Menengok sejarah peradaban bangsa Indonesia, adalah Eugene Dubois yang memulai penelitian sejarah perkembangan kehidupan manusia Indonesia pada tahun 1891. Selanjutnya penelitian manusia Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa terutama sepanjang aliran sungai bengawan Solo menyimpulkan adanya kehidupan manusia prasejarah yang hidup antara 2 juta sampai 1 juta tahun lampau yang disebut Phitecantropus Erectus yaitu kelompok mahluk yang sudah berjalan tegak yang hidup dengan instingnya. Selanjutnya ditemukan pula kelompok kehidupan mahluk yang lebih mempunyai kemapuan perfikir dengan melihat fosil tengkorak yang mempunyai ruang lebih besar yang disebut Megantropus Erectur hidup sampai dengan 1 juta tahun yang lampau. Demikian juga, penelitian menyimpulkan adanya kelanjutan kehidupan manusia yang lebih modern hidup dalam kurun waktu 50.000 tahun sampai 15 000 tahun yang lalu.
Mengutip pendapat pakar arkeologi Mexico, Francisco M Calvan yang mengatakan bahwa kehidupan manusia prasejarah nampak lebih menyerupai kehidupan manusia moderen daripada sebagai penghuni gua yang primitif sederhana dan kompleks, lembut dan mewakili zaman, menawan hati dan gaib, suatu ekspresi bagaimana cara mereka memandang dunia, cara-cara bertanya, menyembuhkan, berkomunikasi dan menghitung, serta fungsi-fungsi lain yang mungkin sudah disempurnakan, tetapi itu juga menjadi bahan yang menawarkan lebih banyak persoalan dari pada solusi-solusinya untuk dipelajari. Bayangkan seandainya Bumi mengalami sebuah bencana alam yang terjadi di seluruh belahan planet ini, yang barangkali dikarenakan tertabrak sebuah asteroid (batuan angkasa yang mengorbit matahari). Planet kita akan terguncang akibat tumbukan itu, sehingga menghasilkan gelombang pasang yang sangat hebat (tertinggi dari yang pernah kita lihat) yang mana akan menyapu habis 80 persen peradaban yang ada. cerita fiksi tentang kehancuran peradaban karena bencana alam seperti itu sudah banyak kita ketahui seperti Domsday 2012 yang berbasis pada ramalan bangsa maya. Adalah sebagai pengingat bagi kita semua bahwa sesungguhnya manusia sangat kecil dibandingkan dengan kekuatan alam atau kehendak yang mahakuasa.
Namun sebaliknya kita lihat dalam kehidupan dunia saat ini, manusia saat ini sudah mampu membuat senjata penghancur massal yang sangat dahsyat. Menyerahnya jepang dari tentara sekutu tersebut taklain antara lain karena kehancuran 2 kotanya Hiroshima dan Nagasaki akibat bom atom yang dijatuhkan dari pesawat pembom Amerika Serikat. Kita menjadi lupa dengan kekejaman bala tentara Dai Nippon selama mengusai negeri ini dengan melihat penderitaan manusia yang terkena dampak bom atom itu.
Apa akibatnya jika senjata pemusnah masal tersebut digunakan lagi akibat pertentangan antar umat manusia ?. Maka sebagian besar warisan teknologi moderen akan musnah demikian juga segala sesuatu yang terkena dampak senjata nuklir itu. Dan andaikan ada yang masih tertinggal, walaupun hanya sedikit itu akhirnya juga akan rusak seiring dengan berjalannya waktu, sehingga sudah tidak dapat dikenali lagi. Setelah kabut sirna dari skenario penghancuran, kita akan mendapatkan hanya sedikit orang yang selamat – sejumlah kecil individu-individu yang pada akhirnya memulai suatu siklus peradaban manusia yang baru.
Maraknya penelitian tentang asal usul kehidupan manusia bukan hanya terjadi di Indonesia yang dipelopori oleh Eugene Dubois itu, dibelahan dunia lain banyak dilakukan penelitian arkeologi serupa yang satu sama lain saling melengkapi. Pada 1937 para ahli arkeologi Eropa telah menemukan batu-batu pahatan yang memberi tantangan langsung atas pemahaman kita tentang sejarah manusia. Di dalam gua-gua Lussac-les-Châteaux, batu-batu pahatan yang ditemukan itu ternyata telah dibuat 15.000 tahun yang lalu yang telah mengungkapkan hal-hal diluar prasangka kita: lukisan-lukisan grafis dari orang-orang yang memakai sepatu, celana panjang, kemeja dan topi.
“Setelah ditemukannya batu-batu pahatan di Lussac-les-Châteaux itu, prasejarah mempunyai sebuah sisi baru, sebuah arti baru, tabir kegelapan masa lampau tersingkap, dan ‘kain usang kasar’ yang sebelumnya dipakai nenek moyang kita untuk menutupi diri mereka telah mereka campakkan saat itu,” kata mendiang Robert Charroux, seorang ahli arkeologi dan peneliti yang membaktikan karirnya untuk mengungkap cerita sebenarnya dari sejarah manusia.
Gambar-gambar pahatan ini merupakan sebuah kesaksian tentang teknologi dan pakaian yang disukai “manusia prasejarah.” Kalangan ilmuwan internasional sangat terkejut dan terheran-heran ketika pada 2002 dipastikan bahwa wajah-wajah yang dilukis di gua-gua La Marche bukanlah pemalsuan dari jaman kini, tetapi itu merupakan catatan-catatan resmi sejarah yang menyatakan tanpa keraguan bahwa ternyata manusia prasejarah tidak memiliki adat membalut tubuh dengan kulit binatang dan rambut kusut seperti yang telah dinyatakan oleh para ahli antropologi moderen.
Sebagai gantinya, catatan-catatan kuno ini menggambarkan sebuah populasi yang beradab juga, rambut pendek layaknya seorang olahragawan, jenggot yang terawat dan pakaian yang dijahit. Beberapa batuan menunjukkan detil-detil dari para pria yang menunggang kuda dengan penampilan pribadi yang sempurna dan yang secara keseluruhan bergaya moderen.
Para penyelidik seperti Michael Rappenglueck dari Universitas Munich menegaskan bahwa artifak-artifak penting ini telah begitu saja diabaikan oleh sains modern. Sementara sejumlah batu-batuan dari Laussac-les-Châteaux, yang sekarang ini dipamerkan di Museum of Man (Musium Manusia) di Paris, yang menggambarkan dengan jelas manusia prasejarah sebagai makhluk yang terlahir dengan kebudayaan dan kecerdasan yang tinggi – dan bukan karikatur manusia gua yang kita pahami selama ini – tetap jauh tersembunyi. Gambar kuno yang sudah membatu yang tersebar di belahan planet ini — San Francisco de la Sierra, Altamira, Vilhonneur, Lascaux, Chusca, Cosquer, Cap Blanc Gönnersdorf, Hayonim, Balzi Rosi dan masih banyak lagi tempat yang lain namun hal ini masih banyak diabaikan. Dari semua temuan arkeologi di dunia, gua-gua Tassili di Algeria dapat mewakili koleksi karya terhebat yang akan mengancam tergesernya pemahaman yang ada saat ini tentang sains moderen. Beberapa ribu ukiran dan lukisan yang berusia lebih dari 15.000 tahun lalu telah mengungkap pemandangan-pemandangan luar biasa bagi suatu populasi yang tadinya dianggap sangat primitif. Sebuah pertanyaan yang menggelitik, penemuan yang satu dapat mematahkan penemuan yang lain. Penemuan diluar benua eropa terbenam oleh kesimpulan penemuan yang sebelum di daratan eropa.
Demikian pula tentang cerita ramayana yang menggambarkan manusia dapat terbang dengan perhitungan gaya gravitasi serta manuskrip yang ditemukan di India yang menggambarkan bahwa manusia telah mengenal mesin terbang pada 15 000 tahun yang lalu adalah misteri kehidupan yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Dari temuan kehidupan manusia Indonesia 2.000.000 tahun yang lalu, budaya pakaian modern yang diperkirakan berasal dari 30.000 tahun yang lalu di benua eropa, seni lukis yang ditemukan di daratan Afrika serta mesin terbang di India yang bersal dari masa 15.000 tahun yang lalu adalah sebuah tantangan bagi umat didunia ini untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya kehidupan ini.
Jika kita melihat ajaran islam yang menyatkan Nabi Adam adalah manusia pertama dibumi atau datangnya hari kiamat adalah sebuah keyakinan sebuah kebenaran adanya. Keyakinan yang dilogikakan akan membuat manusia bingung, namun logika tanpa keimanan akan membuat manusia bingung juga. Namun ilmu pengetahuan juga dapat berpegang pada ajaran tersebut tanpa mematahkan apa yang terkandung dalam ayat suci Al Qur`an. Jika kita mempelajari teori evolusi darwin tanpa logika, hanya berdasarkan keyakinan maka kita akan marah karena mematahkan ajaran islam. Namun jika kita melihat waktu, misalnya candi borobudur yang dibangun dua abad setelah kelahiran ajaran islam, dalam kurun waktu 1400 tahun sesudahnya dimana dunia telah mencapai tehnologi luar angkasa, bahwa apa yang disampaikan dalam ayat suci Al Quran tersebut merupakan methode pengajaran yang dapat dicerna oleh siapapun dan jika kita telaah lebih dalam lagi maka ajaran islam tersebut adalah penghapus trauma perseteruan antar umat manusia yang berkibat kemusnahan peradaban. Hari kiamat tersebut merupakan kemusnahan alam semesta yang diyakini sebagai kehendak Allah dapat kita cerna sebagai methode untuk tidak membingungkan umat manusia jika kita ingin melogikakannya.
Berbalik pada 15.000 tahun silam adanya temuan masyarakat india yang sudah mengenal UFO dibandingkan kelahiran ajaran islam pada masa 13.500 tahun berikutnya maka kemungkinan bahwa manusia sesungguhnya telah menguasai tehnologi luar angkasa yang sangat tinggi. Melihat keadaan yang berlangsung saat ini, perlombaan senjata terus berlangsung tanpa dapat dihentikan, pandangan memusuhi islam, pembunuhan dengan berbagai alasan, bertambahnya jumlah penduduk, efek rumah kaca yang pada akhirnya alam yang rusak itu menyulitkan manusia untuk menyediakan pangan. Dalam hitungan puluhan tahun kedaan alam makin rusak, perebutan lahan untuk memenuhi pangan itu dapat saja menimbulkan pertentangan antar manusia. Penggunaan penghancur masal itu dapat saja pada akhirnya memusnahkan peradaban umat manusia.
UFO, mungkin saja bagian dari peradaban masa lalu dibumi juga yang telah menyesuaikan kehidupannya akibat kehancuran alam. Kehancuran alam yang ditinggalkan itu dalam ribuan tahun itu telah mengalami recovery dengan manusia yang baru seperti kita saat ini. Perkembangan manusia yang diteliti dari temuan fosil, artefak dan temuan lainnya serta adanya UFO itu telah mendorong umat manusia terus mencari sejarahnya sendiri. Pencarian itu sekaligus mendorong manusia untuk mencipta alat untuk membantu pencariannya seperti pesawat2 luar angkasa serta laboratorium yang didirikan diluar angkasa.
Apakah memang benar bahwa UFO tersebut mahluk luar angkasa ?. Atau bagian dari peradaban umat manusia juga yang telah mengalami mutasi ?. Menilik temuan fosil perkembangan umat manusia Indonesia yang menunjukkan adanya mutasi, mungkin saja mahluk dalam UFO tersebut juga hasil sebuah mutasi karena adanya pemusnahan masal antar umat pada masa lalu. Dengan melihat temuan para ahli yang menggambarkan pakaian modern 30.000 tahun silam, tehnologi luar angkasa 15.000 tahun silam, mungkin saja candi borobudur yang dibangun pada dua abad setelah kelahiran ajaran islam adalah karya umat manusia baru pengganti dari manusia super modern sebelumnya yang telah mengalami kehancuran akibat pertentangan. Sebuah expedisi pencarian keluar angkasa yang dilakukan oleh umat manusia seperti ke bulan atau planet mars adalah dalam rangka menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan.
Catatan : Bahan artikel dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com