Selain Segitiga Bermuda dan Laut Setan, beberapa belahan dunia sudah tentu ada kawasan, daerah atau lokasi yang dipercaya memiliki misteri, termasuk di Kalimantan Timur, yakni pada salah satu kawasan itu adalah yang meliputi daerah di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau.
“Segitiga Kaltim” atau “Segitiga Utara Kaltim” (mengingat tiga kabupaten itu ada di utara Kaltim) sangat tidak terkenal sehingga jangan berharap menemukan kata-kata “Segitiga Utara Kaltim” itu dikamus elektronik atau mesin pencari google, bahkan bisa fenomena itu hanya diketahui beberapa pilot pesawat perintis yang pernah melintasi kawasan itu.
“Kemungkinan” adanya “Segitiga Setan” atau katakan saja kawasan rawan bagi penerbangan di Kalimantan Timur itu terungkap cukup lama, yakni ketika pada 26 Juli 1994 sebuah pesawat
heli jenis S-58T yang membawa 18 orang terdiri dari penumpang dan kru serta pilot hilang di rimba Kalimantan Timur.
Tim SAR telah hari-hari dengan berulang-ulang melintasi kawasan yang diduga dilalui pesawat heli milik penerbangan Air Fast yang disewa sebuah perusahaan pengumpul sarang burung dan kayu gaharu itu namun belum membuahkan hasil.
Bahkan, beberapa anggota tim SAR yang menggunakan Helikopter Bell 206 PK-UHM dengan pilot Kapt. Tobing, Marvin dan Andriana memasuki hari kelima pencarian pesawat yang seperti hilang ditelan bumi itu seperti frustasi.
Pencarian sudah memasuki hari ke lima dan memfokuskan pencarian di seputar sungai Kayan, hutan Long Laham dan terus menuju ke Kelawit pedalaman Kabupaten Bulungan, belum ada perkembangan yang pasti.
Beberapa hari kemudian pencarian diperluas pada kawasan pedalaman Tabang Kutai. Saat itu, kata Ketua Tim SAR Bandara Sepinggan adalah Heru Legowo. Sebagian tim SAR melakukan pencarian di seputar Base Camp Kilo-5 di pedalaman Bulungan.
Ketua Basarnas kala itu, Laksamana Pertama Herinto yang didampingi Kepala Pengendalian Basarnas, Kolonel.Pnb, Iut Wiandra ikut terjun dalam upaya melakukan pencarian pesawat dan korbannya dengan menggunakan pesawat Cassa PK-OCC dengan pilot Kapt. Bambang Sutrisno dan Robby.
Menjelang dua pekan, agaknya tim SAR sudah tidak punya pilihan lain, kecuali untuk segera menghentikan operasi itu, alasan yang masuk akal namun kurang etis disampaikan ke media massa adalah besarnya biaya operasi pencarian menggunakan beberapa pesawat heli tersebut.
Ketika Tim SAR seperti kehabisan akal, ternyata ada yang berinisiatif untuk melibatkan paranormal dalam pencarian.
Beberapa saksi mata menyebutkan bahwa ketika paranormal itu dibawa ke sejumlah lokasi yang diperkirakan tempat hilangnya pesawat naas itu, ia mengalami “trance” (kesurupan) dan berkata-kata dengan bahasa yang tidak dimengerti, sebagian anggota Tim SAR menduga-duga mirip Bahasa Dayak atau “Bahasa Dayak KUNO” (meskipun paranormal bukan orang Dayak).
Dalam keadaan trance itu, paranormal mengambil peta dan menunjuk sebuah titik yang lokasinya di antara tiga kawasan pedalaman di Kaltim, yakni Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Antara yakin dan tidak, Tim SAR kemudian menuju lokasi sesuai titik yang ditunjuk paranormal di peta penerbangan itu. Dan akhirnya bangkai pesawat heli serta kerangka para korban yang semuanya meninggal ditemukan.
Berdasarkan penutusan paranormal itu, ia seperti melihat potongan batu seperti altar di kawasan jatung rimba Borneo itu serta terdapat berbagai jenis perlengkapan warga pedalaman, antara lain gong dan mandau.
Tim SAR mengharapkan agar keterlibatan paranormal dalam keberhasilan menemukan korban itu jangan terlalu dibesar-besarkan, alasannya sangat logis, yakni agar peran anggota Tim SAR yang bersusah payah tidak diabaikan apalagi menggunakan dana tidak sedikit.
Bermula dari keterlibatan paranormal itu, kemudian sejumlah pilot pesawat perintis yang meminta identitasnya tidak disebutkan mengakui ada beberapa titik di jantung rimba Borneo yang sebenarnya cukup rawan bagi keselamatan penerbangan, yakni sering terganggunya alat-alat navigasi pesawat sepertinya di kawasan itu ada medan magnit yang kuat.
Mungkin kerawanan di kawasan itu sangat berbeda dengan kawasan Segitiga Bermuda yang sudah menelan puluhan kapal dan pesawat terbang namun setidaknya kawasan yang dikenal sebagai bagian dari “heart of Borneo” itu menyimpan sekelumit cerita misteri.
Sama dengan misteri Segitiga Bermuda serta kawasan-kawasan angker di berbagai belahan dunia, mungkin ini menjadi peringatan bagi umat manusia, seperti diriwayatkan Abu Hurayrah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda “Apabila salah seorang berada ditempat yg terbuka atau di tengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan yg meneduhinya bergerau sehingga sebagian dari dirinya terletak ditempat panas dan sebagian lagi di tempat sejuk, maka hendaklah dia berdiri atau meninggalkan tempat itu.”
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com