Setelah 3 tahun menjadi pedagang keliling, akhirnya ia memutuskan untuk membuka toko sendiri di sebuah pasar. Dan berkat ketekunannya. “Sekarang ia telah memiliki 2 toko serupa di pasar lainnya. Sungguh berbeda keadaan hidup anakku yang bungsu ini”, pikir si ibu waktu berkunjung ke toko anaknya yang bungsu itu. Para pembeli ramai dan setia mengantre untuk dilayani. Sebab jam buka toko si anak ini memang cukup panjang dari pagi hingga menjelang senja hari. Pelayanan sang pemilki toko serta karyawan yang jauh lebih ramah dibanding toko-toko lain, membuat orang-orang senang berbelanja di sana.
Lalu pertanyaannya: “Siapa yang menentukan hidup anda?”
Terinspirasi oleh: Sulung dan Bungsu | Kisah Inspiratif
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com