Beberapa waktu ini saya di hadapkan pada
sebuah persoalan yang membingungkan saya apa sebenarnya sebabnya
sehingga saya mendapatkan perlakuan yang jika dikumpulkan bukti-bukti
dan jika saya melaporkan kemudian melakukan tuntutan, maka yang
bersangkutan dapat terjerat hukum dan dapat dipidana kurungan sesuai
dengan perbuatannya pada saya.
Saya masih dan selalu bersabar. Bersabar
untuk tidak melakukan pelaporan maupun tuntutan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan dan juga perenungan bahwa saya pernah
mengalami bagaimana rasanya sebagai orang terhukum. Pertimbangan yang
salasatunya adalah bahwa yang bersangkutan adalah seorang kepala
keluarga yang memiliki tanggungan anak-anak dan isteri. Sabar… itulah
yang senantiasa saya ucapkan dalam hati saya.
Ketika seseorang dikuasai oleh emosi
yang dari bagaimanapun sumbernya, merasa paling benar sendiri tanpa
meminta saran-saran ataupun pandangan-pandangan dari sahabat-sahabat
atau siapapun yang dekat. Emosi akan merugikan diri sendiri dan orang di
sekitar kita. Dan bahkan emosi bisa menutupi akal sehat bahwa yang
terlakukan telah berupa pelanggaran hukum terhadap yang lain. Merasa
kuat dan tidak takut dengan apapun nanti akibatnya walaupun harus
berhadapan dengan hukum dan mengakibatkan terjeblos ke dalam pidana
kurungan atau penjara.
Benarkah Tidak Merasa Takut? Jika
demikian maka siapapun yang menjawab tidak takut dapat saya katakan
sedang membohongi dirinya sendiri.
Saya sendiri takut namun mungkin tidak
setakut yang belum pernah merasakan. Bukan sebuah kesombongan bahwa saya
tahu betul bagaimana caranya bertahan hidup dan bahkan menghasilkan
lembaran-lembaran bernilai (uang) dalam keadaan dipenjara (badan
terkurung sekalipun), namun tentu saja bukan dari Narkoba ataupun
tindakan tak terpuji lainnya. Saya katakan saya tahu benar bagaimana
menghasilkan uang di dalam penjara tanpa melakukan hal-hal yang tadi
saya sebutkan, dan bahkan jumlahnya bisa lebih besar dari penghasilan
bulanan seorang pegawai yang menerima Upah Minimum Kota atau Regional.
Bagaimana bentuknya? biarkan menjadi rahasia perjalanan hidup saya,
namun bagi yang pernah memperhatikan postingan-postingan saya mengenai
kehidupan di dalam penjara, pasti akan bisa meraba bagaimana bentuknya.
Bagaimana dan Apa yang akan terjadi atau
akan di alami ketika seseorang melanggar hukum (khususnya ketika masuk
ke jeruji-jeruji penjara yang ada di negara kita ini)???
Saya tuliskan berdasarkan apa yang pernah saya saksikan sendiri.
Perdananya, Ketika proses penangkapan
dan dimulainya penyidikan. Subjektivitas akan sangat terlihat (mengenai
siapa anda dan terutama apa yang melekat pada diri anda, simplenya
berapa tebal isi dompet anda). Ada yang ketika melanggar hukum bentuknya
adalah kriminal jalanan pencurian. Pada kasus pencurian ini si pelaku
bisa saja sudah mendapatkan amuk massa dan jika sampai selamat di kantor
penyidik maka ia saya katakan sangat beruntung karena tidak terlepas
nyawa ketika melakukan tindakan kriminalnya. Pada kasus seperti
pencurian ini proses penyidikan bisa berlangsung dengan terhiasai
teriakan teriakan kesakitan dan sejenisnya (apa yang terjadi ketika
penyidikan berlangsung, silakan anda bayangkan sendiri). Ada juga yang
tenang dan damai tanpa teriakan sedikitpun ketika penyidikan dan para
penyidik melakukannya dengan santai apalagi jika kasus sudah terekspos
media massa dan apalagi yang disidik adalah hhmmm maaf jika saya katakan
bahwa isi dompetnya “tidak berseri” alias unlimited istilahnya. Damai
dan bisa silent malahan.
Namun bagaimanapun dan siapapun ketika
bukti-bukti cukup untuk kemudian dilanjutkan ke tahap penuntutan, maka
akan di masukkan ke dalam tahanan penyidik alias ke dalam sel di tempat
penyidikan (lain halnya jika mengajukan penangguhan penahanan). Apa yang
akan terjadi ketika sudah berada di dalam sel penyidik. Beruntung jika
isi sel hanya sendiri dan tidak ada yang lain. Namun biasanya pada kasus
kriminal jalanan seperti contohnya pencurian tadi, biasanya isi sel
lebih dari 10 atau bisa lebih dari 20 orang. Apa yang akan terjadi?
banyak berdoa bahwa penghuni yang lebih dulu semuanya baik-baik dan
tidak kasar. Memang tidak kasar jika di awasi setiap menit atau detik
oleh petugas penjaga. Jika tidak diawasi, maka salam perkenalan berupa
tinju atau tendangan dan lainnya bisa terjadi. Ini hari pertama.
Hari berikutnya? Siapapun pasti akan
memasuki tahap merenung… merenung… dan bahkan menyesali apa yang terlah
terjadi… mulai terpikirkan mengenai sang kekasih… atau anak dan isteri
(bagi yang telah berkeluarga)… atau juga orang tua di rumah. Setelah hal
ini berlaku dan menghampiri, masihkan akan ada kesombongan bahwa tidak
akan takut dengan yang namanya badan terkurung/terpenjara. Kekasih tak
datang mungkin sudah ada penggantinya… Anak dan Isteri siapa yang mau
menafkahi… Atau jika orang tua sudah renta dan sakit-sakitan siapa yang
mau menanggung. Banyak pemikiran… banyak beban akan menggelayuti
pikiran. Inilah yang akan terjadi pada hari-hari berikutnya setelah hari
pertama demikian seterusnya beban itu akan menggelayuti hingga
menjelang kebebasan.
Dan inilah yang banyak terjadi pada
siapapun yang mengalami atau terjerat hukum untuk pertama kali (lain
halnya bagi yang sering keluar masuk). Yang paling dominan adalah
perubahan fisik dan semua mengalami bagi yang pertama kali. Perubahan
fisik yang terjadi akibat beban pikiran.
Ketika saya mengalami… berat badan saya
ketika ditimbang saat proses penyidikan berlangsung adalah 75 kilogram.
Kemudian berapa berat badan saya ketika proses penyidikan selesai dan
dilimpahkan ke kejaksaan kemudian masuk ke rutan sebagai tahanan
kejaksaan. Ketika ditimbang kedua kalinya dengan berstatus sebagai
tahanan kejaksaan, berat badan saya turun menjadi 60 kilogram. Kemudian
setelah menjalani proses persidangan hingga putusan dijatuhkan dengan
rentang waktu sekitar beberapa bulan, kemudian dipindahkan dari rutan ke
lembaga pemasyarakatan (lapas), di timbang kembali, angka yang
ditunjukkan oleh jarum timbangan menunjuk pada angka 42 kilogram. Itulah
beban pikiran yang akan menggerogoti fisik siapapun yang menjalani
pidana kurungan.
Apakah hanya saya yang mengalami
perubahan/penurunan fisik? Jawabannya adalah hampir semua mengalami.
Pernah seorang terhukum yang tadinya adalah seorang penegak hukum dengan
fisik yang sangat bagus bercerita pengalamannya selama hampir 2 minggu
menjalani penyidikan walaupun akhirnya permasalahan hukumnya bisa di
selesaikan secara damai dan kekeluargaan bercerita pada saya bahwa
selama 2 minggu di dalam sel penyidik, ia mengalami penurunan berat
badan sekitar 10 kilogram. Ia pun merasakan bagaimana ganasnya di dalam
sel penyidik. Dan dari pengalamannya itulah, ia memahami bagaimana
kemudian memperlakukan siapapun yang ia sidik di kemudian hari, tidak
melakukan lagi kekerasan fisik saat melakukan proses penyidikan karena
ia telah mengalami bagaimana rasanya berada di dalam sel.
Apakah hanya beban pikiran dan penurunan
fisik yang saya alami? Tidak hanya itu adalah jawabannya. Dan
lengkapnya saya mengalami kelumpuhan kaki, tak bisa berdiri apalagi
berjalan selama beberapa bulan. Keajaiban dan Kebesaran Tuhan lah yang
menyembuhkan saya. Dan setelah itu saya lepaskan semua beban pikiran,
karena tak ada seorang pun yang mengunjungi. Jadi saya lepaskan…
lepaskan… dan lepaskan.
Adakah yang lebih tragis? Saya jawab
banyak. Hampir setiap bulan, satu, dua atau beberapa ada yang meninggal
di dalam penjara, baik itu karena keributan dan juga penyakit. HIV/AIDS
kini mendominasi angka kematian narapidana di dalam penjara.
Mengerikan? Saya katakan iya. Mungkin
tidak terlalu jika hanya membaca ini. Bagi yang pernah berada ataupun
masih berada di dalam sana, maka jawaban iya akan terlontar ketika
pertanyaannya adalah mengerikan atau tidak.
Sebagai perenungan, sebagai gambaran,
bahwa siapapun anda jangan sampai terjerumus ke dalam tempat hina
bernama penjara. Bisa saja karena emosi mengatakan tidak takut, namun
itu hanya dibibir karena dikuasai emosi dan nafsu. Siapapun yang berkata
tidak takut, akan tertunduk manakala jeruji besi sudah mengurung
badannya hingga kemudian beban pikiran menggerogoti fisik secara
perlahan.
Siapapun anda, jangan sampai terjerumus.
Sabar, tenang, damai. Sabar!
Salam hangat,
~Hsu~
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com