GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Hanya Pakai 54 Balon Mainan, Pria ini Terbang Lewati Terusan Inggris

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 22 Juni 2010 | 23.29

Hanya berbekal 54 balon udara berisi helium, Jonathan Trappe, 36, berhasil menyeberangi Terusan Inggris melalui udara. Petualang asal North Carolina, Amerika Serikat (AS), ini pun menjadi orang pertama yang mampu menyeberangi Selat Inggris dengan kumpulan balon, Jumat (28/5) waktu setempat.

Trappe berangkat dari Klub Kent Gliding di Challock, dekat Ashford, Inggris, sekitar pukul lima pagi. Ia membawa kursi anyaman rotan kecil sebagai tempat duduk selama terbang, satu radio komunikasi, satelit navigasi, masker oksigen, suar darurat, dan tentu saja ke 54 balonnya yang berwarna terang.

Start perjalanannya berjalan mulus. Butuh waktu satu jam untuk terbang sejauh 16 km dari pinggir pantai tersebut. Trappe terbang dengan kecepatan 40 km/jam, dan ketinggiannya mencapai 1,2 km. Ia sempat mencapai ketinggian 2,3 km di atas laut.

Trappe terbang di atas Terusan Inggris selama dua jam sebelum melaju menuju utara Prancis, dan mendarat di Dunkirk. Kurang-lebih empat jam ia berada di angkasa untuk menempuh perjalanan sejauh 35 km.

Meski demikian, angin tak selamanya berpihak kepada Trappe. Sebelum mendarat, angin sempat membawanya keluar dari rute yang dikehendaki. Ia terus menuju wilayah udara terlarang, yaitu zona larangan terbang antara Dunkirk dan perbatasan dengan Belgia. Untuk menghindarinya, Trappe terpaksa memotong delapan balon sekaligus, yang sebelumnya terikat di kursinya. Beruntung, ia bisa lolos dari zona larangan terbang itu, dan mendarat.

“Ini merupakan pengalaman luar biasa. Di atas sana sangat tenang dan damai. Merupakan impian yang menjadi kenyataan karena bisa terbang di angkasa menggunakan balon udara,” ujar Trappe ketika mendarat.

Meski pendaratannya tidak terlalu mulus —di atas ladang kubis— sekitar pukul sembilan pagi, namun Trappe mengaku ia dan timnya berhasil meminimalisasi risiko saat terbang di atas. “Kami bekerja dengan tepat untuk mengurangi risiko, sehingga penerbangan bisa aman dan menyenangkan,” imbuhnya.

Saat berangkat, Trappe diantar kekasihnya, Nidia Ramirez, 30, yang melambaikan tangan kepadanya di Kent. Ramirez kemudian naik Kereta Api Eurostar menuju Prancis, dan menyambutnya di Dunkirk.

Sebelum melakukan penerbangannya, Trappe bertemu dengan otoritas penerbangan sipil di Inggris dan Prancis, bulan Maret lalu. Ia menyelesaikan masalah umum dan imigrasi di kedua negara. Polisi Prancis sempat terkejut melihat kedatangan Trappe dari angkasa. Namun, ia memiliki dokumen yang sah, sehingga tidak ditangkap.

“Ia memiliki persetujuan yang sah. Saya yakin ia memberikan sesuatu kepada pemilik ladang, tempat ia membuat sedikit kerusakan pada tanaman miliknya,” ujar Juru Bicara Kepolisian Prancis.

Bulan lalu, Trappe mengaku telah memecahkan rekor dunia baru, di mana ia melakukan perjalanan menggunakan balon terbangnya sejauh 175 km di North Carolina, AS. Ia terbang selama 14 jam. Dalam penerbangan lainnya, ia mengklaim mampu mencapai ketinggian 5,4 km.

Petualangan Baru

Terbang dengan kumpulan balon udara merupakan olahraga petualangan baru. Aksi mendebarkan ini pertama kali menjadi berita utama tahun 1982 silam. Saat itu, Larry Walters asal AS berhasil menerbangkan 42 balon helium yang diikatkan di kursi kecil.

Sayang, ia tidak memiliki pengalaman menerbangkan balon, dan hanya berhasil naik beberapa ratus meter. Namun, ia kemudian berhasil terbang di ketinggian dua km, dan menimbulkan kehebohan ketika masuk ke area Bandara Internasional Los Angeles, AS.

Ia terpaksa menembak balonnya menggunakan senapan angin, yang menyebabkan ketinggiannya turun dengan cepat. Walters bisa mengendalikannya kembali, meski penerbangan di wilayah Long Beach terpaksa dikosongkan selama 20 menit. Ia kemudian ditangkap ketika mendarat.

Pada 20 April 2008, seorang pendeta asal Brasil, Adelir Antonio de Carli, gagal menerbangkan 1.000 balon helium yang dipasang di sebuah kursi. Ia tidak mengecek kondisi cuaca, dan terjebak dalam badai besar. Komunikasi terakhir terjadi ketika ia berada di atas perairan Brasil, dan tidak bisa menyebutkan secara tepat di mana posisinya.

Tubuhnya yang sudah tidak bernyawa ditemukan Angkatan Laut Brasil di dekat pengeboran minyak lepas pantai, pada 4 Juli 2008. Ia dianugerahi Darwin Award 2008 atas keberaniannya itu.

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...