ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Situs Download Film Terbaru dan Download Film Gratis

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 02 Oktober 2013 | 21.49

Hanya disitus mintafilm.blogspot.com anda bisa Download Film sekaligus membaca Sinopsis Filmnya. Juga Tersedia Berita Tentang Film-Film Terbaru Download Film Terbaru, Download Film Gratis, Download Banyak Film. Blog ini dipersembahkan oleh: bagindaery.blogspot.comHanya disitus mintafilm.blogspot.com anda bisa Download Film sekaligus membaca Sinopsis Filmnya. Juga Tersedia Berita Tentang Film-Film Terbaru Download Film Terbaru, Download Film Gratis, Download Banyak Film.
Blog ini dipersembahkan oleh: bagindaery.blogspot.com
21.49 | 0 komentar | Read More

Artikel Cara Mencegah Kanker: Tips dan Cara Alami Untuk Mencegah Kanker

Kanker merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sering menghantui banyak orang.Tapi seseorang yang terkena kanker tidak berarti mereka akan divonis mati. Karena dalam beberapa kasus banyak pasien yang bisa disembuhkan.
Makanan yang mengandung antioksidan dipercaya dapat melawan kanker. Dan Antioksidan tersebut bisa didapat dari teh hijau, bawah putih, paprika, dan ikan. Selain  itu gaya hidup menghindari radiasi berbahaya juga diyakini merupakan cara yang aman dari kanker.
kanker
Bersumber dari Boldsky berikut ini cara-cara yang mudah dan alami untuk mencegah atau menghindari dari Kanker.
1. Mengurangi Asupan Gula
Perlu sobat ketahui bahwa, sel kanker itu ada didalam tubuh setiap orang dan sel-sel kanker tersebut membutuhkan gula untuk tumbuh. Oleh karena itu Sobat perlu mengurangi asupan yang manis-manis dan juga bertepung seperti kentang, nasi dan juga gula.
2. Menghentikan kebiasaan merokok
Perokok sangat beresiko sekali terkena kanker, kalau sobat merokok coba lihat dalam kemasan sudah diberi peringatan bahwa rokok dapat menyebabkan impotensi dan kanker. Hal ini dikarenakan rokok menyebabkan sebagian tubuh teracuni. Makanya bagi perokok kanker dapat menyerang tak hanya satu bagian tubuh saja misalnya paru-paru, tenggorokan dan juga mulut.
3. Mengonsumsi Teh Hijau
Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat memangkas resiko kanker jika dikonsumsi dengan teratur. Hal ini dikarenakan teh hijau memiliki antioksidan yang melawan kanker. Tapi ketika sobat meminum teh hijau ini pastikan Sobat tidak menambahkan gula atau susu di dalamnya.
4. Membatasi Mengonsumsi atau bahkan menghindari Alkohol
Penyalahgunaan alkohol bisa meningkatkan resiko terkena kanker, apalagi untuk wanita. Bagi wanita yang sering mengonsumsi alkohol maka akan lebih rentan terkena kanker payudara. Ok.. mulai sekarang hindari alkohol
5. Mengonsumsi Sayuran Hijau Organik
Sayuran Organik memang sangat baik untuk dikonsumsi salah satunya adalah agar terhindar dari penyakit kanker. Hal ini karena Sayuran hijau organik tidak mengandung pestisida sehingga mampu membantu melawan kanker. Makanya mulai sekarang cobalah untuk mengonsumsi sayuran hijau organik.
6. Mengurangi Daging Merah
Daging merah ternyata dapat memacu kanker usus. karena daging merah mengandung lemak jenuh dan juga kolesterol jahat.
7. Makan Ikan
Untuk melawan kanker ikan sangat bagus karena mengandung asam lemak omega-3 yang sangat berperan untuk melindungi dari pertumbuhan sel kanker. Tapi jangan memasak ikan terlalu matang karena dapat mengakibatkan nutrisi yang dikandungnya menjadi hilang.
8. Makan Paprika
Paprika merah dan juga kuning kaya akan lykopene yang dapat membantu mencegah kanker. Makanya paprika sangat dianjurkan untuk dikonsumsi bagi mereka yang memiliki resiko kanker atau pasien kanker.
9. Bergerak dan Berkeringat
Dengan bergerak dan berkeringat mampu membantu menghilangkan racun dari dalam tubuh. Makanya untuk mendapatkan keringat sehat Sobat harus berolahraga secara teratur. Gak usaha olahraga yang berat cukup berjalan atau berlari di atas treadmill secara teratur saja sudah cukup.
10. Makan Bawang putih
Makan bawang putih sangat bermanfaat sekali karena bawang putih mampu melawan kanker sekaligus mampu meningkatkan ketebalan tubuh.
11.Minum Air
Dengan minum Air maka bisa membantu mengeluarkan racun di dalam tubuh. Dengan meminum air secara cukup setiap harinya maka Sobat dapat membersihkan sitem tubuh. Jika sobat tidak ada masalah dengan ginjal minumlah air yang banyak setiap harinya.
12. Gunakan Plastik yang berkualitas
Plastik berdampak buruk terhadap penyakit kanker apalagi plastik tersebut berkualitas rendah atau buruk karena dapat mengalami degenerasi seiring berjalannya waktu. Untuk itu mulai sekarang pilihlah plastik dengan kualitas bagus atau kalau mungkin gunakan wadah selain plastik.
13. Memakai Masker
Sekarang polusi udara sangat berbahaya untuk kesehatan. Bahkan beberapa kota besar polusi udaranya memiliki level yang sama bahanya dengan asap rokok. Untuk itu pakailah masker untuk menutupi hidung dan mulut sehingga sobat bisa terhindar dari racun yang menyebar melalui udara.
19.12 | 0 komentar | Read More

Inilah Mungkin 9 Alasan Cinta Anda Tak Terbalas oleh Si Dia

KOMPAS.com  Hal paling menyenangkan dalam hubungan cinta adalah bisa bersama dengan orang yang Anda cintai. Namun, tidak semua hubungan cinta bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kenyataannya, banyak juga lho orang yang hanya bisa memendam cinta dan cintanya bertepuk sebelah tangan.
http://b.vimeocdn.com/ts/143/977/143977212_640.jpg
Ketika mengalami hal ini, sudah pasti Anda harus melupakannya dan move on. Ini tidak mudah karena sangat sulit melupakan orang yang benar-benar Anda cintai dan merelakannya bersama perempuan lain. Tetapi, kalau dipikir-pikir, kenapa sih si dia tidak mencintai Anda?

1. Anda berusaha terlalu keras untuk mendapatkannya.
Ketika menyukai seseorang, Anda pasti berusaha untuk mendekatinya dengan berbagai cara. Terkadang cara merayu ini terlihat terlalu agresif dan Anda terlihat sangat membutuhkannya. Sikap seperti ini bisa membuat pria jadi ilfil. Pria punya sifat sebagai pengejar sehingga mereka lebih suka jadi sosok yang mengejar dan bukan dikejar-kejar. Jadi, jika Anda tertarik dengan seorang pria, sebaiknya beri saja petunjuk dan sinyal-sinyal bahwa Anda tertarik agar ia penasaran dan mulai mengejar Anda.

2. Anda bukan tipenya. Perempuan mana pun pasti sakit hati saat cintanya ditolak, apalagi saat si dia bilang kalau Anda bukan tipe perempuan yang diinginkannya. Sekalipun begitu, jangan pernah berpikir untuk mengubah diri Anda hanya untuk menjadi orang yang tepat untuknya. Jika ingin berubah, sebaiknya berubahlah untuk diri Anda sendiri agar menjadi orang yang lebih baik.

3. Dia hanya ingin berteman.
Ketika sedang bersama Anda, apa si dia suka membicarakan tipe perempuan yang disukainya atau langsung menyebutkan siapa orang yang disukainya? Kalau memang begini, sudah pasti dia hanya hanya menganggap Anda sebagai temannya. Bisa juga karena Anda dari awal sudah menolak atau tak menyadari sinyal-sinyal cintanya di awal pertemanan. Akibatnya, saat si dia sudah menyerah, Anda baru sadar kalau Anda menyukainya.

4. Dia tak tahu Anda menyukainya. Sudah memberi sinyal dan meninggalkan petunjuk kecil bahwa Anda menyukainya, tetapi si dia tak juga mengejar Anda? Hmm... mungkin dia memang benar-benar tidak sadar kalau Anda suka kepadanya. Kalau sudah begini, Anda bisa membuat petunjuk ini jadi lebih jelas dengan menggunakan kata-kata yang secara halus mengekspresikan perasaan Anda. Jangan katakan terus terang kalau Anda jatuh cinta kepadanya. Cukup goda saja dirinya untuk membuat dia lebih tertarik.

5. Dia belum siap pacaran. Banyak perempuan yang belum menyadari hal ini, tetapi beberapa pria memiliki cara untuk mengetahui apakah seorang perempuan cocok untuk jadi pasangannya. Proses ini memakan waktu yang cukup lama karena ia masih bimbang untuk memutuskan langkah hubungan selanjutnya. Jika sangat sulit dan Anda merasa terlalu lama menunggu, ini berarti Anda memang harus melupakan dirinya.
6. Dia di bawah pengaruh keluarganya. Cinta bertepuk sebelah tangan belum tentu tak berarti si dia tak suka kepada Anda. Bisa jadi alasan Anda dan dia tak bisa bersatu adalah karena tekanan dari keluarga atau teman-teman yang mungkin menganggap Anda bukan calon pasangan yang tepat untuknya. Jika hal ini terjadi, lupakan saja dia karena dia bukan pria sejati yang bisa memiliki pendapat sendiri mengenai siapa orang yang baik untuknya.
7. Dia pikir Anda tak memenuhi syarat. Anda pasti punya kriteria tersendiri saat mencari pasangan. Sadarilah bahwa tak cuma Anda yang punya daftar ini. Cobalah tanyakan kepadanya seperti apa tipe perempuan idamannya, apakah Anda masuk dalam kriterianya? Jika tidak, Anda tahu jawaban atas perasaan cinta Anda kan?

8. Dia tak punya waktu untuk Anda. Mencintai seorang workaholic? Seorang pria seperti ini sudah punya prioritas yang jelas dalam hidupnya, yaitu karier. Baginya, bisa jadi pekerjaannya lebih menarik daripada hubungan cinta dengan Anda.

9. Dia tahu bisa memiliki Anda dengan mudah. Saat jatuh cinta, ada gerak-gerik Anda yang tanpa sadar menunjukkan perasaan Anda kepadanya. Ketika pria menangkap tanda-tanda ini, kebanyakan pria berpikir bahwa mereka bisa dengan mudah memiliki Anda. Karena itu, mungkin saja mereka berpikir bahwa Anda pasti selalu ada untuknya setiap saat. Akibatnya, mereka jadi lebih suka untuk menjalin hubungan tanpa status dengan Anda sambil mengencani perempuan lain.
19.07 | 0 komentar | Read More

Kisah nyata seorang Istri yang Mempunyai Hati Bagai Malaikat

by: https://www.facebook.com/media/set/?set=a.276168039160650.57653.193918757385579&type=3
Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..
Pernikahan kami sederhana namun meriah…..
http://yunadha1881.files.wordpress.com/2012/08/muslim-couple1.jpg?w=500&h=355
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..
Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya. Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku,
Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.

Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu dan adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku, didepan suamiku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suamiku, aku dihina-hina oleh mereka…

Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suamiku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang dan malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.

Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salamku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari matanya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …

“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan dan mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain, pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”

Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”

Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”

“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mamaku”, jawabnya tegas.

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanyaku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.

”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjutnya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang dan cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium tiga.

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.

Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk, kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..

Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaannya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasanya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yang bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.

Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku? Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah..

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.
Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya dan menyiapkan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.

“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.

“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..
—————————————-
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“

Masya Allah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.

‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”

Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“

“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.

Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..

————————————————————–

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku

save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…

“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

————————————————

Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”

”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu..“

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

———————————————–

Keesokan harinya…

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..

Aku merasakan tanganku basah..

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”

“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami.

Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?

Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?

Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”

—————————————————

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka ayah..

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?

Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..

Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ?

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.

Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan

ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi..

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..

Engkau Maha Adil..

Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.

Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?

Ayah.. aku masih tak rela..

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku.

”Ayah.. aku kangen Ayah..”

=====================================================

’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..

Bunda akan selalu hidup dihati ayah..

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..

Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..

’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.

Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja..

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah Ayah disana Bunda..

Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..

’’Ayah Sayang Bunda….’’

SILAHKAN DI SHARED UKTHY/ AKHY

SEMOGA BERMANFAAT
19.03 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata Tentang Ipar Itu Maut


by: https://www.facebook.com/notes/penerbit-shafa-publika/kisah-tentang-ipar-itu-maut/265338156816984
sumber : Chicken Shoup for muslim  penerbit sukses publishing Halaman 105-122



Khalid duduk di ruang kerjanya dengan pikiran yang diliputi kesedihan dan kegalauan. Shaleh, kawannya, memperhatikan kegalauan dan kesedihan itu di wajahnya. Ia berdiri dari mejanya dan mendekati Khalid, lalu berkata padanya:
“Khalid, kita ini berteman layaknya bersaudara sejak sebelum kita sama-sama bekerja. Aku perhatikan sejak seminggu ini selalu termenung, tidak konsentrasi. Engkau kelihatan begitu galau dan bersedih…”

Khalid terdiam sejenak. Kemudian ia berkata:
“Terima kasih atas kepedulianmu, Shaleh...Aku merasa memang membutuhkan seseorang yang dapat mendengarkan masalah dan kegelisahanku, barangkali itu bisa membantuku untuk mencari jalan keluarnya…”
Khalid memperbaiki duduknya, lalu menuangkan segelas teh kepada kawannya, Shaleh. Kemudian ia berkata lagi:
 “Masalahnya, wahai Shaleh, seperti yang engkau tahu aku sejak menikah 8 bulan lalu, aku dan istriku tinggal sendiri di sebuah rumah. Namun masalahnya adikku yang paling kecil, Hamd, yang berusia 20 tahun baru saja menyelesaikan SMA-nya dan diterima di salah satu universitas di sini. Dia akan datang satu atau dua minggu lagi untuk memulai kuliahnya. Ayah dan ibuku memintaku bahkan mendesakku agar Hamd dapat tinggal bersamaku di rumahku daripada ia harus tinggal di asrama mahasiswa bersama teman-temannya. Mereka takut nanti dia terseret mengikuti kawan-kawannya!

Aku menolak hal itu, karena kamu tahu kan bagaimana seorang pemuda yang sedang puber seperti itu. Keberadaannya di rumahku akan menjadi bahaya besar. Kita semua sudah melewati masa remaja seperti itu. Kita tahu betul bagaimana kondisinya. Apalagi aku terkadang keluar dari rumah, sementara ia akan tetap berada di kamarnya. Mungkin juga aku pergi untuk beberapa hari untuk urusan pekerjaan…dan banyak lagi…
Aku harus pula sampaikan padamu bahwa aku sudah menanyakan kepada salah seorang Syekh terkait masalah ini, dan beliau mengingatkanku untuk tidak mengizinkan siapapun, meski itu saudaraku sendiri untuk tinggal bersamaku dan bersama istriku di rumah. Beliau mengingatkanku tentang sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Ipar itu adalah maut.”

Maksudnya bahwa hal paling berbahaya bagi seorang istri adalah kerabat-kerabat dekat sang suami, seperti saudara dan pamannya, karena mereka biasanya dengan mudah masuk ke dalam rumah. Dan tidak ada yang meragukan bahwa fitnah yang sangat besar dan berbahaya dapat terjadi di sini.
Lagi pula, engkau pasti tahu, wahai Shaleh, kita seringkali ingin berdua saja dengan istri di rumah agar kita bisa beristirahat bersamanya dengan selapang-lapangnya. Dan ini sudah pasti tidak bisa terwujud jika adikku, Hamd, tinggal bersama kami di rumah…”

Khalid terdiam sejenak. Ia meneguk teh yang ada di depannya. Kemudian ia melanjutkan kembali ucapannya:
“Aku sudah menjelaskan semuanya kepada ayah dan ibuku. Bahkan aku bersumpah bahwa yang aku inginkan adalah kebaikan untuk adikku, Hamd. Namun mereka justru marah kepadaku, mereka menyerangku di depan semua keluarga, menganggapku sudah durhaka, bahkan menyebutku berprasangka buruk kepada adikku, padahal ia menganggap istriku seperti kakaknya sendiri. Mereka mengira aku dengki pada adikku karena aku tidak menghendaki ia melanjutkan pendidikan tingginya…”

 “Yang lebih berat dari itu semua, wahai Shaleh, adalah karena ayahku telah mengancamku dengan mengatakan bahwa ini akan menjadi citra buruk dan aib besar di tengah keluarga, karena bagaimana adikku bisa tinggal bersama orang lain sementara rumahku ada. Ayahku mengatakan: ‘Demi Allah, jika Hamd tidak tinggal bersamamu, aku dan ibumu akan marah padamu hingga kami mati. Kami tidak pernah mengenalmu sejak hari ini, dan kami akan berlepas diri darimu di dunia sebelum di akhirat…”

Khalid menundukkan kepalanya sejenak, lalu kembali berujar:
“Sekarang aku sungguh bingung tidak tahu berbuat apa. Dari satu sisi, aku ingin menyenangkan hati ayah dan ibuku, tapi di sisi lain aku tidak ingin mengorbankan kebahagiaan keluargaku. Nah, sekarang bagaimana pandanganmu, wahai Shaleh, terhadap masalah yang sangat berat ini?”

Shaleh memperbaiki duduknya. Ia kemudian mengatakan:
“Tentu engkau ingin mendengarkan pendapatku sejelas-jelasnya dalam masalah ini, bukan? Karenanya izinkan aku untuk mengatakan kepadamu, wahai Khalid, bahwa engkau benar-benar seorang peragu dan bimbang. Sebab jika tidak begitu, untuk apa semua persoalan dan masalah ini terjadi bersama kedua orang tuamu? Bukankah engkau tahu bahwa ridha Allah itu bergantung pada ridha kedua orang tua, begitu pula kemurkaan-Nya bergantung pada kemurkaan mereka berdua? Lagi pula jika adikmu tinggal serumah denganmu, ia akan membantumu menyelesaikan urusan rumah. Dan ketika engkau tidak ada di rumah untuk suatu urusan, ia akan menjaga rumahmu selama engkau pergi.
Shaleh sengaja diam sebentar. Ia ingin melihat bagaimana reaksi Shaleh terhadap apa yang diucapkannya. Kemudian ia melanjutkan dengan mengatakan:

“Lagi pula aku ingin bertanya padamu: mengapa engkau berburuk sangka pada adikmu sendiri? Apa kamu lupa Allah melarang kita berburuk sangka kepada orang lain? Coba katakan padaku: bukankah engkau percaya dengan istrimu? Bukankah engkau percaya kepada adikmu?”

Khalid segera memotongnya:
“Aku percaya kepada istriku dan juga adikku, tapi…”
 “Kita kembali lagi menjadi ragu dan percaya pada praduga-praduga…,” potong Shaleh. “Percayalah, wahai Khalid, adikmu Hamd akan menjadi penjaga yang amanah untuk rumahmu, baik ketika engkau ada ataupun tidak. Ia tidak mungkin akan mengganggu istri kakaknya karena ia sudah menganggapnya seperti kakaknya. Dan coba tanyakan pada dirimu sendiri, wahai Khalid, jika adikmu Hamd kelak menikah, apakah engkau sempat berpikir untuk mengganggu istrinya? Aku yakin jawabnya tidak, bukan?

Lalu kenapa engkau harus kehilangan ayahmu, ibumu dan saudaramu? Keluargamu akan berpecah hanya karena praduga-praduga seperti itu? Gunakanlah akal sehatmu. Buatlah ayah dan ibumu ridha agar Allah juga ridha pada-Mu. Dan jika engkau setuju, biarlah adikmu Hamd, tinggal di bagian depan dari rumahmu, kemudian kuncilah pintu pemisah antara bagian depan rumahmu dengan ruangan-ruangan lain.”
Khalid akhirnya bisa menerima penjelasan kawannya, Shaleh. Di hadapannya, ia tidak punya pilihan selain menerima adiknya, Hamd untuk tinggal bersamanya di rumahnya.

Beberapa hari kemudian, Hamd pun tiba. Khalid menjemputnya di bandara. Mereka kemudian meluncur menuju rumah Khalid di mana Hamd akan menempati bagian depannya. Dan seperti itulah yang terjadi selanjutnya…
Hari demi hari terus berganti. Ia bergulit mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Dan kini kita telah berada di empat tahun setelah perisitiwa itu…

Kini Khalid telah genap berusia 30 tahun. Ia telah menjadi ayah bagi tiga orang anak. Sementara Hamd kini telah memasuki tahun terakhir perkuliahannya. Ia sudah hampir menyelesaikan kuliahnya di universitas. Kakaknya, Khalid telah berjanji untuk mengupayakan pekerjaan yang layak untuk adiknya di universitas itu, dan membolehkannya tetap tinggal di rumah itu hingga ia menikah dan pindah dengan istrinya ke rumah tersendiri.
Pada suatu malam, ketika Khalid baru saja pulang ke rumahnya dengan mengendarai mobilnya…Ia melintas di jalan yang bertepian dengan rumahnya. Tiba-tiba dari jauh ia melihat seperti dua sosok hitam di pinggir jalan. Ketika ia mendekat, ternyata seorang ibu tua dengan seorang gadis yang terbaring di tanah menangis kesakitan. Sementara sang ibu tua it uterus berteriak meminta tolong:
“Tolong!! Toloooong kami!”

Khalid sungguh heran dengan pemandangan itu. Rasa ingin tahunya mendorongnya untuk mendekat lebih dekat lagi dan bertanya mengapa mereka berdiri di pinggir jalan seperti itu.
Ibu tua itupun menceritakan padanya bahwa mereka bukanlah penduduk kota itu. Mereka baru sepekan saja berada di situ. Mereka tidak mengenal siapapun di sini, dan bahwa gadis itu adalah anaknya, suaminya sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Dan sekarang si anak itu mengalami sakit melahirkan sebelum waktunya. Anaknya hampir mati karena rasa sakit yang luar biasa itu, sementara mereka tidak menemukan seorang pun yang dapat mengantar mereka ke rumah sakit.

Ibu tua itu meminta tolong dan memohon-mohon padanya sembari mengucurkan air mata: “Tolonglah, aku akan mencium kedua kakimu….bantulah aku dan anakku ke rumah sakita terdekat! Semoga Allah menjagamu, istrimu dan anak-anakmu dari semua musibah.”

Air mata ibu tua dan erangan kesakitan gadis itu membuatnya terenyuh. Ia benar-benar merasa kasihan. Dan karena dorongan untuk membantu orang kesulitan, ia pun setuju untuk membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Ia segera menaikkan mereka ke mobilnya, dan secepatnya meluncur ke rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, ibu tua itu tidak putus-putusnya mendoakan kebaikan dan keberkahan untuk Khalid dan keluarganya.
Tidak lama kemudian, mereka pun sampai ke rumah sakit. Setelah menyelesaikan urusan administrasinya, gadis itu kemudian dimasukkan ke dalam ruang operasi untuk menjalani operasi cesar, karena ia tidak mungkin melahirkan secara normal.

Karena ingin berbuat baik, Khalid merasa kurang enak jika segera pergi dan meninggalkan ibu tua itu bersama putrinya di sana sebelum ia merasa yakin betul akan keberhasilan operasi itu dan bayi yang dikandungnya keluar dengan selamat. Ia pun menyampaikan kepada ibu tua itu bahwa ia akan menunggunya di ruang tunggu pria. Ia meminta pada ibu itu untuk mengabarinya jika operasi itu selesai dan proses melahirkan itu berhasil dengan selamat. Khalid kemudian menghubungi istrinya dan menyampaikan bahwa ia akan sedikit terlambat pulang ke rumah. Ia menenangkan istri bahwa ia baik-baik saja.

Khalid pun duduk di ruang menunggu khusus pria. Ia menyandarkan punggungnya ke tembok, dan kelihatannya ia sangat mengantuk. Ia pun tertidur tanpa ia sadari. Khalid tidak pernah tahu berapa lama waktu berjalan selama ia tertidur. Namun yang ia ingat betul adalah pemandangan yang tidak akan pernah ia lupakan untuk selamanya…Ketika ia tiba-tiba terbangun oleh suara dokter jaga dan dua petugas keamanan yang mendekatinya, sementara si ibu tua tadi berteriak-teriak sambil menunjuk ke arahnya: “Itu dia! Itu dia!!”
Khalid sangat terkejut dengan kejadian itu. Ia berdiri dari tempat duduknya dan segera mendatangi ibu tua itu, lalu berkata: “Apakah proses kelahirannya berhasil, Bu?”

Dan sebelum ibu tua itu mengucapkan sesuatu, seorang petuga keamanan mendekatinya dan bertanya: “Anda Khalid?”
“Iya, benar,” jawabnya.
“Kami ingin Anda datang sekarang juga ke ruang kepala keamanan!” ujar petugas itu.
Semuanya akhirnya masuk ke ruang kepala keamanan dan mengunci pintunya. Ketika itulah, ibu tua itu kembali berteriak dan memukul-mukul badannya sendiri. Ia mengatakan: “Inilah penjahat keji itu!! Aku harap kalian tidak melepaskan dan membiarkannya pergi! Duhai malangnya nasibmu, wahai putriku!”

Khalid hanya bisa terkejut penuh kebingungan, tidak memahami apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Ia tidak sadar dari kebingungannya kecuali setelah polisi itu mengatakan:
“Ibu tua ini mengaku bahwa engkau telah berzina dengan putrinya. Engkau telah memperkosanya hingga hamil. Lalu ketika ia mengancammu untuk melaporkan ini pada polisi, engkau berjanji akan menikahinya. Namun setelah melahirkan, kalian akan meletakkan anak bayi itu di pintu salah satu mesjid agar ada orang baik yang mau mengambilnya untuk membawanya ke panti sosial!”

Khalid benar-benar terkejut mendengarkan ucapan itu. Dunia menjadi gelap di matanya. Ia tidak lagi bisa melihat apa yang ada di depannya. Kalimat-kalimatnya tertahan di kerongkongannya. Hingga tiba-tiba saja ia terjatuh, tidak sadarkan diri.

Tidak lama kemudian, Khalid tersadar dari pingsannya. Ia melihat dua orang petugas keamanan bersama di dalam ruangan itu. Seorang polisi khusus yang ada di situ segera mengajukan pertanyaan untuknya:
“Khalid, coba sampaikan yang sebenarnya. Karena kalau kami melihat sosokmu, nampaknya engkau adalah seorang yang terhormat. Penampilanmu menunjukkan bahwa engkau bukanlah pelaku yang melakukan kejahatan seperti ini.”
Dengan hati yang sangat hancur, Khalid mengatakan:
“Tuan-tuan, apakah seperti balasan untuk sebuah kebaikan? Apakah seperti ini kebaikan itu dibalas? Aku adalah seorang pria terhormat dan baik-baik. Aku sudah menikah dan punya tiga orang anak: Sami, Su’ud dan Hanadi. Dan aku tinggal di lingkungan baik-baik…”

Khalid tidak bisa menguasai dirinya. Air matanya mengalir deras dari kedua pelupuk matanya. Kemudian ketika ia mulai tenang, ia pun menceritakan kisahnya dengan ibu tua dan putrinya itu secara lengkap.
Dan ketika Khalid selesai menyampaikan informasinya, polisi itu berkata padanya:
“Tenanglah! Aku percaya bahwa engkau tidak bersalah. Tapi persoalannya adalah semuanya harus berjalan sesuai prosedur. Harus ada bukti yang menunjukkan ketidakbersalahanmu dalam masalah ini. Perkaranya sangat mudah dalam kasus ini. Kami hanya akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium medis khusus yang akan menyingkap hakikat sebenarnya.”

“Hakikat apa?” potong Khalid. “Hakikat bahwa aku tidak bersalah dan seorang yang terhormat? Apakah kalian tidak mempercayaiku?”
Keesokan paginya, selesailah pengambilan sampel sperma milik Khalid untuk kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dan diteliti. Khalid duduk bersama polisi khusus di sebuah ruangan lain. Ia tak putus-putusnya berdoa dan meminta kepada Allah agar menunjukkan apa yang sebenarnya telah terjadi!

Kurang lebih dua jam kemudian, datanglah hasil pemeriksaan tersebut. Hasilnya sungguh mengejutkan. Pemeriksaan itu menunjukkan bahwa Khalid sama sekali tidak bersalah dalam masalah ini. Itu sepenuhnya adalah tuduhan dusta. Khalid tak kuasa menahan rasa gembiranya. Ia bersujud kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukurnya karena Ia telah menunjukkan ketidakbersalahannya dalam kasus itu. Petugas polisi itupun meminta maaf atas gangguan yang mereka munculkan. Kemudian si ibu tua dan putrinya itupun ditangkap dan dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Khalid berusaha untuk berpamitan kepada dokter spesialis yang telah melakukan pemeriksaan tersebut, karena telah menjadi sebab kebebasannya dari tuduhan keji itu. Ia pun pergi menemui sang dokter di ruangannya untuk berpamitan dan berterima kasih. Namun dokter itu justru memberikan kabar kejutan padanya:

“Jika Anda berkenan, saya ingin berbicara dengan Anda secara khusus beberapa menit…”
Dokter itu nampak agak gugup, lalu seperti berusaha mengumpulkan keberaniannya ia berkata:
“Khalid, sebenarnya dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, saya khawatir Anda mengidap sebuah penyakit! Tapi saya belum bisa memastikannya. Karena itu saya harap Anda berkenan untuk melakukan beberapa pemeriksaan lagi untuk istri dan anak-anak Anda agar saya bisa memastikannya dengan yakin…”

Dengan perasaan dan raut wajah penuh keterkejutan dan kekhawatiran, Khalid pun berkata:
“Dokter, tolong kabarkan pada apa yang sedang kuderita…aku rela menerima semua takdir Allah bagiku. Yang paling penting bagiku adalah anak-anakku yang masih kecil. Aku siap mengorbankan apa saja untuk mereka…”
Lalu ia menangis tersedu-sedu. Dokter berusaha untuk menenangkannya dan berkata:

“Sebenarnya saya tidak bisa mengabari Anda sekarang sampai saya benar-benar yakin dengan hal itu. Boleh jadi keraguanku tidak pada tempatnya. Tapi segeralah bawa ketiga anakmu ke sini untuk pemeriksaan.”
Beberapa jam kemudian, Khalid pun membawa istri dan anak-anaknya ke rumah sakit itu. Selanjutnya mereka diperiksa dan diambil sampel-sampelnya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah itu, ia membawa mereka pulang lalu ia kembali lagi ke rumah sakit untuk menemui dokter itu lagi. Ketika mereka berdua sedang mengobrol, tiba-tiba telefon genggam Khalid berbunyi. Ia mengangkatnya dan berbicara kepada orang yang menelponnya beberapa menit.

Kemudian setelah selesai, ia kembali melanjutkan pembicaraannya dengan dokter yang mendahuluinya dengan pertanyaan: “Siapa orang yang padanya kau sampaikan untuk tidak membongkar pintu apartemen itu?”
 “Ia adikku, Hamd. Ia tinggal bersama kami dalam satu apartemen. Ia telah menghilangkan kuncinya dan memintaku untuk segera pulang agar dapat membuka kunci pintu yang tertutup itu,” jawab Khalid.
“Sejak kapan ia tinggal bersama kalian?” tanya dokter heran.
“Sejak empat tahun yang lalu,” jawab Khalid. “Saat ini, ia sedang menyelesaikan tahun terakhirnya di universitas.”
“Bisakah engkau menghadirkannya pula besok untuk juga diperiksa? Kami ingin memastikan apakah penyakit ini keturunan atau bukan?” tanya dokter.

“Dengan senang hati, besok kami akan hadir ke sini bersama,” jawab Khalid.
Pada waktu yang telah ditentukan, Khalid dan Hamd, adiknya, hadir di rumah sakit. Dan akhirnya selesai pula pemeriksaan laboratorium terhadap sang adik. Dokter kemudian meminta Khalid untuk menemuinya satu pekan dari sekarang untuk mengetahui hasil akhirnya…

Sepanjang pekan itu, Khalid hidup dalam kegalauan dan kegelisahan. Pada waktu yang dijanjikan, Khalid pun datang pada minggu berikutnya. Dokter menyambutnya dengan hangat. Ia juga memesankan segelas lemon untuknya agar ia lebih tenang. Dokter mengawali penjelasannya dengan mengingatkan Khalid betapa pentingnya bersabar menghadapi musibah, dan memang demikianlah dunia itu!

Khalid memotong pembicaraan dokter itu dengan mengatakan:
“Tolong, Dokter, Anda jangan membakar tubuhku lebih lama lagi. Aku sudah siap untuk menanggung penyakit apapun yang menimpaku. Ini telah menjadi takdir Allah untukku. Apa yang sebenarnya telah terjadi, Dokter?”

Dokter itu menganggukkan kepalanya lau berkata:
“Seringkali, hakikat yang sebenarnya itu begitu menyakitkan, keras dan pahit! Tapi harus diketahui dan dihadapi! Sebab lari dari masalah tidak akan menyelesaikannya dan tidak akan mengubah keadaan.
Dokter itu terdiam sebentar. Lalu ia pun menyampaikan yang sebenarnya:
“Khalid, mohon maaf, sebenarnya Anda itu mandul dan tidak bisa punya anak…, Ketiga anak itu bukan anak Anda. Mereka adalah anak adik Anda, Hamd.”

Khalid tidak mampu mendengarkan kenyataan pahit itu. Ia berteriak histeris hingga teriakannya memenuhi penjuru rumah sakit. Lalu ia jatuh tak sadarkan diri.
Dua minggu kemudian, barulah ia sadar dari ketidaksadarannya yang panjang. Namun ketika ia sadar, ia telah menemukan hidupnya hancur berkeping-keping.
Khalid mengalami stroke di setengah bagian tubuhnya. Kewarasannya hilang akibat berita yang menyakitkan itu. Ia akhirnya dipindahkan ke rumah sakit jiwa untuk melewati hari-harinya yang tersisa.
Adapun istrinya, maka ia telah diserahkan kepada Mahkamah Syariat untuk membenarkan pengakuannya lalu dihukum dengan hukum rajam hingga mati.

Sedangkan adiknya, Hamd, ia sekarang berada di dalam penjara menunggu keputusan hukum yang sesuai dengan kejahatannya.
Sedangkan ketiga anak itu, mereka dipindahkan ke panti sosial untuk akhirnya hidup bersama anak-anak yatim dan mereka yang dipungut dari jalanan. Begitulah, sunnatullah berlaku: “Ipar itu adalah maut.”
‘Dan engkau tak akan menemukan perubahan pada ketentuan Allah.” 



18.53 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata dan Sedih: Semua Sudah Terlambat Saat Aku Tahu Kau Mencintaiku

by: http://ide-inspirasi-nasihat.blogspot.com/2013/02/kisah-nyata-semua-sudah-terlambat-saat.html
Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding menyimpan perasaan mendalam pada seseorang. Pengakuan itu belum sempat terucap, tetapi dia yang aku cintai sudah pergi selamanya. Dia pergi tanpa tahu bahwa aku mencintainya.
 
Sebut saja namaku Putri, aku berusia 25 tahun saat kisah ini terjadi. Kisahku mungkin klise, aku jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Panji. Dia adalah kakak kelasku saat kami masih sekolah di SMA yang sama. Saat kelas tiga, dia pindah ke kota lain. Tetapi takdir mempertemukan kami kembali di kampus yang sama, saat kami menempuh kuliah S2.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7YP2LJvxBUA_HVHlVWFi9clfMGWT8lhmxZc4olLn28U6RWb1BwXERWeiUqQCVEyS0hbzZI3Bx2fZs9pwnzNpwFABFJpJr2tIwhpVPWsc8MlpigyA3LWLfhFCyaX_zG1dAKRHt4hv5W0zJ/s1600/hidup.jpg
Ada satu hal yang selalu aku simpan dalam hatiku, aku jatuh cinta padanya. Sejak masih duduk di bangku SMA, aku selalu curi-curi pandang ketika jam istirahat. Kadang aku sengaja pamit ke toilet hanya untuk melihatnya bermain basket saat kelasnya ada pelajaran olahraga. Walaupun hanya menatapnya selama 5 menit, rasanya kebahagiaanku penuh sepanjang hari.
Remaja selalu malu-malu mengungkapkan isi hatinya, apalagi aku yang memang punya sifat pemalu. Hampir tidak ada sinyal cinta yang aku kirim padanya. Aku tidak seberani teman-temanku yang bisa titip salam atau terang-terangan mengatakan suka pada cowok yang mereka suka. Jadilah aku memendam perasaanku. Mungkin ini masih cinta monyet, yang akan memudar seiring berjalannya waktu. Dan suatu saat kelak, aku akan benar-benar jatuh cinta di tingkat yang lebih serius dengan pria lain.
Nyatanya perkiraanku salah. Walaupun saat kuliah S1 aku sempat berpacaran dengan pria lain (namanya Yanuar), aku tetap meletakkan kenangan akan Panji dalam hatiku. Singkat cerita, saat aku mengambil S2, aku bertemu lagi dengan Panji. Takdir tersebut membawaku pada rahasia yang terpendam. Hatiku kembali berdetak, kembali merasakan indahnya jatuh cinta hanya dengan menatap kedua matanya. Perasaan yang tidak pernah aku rasakan dengan Yanuar.
Beberapa kali kami berada di kelas yang sama. Dia masih Panji yang ramah dan suka bercanda. Hubungan kami tetap dekat, tapi tetap saja, tidak ada keberanian untuk mengungkapkan rasa cintaku padanya. Bagaimana aku bisa menyatakan perasaanku, ada Yanuar yang masih menjadi pacarku. Egois memang, aku bahkan sering merasa bersalah pada Yanuar, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku. Jika saja Panji mengajakku untuk jadi kekasihnya, atau bahkan istrinya, aku tidak akan menolak.
Sayangnya, takdir yang mempertemukan kami harus berakhir. Suatu hari, di sebuah musim penghujan di akhir bulan Desember, Panji mengalami kecelakaan. Dua hari dia dirawat di UGD, tetapi nyawanya tidak tertolong. Dia pergi selama-lamanya.
Duniaku hancur,
setiap inci tubuhku menjerit akan kepergiannya,
aku bahkan tidak bisa lagi merasakan sakitnya hatiku,
seolah ada bagian tubuhku yang hilang,
jika diibaratkan, aku bagai guci yang pecah berkeping-keping.
Aku hadir dalam pemakamannya. Aku hadir dalam setiap acara doa yang dilakukan keluarganya setiap malam. Di duka yang teramat sangat, ibu Panji memintaku untuk menemaninya, setelah para tamu pulang.
"Mbak, mbak ini temannya Panji yang namanya Putri kan?" ujar wanita tua itu. Aku bisa melihat ada duka mendalam di balik senyumnya.
Aku mengangguk, lalu wanita itu mengajakku ke sebuah ruangan, yang menurutnya adalah kamar Panji.
Wanita itu menceritakan sebuah rahasia yang tidak aku ketahui. "Anak ibu.. Panji, dia pernah bilang bahwa dia suka dengan Putri, cinta," lanjutnya.
Detik demi detik berlalu, aku mendengarkan pengakuan ibu Panji bahwa putranya ternyata memendam rahasia. Ternyata selama ini Panji melakukan hal yang sama denganku, diam-diam merahasiakan perasaannya. Bahkan sejak masih di bangku SMA.
"Waktu itu Panji pernah bilang, sekarang Putri sudah punya pacar, mungkin harus menunggu nak Putri putus dulu, baru dia berani jujur," lanjut ibu Panji dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.
Aku tidak bisa menahan air mataku, aku menangis di dalam pelukan ibu Panji. Aku menangis hingga dadaku terasa ingin meledak.
Aku menyesal,
sangat menyesal.
Aku tidak sempat mengatakan bagaimana perasaanku padanya.
Hingga detik ini, penyesalan itu masih ada. Masih mengganjal di dalam lubuk hatiku yang terdalam. Rasanya bahkan jauh lebih berat dibandingkan saat Panji masih hidup.
Kau bisa mendengar doa-doaku tiap malam, Panji?
Aku merindukanmu.
+++++++++++++++++++
(¸.•¨¯`* Jodoh,  rezeki,  maut, adalah rahasia-Nya, namun apabila kita tidak mengupayakannya maka Jodoh dan rezeki itu tidak akan pernah datang kepada kita. maka jemputlah jodohmu. Sebab jodohmu adalah rezekimu, namun rezekimu bukan merupakan jodoh.
(¸.•¨¯`*  Jika  jodoh datang menghampirimu dan merasakan dia selalu bersemayam di hati kita, maka dekatkanlah dan eratkanlah jodohmu itu, panggil dan sapalah dia. Sebab Allah telah memilihkan jodohmu untuk dia. Wanita yang baik pastilah mendapatkan pria yang baik! 
(¸.•¨¯`* Jangan kedepankan rasa egomu sebab Allah murka dengan egomu, sehingga setan dan iblis pun dengan senang hati menyelimuti hatimu sehingga membuat egomu menjauhkan jodohmu sendiri. 
(¸.•¨¯`* Tidak ada kamus dalam kehidupan jika seorang wanita harus terlebih dahulu menghubungi si dia, maka harkat dan martabatnya akan jatuh, begitu pula sebaliknya tidak ada nilai kelebihan jika seorang pria menghubungi wanita terlebih dahulu. Namun semuanya tergantung pada individu masing-masing...! Mau dilihat dari sudut pandang yang bagaimana sehingga harkat dan martabat kita jatuh, malu, dan merendahkan diri dihadapan orang lain...!!
(¸.•¨¯`*   Penyesalan selalu datang terlambat, jika penyesalan datangnya di depan maka manusia tidak akan pernah tahu bagaimana pengorbanan, bagaimana bentuk perjuangan, bagaimana bentuk derita, dan bagaimana rasanya sakit hati, dan bagaimana bentuk ujian dan cobaan ditimpakan kepadanya...
(¸.•¨¯`*   Hidup itu indah apabila kita saling mencintai, namun keindahan tak akan sempurna jika keduanya atau salah satu di antaranya hanya memendam perasaan saja.

(¸.•¨¯`*  Kunci kebahagiaan yang khakiki adalah munculnya naluri kejujuran setiap insan.

(¸.•¨¯`*  Putus cinta emang udah biasa, namun cinta terpendam tersiksa sampai mati...
(¸.•¨¯`* Kisah nyata di atas setidaknya menginsipirasi kita, bagaimana usaha kita dalam menjemput jodoh. 
18.48 | 0 komentar | Read More

( ARTI HIDUP ) Jenuh dan stress: sebuah proses hidup yang memang selalu terjadi




by: http://tantristory.wordpress.com/2013/06/16/jenuh-dan-stress-sebuah-proses-hidup-yang-memang-selalu-terjadi/
Pernah mendengar lagunya Rio Febrian yang judulnya hampir sama dengan kata awal dari judul tulisan saya kali ini? JENUH.. Kalau dalam bahasa ketanahan atau bahasa bekennya adalah bidang Geoteknik bidang saya, disebut sebagai SATURATED SOIL.. suatu kondisi dimana pori-pori tanah terisi penuh oleh air. Nah,disini saya tidak akan membahas tentang kondisi tanah yang jenuh air.. (#kalau mau bahasan tentang kondisi tanah jenuh air yang mempengaruhi kekuatan tanah menahan beban bangunan diatasnya,mungkin bisa bergabung dikelas saya semester depan.heheeee…), tetapi saya ingin bercerita tentang kondisi Jenuh dalam kehidupan.. (ceilee bahasanyaa… hehe..).. ndak ada sangkut pautnya yah dengan lagunya Rio febrian.. (#ndak ada korelasi antara kalimat pembuka paragraf ini dengan inti dari tulisan saya..wkwkwk.. nevermind laah.. :p )
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua manusia didunia ini pernah merasakan kejenuhan dalam hidupnya. Bukan hanya manusia, bahkan hewan dan tumbuhan mungkin saja merasa jenuh. Saya ambil contoh, anjing saya yang hanya sesekali dilepas rantainya untuk bebas berkeliaran, selalu merasa jenuh disiang bolong ketika harta karun makanan sudah habis (anjing saya punya kebiasaan mengubur sisa-sisa tulang makanannya sebagai camilan disiang bolong kalau dia lapar). Kalau tidak ada teman main, kalau tidak ada laler atau hewan-hewan yang lewat disekitarnya untuk dikejar, kalau sudah tidak ada barang-barang bergerak lain yang bisa dipakainya bermain, anjing saya pasti jenuh. Tapi agak wajar yah kalau anjing saja jenuh,karena dia ndak bisa buka labtop, baca novel atau jalan-jalan ke mall untuk menghilangkan jenuhnya..heeheee…
dan sekaraaaang.. saya jenuh sodaraaa sodaraaaa… Jenuh dengan beberapa aktifitas yang betul-betul membuat saya lelah dan kelelahan itu menumpuk dan terus ditumpuk dan akibatnya sayapun jenuh. Jenuh karena terlalu kelelahan.. heehee.. Kategori jenuh yang saya alami mungkin belum bisa digolongkan sebagai jenuh akut, tetapi akan bisa berangsur-angsur meningkat stadiumnya menjadi jenuh akut apabila saya tidak bisa mengendalikan “penyakit parah” ini. Bibit-bibit kelelahan saya bermula dari tahun lalu ketika beberapa pekerjaan dan beberapa kegiatan harus saya tangani dalam waktu yang bersamaan. terlalu banyak pekerjaan dan terlalu banyak kewajiban ditambah lagi masalah-masalah dalam ranah pribadi terus menghempas kehidupan saya..(ceilee bahasanyaa..beraaatt…). Sehingga sayapun kelelahan, hingga akhirnya sayapun merasa kejenuhan dengan aktivitas yang terlalu banyak. Terlalu berambisi kadang membuat siempunya ambisi menjadi kelelahan hingga akhirnya masuk ke fase kejenuhan.
Awalnya saya tidak menyadari bahwa “pengakit parah” ini bisa berdampak negatif pada saya. Ketika saya merasa jenuh dengan berbagai aktifitas yang menumpuk dan berbagai target yang harus dicapai, saya mengalihkan kejenuhan tersebut ke kegiatan yang lebih menyenangkan. Namun, setelah beralih sebentar,sayapun harus kembali ke kegiatan menjenuhkan tersebut. Hingga suatu ketika, sebuah surat hasil general check-up kesehatan menunjukkan bahwa metabolisme tubuh saya sedang kacau yang bisa jadi disebabkan oleh stress. Karena selama ini saya sangat menjaga pola makan saya dan saya rajin mengkonsumsi makanan yang diyakini menyehatkan. Sehingga dapat dipastikan bahwa stresslah biang kerok dari nilai merah “raport” general check up kesehatan saya. Hormon Adrenalin dan hormon kartisol dan hormon kartisol saya yang diproduksi ketika sedang stress menyebabkan metabolisme tubuh saya kacau. Hormon Norepinephrine yang diproduksi oleh kelenjar adrenal pada saat stress menyebabkan saya sulit tidur dan otak saya tetap terjaga untuk berpikir walaupun sudah lelah. Sehingga sinyal-sinyal kelelahan dalam tubuh saya bereaksi dan membuat beberapa ketidaknormalan dalam tubuh saya. Beberapa penyakit yang biasa diderita oleh manusia diusia senja sudah hingga ditubuh saya. Sehingga sayapun harus membatasi diri. Beberapa sumber stress dan sumber jenuh harus segera saya binasakan.
Beberapa ambisi juga harus diredam sementara, beberapa targetpun juga harus dikendurkan sementara. Jika tidak, saya pasti akan terus kelelahan, terus memaksakan diri dikala jenuh melanda sehingga mengalami stress berkepanjangan yang berakibat fatal pada tubuh saya. Memang saya menyadari bahwa stress dan jenuh adalah sebuah proses yang memang selalu terjadi pada setiap orang. Namun kita harus berhasil mengatasinya sebaik mungkin. Me-management stress sebaik mungkin sehingga tidak menggerogoti tubuh kita.
dan kali ini, saya mencoba bersantai mendengarkan musik klasik dan jazz yang memang saya suka, sambil blogging dan rencana melanjutkan membaca sisa novel saya… (#widiiiiwww padahal 2 bendel ujian belum selesai saya koreksi dan pekerjaan penting sudah menanti senin besoookk..#haduuuuwww# tuuuhh khan stress lagi..) haahaa.. sudah lah never mind.. let’s enjoy my life laah, santai seperti adik kecil dibawah ini duduk santai dibawah pohon.. :)
18.43 | 0 komentar | Read More

Menuju Hidup Lebih Indah: Menikmati Proses Hidup

by: http://mhmgatsu.abatasa.co.id/post/detail/29582/menikmati-proses-hidup.html
Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apa pun, bersegeralah untuk beramal karena kita tidak pernah tahu dari semua yang kita lakukan, yang manakah yang dapat membuat kita bisa berarti dan yang terpenting bisa bernilai di hadapan Allah Swt.. Dan jangan pula meremehkan dosa kecil karena bila ia dilakukan terus-menerus akan menjadi besar, menumpuk dan membuat kita terkejut. Kebermaknaan dan keberkahan usia kita tidak menjadi kumpulan angka-angka semata dapat terbentuk dari kumpulan kebaikan- kebaikan kecil dan dianggap sederhana. Ada sebuah pribahasa sunda "cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok" yang artinya tetesan air menimpa batu lambat laun menjadi lubang atau sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Kadangkala harus menjadi sebuah perenungan kembali bagi kita dalam mengatur langkah agar hidup ini semakin indah untuk dijalani.
http://kata2hikmah0fa.files.wordpress.com/2010/10/31765_1302529649771_1426367428_30688071_5332849_n.jpg 
Sekali lagi, terkadang sesuatu yang kecil itulah yang menjadi hal yang paling menentukan. Anda mungkin pernah mendengar nama salah seorang pendaki gunung terhebat dalam sejarah yaitu Sir Edmun Hillary, beliau adalah orang pertama kali menaklukan gunung Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya pada tanggal 29 Mei 1953. Ketika berhasil membukukan namanya dalam sejarah dengan prestasi tersebut, para wartawan pernah dibuat terheran-heran oleh Sir Edmun Hillary ketika mereka mencoba menyelidiki sesuatu yang paling ditakutinya ketika melakukan pendakian ke gunung Everest tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Sir Edmun Hillary mengatakan bahwa ia tidak pernah takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun. Namun jawabannya sangat di luar dugaan, ternyata dalam pendakian tersebut, beliau takut dengan sebutir pasir masuk di sela-sela jari kakinya. Beliau berpendapat bahwa hal tersebut bisa menjadi awal malapetaka karena sebutir pasir bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku, lama- lama jari kaki terkena infeksi lalu membusuk. Tanpa sadar kaki pun tidak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu.
Sekali lagi, Sir Edmun Hillary tidaklah takut pada harimau atau binatang buas lainnya karena secara naluriah binatang buas sebenarnya takut menghadapi manusia. Se¬dangkan untuk menghadapi jurang terjal, gunung es atau padang pasir, seorang penjelajah pasti sudah punya persiapan yang memadai. Tetapi jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah jarang mempersiapkannya, bahkan cenderung mengabaikannya.
Maka segeralah untuk melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, lalu nikmati prosesnya dengan kesabaran dan ketekunan. Tiada istilah menunda kebaikan sekecil apa pun, dan tidak boleh menyerah serta berputus asa. Berbuatlah dengan apa yang mampu kita lakukan. Meski namamu tak menghiasi media, atau kisahmu tak banyak orang yang tahu, namun di hadapan Allah Swt. bisa begitu bermakna, walaupun kecil dan sederhana dalam pandangan manusia.
18.40 | 0 komentar | Read More

Tips dan Cara Mengatasi Hati Yang Gelisah Dan Cemas

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 01 Oktober 2013 | 21.33

by: http://aizu-deny.pun.bz/cara-mengatasi-hati-yang-gelisah-dan-cem.xhtml
Rasa cemas dan gelisah karena suatu hal dapat mempengaruhi kegiatan Anda sehari-hari seperti mengganggutidur. Segera atasi kecemasan agar tidak semakin buruk dan menyebabkan gangguan depresi.
Kecemasan dapat diredakan dengan mengambil obat penenang atau anti depressan, tetapi akan lebih baik jika Anda dapat mengatasinya dengan cara yang lebih alami untuk menghindari efek samping yang mungkin disebabkan karena konsumsi obat jangka panjang.

Berikut 6 cara yang dapat Anda lakukan untuk meredam kecemasan yang berlebihan, seperti dikutip dari besthealth , Minggu (20/03/2013) antara lain:



1. Mandi air hangat
Mandi air hangat adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menyenangkan dan menenangkan indra manusia. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, tambahkan sedikit minyak lavender atau bunga lavender kering ke bak mandi dan berendamlah agar perasaan lebih tenang.
Bunga lavender telah digunakan selama 2.000 tahun sebagai obat untuk menenangkan saraf. Jika Anda tidak memiliki cukup waktu untuk mandi dan segera ingin mengatasi kecemasan, oleskan sedikit minyak lavender pada pelipis dan dahi, kemudianduduklah dengan tenang selamabeberapa menit.



2. Mengatur napas
Kecemasan akan berangsur-angsur hilang hanya dengan mengatur pernapasan. Ambil napas dalam-dalam secara perlahan dalam posisi duduk, kemudian letakkan salah satu tangan di atas perut. Tariklah napas perlahan-lahan sehingga perut terasa mengembang di bawah tangan Anda, tetapi usahakan agar bahu Anda tidak naik.
Tahan napas selama empat atau lima detik, kemudian perlahan-lahan hembuskan. Ulangi teknik ini sampai Anda merasa lebih tenang.


3. Hindari minum minuman berkafein
Batasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh atau minuman bersoda ketika Anda sedang dilanda kecemasan. Studi menunjukkan bahwa orang dengan gejala kecemasanmungkin lebih sensitif terhadap kafein dibanding orang lain.


4. Latihan aerobik
Latihan aerobik adalah pereda kecemasan yang terbaik. Cobalah untuk berjalan cepat selama 30 menit untuk memacu pelepasan endorfin, bahan kimiayang berfungsi mengatasi nyeri dan meningkatkan suasana hati.


5. Meditasi
Meditasi dapat dilakukan dengan cara khusuk berdoa, merawat bunga atau bahkan mengamati pergerakan ikan di akuarium. Hal tersebut termasukdalam kegiatan meditasi yang perlu Anda lakukan selama 15 menit beberapa kali sehari untuk mengusir kecemasan yang berlebihan.
Dengan memfokuskan perhatianpada kegiatan tersebut, Anda akan terbebas dari pikiran-pikiran yang membuat cemas.


6. Mengonsumsi vitamin B
Jika Anda sering dilanda kecemasan, cobalah untuk mengonsumsi multivitamin B-kompleks setiap hari. Studi menunjukkan bahwa tubuh membutuhkan vitamin B6 untuk membuat serotonin, kekuranganhormon ini dapat berkontribusi menyebabkan kecemasan.

Itulah yang bisa saya rangkum dari TRANS CORPORATION
21.33 | 0 komentar | Read More

Tips dan Cara Anti Pikun: Cara Meningkatkan Memori dan Daya Ingat

by: http://www.amazine.co/2300/tips-anti-pikun-cara-meningkatkan-memori-dan-daya-ingat/
Banyak orang tidak pernah melatih memorinya dan hanya membiarkannya apa adanya.
Tentu saja, tanpa melatih memori, urutan huruf alfabet dan nama-nama saudara memang tidak akan terlupa.
Namun, untuk mengingat  informasi seperti berbagai fakta dan nama tokoh, seseorang mungkin harus menggunakan teknik tertentu untuk dapat mengingatnya dengan mudah dan akurat.
Jenis-jenis Memori
Memory Mindmap 1 150x150 Tips Anti Pikun: Cara Meningkatkan Memori dan Daya Ingat
Ada dua jenis memori yaitu memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory).
Memori jangka pendek atau disebut juga working memory, terdiri dari informasi yang perlu diingat oleh seseorang untuk jangka waktu yang singkat. Memori jenis ini hanya berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.
Sedang memori jangka panjang adalah tempat otak menyimpan informasi lebih penting, seperti nama, tanggal, dan alamat.
Pengaruh Tidur
Kurang tidur akan membuat memori lebih sulit dibentuk. Kurang tidur memengaruhi perkembangan memori dalam beberapa cara.
Akibat kelelahan pada siang hari dan konsentrasi yang buruk ditambah kekurangan tidur, seseorang umumnya akan merasa kesulitan untuk mengingat fakta-fakta.
Kekurangan tidur juga memengaruhi konsolidasi memori, suatu proses yang akan memperkuat memori sehingga membuatnya berguna. Memastikan tidur cukup akan membuat memori menjadi lebih baik.
Harvard Medical School merekomendasikan tidur selama 6-8 jam setiap malam untuk membantu pembentukan memori yang baik.
Pengaruh Latihan Mental dan Olahraga
Salah satu cara yang direkomendasikan untuk meningkatkan memori adalah dengan melakukan latihan mental.
Menjaga pikiran tetap aktif akan meningkatkan kekuatan otak serta mencegah hilangnya ingatan.
Contoh latihan mental ini diantaranya adalah teka-teki silang, membaca hal-hal atau topik yang berbeda, serta mencoba mempelajari dan menguasai keterampilan baru.
Selain itu, olahraga atau latihan fisik juga membantu meningkatkan memori. Melakukan olahraga selama 30 menit yang dilakukan 3-5 kali dalam seminggu akan meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan otak sehingga membantu meningkatkan fungsi memori.
Pengaruh Panca Indera
Menggunakan panca indera dapat menguatkan memori. Indera perasa, peraba, pembau, penglihatan, dan pendengaran semuanya berada di wilayah otak yang berbeda.
Semakin banyak kekuatan otak yang digunakan untuk membuat memori, maka akan semakin besar memori tersebut dapat diingat dan digunakan kembali.
Pengaruh Mnemonic Devices
Menurut American Psychological Association, mnemonic devices atau perangkat mnemonic dapat meningkatkan memori dengan menghubungkan informasi lama ke informasi baru. Informasi ini bisa dalam berbagai bentuk seperti gambar atau kata.
Untuk menggunakan perangkat mnemonik visual, disarankan untuk mengasosiasikan gambar 3-D hidup dengan kata yang perlu diingat.
Akronim atau jembatan keledai juga dapat membantu menguatkan memori. Perangkat mnemonic dapat digunakan dengan menciptakan kata dari huruf pertama dari ide-ide yang diinginkan.
Sebagai contoh, ME-JI-KU-HI-BI-NI-U adalah akronim yang digunakan dalam mengingat urutan warna-warna pelangi.
21.31 | 0 komentar | Read More

Cara Mencegah Obesitas: Pencegahan Obesitas


 
by: http://www.makarame.com/2012/05/pencegahan-obesitas-biasanya-dilakukan.html
Pencegahan obesitas biasanya dilakukan dalam tiga tahapan. Pertama, pencegahan primer, bertujuan mencegah terjadinya obesitas. Kedua, pencegahan sekunder, bertujuan menurunkan prevalensi obesitas. Ketiga, pencegahan tertier, bertujuan mengurangi dampak obesitas. Pencegahan primer dilakukan menggunakan dua strategi pendekatan, yaitu pendekatan populasi untuk mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orang tuanya, serta pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi menjadi obesitas. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan di pusat kesehatan masyarakat (Pranowo 2004).
Pencegahan sekunder dan tersier lebih dikenal sebagai tata laksana obesitas serta dampaknya. Prinsip dari tata laksana obesitas pada anak berbeda dengan dewasa karena harus mempertimbangkan faktor tumbuh-kembang. Caranya dengan pengaturan diet, bukan mengurangi jumlah asupan makanan tetapi dengan mengatur komposisi makanan menjadi menu sehat antara lain peningkatan aktivitas fisik, misalnya dengan membatasi aktivitas pasif, seperti menonton televisi atau bermain komputer dan play stations, mengubah pola hidup (modifikasi perilaku) menjadi pola hidup sehat, baik dalam mengonsumsi makanan maupun dalam beraktivitas dan melibatkan seluruh keuarga, sehingga tidak dirasa sebagai hukuman atau pengucilan bagi si anak (Rahmi 2008).
Tabel 44 Rekomendasi pencegahan obesitas pada anak sesuai usia
USIA
REKOMENDASI
0 – 1 tahun
ASI sangat membantu dalam menjaga peningkatan berat badan. Bayi dengan ASI dapat mengontrol kapan ingin mengkonsumsi dan mengikuti keinginannya sendiri ketika lapar.
2- 6 tahun
Sedini mungkin kenalkan dengan kebiasaan yang sehat. Ajak anak untuk lebih aktif dan berikan beragam makanan sehat. Mungkin butuh usaha lebih agar anak dapat menerima beragam makanan, namun jangan menyerah.
7 – 12 tahun
Rangsang anak agar lebih aktif setiap hari, dapat dengan kegiatan berkelompok seperti olahraga atau permainan-permainan sehat lainnya. Ajak anak juga tetap aktif dirumah, melalui kegiatan seperti berjalan, bermain di halaman dan juga ajak mereka untuk terlibat ketika membuat makanan sehat.
13 – 17 tahun
Remaja cenderung menyukai makanan siap saji. Cobalah untuk mengarahkan mereka untuk beralih menyukai makanan yang lebih sehat seperti buah, sayur, serealia. Batasi makanan siap saji dengan kalori tinggi. Ajak untuk lebih aktif setiap hari, jika anak Anda tidak ikut serta dalam klub olahraga, sarankan mengikuti kegiatan yang lebih individual seperti lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
Pada segala usia
Kurangi waktu untuk menonton TV, komputer dan video game serta kurangi camilan pada saat melakukan kegiatan tersebut. Berikan makanan sehat sesering mungkin. Coba untuk selalu memberikan buah dan sayuran, dan ajak anak untuk selalu sarapan setiap hari. Tetap rangsang anak untuk melakukan berbagai macam aktivitas. Namun jangan paksa anak pada satu jenis olahraga atau aktivitas, tapi bantulah mereka untuk menemukan yang mereka suka dan dukung mereka.


Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dapat mengurangi berat badan (Sanjaya 2009) adalah:
1.    Jangan mengurangi porsi makan yang terlalu drastis karena remaja juga memilki aktiviats fisik yang memerlukan banyak energi seperti belajar.
2.    Kurangi konsumsi fast-food dan soft-drink namun perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah.
3.    Sarapan di pagi hari sangat disarankan.
4.    Lakukan aktiviats fisik 30 menit setiap hari. Bagi kamu yang sibuk 2 atau 3 kali seminggu sudah cukup namun perlu konsistensi.
5.    Hindari konsumsi obat pelangsing.
Pemilihan program penurunan berat badan yang aman dan berhasil bagi penderita obesitas haruslah memperhatikan hal-hal berikut (Rocky 2008) :
1.    Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
2.    Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
3.    Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
 
Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.


21.25 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...