Perkembangan
politik di masyarakat sangat dinamis berkenaan munculnya berbagai isu
dalam pemerintahan Jokowi-JK yang sudah berjalan 6 bulan lebih dari satu
hari. Isu paling hangat yang berkembang saat ini adalah isu mengenai
resuffle kabinet yang berhubungan dengan bidang ekonomi.
Menurut
para ahli ekonomi Peneliti Lingkar Studi Perjuangan dalam pemerintahan
Jokowi ini memang sudah sangat terasa masalah ekonomi seolah merupakan
momok bagi tim ekonomi Jokowi. Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga
pula, demikian sulitnya kehidupan masyarakat sulitnya mendapatkan
pekerjaan, ditambah harus menanggung beban biaya hidup akibat BBM yang
terus naik.
Kelihatan
sekali tim ekonomi Jokowi-JK kelihatan sangat keteter, mulai dari
Sofyan Jalil, Rini Suwandi, Sudirman Said, Bambang Brojonegoro, ibarat
orang berjalan selalu tersandung-sandung, selalu kesulitan menghadapi
berbagai persoalan ekonomi Indonesia yang semakin berat.
Apakah
mereka bukan dari kelas utama ahli ekonomi, bukankah diantara mereka
adalah pilihan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang seyogyanya memahami
problem ekonomi Indonesia mengingat pengalaman nya sebagai Wakil
Presiden 2 kali periode.
Ataukah
sebenarnya mereka orang-orang titipan pihak ketiga yang tidak peduli
kepada nasib rakyat Indonesia, yang penting bagi dirinya dan kelompoknya
keuntungan yang diperolehnya semakin meningkat.
Para
pakar menilai penunjukkan Sofyan Djalil sebagai menteri koordinator
perekonomian tidak tepat. Terbukti dalam menjalankan kebijakan ekonomi
Indonesia selama 6 bulan terakhir ini situasi perekonomian nasional yang
terus merosot. Indonesia malah makin terperosok kedalam permainan pasar bebas, korbannya dengan ditandai nilai rupiah anjlog terus.
Semakin
kalut kondisi ekonomi nasional tidak lepas dari nilai tukar rupiah yang
semakin merosot, tercatat, sejak awal tahun 2015, nilai tukar Rupiah
terus bergerak melemah ke level Rp12.900 per USD. Bahkan, pernah
mencatat kelevel terendahnya yakni Rp13.200 per US
Subsidi
BBM dihapus dan penghapusan subsidi gas buat rakyat. Akibatnya harga
bahan pokok yang melambung di tengah pelemahan rupiah. Dalam empat bulan
terakhir, mafia bahan pokok bebas bermain adalah bukti bahwa pasar
dalam negeri masih tergantung impor, atau selalu dikondisikan harus
import.
Masyarakat
semakin kritis bahwa tim ekonomi yang dinakodai Sofyan Djalil
pilihannya Jusuf Kalla sepertinya mandul, tidak bisa berbuat apa-apa.
Belum terdengar apa ada grand strategy menuju kedaulatan dan kemandirian
ekonomi.
Di
sisi makro ekonomi juga tak membaik jika yang dikejar pemerintah adalah
target investasi, kondisi ini jelas tidak menarik calon penanam modal.
Bisa jadi mereka berpikir ulang, lalu mengalihkan rencana investasinya
ke negara yang lebih aman.
Contohnya banyak negara-negara pada
KTT ASEAN di Myanmar, KTT APEC di Tiongkok serta terakhi pada pertemuan
G 20 pada Nopember tahun lalu banyak yang telah membatalkan dirinya
untuk berinvestasi di Indonesia, salah satunya adalah China. Berita
terakhir Jokowi akan merayu Presiden Tiongkok Xi Jinping agar
merealisasikan janjinya akan menambah investasi di Indonesia.
Persoalan
lainnya adalah pernyataan-pernyataan para petinggi negara mulai dari
Meko Perekonomian Sofyan Djalil, Menkeu Bambang Brodjonegoro, bahkan
sampai kepada Bapak Presiden sendiri yang tidak memberikan jawaban
penjelasan kepada rakyat, sehingga membuat masyarakat semakin bingung.
Sebagai
contoh komentar kontroversial Menko Sofyan Djalil yang
mengkambing-hitamkan kecilnya remitansi TKI sebagai penyebab melemahnya
kurs rupiah terhadap dollar AS dan juga, komentar
sejawatnya di tim ekonomi, Menkeu Bambang Brodjonegoro, yang menyatakan
bahwa melemahnya kurs akan semakin menguntungkan APBN.
Dan yang tidak kalah mengecewakan menurut para pengamat adalah adalah
jawaban Presiden Jokowi yang meminta wartawan menanyakan masalah
kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada menteri ESDM. Itu
indikasi bahwa Presiden Jokowi tidak bersungguh-sungguh menjaga wibawa
negara
Masalah
lain lemahnya koordinasi antara Presiden dengan para menterinya, dalam
pemberitaan disebutkan bahwa Presiden Jokowi tidak pernah menerima
laporan perkembangan harga beras dari para bawahannya yang seharusnya
menjadi tugas Menko Perekonomian yang mengkoordinasikan Menteri
Perdagangan dan Kepala Bulog.
Menghadapai
berbagai masalah berat, banyak yang menilai, tim ekonomi pemerintahan
Jokowi-JK akan mengalami kegagalan dalam menjalankan roda perekonomian
nasional, oleh sebab itu sebelum terlambat Presiden Jokowi harus berani
mengambil resiko politik yaitu berani mereshuffle khususnya kepada para menteri yang raport kinerjanya dalam 6 bulan terakhir ini merah
Reshuffle
seyogyanya segera di lakukan oleh Jokowi. Namun supaya reshuffle
terarah dan bagian untuk meningkatkan kinerja pemerintahan khususnya
bidang kesejahteraan rakyat tercapai maka harus difokuskan terutama pada
dua bidang saja yaitu di bidang perekonomian dan stabilitas politik dan
keamanan serta penegakan hukum.
Dalam
hal ini Menko Perekonomian dan Menkeu, dan bidang politik hukum dan
keamanan dalam hal ini Menkopolhukam. Kedua bidang kementerian ini
diharapkan menjadi prioritas reshuffle kabinet.
Demikianlah
akhirnya Presiden Jokowi pada akhirnya akan meresuffle kabinetnya
apalagi ketika partai-partai yang tergabung dalam koalisi Indonesia
Hebat mulai menyuarakan dukungannya kepada Presiden Jokowi, misalnya
yang disuarakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemerintahan DPP
PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyebut bahwa reshuffle kabinet perlu
dilakukan karena tingkat kepuasan publik pada pemerintahan Joko
Widodo-Jusuf Kalla rendah. Ketua Umum PPP
hasil Muktamar Surabaya, Romahurmuziy, mendukung wacana agar Presiden
Joko Widodo merombak kabinetnya yang dianggap berkinerja buruk
http://politik.kompasiana.com/2015/04/21/jokowi-reshuffle-kabinet-yang-mandul-719676.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com