Muhammadiyah Khilaf Fatwakan Rokok Haram

Ilustrasi perokok (foto: dok okezone)

KEDIRI - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai Muhammadiyah telah melakukan kekhilafan terkait dikeluarkanya fatwa haram rokok.

Seharusnya, kata Gus Ipul, pimpinan Muhammadiyah mencermati semua hal yang menjadi latar belakang sebelum fatwa dibuat. Ia mencontohkan seperti ibadah salat yang bersifat sunah, tentunya tidak bisa diubah menjadi wajib.

"Dan kalau ditanggapi bisa terjadi perang fatwa," ujarnya disela kunjungannya menjenguk Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki yang tengah sakit Minggu 14 Maret dinihari. Eksistensi rokok sendiri memiliki ikatan yang erat dalam permasalahan sosial ekonomi negara dan masyarakat.

Dari cukai yang terjual, negara memperoleh kontribusi yang besar. Begitu juga ketika rokok dilarang dan pabrik tidak berproduksi, menurut Gus Ipul akan berekses buruk bagi dunia kerja. "Sebab memang keterkaitan dengan lapangan kerja erat sekali," paparnya.

Bagi Gus Ipul kurang pas sekiranya menyoroti persoalan rokok. Menurut dia, keberadaan kelompok sosial yang merokok dan tidak merokok, adalah sejajar. Keduanya sama-sama memliki hak untuk dihormati. "Dan kurang bijak, jika persoalan rokok sampai dimasukkan dalam hukum halal haram. Tidak perlu sampai dimasukkan dalam hukum halal haram," pungkasnya.

Dalam kunjunganya ke Ponpes Lirboyo, Gus Ipul datang bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Kedatangan orang nomor satu dan dua di Jawa Timur ini murni dalam rangka mengunjungi KH Idris Marzuki atau Mbah Idris yang sekitar dua pekan dikabarkan sakit.

Menurut informasi santri senior Lirboyo Nabil Haroen, penyakit wasir Mbah Idris kambuh. "Selain itu juga ditambah diare. Namun kondisinya sudah membaik," ujarnya.(Solichan Arif/Koran SI/ahm)