GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Pembantai Bertopeng Korban Holocoust

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 17 April 2011 | 22.37


By. Yeyen Rostiyani, Republika

Kepulan asap mesiu membubung tinggi di udara Gaza. Darah terus tertumpah. Seolah tak dapat dipercaya inilah tanah yang dipaparkan para nabi.

Dalam jurnal Historian
, Ritche Ovendale memaparkan asal muasal konflik Arab-Israel. Mantan Profesor politik internasional Universitas Wales, Inggris, ini menyatakan, sikap anti-semit sebagai istilah yang muncul pada tahun 1860 di Eropa sebagai cikal bakal pergerakan kaum Yahudi. Di Rusia, sikap anti-Semit ini disebut pogroms.

Periode Dreyfus menandai imigrasi Yahudi Eropa, kemudian menetap di Kanada, Inggris, Australia, dan Afrika Selatan. sebagian lagi berimigrasi ke wilayah Kekhalifahan Utsamniyyah, yakni Palestina. Jumlah terbesarnya mendarat di AS.

Ide "Tanah Air" bagi kaum Yahudi digelindingkan pertama kali oleh
Leon Pinsker pada tahun 1882 lewat buku,auto-Emancipacion. Maknanya dipahami sebagai "pendirian kembali" Tanah air Yahudi di Palestina atau Eretz-Israel.

Adapun kata zionis pertama kali digunakan Nathan Birnbaum dalam artikel pada 1886. Secara politi, zionisme diadopsi Theodore Herzi dalam tulisannya Der JUdenstaat(negeri kaum Yahudi), yang terbit di Wina, Austri, pada tahun 1896. Herzi memiliki dua pilihan lokasi tanah air yaitu Argentina atau Palestina. Argentina, menurut Herzi, punya kondisi alam yang kaya, wilayah luas, populasi sedikit, dan cuaca sedang. Tapi pilihan kemudian jatuh ke Palestina, bersandar pada Kitab Perjanjian Lama sebagai tanah yang dijanjikan (the promised land).

Kongres Zionis pertama di Basel pada 1897 yang diikuti manuver taktis Max Nordau mengubah istilah tanah air ini menjadi heimmstatte, yang diadopsi dari sebagai sinonim negara. Setelah itu munculah Worl Zionist Organisation, bendera negara, dan Jewish National Fund.

Herzl meninggal 1904. Ia bak mitos yang diagung-agungkan pendukung zionisme, Pada akhir konferensi di Basel, ia mencatat dalam diary-nya bahwa di Basel, ia berhasil mendirikan negara Yahudi. Setengah abad kemudian, orang menyadari ambisinya menjadi kenyataan.

Penerus Herzl, Chaim Weizzman, tinggal di Manchester, Inggris. Pada tahun 1906, melakukan pendekatan ke berbagai pihak, termasuk Arthur John Balfour. Meski sudah berstatus sebagai mantan Perdana Menteri, Balfour masih berada dalam lingkaran kekukasaan Inggris. Saat itu, populasi Yahudi di Palestina belum mencapai 10% dibandingkan bangsa Arab.

Pada 1917, kabinet Perang Inggris mengizinkan Balfour yang saat itu menteri luar negeri memberikan surat simpati kepada tujuan Zionisme. Surat yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour ini menyebutkan
"Pemerintahan Yang Mulia bersimpati bagi berdirinya sebuah national home di Palestina bagi bangsa Yahudi..."
Di hadapan kabinet Perang, Balfour berharap mendulang simpati sehingga populasi Yahudi di Rusia dan AS akan mendesak pemerintah mereka untuk mendukung Inggris. Dukungan ini akan membantu propaganda di kedua negara agar medukung Inggris memenangkan perang dunia I (PD. I) sebab lobby zionis. terutama di AS amat kuat.

Namun, pada tahun 1919, dukungan pada zionisme di Inggris makin melemah. Banyak pendukung zionis menyadari bahwa tujuan mereka adlah mendirikan negara di Palestina. Sebutan national home dalam Deklarasi Balfour diterjemahkan menjadi negara. Imigrasipun dimobilisasi.

Seiring munculnya gejolak perlawanan di Palestina, Inggris memutuskan menjauh dari Zionisme. Mereka juga melihat lahan yang tersedia tak lagi mencukupibagi kedatangan kaum Yahudi. Inggris menilai telah memenuhi janji pada Deklarasi Balfour.

Naiknya Adol Hitler pada tahu 1933 meningkatkan imigrasi kaum yahudi Jerman ke Palestina. Aksi ini mendatangkan perlawanan bangsa Arab, namun ditumpas Ingrris.

Tapi kepentingan atas minyak Arab juga membuat Inggris berpikir ulang mengenai zionisme. Pada tahun 1939, Inggris mengeluarkan "buku putih" yang menyebutkan kebijakan Inggris bukanlah menjadikan Palestina sebagai negara kaum Yahudi.
Langkah ini mengundang reaksi kamum zionis. Aksi teror pun mereka lakukan.

Zionis mendirikan Irgun Zvai Leumi yang bertujuan "melancarkan kampanye terror terhadap populasi Arab". Pada tahun 1942, Irgun dipimpin Manachem Begin--kelak menjadi perdana menteri Israel. Seranganpun mulai diarahkan kepada lambang-lambang kekuasaan Inggris di Timur Tengah.

Inggris terdesak. Dukungannya pada Zionisme menjadi bumerang. sementara itu lobi zionis terhadap pemerintahan AS semakin ditingkatkan, misalnya lewat electoral punishment, menarik dukungan mereka pada pemilu.

Kemenangan kaum zionis, tulis Ovendale didukung mesin propaganda serta akses media, Kelebihan lainnya adalah dengan menggunakan Holocoust untuk mendulang simpati.

Setelah menyerahkan madat Palestina kepada PBB, pada tahun 1947 Majelis Umum PBB pun melakukan voting pemecahan wilayah Palestina. Zionisme meraih kemenangan lewat resolusi 181 yang dikenal dengan partition Plan. Tanah Palestina terbagi menjadi tiga: Wilayah Arab, Wilayah Yahudi, dan Yerusalem yang berstatus dibawah pengawasan Internasional.

Partition Plan mendorong kaum zionis mendeklarasikan berdirinya negara Israel, 14 Mei 1948. Pada tahun 1949, pengungsi Palestina yang terusir nyaris mencapai 1 juta jiwa. Bagi bangsa Arab, Palestina adalah tanah air mereka. Hingga kini, kedudukan Palestina-Israel tak setara. Palestina hingga kini bukanlah sebuah negara.

Edward W. Said, profesor di Columbia University, AS, yang menulis setidaknya delapa buku mengenai Palestina, mendukung Palestina-Israel hidup berdampingan secara damai asalkan agresi militer dan penindasan terhadap Palestina diakhiri Israel. Meski terbilang moderat, Said menyatakan, zionis ingin menghentikan langkahnya.

Saat penganut Kristen Episkopalian yang lahir di Nazareth, Yerusalem, ini mengunjungi penjara Khiam yang di bangun Israel di Lebanon selatan, dia memotretnya . Esoknya media Israel dan Barat memuat Said sebagai "teroris pelempar batu, pria cinta kekerasan, dan lain lain". Dia menilai, tindakan itu sebagai "propaganda zionis yang penuh permusuhan".

Pada 2001, tulis Said, "Israel menyewa pengacara AS keturunan Israel untuk 'menyelidiki' 10 tahun pertama kehidupan saya dan 'membuktikan' saya tidak pernah tinggal di sana meski lahir di Yerusalem. Mungkin ini menunjukkan saya pembohong yang keliru menafsirkan 'hak untuk pulang'. Padahal 'hak untuk pulang' memungkinkan kaum Yahudi dari mana saja dtang dan tinggal di Israel meski tidak pernah menginjakkan kaki di Israel."


Sejauh ini Holocoust, menjadi senjata kampanye yang ampuh bagi kaum zionis. Media tampaknya menjadi tulang punggungnya. Seperti diakui Said dalam bukunya, The Question of Palestine, yang menyoroti siaran NBC musim semi tahun 1978. "... Sebagian program tersebut ditujukan sebagai justifikasi dari zionisme--meskipun pada saat yang nyaris bersamaan, pasukan Israel di Lebanon melakukan penghancuran, dengan ribuan korban nyawa warga sipil, dan penderitaan yang tak terucapkan. Namun, hanya segelintir wartawan yang berani menggambarkan aksi itu mirip penghancuran yang dilakukan AS di Vietnam."

[Image: sy5vtz.jpg]

Tulisan menarik dapat dibaca lewat olahan Norman G. Finkelstein dalam buku The Holocoust Industry. Finkelstein yang kedua orang tuanya lolos dari Ghetto Warsawa dan kamp konsentrasi Nazi menyatakan, Holocoust terbukti menjadi senjata ideologi yang vital. Dengan cara itu, "Negara dengan kekuatan militer mengagumkan, dengan catatan HAM mengerikan, telah memotret diri sebagai negara 'KORBAN'."

Puluhan musium Holocoust kini tersebar di berbagai negara. Di AS, sekurangnya ada 23 museum. Di Washington DC, misalnya ada United States Holocoust Memorial Museum. Selain menyajikan film, museum ini memamerkan tumpukan sepatu tua, gerbong kereta, dan ratusan artefak. Keterangan tertulis menyebutkan, barang-barang tersebut adalah peninggalan korban Holocoust.

Istilah anti-Semit dan anti-Zionis selalu dicampuradukan--kendari di internal Yahudi sendiri ada suara minoritas menentang zionisme, terutama ilmuwan juga dikalangan akar rumput. "Para penganut paham liberal atau radikal sekalipun tak mampu membendung kebiasaan kaum zionis yang menyamakan anti-Semit dan anti-Zionis," Tulis Said.

Sejarah penderitaan itulah yang dieksploitasi untuk merobek Palestina. Kini, Laut Mediterania seolah menjadi saksi betapa darah dan air mata seakan berlomba tumpah di tanah Palestina.

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...