GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 17 Mei 2010 | 17.37

Para Koruptor Itu Sebenarnya Siapa ?

E-mail Print PDF

Oleh: Prof. Dr. http://restuwidiyati.files.wordpress.com/2008/11/tikus-koruptor1.jpgH. Imam Suprayogo

Tulisan singkat ini saya buat, dengan maksud mengajak, bersama-sama melihat secara jernih, hati-hati, dan sungguh-sungguh, siapa sebenarnya para koruptor itu. Jawaban ini penting diketahui, agar tidak ada pihak-pihak yang sebenarnya benar tetapi disalahkan dan atau sebaliknya, salah tetapi selalu dibenarkan. Dengan mengetahui latar belakang pelaku koruptor itu, maka tidak terjadi anggapan yang salah, dan begitu pula peta dan pelaku koruptor itu menjadi jelas.

Saya sangat sedih mendengar ungkapan yang tidak semestinya, dilontarkan secara sembrono atau gegabah, misalnya, sebagai berikut : “Bangsa ini paling banyak penduduknya yang muslim, tetapi koruptornya juga paling banyak.” Kalimat yang bernada sama dikatakan : “Negeri ini setiap tahun paling banyak penduduknya yang naik haji, tetapi juga paling parah korupsinya”. Ungkapan lainnya, masjidnya banyak tetapi korupnya juga begitu banyak.

Kalimat-kalimat senada itu seringkali terdengar dalam berbagai kegiatan, seperti dalam ceramah, diskusi, pembicaraan tidak resmi, dan lain-lain. Seolah-olah kalimat itu benar, atau mungkin juga dengan maksud benar, sebagai peringatan agar yang telah naik haji, rajin ke masjid, sholat lima waktu, dan seterusnya tidak melakukan korupsi lagi. Ungkapan seperti itu, seolah-olah bahwa ibadah haji, sholat lima waktu, dan sejenisnya tidak berdampak apa-apa terhadap perilaku seseorang. Padahal, yang korupsi dan yang mengemplang dan membobol bank itu orangnya berbeda dengan yang naik haji dan juga yang ada di masjid-masjid atau di tempat ibadah lainnya.

Ungkapan secara sembrono dan gegabah seperti tersebut di muka, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa keberagamaan, seperti sholat, haji, tidak ada kaitannya dengan perbaiki karakter, watak, dan perilaku seseorang. Memang pada kenyataannya, ada orang-orang yang pernah berhaji tetapi juga melakukan korupsi, rajin sholat, teapi juga masih menyimpang tatkala bekerja di kantor dan seterusnya. Tetapi yang rupanya tidak pernah dilihat adalah siapa sesungguhnya pihak-pihak yang paling banyak melakukan korupsi itu, apalagi dalam ukuran besar, hingga triliyunan rupiah selama ini.

Secara lebih jelas, jika terdengar ada bank bangrut, karena sengaja dibangkrutkan oleh pemiliknya, dan uangnya dilarikan ke luar negeri, atau ada pengemplang, dan bahkan ada cukong, dan apalagi terakhir ada markus atau makelar kasus tingkat kakap, sesungguhnya siapa mereka itu. Saya belum pernah mendengar, bahwa kejahatan ekonomi kelas kakap itu dilakukan oleh para jama’ah haji, atau orang yang rajin ke masjid, apalagi seorang takmir masjid. Dalam kasus yang paling hangat, bank centrury misalnya, siapa yang membobol dana sekian triliyun, dan akhirnya pemerintah merasa harus menalangi itu. Pelaku kejahatan keuangan itu, jelas bukan orang yang rajin ke tempat ibadah.

Melihat secara jelas pelaku kejahatan itu adalah sangat penting, apalagi di tengah-tengah upaya meperbaiki perilaku, watak, karakter bangsa yang akhir-akhir ini mulai disadari dan dianggap mendesak dilakukan. Perlu dikhawatirkan jangan-jangan, mereka yang sekedar terkena pengaruh budaya jahat itu, justru yang dijadikan kambing hitam, sedangkan sumber utama pelakunya tidak pernah mendapatkan perhatian, apalagi akhirnya dianggap sebagai pahlawan.

Saya meyakini, bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan korupsi, apalagi korupsi kelas kakap, pembobolan dana bank triliyiunan rupiah, juga mereka yang menjadi cukong termasuk cukong politik di mana-mana, menjadi markus atau makelar kasus, mereka itu adalah bukan orang-orang yang dekat dengan tempat ibadah, dekat dengan kitab suci, dan juga dekat dengan kegiatan-kegiatan keagamaan -----agama apapun. Saya meyakini bahwa seseorang yang memiliki keimanan yang kokoh, selalu mendekatkan kepada Tuhannya, memegangi kitab suci-Nya secara sungguh-sungguh, mereka tidak akan melakukan korupsi atau kejahatan lainnya.

Tidak perlu menutup mata, bahwa memang ada orang yang pernah naik haji, sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan tetapi masih melakukan kesalahan, dan mungkin juga korupsi, yang akhirnya masuk penjara. Tetapi juga tidak selalu demikian, bahwa yang haji itu korup dan jahat. Sama halnya, orang sekolah dan kuliah, tidak selalu berhasil menjadi pintar. Ada pula yang gagal dan tidak lulus. Demikian pula baik orang-orang yang naik haji, sholat, puasa dan lain-lain, tidak semua mabrur atau diterima ibadahnya itu.

Secara sederhana, saya tidak yakin bahwa orang yang pernah haji tetapi masih melakukan korupsi, adalah orang-orang yang hatinya benar-benar dekat dengan ka’bah, dekat dengan masjid, atau dekat dengan jenis tempat-tempat ibadah lainnya. Orang-orang yang masih berani mengabaikan ajaran agamanya, pertanda bahwa keberagamaannya tidak sungguh-sungguh. Tetapi saya yakin, agama merupakan instrument strategis untuk menjaga kualitas diri bagi pemeluknya. Para koruptor dan pelaku kejahatan adalah orang-orang yang sesungguhnya jauh dari agama, sehingga hatinya kering, atau hampa dari nilai-nilai luhur itu. Wallahu a’lam.

Penulis adalah Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...