ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Arti Cultural Lag,Cultural Survival,Cultural Conflict dan Cultural Shock

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 25 Maret 2013 | 22.54

http://outlookafghanistan.net/assets/assets0811/burqa.jpgPeristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan oleh Munandar (1987) dibagi atas: cultural lag, cultural survival, cultural conflict dan cultural shock. Keempat jenis perubahan peristiwa-peristiwa kebudayaan tersebut diuraikan secara singkat sebagi berikut di bawah ini.
CULTURAL LAG
Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Artinya ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda itu.
Juga suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan (mungkin lebih) memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya.
CULTURAL SURVIVAL
Istilah ini ada sangkut pautnya dengan cultural lag karena mengandung pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang. Cultural survival adalah suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep ini dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata. Jadi, pengertian lag dapat diperguanakan paling sedikit dalam dua arti, yaitu:
  1. Suatu jangka waktu antara terjadinya penemuan baru dan diterimannya penemuan tersebut.
  2. adanya perubahan dalam pikiran manusia dari alam pikiran tradisional ke alam pikiran modern.
Terjadinya cultural lag ialah karena adanya hasil ciptaan baru yang membutuhkan aturan-aturan serta pengertian yang baru yang berlawanan dengan hukum-hukum serta cara-cara bertindak yang lama, tetapi ada pula kelompok yang memiliki sifat keterbukaan, malahan mengharapkan timbulnya perubahan dan menerimanya dengan mudah tanpa mengalami cultural lag.
CULTURAL CONFLICT (pertentangan kebudayaan)
Pertentangan kebudayaan ini muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan. Hal ini terjadi akibat konflik langsung antar kebudayaan. Faktor-faktor yang menimbulkan konflik adalah keyakinan-keyakinan yang berbeda sehubungan dengan berbagai masalah aktivitas berbudaya. Konflik ini dapat terjadi di antara anggota-anggota kebudayaan yang satu dengan anggota-anggota kebudayaan yang lain.
CULTURE SHOCK (guncangan kebudayaan)
Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Kalervo Oberg (1958) untuk menyatakan apa yang disebutnya sebagai suatu penyakit jabatan dari orang-orang yang tiba-tiba dipindahkan ke dalam suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaannya sendiri, semacam penyakit mental yang tak disadari oleh korbannya. Hal ini akibat kecemasan karena orang itu kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang pergaulan sosial yang sudah dikenalnya dengan baik.
Ada empat tahap yang membentuk siklus culture shock:
  1. tahap inkubasi; kadang-kadang disebut tahap bulan madu, sebagai suatu pengalaman baru yang menarik.
  2. tahap kritis; ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah terjadi korban culture shock.
  3. tahap kesembuhan; korban mampu melampaui tahap kedua, hidup dengan damai.
  4. tahap penyesuaian diri; sekarang orang tersebut sudah membanggakan sesuatu yang dilihatnya dan dirasakannya dalam kondisi yang baru itu; rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.
Penyesuaian diri antar budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern menurut Brislin, ialah faktor watak (traits) dan kecakapan (skill). Watak adalah segala tabiat yang membentuk keseluruhan kepribadian seseorang, yang dalam bahasa sehari-hari biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan, “orang macam apa dia?” jawabannya: emosional, pemberani, bertanggungjawab, senang bergaul dll. Orang senang bergaul biasanya lebih mudah menyesuaikan diri.
Kecakapan atau skill menyangkut segala sesuatu yang dapat dipelajari mengenai lingkungan budaya yang akan dimasuki, seperti bahasa, adat-istiadat, tata krama, keadaan geografi, keadaan ekonomi, situasi politik dan sebagainya.
Selain kedua faktor itu, juga sikap (attitude) seseorang berpengaruh terhadap penyesuaian diri antarbudaya. Menurut Allport, yang dimaksud dengan sikap disini adalah kesiagaan mental atau saraf yang terbina melalui pengalaman yang memberikan pengarahan atau pengaruh terhadap bagaimana seseorang menanggapi segala macam obyek atau situasi yang dihadapinya. Contoh, sikap terusterang, berprasangka baik atau buruk, curiga, optimis, pesimis, skeptis, ekstrim, moderat, toleran, tepasliro dan sebagainya. Orang yang bersikap terus terang dan terbuka atau berprasangka baik akan lebih berhasil dalam menyesuaikan diri.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri antar budaya adalah:
  1. besar-kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang dimasukinya.
  2. pekerjaan yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukannya itu dapat ditolerir dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya.
  3. suasana lingkungan tempat ia bekerja. Suasana lingkungan yang terbuka akan mempermudah seseorang untuk menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan suasana lingkungan yang tertutup.
22.54 | 0 komentar | Read More

Jangan Sekali-Sekali Mencoba Bunuh Diri (Sebuah Renungan)

http://images.harianjogja.com/2012/08/jalan-gelap-endlessfalling.wordpress.com_-366x310.jpg"Artikel ini sengaja ditulis dan ditayangkan ulang, mengingat masih banyak terjadi kasus bunuh diri dan ada yang mau melakukan bom bunuh diri. Semoga artikel ini terbaca oleh mereka yang hatinya sedang dipengaruhi syetan agar mau bunuh diri. (Pray)"

Pada pagi ini, setelah penulis membaca-baca koran, membuat bahasan masalah politik, terbersit keinginan membuat selingan artikel. Hari ini penulis mampu menyelesaikan artikel masalah "gaib" yang sudah sekian lama dibuat tetapi selalu tidak pernah selesai dikerjakan.

Beberapa waktu lalu setelah melihat di teve kisah seorang ibu yang yang bunuh diri, setelah sebelumnya meminumkan racun pada anaknya yang masih kecil, tulisan ini di putuskan untuk ditayangkan, dengan harapan ada manfaatnya untuk kita yang masih hidup agar jangan bunuh diri karena "berbahaya" untuk ketenangan ruhnya. Sebuah kisah nyata di keluarga yang diikuti dan disikapi penulis seperti mengalirnya air disebuah sungai. Penulis tidak faham tentang masalah gaib, sehingga tidak akan mampu mengurai lebih jauh lagi.

Bunuh diri adalah keputusan pendek seseorang yang mental dan jiwanya tidak mampu menghadapi masalah atau tekanan hidup didunia. Keputus asaan dan penderitaan yang sangat berat dapat memicu seseorang untuk mengambil jalan pintas menyelesaikan masalahnya dengan membunuh dirinya. Dari beberapa kasus pemberitaan, cara bunuh diri dilakukan dengan meminum racun, gantung diri, menyilet diri, terjun dari gedung bertingkat, dan banyak cara lainnya.

Biasanya penyebab bunuh diri disebabkan karena tekanan masalah ekonomi, penyakit berat, putus cinta, masalah keluarga, dan banyak lagi penyebabnya. Keputusan mengambil jalan pintas yang dirasa akan membebaskan diri dari masalahnya tersebut, ternyata merupakan masalah baru yang ternyata jauh lebih menakutkan, kalau boleh di katakan mengerikan.

Tulisan ini dibuat berdasarkan sebuah kisah "gaib" yang coba dikupas sedikit menggunakan referensi agama Islam, karena penulis bukan ahli agama. Penulis mencoba menggabungkan sebuah kejadian gaib dengan pencerahan dari tulisan seorang penulis buku-buku Islam Agus Mustofa dalam serial diskusinya Tasawuf Modern yang berjudul "Mengubah Takdir".

Agus Mustofa menyampaikan didalam bukunya, "Allah melarang seseorang untuk bunuh diri, Ini menunjukkan bahwa kematian bisa diusahakan oleh seseorang. Sebagaimana pula kesehatan bisa diusahakan. Dengan kata lain, kalau Allah sudah menentukan kematian seseorang secara wajar, mestinya bagaimana pun seseorang melakukan usaha bunuh diri, ia tidak akan bisa terbunuh. Tapi karena ia bisa terbunuh, maka Allah pun melarang mereka untuk bunuh diri".

Referensi Agus Mustofa diambil dari QS. Al Hijr (15) : 56 yang terjemahannya ; Ibrahim berkata : "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat" . Yang kedua diambil dari surat QS. An Nisaa' (4) : 29 yang terjemahannya ; " Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu".

Nah, kini kita memasuki sebuah kisah nyata tentang alam gaib, yang sedikit sekali dibukakan oleh Allah kepada manusia, berbeda dengan ilmu pengetahuan yang dibuka seluas-luasnya. Hanya orang tertentu yang mendapat rahmat dan ijin Allah di beri kemampuan melihat alam gaib tersebut.

Penulis mempunyai sanak keluarga yang pada enam tahun lalu masih kuliah di Universitas Trisakti. Pada suatu hari si gadis ini sekembalinya dari kuliah dengan terengah-engah menceritakan bahwa dia tadi di fakultasnya ditabrak "kerbau". Dan yang aneh kerbau tadi melewati dirinya tanpa ada rasa apa-apa. Setelah kejadian tersebut, maka mulailah rangkaian peristiwa-peristiwa yang aneh tetapi nyata. Kalau ke toilet dia mengaca, maka dikaca terlihat banyak wanita yang berpakaian putih-putih yang berdiri di belakangnya ikut mengaca, mukanya macam-macam, aneh-aneh.

Perasaan takut dan rasa terganggu terus membayanginya, tapi katanya ada yang aneh, kalau dia mempunyai rasa takut berjalan disuatu tempat mesti ada suara yang mengingatkan dengan berbisik, jangan melihat kekiri atau kekanan. Bisa dipastikan ada mahluk yang aneh dan bentuknya macam-macam dan menakutkan. Berhubung kondisi ini dirasa terus mengganggu, maka penulis atas informasi dari beberapa pihak kemudian membawanya ke daerah Kuningan, kerumah seorang kiai, seorang tokoh Islam yang bertempat tinggal dilereng gunung Ciremai, dikenal bernama Raden Rasmaya Satria Sakembaran, beliau biasanya dipanggil "Romo".

Menurut Romo, si gadis ini ternyata atas kehendak Allah terbuka mata batinnya hingga mampu melihat dua sisi dunia, dunia biasa dilihat dari matanya, dunia gaib dilihat dari mata batinnya. Kita umumnya hanya mampu melihat dengan mata biasa, tidak mampu melihat dengan mata batin, disebabkan karena batin (qolbu) manusia umumnya kotor, jelas Romo. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat alam gaib tersebut. Penulis mohon bantuan Romo untuk menutup frekwensi yang satunya itu karena dirasa sangat mengganggu, baik kehidupan dan kuliah si gadis tadi.

Oleh Romo kemudian dijelaskan bagaimana cara berkomunikasi dengan alam gaib tersebut, yang diperkuat dengan doa dan zikir untuk menguatkan batin, dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menutup "pandelengan batin" tersebut jelas Romo. Dikatakannya bahwa si gadis mempunyai nama alam gaib "Ratu Ayu Delifah", ini adalah keturunan ketujuh yang menitis dari sesepuh keraton Yogya. Memang dari silsilahnya nenek moyang si gadis dari pihak ibunya mempunyai garis keturunan dari Sri Sultan Hamengku Buwono Kedua.

Pada suatu hari dalam sebuah acara dimana berkumpul demikian banyak kiai dirumah Romo, Ayu yang diminta datang berpakaian hijau, duduk dimuka Romo yang menggunakan gamis dan bersorban, sementara disebelahnya ada kursi kosong. Setelah beberapa lama Ayumelihat ada wanita yang sangat cantik, bersinar dan berpakaian mirip baju kerajaan. Menurut Ayu mukanya mirip Chintami. Kemudian Ayu dipanggil mendekat dan disentuh kepalanya oleh Romo dan wanita tadi, dengan rasa gemetar karena mata wanita tadi bersinar, tetapi dia lega karena wanita tadi kemudian tersenyum. Setelah acara selesai Ayu menanyakan siapa itu kepada Romo. Dijelaskan bahwa itu adalah ibu gaib dari Ayu yang bernama Kanjeng Ratu Amanah, menurut Romo itulah Ratu Kidul atau Nyai Loro Kidul.

Setelah kembali dari Ciremai, maka "Ayu" (nama panggilan gaib si gadis) banyak menemui mahluk-mahluk aneh dimana-mana, di tempat pamannya dia selalu ketakutan, katanya ada beberapa mahluk setinggi rumah, giginya panjang, ternyata itulah isi (qodam) dari keris si paman. Beberapa kali dia menjumpai sebuah rumah ada yang menjaga mahluk setinggi tiga meter, berpakaikan prajurit jawa, itulah jin penjaga. Dia suatu saat menolong temannya yang kesurupan, ternyata temannya diikuti oleh mahluk yang kakinya hanya satu tapi menempel terus. Pernah dirumah menemukan dikamar kakaknya ada macan putih yang sangat besar sedang duduk, dan setelah diminta baru si macan pergi. Masih banyak lagi kisah seram alam gaib yang dialami oleh Ayu.

Nah, yang paling penting, Ayu pada suatu hari sekitar jam tujuh malam diperintah datang kerumah salah seorang dosennya dibilangan Rangunan. Dimuka rumah si dosen terdapat pohon kelapa, dia terkejut saat melewati pohon kelapa tersebut, ada mahluk halus sedang duduk menangis, jenisnya wanita, rambutnya terurai dan gembel, mukanya agak berlendir, dan banyak kutil-kutilnya. Ayu tahu ini adalah sebuah wujud arwah penasaran, kemudian saat ditanya kenapa duduk dan menangis disitu? Dijawab ruh penasaran tadi "tolong 'ndoro', saya sakit sekali, saya menderita, saya dingin, saya sengsara sudah lama sekali".

Baiklah kata Ayu, dia faham bahwa mahluk tadi tersiksa dan butuh didoakan. Kemudian oleh Ayu dibacakan surat Al-Fatehah, dan didoakan agar Allah mengampuni dosa-dosanya, setelah itu "si ruh" tadi tersenyum, mengucapkan terima kasih, menyembah Ayu dan masuk kedalam pohon kelapa tadi.

Saat bertemu si dosen dan ditanya apa di pohon kelapa pernah ada kejadian, dosen menjelaskan bahwa dahulu anak sipemilik rumah yang kemudian rumahnya dibeli dosen itu "bunuh diri" di pohon tersebut. Astaghfirullah. Saat ditanyakan kepada Romo tentang ruh penasaran tadi, dijelaskan bahwa ruh orang yang bunuh diri tidak bisa kemana-mana, dia akan tersiksa terus menerus ditempat dia bunuh diri. Pengalaman bertemu dengan ruh penasaran juga terjadi beberapa kali, bahkan ada yang mengikuti wujudnya setengah badan, terbang disamping mobil sambil merintih-rintih minta didoakan.

Setelah tiga bulan Ayu kembali dibawa ke Romo dan di tutup mata batinnya, menurut Romo mata batinnya akan otomatis terbuka pada saat di berumur 26 tahun. Kini, Ayu berumur 25 tahun, sudah menjadi sarjana, dan berkerja di sebuah perusahaan, hatinya lembut, bersih, bahkan agak terlalu halus dan perasa. Kalau mendengar penjelasan Romo maka pada tahun depan mata batinnya kembali akan terbuka. Mudah-mudahan stabilitas mentalnya sudah jauh lebih mapan dalam menerima karunia Allah tersebut.

Kira-kira setahun yang lalu Romo meninggal dunia, dan dua bulan setelah wafat, disuatu malam sekitar jam setengah tiga ruhnya membangunkan Ayu. Ayu sangat terkejut, memeluk kaki Romo dan menangis, menyadari bahwa yang datang adalah ruh suci. Romo yang terlihat sangat bersih, berbau sangat wangi, sewangi parfum arab, berpakaian gamis putih, bersorban dan memakai selendang hijau yang dikalungkan dileher dengan tulisan arab "La ilaaha illallaah" menuntun Ayu untuk sholat tahajud dan berzikir. Beliau memesankan jangan meninggalkan sholat lima waktu, berzikir dan berdoa serta selalu mendengar apa kata orang tua agar mendapatkan ridho, itulah pesannya.

Pembaca, apa hal terpenting? Dari yang disampaikan Agus Mustofa, bahwa orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan adalah orang yang sesat. Allah tegas-tegas melarang orang untuk bunuh diri. Dikaitkan dengan kisah pertemuan Ayu dengan "ruh penasaran", jelas bahwa bunuh diri adalah jalan yang salah, jelas dilarang oleh Allah dan akibatnya ruh-nya akan tersiksa menangis terus menerus dengan kondisi rusak, terasa sakit yang amat sangat, menderita berkepanjangan menunggu hingga hari kiamat datang yang entah kapan. Penyesalan selalu berada diakhir tidak pernah berada dimuka. Ini yang perlu kita sadari.

Bagi kita yang masih hidup, diingatkan agar jangan lupa mendoakan orang tua, sanak keluarga dan kerabatnya, karena ternyata ruh-ruh orang yang sudah meninggal selalu membutuhkan dan menanti doa. Semoga tulisan ini bermanfaat, tidak ada maksud apapun, hanya memberikan sebuah penjelasan bagi kita yang masih hidup...agar tidak tergelincir mengambil jalan pintas dan akan merasakan akibatnya, merasakan kesengsaraan dalam waktu yang sangat lama, mungkin bermilyar tahun. Dia sudah ditetapkan Allah sebagai orang yang "sesat".

Bunuh diri bukan sebuah jalan keluar bagi masalah ataupun kepercayaan yang dianut, tapi itulah sebuah awal penyiksaan atau resiko yang diterima seseorang dalam tindakan keputus asaan serta keyakinannya yang salah. Bagi m,ereka yang melakukan bom bunuh diri, dari kisah ini bisa dikatakan bukan mati sahid tetapi mati sangit (karena itu berfikirlah, jangan asal percaya keyakinan yang digelincirkan).

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam tulisan ini, karena kekurang tahuan atas segala sesuatu dalam masalah gaib yang memang sangat tertutup itu. (Prayitno Ramelan)

Diposkan oleh opini-prayitno.ramelan di Selasa, Desember 02, 2008
13.47 | 1 komentar | Read More

KISAH NYATA: Gadis yang Buta,Tuli dan Bisu

http://yessigreena.files.wordpress.com/2010/01/enya_-_paint_the_sky_with_stars_ab.jpgSahabatku menceritakan :
“Ini cerita tentang adikku, Nur Annisa, gadis yang baru beranjak dewasa, namun rada bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku. Banyak teman cowoknya yang datang ke rumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.
Untuk mengantisipasi hal itu, ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran-pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras, “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab, namun kelakuannya ngga beda-beda ama kita-kita. Malah teman-teman Ani yang di sekolah pake jilbab, dibawa om-om, sering jalan-jalan. Masih mending Ani. Walaupun begini-gini, Ani nggak pernah ma kaya gituan”. Bila sudah seperti itu, ibuku hanya mengelus dada. Kadangkala di akhir malam, kulihat ibuku menangis, lirih terdengar doanya, “Yâ Allâh, kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allâh“.
Pada satu hari di dekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil-kecil. Suaminya bernama Abû Khoiri (bukan Effendy Khoiri lhoo) (entah nama aslinya siapa), aku kenal dengannya waktu di masjid.
Setelah beberapa lama mereka pindah, timbul desas-desus mengenai istri dari Abû Khoiri yang tidak pernah keluar ruA, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh adikku, dan dia bertanya sama aku, “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli?” Hus… aku jawab sambil lalu, “Kalau kamu mau tau, datangin aja langsung ke rumahnya”.
Eehhh tuuh, anak benar-benar datang ke rumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku, kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya. Wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu menjadi pucat pasi… Entah apa yang terjadi?
Namun, tidak kusangka selang dua hari kemudian, dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan jilbab… yang panjang lagi… rok panjang, lengan panjang… Aku sendiri jadi bingung… Aku tambah bingung campur syukur kepada Allâh subhânahu wa ta’âlâ karena kulihat perubahan yang ajaib… Yah, kubilang ajaib karena dia berubah total… Tidak banyak lagi anak cowok yang datang ke rumah atau teman-teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan… Kulihat dia banyak merenung, banyak baca-baca majalah Islam, yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina, ganti jadi majalah-majalah Islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku… Tak ketinggalan tahajjudnya, baca qur`annya, sholat sunnahnya… Dan yang lebih menakjubkan lagi… bila temanku datang, dia menundukkan pandangan… Segala puji bagi Engkau Yâ Allâh subhânahu wa ta’âlâ, jerit hatiku…
Tidak berapa lama, aku dapat panggilan kerja di Kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja di sana, aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggilku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti-hentinya aku berdo`a kepada Allâh subhânahu wa ta’âlâ agar adikku diberi kesembuhan, namun aku hanya berusaha. Ketika aku tiba di rumah, di depan pintu sudah banyak orang. Tak dapat kutahan, aku lari masuk ke dalam rumah, kulihat ibuku menangis. Aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku. Sambil tersendat-sendat, ibuku bilang sama aku, “Dhi, adikmu bisa ucapkan dua kalimat syahadah di akhir hidupnya”… Tak dapat kutahan air mata ini…
Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat diary di atas mejanya, diary yang selalu dia tulis, diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu 
almarhumah adikku masih hidup. Kemudian kubuka selembar demi selembar… hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku… perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abû Khoiri… Di situ kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku. Isinya seperti ini :
Tanya jawab (kulihat di lembaran itu banyak bekas tetesan air mata) :
Annisa : Aku bergumam (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari), ‘Ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik’.
Istri tetanggaku : ‘Alhamdulillâh, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.’
Annisa : ‘Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik.’
Istri tetanggaku : ‘Subhânallâh, sesungguhnya keindahan itu milik Allâh subhânahu wa ta’âlâ, dan bila Allâh subhânahu wa ta’âlâ berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.’
Annisa : ‘Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam-macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab. Menurut ibu bagaimana?’
Istri tetanggaku : ‘Duhai Annisa, sesungguhnya Allâh subhânahu wa ta’âlâ menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan 
muhrim(mahram) kita semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allâh subhânahu wa ta’âlâ di akhirat nanti. Jilbab adalah hijab (penutup) untuk wanita.’
Annisa : ‘Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.’
Istri Tetanggaku : ‘Jilbab hanyalah kain. Namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.’
Annisa : ‘Apa itu hakekat jilbab?’
Istri Tetanggaku : ‘Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (ghosib) dan kesia-siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allâh subhânahu wa ta’âlâ. Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat, baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidung kamu dari mencium-cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat. Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allâh subhânahu wa ta’âlâ. Bila kamu sudah bisa, maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu. Itulah hakekat jilbab.’
Annisa : ‘Ibu, aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab. Mudah-mudahan aku bisa pakai jilbab. Namun, bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya?’
Istri tetanggaku : ‘Duhai Annisa, bila kamu memakai jilbab, itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allâh subhânahu wa ta’âlâ yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang. Bila kamu mensyukuri rahmat itu, kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan-amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allâh subhânahu wa ta’âlâ.
Duhai Annisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh-roh manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.
Ketika 
tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini.
Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing-masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa-rupa bentuk manusia bermacam-macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan. Semuanya menangis, menangis karena hari itu Allâh subhânahu wa ta’âlâ murka, belum pernah Allâh subhânahu wa ta’âlâ murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allâh subhânahu wa ta’âlâ di padang mahsyar yang panas membara hingga timbangan mizan digelar. Itulah hari Yaumul Hisab.
Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal di hari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allâh subhânahu wa ta’âlâ. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!!’
Sampai di sini aku baca diarynya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Subhânallâh. Kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan. Kemudian, kulihat tulisan kecil di bawahnya: ‘buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain muhrimnya (mahram), wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allâh subhânahu wa ta’âlâ, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia’. Tak tahan air mata ini pun jatuh membasahi diary.
Itulah yang dapat saya baca dari diarynya. Semoga Allâh subhânahu wa ta’âlâ menerima adikku di sisi-Nya. Âmîn. Subhânallâh.”
[Dari Notes Facebook Ade Alam]
 
(Dinukil dengan sedikit perbaikan tulisan)

Sumber: http://fataaya.wordpress.com/2012/03/12/gadis-yang-buta-tuli-dan-bisu/
13.45 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata Pria Buta yang Bisa Selesaikan S3 (ARTIKEL SPESIAL)

Kisah Nyata Pria Buta yang Bisa Selesaikan S3
Akibat kecelakaan saat bermain bola, Tri Bagio yang saat itu masih kecil dinyatakan dokter harus dioperasi. Namun, setelah dioperasi, matanya malah tidak bisa melihat lagi.

"Ketika saya tidak melihat, serasa dunia ini menjadi runtuh, tidak ada pengharapan lagi. Semuanya totally musnah." ujar Tri.

Kebutaannya membuat Tri tidak merasa nyaman, dia merasa sebagai kelompok yang terpinggirkan. Yang ada di dalam pikirannya kemudian, dia tidak tahu lagi apa tujuannya untuk hidup. Dia pun mengambil keputusan bulat untuk bunuh diri. Di dekat rumahnya, ada sebuah sumur, disanalah ia memutuskan untuk mengakhiri hidup. Tetapi ketika dia hendak melompat, tetangganya memergoki dia dan menyelamatkannya. Tetangganya itupun menasihati dia untuk tetap semangat. Singkat cerita, Tri merasa dibangkitkan semangatnya untuk terus hidup.

Dia pun belajar dengan serius, apalagi di sekolah umum tidak tersedia sarana bagi penyandang tunanetra sehingga Tri harus bekerja keras dan bergantung penuh pada pertolongan teman-temannya yang mau membacakan materi pelajaran.

Hasilnya berbuah manis dia lulus jenjang SMA dan dapat meneruskan pendidikannya ke universitas. Namun di sana, dia pernah gagal dalam suatu mata kuliah karena tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Salah satu teman wanitanya pun menawarkan untuk menjadi pembaca tetapnya dan itu sangat membantu Tri.

Persahabatan yang tulus itu akhirnya berkembang menjadi sebuah hubungan asmara. "Saya menganggap dia sosok yang bisa mengganti penglihatan saya. Ketika saya tidak bisa melihat, dia bisa menggantikan hal itu. Dia bisa menjadi tongkat, dia bisa menjadi penolong saya." Sampai akhirnya Tri lulus dari mata pelajaran yang sebelumnya gagal.

Namun suatu hari, kekasih Tri memutuskan agar mereka berpisah karena ditentang oleh keluarga wanita. "Saya sempat juga bertanya pada Tuhan : Kenapa sih Tuhan ini terjadi pada saya? Kalau saja saya bukan tunanetra, saya tidak akan mengalami hal seperti ini."

Tiga hari lamanya Tri mengurung diri dengan rasa kecewa hingga dia mendengar suatu lagu di radio yang sedang dibukanya.

"Tuhan berbicara di syair lagu itu dan betul-betul saya kena. Di situ saya terbangun. Kenapa hanya masalah itu saja kok kamu terpuruk, kamu jatuh. Saat itu saya mengevaluasi diri, saya merefleksikan kenyataan yang saya alami dengan kata-kata di lagu itu dan saya bangkit. Saya berdoa dan tidak akan menyalahkan diri saya. Saya ingin bangkit, saya ingin menjadi Tri yang berbeda."

"Saya menangkap Tuhan berkata bahwa saya tidak boleh mengandalkan manusia, karena rancangan manusia itu belum tentu rancangan Tuhan, rancangan saya juga belum tentu rancangan Tuhan. Jadi saya harus memahami, ketika Tuhan punya rancangan, mungkin tidak enak buat saya, tapi rancangan Tuhan itu indah pada waktunya, pasti menyenangkan."

Berkat kegigihannya, dia dapat menyelesaikan gelar S1-nya, bahkan saat ini dia tengah menyelesaikan gelar S3-nya. "Kebutaan bukan akhir dari semuanya. Saya bersyukur juga, ketika saya boleh mengalami hal itu, saya nilai bahwa Tuhan ijinkan history saya kenal dengan dia, ada perubahan, ada motivasi, ada pengharapan, ada rancangan ke depan membangun cita-cita."
13.40 | 0 komentar | Read More

Orang Baik Pasti Dapat Yang Terbaik

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/07/13121239411764665520.jpgSalah satu postingan favorit saya ini hehehe. Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar kalimat seperti ini "orang baik pasti dapat yang baik" nah masalahnya ada sebagian orang yang tidak mempercayai konsep ini dan sebagiannya lagi mempercayai konsep ini. Kalau ditanya, saya ini termasuk orang yang percaya atau tidak? tentu saya akan menjawab saya percaya 100% persen dengan konsep ini dan tidak ada keraguan didalamnya (ya iyalah kan udah percaya 100%) hehehe. Well, sekedar sharing pengalaman. Ketika itu ada seorang adek tingkat saya, sebut saja namanya bunga (kayak korban bla-bla-bla aja) sharing kepada saya setelah dia putus dengan pacarnya, awalnya memang Bunga bersikeras tidak terima dan terus berharap mantan pacarnya akan kembali karena dia yakin tak ada satupun lelaki yang baiknya seperti mantan pacarnya itu (nah secara gak langsung berarti aku dianggap lelaki gak baik sama dia dong? woo sial*n). Satu hal yang saya paling saya ingat ketika itu adalah ketika saya menjelaskan kepada dia apa esensi dibalik kalimat "orang baik pasti dapat yang baik".
Orang baik pasti dapat yang baik. Sebuah kalimat yang mungkin menurut beberapa orang sepele, meragukan dan memandang remeh kalimat tersebut. Itu hak mereka, monggo kalau mereka menganggapnya seperti itu. Orang-orang seperti itu termasuk kedalam orang-orang yang tak mau memantaskan diri untuk menjadi orang yang baik. Coba bayangkan, apakah mau seorang dokter pacaran bahkan nikah dengan seorang penjahat? dan apakah mau seorang guru agama pacaran bahkan nikah dengan seorang pemabuk yang tak jelas masa depannya? 
Esensi dari konsep ini adalah berikhtiar memantaskan diri untuk menjadi seorang yang baik dan makin baik lagi. Allah itu Maha Adil.... Allah akan membukakan pintu rezeki jika manusia berniat di jalan Allah untuk berikhtiar dan berusaha mengambil rezekinya, dengan apa? dengan bekerja. Begitupun juga, Allah akan memberikan orang yang baik atau jodoh yang baik jika kita manusia terus berikhtiar memantaskan diri untuk menjadi orang yang baik.
Hmmm logikanya begini dah... 
Kita bersikeras minta si A jadi jodoh kita karena tahu si A orang yang baik yang taat agamanya yang baik budi pekertinya, namun sementara kita sekarang masih kurang baik yang kurang taat agama dan budi pekertinya. Apakah si A mau menerima kita? Tidak kan? Pasti si A lebih memilih seseorang yang lebih baik dari kita. Kalau ada yang baik kenapa harus pilih yang kurang baik? Betul?
Jangan menuntut yang baik kalau kita sendiri tidak menjadi yang baik, karena orang lain yang mungkin akan menjadi jodoh kita kelak pasti juga mengharapkan kita yang baik bukan kita yang kurang baik. Mulailah kita memantaskan diri menjadi orang yang baik, kelak kita dipertemukan dengan orang yang baik pula. Orang baik pasti dapat yang baik. Percayalah itu semua janji Allah SWT kepada umat-Nya dan jika terjadi seperti masalah Bunga tadi, jangan terlalu khawatir. Jodoh sudah ada yang mengatur, kalau memang ia yang terbaik buat Bunga pasti ia akan kembali lagi ke Bunga. Namun jika memang ia bukan yang terbaik buat Bunga, pasti suatu saat nanti Bunga dipertemukan dengan seorang yang terbaik buatnya. Ingat bahwa, Allah lebih mengetahui apa yang hamba-Nya butuhkan bukan apa yang hamba-Nya inginkan. 
Renungkan....
13.37 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata Dahsyatnya Keluarga Sakinah (The Power of Family)

http://www.erichufschmid.net/Dumb-down/family-silhouette-sunset.jpgNamaku Wina lengkapnya Sri Winarsih, kini usiaku sudah mencapai 28 tahun. Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahku seorang pegawai negeri dengan penghasilan yang sangat rendah, sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga yang hanya dapat membantu meringankan suaminya dengan berjualan jajanan keliling kampung. Seingatku, aku tidak pernah mendengar ayah ibuku mengeluhkan tentang hal itu.

Aku dilahirkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Aku tidak sempurna seperti bayi-bayi lainnya, tubuhku kecil karena aku lahir prematur. Mungkin karena ibu terlalu giat bekerja agar dapat membantu ayahku dalam mencari nafkah. Oleh karena orang tua tidak mempunyai banyak biaya untuk perawatanku di rumah sakit, maka orang tuaku membawaku pulang ke rumah untuk dirawat dengan peralatan seadanya. Berkat dukungan ayahku, ibuku merawatku sebaiknya mungkin dengan sangat berhati-hati. Sehubungan aku lahir belum cukup umur maka tubuhku membutuhkan kehangatan yang lebih, kata ibuku dulu untuk dapat menghangat tubuhku maka digunakan lampu belajar bekas pemberian tetangga. Orang tuaku berharap aku dapat tumbuh dengan sempurna seperti layaknya anak-anak pada umumnya.
Alhamdulillah dengan dukungan ayahku dan berkat pertolongan Allah maka aku dapat tumbuh dengan cepat dan sehat. Namun di tengah perjalanan hidupku terjadi suatu kecelakaan yang dampaknya terasa hingga tamat SMA. Saat berusia 5 bulan aku jatuh dari tempat tidur ibuku. Saat itu ibuku sedang membuat kue untuk dijual hari itu. Ibu terkejut mendengar tangisanku yang secara tiba-tiba itu. Aku sudah tergeletak di atas lantai. Setelah diperiksa, alhamdulillah tidak ada cedera di tubuhku. Ibu tidak membawaku ke rumah sakit hanya diperiksa sendiri saja, karena saat itu ibu tidak punya uang. Dengan cekatan ibu menggendongku dengan penuh kasih sayang, dengan kehangatannya yang hingga saat ini masih terasa dan selalu kurindukan.

Sejak kecil aku mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan, tubuhku kaku, tidak lincah seperti teman-temanku. Semakin besar gerakanku semakin kaku, sampai akhirnya aku di bawa ke rumah sakit yang berada jauh dari desa kami tinggal. Sebetulnya orang tuaku tidak mempunyai uang untuk itu, tetapi dengan berbagai usaha yang halal akhirnya ayahku mampu mengumpulkan sedikit uang untuk berobat ke kota.

Sesampainya di rumah sakit aku ditangani oleh seorang dokter yang cantik dan baik hati, lemah lembut tutur katanya, namanya dokter Mila.

Dari pemeriksaannya ternyata aku mengalami kelainan pada tulang kaki dan tanganku, sehingga aku harus menjalani beberapa terapi untuk menormalkan kembali fungsi tulang-tulangku agar bisa berjalan dengan baik. Salah satu penyebabnya kemungkinan pada saat aku terjatuh pada usia 5 bulan itu. Baru beberapa hari aku tinggal di rumah sakit persediaan uang ayahku menipis, akhirnya dengan sangat terpaksa ayah ibu membawaku kembali ke kampung. Orang tuaku pasrah atas ujian yang Allah berikan. Apapun yang akan terjadi semua adalah kehendak-Nya. Usaha orang tuaku patut kuacungi dua jempol, bahkan bila memungkinkan empat jempol sekaligus.

Dengan telaten setiap hari ibuku melakukan terapi sendiri di rumah, sementara ayahku membuatkan aku tempat untuk belajar berjalan dari bambu. Sebelum ayahku pergi bekerja aku selalu diajak untuk melakukan latihan secara rutin dengan penuh kasih sayang. Aku melihat tidak ada sedikitpun guratan kesedihan di wajah mereka, senyum bahagia selalu menyelimuti bibirnya saat memberi semangat padaku untuk melakukan latihan tersebut. Apalagi kalau sudah melihat aku bosan, ibu selalu membujuknya dengan janji akan membuatkan aku makanan kesukaanku. Ayah pun demikian tidak pernah luput memujiku dengan perkembangan kemampuanku untuk berjalan.

Tanpa terasa aku sudah duduk di bangku SMA, aku masih selalu diantar jemput oleh ibuku karena aku memang belum dapat berjalan dengan sempurna. Jalanku masih pelan-pelan takut jatuh, ibu selalu menggandeng tanganku dan memapah aku berjalan. Kegigihan beliau dalam membimbing, benar-benar memacu hatiku untuk bertekad mewujudkan cita-citaku menjadi seorang dokter ahli tulang yang cantik dan sukses seperti Dokter Mila.

Hari demi hari kulalui dengan dukungan dan kehangatan orang tuaku, terutama ibu. Sampailah pada tahun ke 3 di SMA, prestasi belajarku melesat cepat, nilai pelajaranku sangat baik.

Pertolongan Allah pun tiba. Aku mendapatkan bantuan dari Pak Haji Sholehudin, seorang yang dermawan di kampungku, sehingga orang tuaku tidak begitu dipusingkan dengan biaya sekolahku di SMA. Walaupun demikian ayah dan ibuku tidak berhenti atau bermalas-malasan mencari nafkah, karena pada prinsipnya tidak mau merepotkan orang lain.

Pak Haji Sholeh adalah pedagang di pasar di kota, istri tercintanya telah meninggal dunia 15 tahun yang lalu. Meski usahanya sangat maju namun kehidupannya sangat sederhana. Beliau hidup bersama 5 orang anak yatim piatu di rumahnya yang sangat sederhana. Kepeduliannya kepada orang yang tidak mampu jauh lebih peduli dibandingkan dengan orang kaya yang ada di kampungku. Menurut cerita dari ibuku, sejak masih muda beliau gemar sekali bersedekah, begitu pula dengan almarhum istrinya. Baginya harta dia sesungguhnya adalah harta yang dia berikan untuk orang lain. Subhanallah!!

...Allah mendengar doa dan harapan orangtuaku dalam shalat Tahajud di keheningan malam yang sepi. Tak henti-hentinya ibu berdoa untuk kebahagiaan dan keberhasilanku...

Dengan segala keterbatasan dan dukungan dari orangtua, aku mampu menyelesaikan pendidikan di SMA dengan prestasi dan nilai yang gemilang. Acara wisuda di sekolah sangat meriah. Kami saling berpelukan, menangis karena haru bahagia. Kami sadar kami akan berpisah dengan teman-teman dan entah apakah kami akan bertemu kembali atau tidak. Kelak kami akan menjadi apa? Kami tidak tahu, semua itu adalah rahasia Ilahi.

Allah mendengar dan mengabulkan semua doa dan harapan orang tuaku, yang selalu kudengar saat ibuku selesai menunaikan shalat Tahajud di keheningan malam yang sepi. Bersamaan dengan mengalirnya airmata dari bola matanya yang indah kemudian sebait doa pun meluncur dari bibirnya. Tak henti-hentinya ibu selalu mendoakan aku, demi kebahagiaanku, keberhasilanku. Kadang aku berpikir kapankah ibu tidur? Setiap aku terbangun ibu sedang berzikir, berdoa, mengaji, shalat dan banyak lagi serangkaian ibadah yang dilakukannya.

Selepas SMA aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang paling terkemuka di Indonesia, dengan jurusan yang diminati banyak pelajar SMA yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Terima kasih Ya Allah, Kau mengabulkan cita-citaku menjadi mahasiswa kedokteran apalagi di Universitas Indonesia. Subhanallah tiada henti-hentinya aku bersyukur.

Mendapat kenikmatan besar dan musibah memilukan

Qadarullah, mungkin karena kelewat bahagianya mendengar aku diterima di Fakultas Kedokteran UI, ayahku kena serangan jantung kemudian meninggal dunia. Sejak itu ibuku hijrah ke Jakarta, menemaniku karena aku saat itu belum sempurna betul. Setelah mengantarkan aku ke kampus, ibu pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter yang kebetulan menjadi dosenku, namanya dr. Sudiyanto SpBO (dokter Spesialis Bedah Orthopedi). Dosen yang baik hati ini memiliki 2 anak yang secara kebetulan anak sulungnya adalah kakak kelasku, 3 tahun diatasku.

Dr Sudiyanto pun merasa prihatin dengan kondisiku, sehingga dengan tulus membantuku pengobatanku dengan terapi medis secara gratis. Alhamdulillah dalam jangka waktu 1,5 tahun aku sudah dapat berjalan dan tanganku dapat digerakkan dengan lentur seperti teman-temanku yang lainnya.

Sepeninggal ayah, aku mendapatkan beasiswa karena aku termasuk anak yatim yang berprestasi, dan dari keluarga yang miskin.

Hari demi hari kulalui bersama ibuku, dengan kesetiaannya ibuku selalu menemani aku dalam belajar, selalu memberi semangat, menjadi inspirasiku dalam menyelesaikan studiku. Dalam jangka waktu 5 tahun aku lulus sebagai dokter umum, kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai dokter spesialis bedah orthopedic, sesuai cita-citaku dulu. Pendidikan ini pun dapat kuselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun. Allahu akbar!

...Ibu telah mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan kelembutan, kesabaran, ketekunan, dan doa tulus yang dikabulkan Allah...

Tibalah saatnya aku menjalani wisuda sebagai Dokter Spesialis Bedah Ortopedi. Dalam hatiku dan selalu dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Malam hari sebelum wisuda aku tidak bisa tidur, kupandangi wajah ibuku yang sudah tampak tua kelelahan, aku hanya bisa berucap lembut: “Ibuuuuu, terima kasih karena kau telah mengantarkan aku menjadi seorang dokter dengan kelembutan, kehangatan, kesabaran, ketekunan, yang pasti doamu sangat tulus untukku, Allah telah mengabulkan doamu. Aku persembahkan gelar dan ijazahku untukmu, engkaulah yang patut mendapatkan gelar itu. Ibuuuu aku sangat mencintaimu…”

Tanpa terasa matahari pun muncul dari persembunyiannya, aku dan ibuku sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri upacara wisuda. Kami berangkat dengan menggunakan becak, namun tiba-tiba kami dikejutkan dengan kedatangan Dr Ade Sutisna, putra sulung Dr Sudiyanto.

Saat itu kami hendak menaiki becak yang sudah kami pesan, dengan sedikit memaksa beliau mengajak kami untuk ikut masuk ke dalam kendaraannya. Sebagai penghargaan padanya akhirnya kami mengikutinya. Sesampainya di kampus UI ternyata aku sudah ditunggu oleh Dr Sudiyanto dan istrinya.

▬Subhanallah di zaman modern ini masih tersisa manusia ningrat yang mau menjadikan orang miskin menjadi menantu tanpa pertentangan

ZILZAAL: The Power of Family: Kisah Nyata Dahsyatnya Keluarga Sakinah
13.31 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata Hancurnya Sebuah Keluarga

http://static.liputan6.com/201010/101015bmarah-siluet-stok.jpg
Mahasiswa China Xu Jingjing, 25 tahun, melarikan diri dari China ke Amerika Serikat karena penganiayaan rezim komunis terhadap ibunya yang berlatih Falun Gong.
Nasibnya nampaknya sama dengan siswa luar negeri yang lain. Namun, apa yang membawanya ke Amerika adalah sebuah cerita panjang memilukan. Ibunya, di China, masih di dalam penjara.
Ayah Xu adalah pedagang. Ibunya dahulu bekerja di kantor cabang Bank Industri dan Komersial China Ltd. Mereka hidup tenang dan normal. Peristiwa apa yang terjadi yang akhirnya membawa mereka ke Amerika Serikat?
Berikut ini adalah penuturan Xu tentang nasib keluarganya di China
Saya hidup bahagia dengan kedua orang tua saya. Hidup kami penuh kasih. Ibu berlatih Falun Gong, Ayah dan saya mendukungnya. Orang tua saya menetapkan standar yang tinggi bagi saya. Saya disuruh menjadi orang baik sejak usia dini. Mereka juga menetapkan standar yang tinggi bagi diri mereka sendiri. Kami bertiga adalah keluarga yang sangat bahagia.
Namun, itu semua berubah ketika Partai Komunis China (PKC) mulai menindas Falun Gong pada 1999. Sejak  itu, polisi sering kerumah saya. Tanpa alasan dan tidak mengikuti prosedur hukum, mereka sewenang-wenang mengobrak-abrik seisi rumah kami. Mereka memecahkan perabotan rumah tangga, pintu lemari dibuka, dokumen dan pakaian berantakan. Para petugas mengambil barang berharga apapun yang bisa mereka temukan.
Ayah tidak bisa berbuat apa-apa selain mengumpulkan apa yang masih tersisa, mengeluarkan airmata dalam diam. Saya belajar dari orang-orang yang lebih tua seperti tahun-tahun Revolusi Besar Kebudayaan antara akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Saya duduk di sekolah menengah. Setiap hari saya duduk di barisan terakhir di pojok, berusaha menghindari cemooh dari teman sekelas dan tatapan merendahkan dari para guru. Sebelumnya saya termasuk lima siswa terbaik di kelas. Sekarang saya di peringkat terakhir. Setelah pulang sekolah, saya khawatir tentang kekerasan yang dilakukan polisi. Saya terus-menerus hidup dalam ketakutan dan stres, seolah-olah langit akan runtuh.
Ketika penganiayaan terhadap Falun Gong semakin meningkat, Ibu dipecat dari bank. Bisnis ayah sangat terpengaruh. Polisi sering datang dengan alasan untuk mendenda ayah. Semua barang berharga diambil selama penggeledahan yang melanggar hukum. Saya hampir pingsan. Dunia menjadi gelap. Hidup tidak ada artinya bagi saya.
Saya tidak peduli tentang apa-apa, tidak juga diri sendiri. Saya dapat nilai buruk pada pendaftaran ujian senior. Saya  tidak ingin pergi ke sekolah lagi. Ibu tidak menyerah.
"Ya, kamu masih muda. Dengan pengetahuan, kamu dapat lebih melindungi diri sendiri," kata Ibu.
Dia mendorong dan meyakinkan saya setiap hari. Meskipun kondisi keuangan keluarga sangat buruk, Ibu menghabiskan lebih banyak uang agar saya mendaftarkan diri di sekolah menengah yang dekat dengan rumah kami.
Bisnis ayah terus merosot. Dia menderita kerugian yang cukup besar. Pada akhirnya, ia harus menutup bisnisnya dan membuka sebuah toko swalayan kecil. Tidak ada perubahan kearah yang lebih baik. Polisi terus datang untuk mengganggu kami. Mereka bahkan mengambil apa pun yang mereka suka dari rak, seolah-olah mereka tidak akan berhenti sampai kami terkejar ke  ujung tebing. Menghadapi kemunduran terus menerus, Ibu tetap optimis.
"Sayang, jangan takut, penderitaan ini akan selesai suatu hari," katanya.
Suatu hari, polisi muncul dan mengklaim ibu saya punya masalah mental. Mereka memaksa membawanya ke rumah sakit jiwa. Ibu disuntik dengan obat yang tidak diketahui. Dia merasa pusing sepanjang waktu. Setelah dia dibebaskan, dia tidak lagi dapat menjalankan tokonya. Meskipun dia kembali ke rumah, setiap hari saya khawatir polisi akan muncul dan membawanya pergi lagi. Ketidakpastian dan penyiksaan mental sulit untuk ditahan.
Kami kehilangan pendapatan setelah toko kami ditutup. Ibu harus pergi naik sepeda untuk menjual sayuran yang diawetkan. Ayah pergi ke luar kota mencari kerja sambilan. Hidup kami sengsara. Saya tidak pernah bisa melupakan bahwa pada pagi hari awal musim dingin, Ibu bangun sebelum fajar. Dia membilas setiap daun dari sayuran hijau dalam air dingin. Jari-jarinya berubah merah dan bengkak. Tangannya perlahan-lahan berubah kasar dan gelap. Saya merasa saya tidak melakukan bagian pekerjaan saya saya. Saya tidak ingin terus pergi ke sekolah. Biayanya sangat mahal. Saya ingin pergi menjual sayuran bersama ibu.Namun Ibu mencegah.
"Tidak, anakku tersayang. Kamu masih muda. Kamu perlu memiliki masa depanmu sendiri," ujarnya.
Menjelang akhir tiga tahun di SMA, saya menghadapi gelombang tekanan. Pemerintah mengambil kesempatan pendaftaran ke perguruan tinggi untuk lebih menganiaya Falun Gong. Pemerintah terus menuntut sekolah tinggi untuk memeriksa latar belakang siswa dan mengisi formulir. Semua pemohon perguruan tinggi dipaksa untuk melaporkan apakah ada dalam keluarga mereka yang berlatih Falun Gong. Siswa yang dekat dengan anggota keluarga yang berlatih Falun Gong didiskriminasi ketika mengajukan permohonan untuk mendaftar di perguruan tinggi.
Demi mempertimbangkan hal terbaik dari diri saya, Ayah dan ibu memutuskan untuk bercerai meskipun mereka cinta satu sama lain. Secara formalitas, saya akan diambil oleh ayah, sehingga saya bisa mengisi formulir aplikasi bahwa tidak ada seseorang pun di keluarga saya berlatih Falun Gong. Setelah belajar tentang pengorbanan mereka, saya merasa seperti hati dipotong-potong dengan gunting yang tajam. Saya menangis sepanjang malam.
Kemudian, saya diterima di Sekolah Seni Propinsi Jilin. Untuk menghindari berimplikasi keluarga, Ibu pergi keluar untuk bekerja dan pekerjaan sambilan untuk membantu membayar uang kuliah saya. Pada 13 Agustus 2007, ia ditangkap oleh polisi karena membagikan brosur tentang klarifikasi bagaimana dia dan para praktisi Falun Gong lainnya dianiaya sejak 1999. Pada 26 Oktober, ia dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara.
Dengan penangkapan ibu, polisi datang ke sekolah saya untuk interogasi dan paksaan. Pelecehan mereka berkepanjangan merusak ketenangan hidup saya. Guru yang dulunya baik terhadap saya mulai menjauhkan diri. Teman kuliah menatap saya dengan pandangan berbeda. Saya sedang terisolasi. Kader politik di sekolah seni bertindak atas nama polisi untuk memaksa saya tidak memihak terhadap ibu.
Sementara polisi mulai muncul di rumah saya untuk penggeledahan sewenang-wenang. Sekali lagi, mereka mengambil semua barang berharga dari rumah saya. Saya menghabiskan hari-hari dengan tangis.
Satu tahun setelah saya lulus, saya berada di bawah pengawasan terus menerus dan dibuntuti. Ketakutan tak berkesudahan dan tekanan menyebabkan depresi. Saya mengunci diri di kamar, menolak untuk berbicara dengan siapa pun. Saya tidak ingin terluka lagi setelah bergaul dengan orang lain, kemudian dikucilkan, dilecehkan dan diinterogasi.
Ayah dan teman-teman dekat juga kerabat datang dengan biaya kuliah yang hanya cukup untuk mengirim saya ke Amerika Serikat untuk belajar mandiri atas sponsor sendiri. Sekarang saya di negara dimana kebebasan keyakinan dilindungi. Namun saya tidak dapat membantu mereka tapi selalu memikirkan ibu yang masih dipenjara di China hanya karena keyakinannya pada Falun Gong, dan ayah yang tinggal sendirian dengan bisnisnya yang hancur karena bersimpati dengan keyakinan ibu. (EpochTimes/man)
Ini adalah versi yang diterjemahkan dan diedit dari artikel pertama kali diterbitkan pada Kanzhongguo.com.
Baca artikel asli dalam bahasa Mandarin.
13.30 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata: Berhati Hatilah Memarahi Anak (Kisah Yang Tragis)

http://data.seruu.com/images/thumbs/article/2012/02/04/b24d736b0bddb87e9ad23ea61cd9be20.jpgIni adalah kisah tragis, dimana sebuah keluarga dalam satu hari kehilangan dua orang anaknya! Seorang anak mati kehabisan darah dan yang satunya mati terlindas mobil. Sebuah keluarga bahagia dengan 2 orang anak, yang bungsu adalah laki-laki berumur 3 tahun dan yang sulung adalah perempuan berumur 5 tahunan. Keluarga tersebut mempunyai seorang Pembantu/ Pengasuh yang bekerja dan tinggal di rumah mereka.

Setiap keluarga didunia ini pasti mempunyai cara-cara tertentu yang menjadi kebiasaan dalam memberikan pengertian kepada anak- anak mereka entah itu dalam hal tindakan, contoh-contoh atau ucapan- ucapan saat memberikan "ancaman" agar menghentikan prilaku-prilaku yang tidak dikehendaki. Untuk keluarga ini, terlontar kata-kata: "Kalau ngompol terus, nanti dipotong tititnya!" Mungkin kata-kata tersebut sering terlontar dari mulut seorang pembantu/pengasuh (atau bahkan mungkin orang tuanya) ketika memarahi/menghukum/mengancam anak laki-laki yang masih berumur 3 tahunan.

Suatu ketika, pembantu/pengasuh tersebut pergi sebentar membeli sesuatu dan meninggalkan ke-2 anak majikannya di rumah dan anak lelaki kecil itu ditinggalkan dalam keadaan tertidur. Ketika si adik mengompol dalam tidurnya, Si kakak seketika mengambil pisau dan memotong titit si adik. Akibatnya darah segera mengucur tidak ada henti dari titit adiknya. Saat si pembantu datang, dan mengetahui hal inimaka bukan main shoknya Ia!

Ia segera melaporkan kejadian ini kepada majikannya. Sementara si kakak, karena takut dimarahi, Ia sudah lari bersembunyi. Ketika si orang tua melihat kondisi si bungsu, dengan darah berhamburan kemana-mana, maka paniklah Ia! Saat itu tidak ada satupun urusan dimuka bumi ini yang hendak dilakukannya kecuali segera membawa si bungsu ke rumah sakit! Dengan segera ia mengambil kunci mobil dan mengangkat si Bungsu kedalam mobilnya, menghidupkan mobil dan segera tancap gas untuk dibawa kerumah sakit.

Si kakak yang sangat ketakutan atas perbuatannya, saat itu, justru tengah bersembunyi di kolong mobil....terlindas dan mati seketika itu juga!. Sungguh mengenaskan!!! Makanya untuk yang menjadi orang tua sebaiknya memberikan ucapan- ucapan yang baik meskipun dalam memarahi anak seemosional- emosionalnya tetap harus diperhatikan. Apalagi didikan yang tidak baik justru menjadikan si anak salah persepsi.
13.25 | 0 komentar | Read More

Sebuah Kisah 2 Keluarga Yang Putrinya Tertukar Saat Dilahirkan 12 Tahun Yang Lalu


Ini adalah kisah nyata dari sinetron ”Putri Yang Ditukar”. Terjadi di Rusia ketika 2 orang calon ibu sama-sama melahirkan di rumah sakit di Kopeisk sebuah kota industri di pegunungan Ural yang berpenduduk 140.000 jiwa. Kedua calon ibu ini melahirkan di bangsal rumah sakit yang sama dan diwaktu yang hampir bersamaan. Namun entah mengapa akibat kelalaian rumah sakit kedua anak ini tertukar orang tua.
Adalah Pasangan Belyaeva yang dari etnis Rusia beragama Kristen Ortodoks, sedangkan pasangan lainnya adalah pasangan Iskanderov berasal dari etnis Chechnya dan beragama Islam.
Awal mula kasus ini bermula ketika pasangan Belyaeva menjalani proses bercerai. Sang suami menolak untuk membiayai putri mereka Irina dengan alasan anak itu tidak mirip seperti mereka. Irina yang memiliki rambut gelap, mata gelap dan kulit zaitun, tidak terlihat seperti dia atau istri yang berambut pirang. Akhirnya sebuah tes DNA mengungkapkan bahwa tidak satu pun dari pasangan Belyaeva adalah orang tua biologis Irina.
Belyaeva kemudian menuntut sebuah penyelidikan resmi, yang kemudian melacak ayah biologis Irina itu. Dipastikan bahwa Iskanderov yang merupakan ayah biologis Irina ternyata telah membesarkan sendiri anak pasangan Belyaeva bernama Anna di kota lain.
Berkulit putih Anna sangat mirip ibu kandungnya Yuliya Belyaeva, sementara Irina tampak seperti ayahnya Iskanderov, seorang etnik Tajikistan yang beragama Islam.
Keadaan makin rumit karena ternyata baik pasangan Belyaeva dan Iskanderov sudah berpisah satu sama lainnya. Iskanderov bercerai dengan sang istri Naimat Iskanderov ketika Anna berumur 5 tahun dan kemudian Iskanderov menikah kembali. Demikian juga dengan Belyaeva yang sudah bercerai dan sang ibu Yuliya juga sudah menikah kembali dan memiliki dua anak dari suami lainnya.
Pengadilan akhirnya memutuskan untuk memerintahkan rumah sakit untuk memberikan kompensasi sebesar $ 100.000 (£ 62.000) kepada masing-masing pasangan Belyaeva dan Iskanderov. Terbukti bahwa tertukarnya kedua anak ini akibat kesalahan rumah sakit yang salah memberikan label identitas kepada kedua anak tersebut, padahal keduanya terlahir terpisah sekitar 15 menit.
13.20 | 0 komentar | Read More

Pengalaman Bekerja Di Pabrik Industri Jepang

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 24 Maret 2013 | 11.36

http://uniqpost.com/wp-content/uploads/2011/12/teaching-english-japan.jpg
Emmm.. saya cuma mau sharing sedikit mengenai pengalaman saya yang amat singkat ketika bekerja pada sebuah pabrik yang notabene milik Jepang. Banyak hal yang saya dapatkan dan hal tersebut benar-benar berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Mari kita bahas satu persatu.
Kebudayaan
- Mengucapkan salam -
Hal ini merupakan sesuatu yang benar-benar saya hiraukan pada minggu 1&2 ketika bergabung dengan perusahaan, namun ternyata pegawai yang duduk didepan-pun akan berjalan kebelakang untuk mengucapkan “Ohayou Gozaimasu” kepada orang Jepang yang duduk di bangku belakang..  -_-”  betapa melelahkan…
- Kaizen -
Kaizen merupakan bahasa Jepang yang berarti “perbaikan”, Jepang menjadikan hal ini sebagai prinsip dalam bekerja dimana setiap hari para pekerja mengadakan perbaikan agar hari berikutnya proses menjadi lebih cepat dan lebih baik.
Saya rasa hal ini juga merupakan strategi Jepang agar tidak perlu mahal-mahal membayar konsultan untuk menganalisa kekurangan pada proses pekerjaan yang dilakukan..  :D
- Piket Bersama -
Ya betul sekali, piket disini merupakan nyapu, ngepel, dan bersih-bersih peralatan yang akan digunakan sebelum bekerja oleh karyawan yang bersangkutan.
Saya rasa, hal ini merupakan salah satu strategi Jepang agar tidak perlu menambah Office Boy pada setiap factory yang nantinya berimplikasi pada pengeluaran gaji karyawan tambahan..  :D
- Kursus Bahasa Jepang -
Apakah anda pernah mendengar orang Jepang fasih berbahasa Inggris?, Tentu saja sangat jarang karena dalam bahasa Jepang tidak mengenal yang namanya alphabet (a,b,c,d, dll..). Dalam kegiatan sehari-hari, karyawan dituntut untuk dapat bisa bahasa Jepang (minimal mengerti).
Saya rasa hal ini juga merupakan strategi  orang Jepang, karena mereka bakal kerepotan kalau belajar Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Oleh karena itu mereka lebih memilih memberikan pelajaran bahasa Jepang kepada karyawannya agar karyawannya dapat berkomunikasi dengan mereka.. :D
Salary (Gaji)
Kalau masalah gaji, memang disini agak berbeda dengan ekspektasi yang diharapkan oleh mahasiswa fresh graduate yang notabene baru memulai meniti karir. Perbedaan sistem penggajian pada perusahaan Jepang adalah Transportasi dan Uang makan ditanggung oleh pihak perusahaan. Sehingga yang kita dapatkan adalah gaji bersih.
Kalau dihitung, biasanya uang transport di kantor standard Jakarta biasanya sebesar 25 Ribu + Makan 30 Ribu. Jika dijumlahkan adalah 55 Ribu selama 1 hari. Sehingga jumlahnya selama 1 bulan adalah sekitar 1 juta. Sementara dengan makan dikantor dan transport disediakan, maka akan menghemat pengeluaran.. :D
Berikut keterangan diatas merupakan pengalaman yang saya dapatkan ketika bekerja di perusahaan Jepang, walaupun hanya sebentar tetapi saya mengerti prosesnya dan juga kelebihan dan juga kekurangannya. *bisa berbeda dgn pabrik lainnya.
—————————————————————————————————————————————————————————————————————-
Inilah dunia kerja Jepang yang sesungguhnya.
http://www.klikunic.com/2010/05/inilah-dunia-kerja-jepang-yang.html
“Setiap hari saya hidup dengan kegelisahan yang mengerikan,” kata Ikezaki, seorang karyawan kontrak yang saat ini kerja dengan gaji ¥75.000/bulan (atau sekitar 7 juta rupiah per bulan). “Ketika saya berpikir tentang masa depan saya, saya jadi tidak bisa tidur di malam hari.”
Berdasarkan data dari pemerintah Jepang, terdapat lebih dari 10 juta orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari standard normalnya Jepang yaitu ¥1.600.000/tahun (atau sekitar 155 juta rupiah per tahun).
Mungkin ini semua adalah akibat dari perusahaan-perusahaan Jepang yang lebih mementingkan keuntungan perusahaan dan memanfaatkan keluguan para pekerja baru (yang jelas-jelas tidak punya pilihan lain)
Terciptalah salaryman. Orang-orang yang hidup dengan gaji rendah, kerja setengah mati, tanpa uang lembur, dan tanpa kepastian peningkatan karir meskipun mereka telah bekerja puluhan tahun. Makanya jangan heran ketika kamu melihat banyak karyawan Jepang yang tertidur pulas di kereta ketika mereka menuju pulang ke rumah. Mereka terlalu lelah.


Kata salaryman sendiri diambil dari bahasa Inggris, yaitu salary (gaji) dan man (orang), jadi salaryman artinya adalah orang yang hidupnya 100% tergantung dari gaji. Mereka kalo sampai dipecat rasanya dunia kiamat. Kalo di Indonesia, ini sama dengan bangsawan = bangsa karyawan.
Saking stressnya, tercipta satu kata baru yang terkenal di dunia pekerja Jepang untuk menggambarkan betapa kerasnya kerja di Jepang, yaitu karoshi.
Apa itu karoshi?
Karoshi artinya “mati di kerja” atau kematian karena stress pekerjaan. Halusnya berarti “meninggal karena setia dan mengabdi kepada perusahaan”. Kematiannya bisa karena kecelakaan di tempat kerja, kematian karena terlalu lelah (kesehatannya menurun jauh), ataupun karena bunuh diri karena stress kerja.
Saking seriusnya masalah ini, pemerintah Jepang telah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya. Mulai dari menyediakan nomor telepon darurat untuk menerima keluh-kesah para salaryman, buku petunjuk untuk mengurangi stress, sampai mensahkan undang-undang yang memberikan sejumlah uang (asuransi) ke para janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena karoshi.
Menurut data pemerintah, dari 2.207 kasus bunuh diri pada tahun 2007, 672-nya adalah karena pekerjaannya terlalu banyak. Kasus karoshi yang terkenal adalah kasus kematian Kenichi Uchino pada tahun 2002, seorang manager quality-control berusia 30 tahun yang bekerja di perusahaan otomotif terbesar di dunia, Toyota.
Kenichi dikabarkan bekerja lembur selama 80 jam setiap bulan selama 6 bulan lamanya tanpa dikasih uang lembur atau bonus tambahan apapun. Dia akhirnya jatuh pingsan di tempat kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit, yang kemudian membawanya ke akhirat.
McDonald’s Jepang pun terkena masalah ini. Salah seorang manager restorannya jatuh sakit dan meninggal karena bekerja lembur tanpa bayaran apapun.
Mau gak mau, karena tekanan publik, Toyota dan McDonald’s akhirnya memutuskan akan memberikan uang lembur bagi yang ingin bekerja lembur dan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Para salaryman ini sebenarnya niatnya baik, yaitu ingin memajukan perusahaannya. Ditambah lagi dengan kebudayaan Jepang yang selalu menekankan disiplin tinggi, mereka berpikiran bahwa dengan bekerja lebih lama dan lebih keras daripada karyawan lain dan tanpa meminta bayaran apapun, boss mereka bisa memberikan posisi yang lebih baik. Tapi kenyataan, TIDAK!!..
Dan jadwal seorang salaryman bisa disimak sebagai berikut
06:30 = bangun dari tempat tidur
07:30 = berangkat ke kantor (jalan kaki / naik sepeda / subway)
08:50 = harus tiba di kantor
09:00 = meeting pagi dengan supervisor
09:10 = mulai kerja
12:00 = makan siang (bento / kantin / restoran terdekat)
13:00 = mulai kerja lagi
17:00 = lembur dimulai (biasanya tanpa uang lembur)
20:30 = pesta nomikai (kalau ada)
21:30 = pulang ke rumah (jalan kaki / naik sepeda / subway)
22:30 = sampe rumah, nonton TV, baca koran
23:00 = tidur
Ulangi terus dari Senin-Jumat.
Sabtu biasanya pulang lebih awal (kalau ada lembur, kerja seperti biasa).
Minggu libur (kalau ada lembur, kerja seperti biasa).
Peraturan di kantor:
#1. Kalau atasan bilang bumi berbentuk kotak, maka bumi bentuknya kotak.
#2. Kalau dia berubah pikiran, maka bumi juga bentuknya berubah.
#3. Lupakan apa kata pelanggan. Boss adalah raja.
#4. Karyawan baru? Boss adalah Tuhan.
#5. Membungkuk. Membungkuk. Membungkuk.
 sumber artikel: http://barliesucks.wordpress.com/2011/08/05/pengalaman-kerja-di-pabrik-industri-jepang/
11.36 | 0 komentar | Read More

Dilema: Kisah Dua Dunia Dari Kapal Pesiar


Cover buku Dilema: Kisah 2 Dunia dari Kapal Pesiar (Rumah Baca: 2012)

Saya termasuk orang yang punya keyakinan optimis, dan punya keyakinan bahwa hidup adalah sebuah kepastian, tak perlu keraguan. Keraguan hanya milik orang pesimis atau orang yang punya ambiguitas tinggi.
Ketika jalan-jalan ke toko buku Gramedia, dan menjumpai buku berjudul ”Dilema: Kisah 2 Dunia dari Kapal Pesiar” karya Hartono Rakiman, dkk (Rumah Baca: 2012) saya justru tertarik mengambil dan menelisik tentang isi buku itu. Keputusan itu saya ambil bukan dalam rangka ingin menjadi pengikut kelompok dilema, kelompok peragu, tapi justru ingin mengetahui apa yang melatarbelakangi orang hidup begitu dilematis. Adakah yang salah dengan hidup? Mengapa harus bingung? Bukankah setiap pertanyaan dan keraguan sudah ada jawabnya? Untuk kaum muslim tinggal merujuk pada Al Qur’an dan hadits Nabi. Untuk kaum Nasrani tinggal membuka Injil.
Secara umum buku itu terbagi 3 bagian: dilema pekerja muslim di kapal pesiar, dilema para keluarga yang sering ditinggalkan di rumah, serta yang terakhir dilema dua budaya.
Hmm, tema yang disodorkan tampaknya menarik dan menantang. Tulisan berangkat dari pengalaman penulis, yang pernah bekerja di kapal pesiar. Buku ini juga dilengkapi dengan testimoni-testimoni dari para pelaku, keluarga, anak dan pacar para pelaut. Membaca buku ini jadi serasa membaca kisah hidup anak manusia yang sebenarnya. Mengharukan sekaligus menginspirasi. Kata orang, hidup tak harus selalu mengalami, cukup belajar dari orang lain, dan pelajaran hidup ada di mana-mana, termasuk dengan membaca buku ini.
Memang benar, tokoh-tokoh yang ditampilkan adalah orang biasa, bukan tokoh besar macam Chairul Tanjung atau Jokowi yang sekarang sedang dibahas di mana-mana. Ini adalah kisah anak manusia biasa, yang merasa bahwa hidup harus dilalui apa adanya. Dalam buku ini, pertanyaan besar yang hendak dijawab adalah tentang apakah berdosa bekerja di papal pesiar? Hingga buku habis tandas saya baca, saya tak menemukan sedikitpun jawaban atas pertanyaan itu. Namun demikian, saya tak segera memvonis bahwa semua yang bekerja di kapal pesiar itu berdosa. Saya sungguh tak berani menjatuhkan vonis itu. Itu adalah wilayah prerogatif Tuhan yang tak bisa diganggu gugat. Saya hanya bisa berharap, saudara-saudara kita yang masaih bekerja di kapal pesiar segera mendapat pencerahan atau jawaban atas kegelisahan yang melanda hari-hari mereka di atas laut.
Review buku oleh Parama Wisnu Putra
11.33 | 0 komentar | Read More

( ARTIKEL INSPIRASI PEKERJAAN TAHUN 2013 BUAT ANDA ) Kisah Nyata yang Sangat Menarik: Antara Kehidupan dan Bekerja Di Kapal Pesiar Asing

http://www.destination360.com/cruises/images/ports-of-call.jpg
Pekerja di kapal biasa disebut crew, untuk kapal pesiar ada para crew yang bekerja pada bagian Port Operation meliputi bagian Deck dan Engine, ada pula para yang bekerja pada bagian Hotel Operation, sebab pada dasarnya kapal pesiar merupakan hotel yang terapung.

Kelebihan kapal pesiar dibandingkan dengan hotel pada umumnya adalah bila kita menginap di hotel, kita hanya bisa melihat tempat-tempat di seputar hotel itu berada, sedangkan kapal pesiar, kita tidak hanya sekedar menginap tetapi juga berkesempatan untuk menikmati kemegahan kapal pesiar, menikmati luasnya lautan, serta mengunjungi tempat-tempat yang menjadi jalur pelayaran kapal tersebut.
Saya bekerja di sebuah cruise lines dengan kantor pusat di Miami, Amerika Serikat sejak Februari 2006, dalam 3 kontrak kerja, saya telah bekerja maupun diberikan pelatihan di 4 kapal yang berbeda. Sampai saat ini saya masih aktif bekerja di kapal pesiar. Pertama kali saya bekerja sebagai Assistant Waitress, lalu dikontrak ke-2 saya dikirim untuk mendapat pelatihan di bidang Food and Beverages Service selama 2 minggu di kapal guna persiapan bekerja di Dining Room yang membekali saya dengan pengetahuan seputar service, menu, wine, dll, selesai pelatihan saya bekerja sebagai Team Waitress. Di kontrak ke-2 tersebut, saya mencoba untuk melamar posisi Administrator. Di kontrak saya yang ke-3 saya diberi kesempatan untuk bekerja di bagian Administrasi sebagai CSA (Coordinator Staff Admin), dengan posisi saya saat ini saya bekerja sebagai Staff, dengan gaji tetap, fasilitas lebih walaupun dengan kontrak yang lebih panjang (sekitar 8 bulanan per kontrak, sebab kontrak sebagai Team Waitress hanya 6 bulanan), pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang pernah saya peroleh ketika saya bekerja di Dining Room. Akan tetapi saya menikmati seluruh pekerjaan saya selama saya di kapal. Masing-masing posisi memberikan pengalaman unik kepada saya.
Banyak masyarakat kita yang masih awam tentang bekerja di kapal pesiar. Mereka sering mengira bekerja di kapal pesiar sama seperti bekerja di kapal tanker, kapal ikan maupun kapal kargo. Masih banyak pula pandangan negatif mengenai para pekerja di kapal , misalnya dengan bekerja di kapal, pasti bergelimang harta, suka hura-hura maupun main judi & wanita, begitu juga kepada para wanita yang bekerja di kapal pesiar. Ini semua tidak sepenuhnya benar. Semuanya itu tergantung pada kepribadian masing-masing. Memang dengan bekerja di kapal, terutama kapal pesiar, kita akan mendapat uang lebih dibanding bekerja di negara kita, tetapi bukan berarti uang datang dengan sendirinya, dengan gampangnya diperoleh.
Masih banyak pula orang yang mengira dengan bekerja di kapal pesiar, kita selalu berada di kapal alias berlayar. Ini tidaklah benar, justru sebaliknya, kapal pesiar lebih banyak berlabuh di pelabuhan (Port of Call), jadi pagi hari atau terkadang siang hari, tergantung jadwal dan jalur pelayaran kapal masing-masing, kapal berlabuh selama sekitar 10 jam (ini juga tergantung jadwal), misal kapal tiba di pelabuhan pada pukul 7 pagi, kapal akan berlayar kembali pada pukul 5 sore, para tamu maupun crew yang turun dari kapal diwajibkan kembali ke kapal selambat-lambatnya 30 menit sebelum kapal berlayar kembali.
Kapal pesiar biasanya berlayar pada malam hari, dalam 1 minggu berlayar biasanya terdapat 1-4 hari berlayar/ Sea Day (tidak berturut), sebagai contoh, mulai berlayar dari Pelabuhan Induk (Home Port) pada hari Minggu, lalu hari Senin dan Selasa berlayar, ini untuk memberikan kesempatan pada tamu untuk menikmati kapal pesiar dengan lebih mengenal berbagai seluk beluk di kapal, lokasi kabin mereka, lokasi tempat-tempat penting (restauran, kafetaria, bar, casino, tempat pertunjukan, dll). Hari Rabu, kapal tiba di pelabuhan A lalu hari Kamis berlabuh di pelabuhan B berlanjut Hari Jumat berlabuh di pelabuhan terakhir, pelabuhan C. Bila kapal berlabuh maka sebagian besar para tamu akan turun untuk berjalan-jalan atau ikut tour yang tersedia dengan biaya tambahan sendiri. Tetapi ada pula tamu yang memilih untuk tetap di kapal menikmati mandi matahari di sekeliling kolam. Tiap kapal pesiar memiliki jalur pelayarannya masing-masing. Dan bukan berarti semua kapal pesiar akan keliling dunia. Biasanya rute pelayaran kapal pesiar ada yang 3, 4, 5, 7 maupun 12 hari, bahkan lebih, maupun yang rute keliling dunia. Tarifnyapun tentu saja berbeda-beda.
Di kapal pesiar selama ini saya bekerja, kapal tersebut berlayar ke Karibia, Meksiko maupun Bahama, dengan Pelabuhan Induk di Amerika, seperti di Miami, Los Angeles, San Diego, Galveston, New York, Mobile atau di Port Canaveral dll. Adapula kapal pesiar yang berlayar di Eropa, berlayar ke Hawaii maupun Alaska.

Diperlukan kegigihan, ketabahan dan energi ekstra untuk bekerja di kapal pesiar, karena jauh dari keluarga dan tanah air, jam kerja yang panjang, terkadang kontrak kerja yang panjang. Ada beberapa cruise lines dengan kontrak kerja yang hampir 1 tahun, padahal kita dituntut untuk bekerja 7 hari per minggu. Jadi tidak ada istilah hari libur bagi para crew yang bekerja di kapal. Istirahat yang diberikan hanya beberapa jam, misal dalam 1 minggu kita bekerja, maka kita diberi 1 kali istirahat pagi artinya hari itu kita mulai bekerja pada siang hari dan 1 kali istirahat siang artinya pada hari itu kita hanya bekerja pada pagi dan sore hingga malam hari. Memang kami juga bisa menikmati jam istirahat dengan jalan-jalan di sekitar pelabuhan. Walau sering tidak puas karena harus kembali bekerja dalam beberapa jam berikutnya, kecuali kami bekerja pada shift malam, kami bisa mengurangi jam tidur untuk jalan-jalan di luar dan kembali ke kapal untuk istirahat sebelum malamnya kami bekerja lagi.
Pada umumnya, crew lebih memilih menggunakan jam istirahat untuk tidur, dikarenakan untuk bekerja fisik yang berat memerlukan istirahat yang cukup, dengan tetap tinggal di kapal, kami bisa lebih berhemat, karena dengan jalan-jalan di luar, kami biasanya mengisinya acara makan (berkisar USD 10 per orang, tergantung rumah makan, menu yang dipilih, jumlah crew yang ikut makan bersama), membeli souvenir atau buah tangan bagi para crew yang akan pulang ke tanah air. Harga barang-barang di sekitar pelabuhan yang merupakan area pariwisata, tentu saja harganya jauh lebih mahal. Atau kami sekedar membeli barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, sabun cuci / deterjen, shampoo, dll, karena perusahaan hanya menyediakan mesin cuci dan mesin pengering baju, untuk deterjen kami harus beli sendiri. Tissue juga tersedia, akan tetapi sabun mandi, shampoo maupun pembalut wanita harus dibeli dengan uang dari kantong sendiri. Begitu juga air minum yang tersedia di kapal, biasanya air yang telah diolah secara kimiawi, sehingga crew lebih memilih untuk membelinya sendiri dari luar atau membeli di Crew Bar dengan harga berkisar USD 1 per botol 1500ml.
Perusahaan menyediakan akomodasi bagi seluruh crew-nya. Tempat tinggal kami di kapal disebut kabin (cabin) yang tentu saja ukurannya kecil seperti kamar kost. Kabin para crew ukuran, maupun fasilitasnya tergantung pada posisi masing-masing. Untuk crew biasa, masing-masing kabin berisikan 2 orang dengan ranjang susun, kamar mandi harus sharing dengan kabin sebelah. Jadi 1 kamar mandi dipakai untuk 4 orang. Di dalam kabin, di tempat saya bekerja, terdapat meja, kursi, lemari pakaian, wastafel, televisi, telpon. Fasilitas keamanan dilengkapi dengan (smoke detector), sprinkler, life jacket yang jumlahnya sesuai dengan jumlah crew yang tinggal di kabin tersebut, buku panduan dan informasi tentang “Emergency Plan”. Merokok, memasak maupun menyeterika di dalam kabin adalah dilarang keras. Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat mengakibatkan pemecatan. Untuk merokok, telah disediakan tempat khusus, memasak hanya bagi para juru masak di galley, biasanya crew dari Indonesia hanya akan menuang air panas atau memasak dengan microwave yang tersedia di Crew Mess untuk memasak mie instant.
Di dalam kamar mandi disediakan shower lengkap dengan shower curtain dan toilet. Para crew diwajibkan menjaga kebersihan di kabin masing-masing, diadakan inspeksi pada tiap bulannya dan ada juga inspeksi mendadak. Untuk crew yang bekerja di tingkat management disebut staff, mulai dari Supervisor hingga posisi Manager. Fasilitas maupun letak kabin para staff juga tergantung pada posisi staff yang menempatinya, tentu saja makin tinggi posisi staff tersebut, sudah tentu fasilitas maupun letak kabinnya akan lebih baik dibanding staff di posisi biasa.
Staff biasa, mulai dari Supervisor hingga Assistant Manager dengan menyandang bar 1 (pangkat ditunjukan dengan bar yang berada di pundak) akan menempati kabin dengan kamar mandi pribadi, artinya hanya 2 orang per kabin dengan kamar mandi pribadi, jadi tidak perlu sharing dengan kabin staff lain. Untuk posisi Assistant Manager dengan bar 2 ke atas, mereka akan menempat kabin tunggal (single cabin), di mana hanya tinggal 1 crew per kabin. Posisi kabinpun biasanya di atas permukaan air laut, jadi memungkinkan untuk mempunyai jendela (port hole) di kabinnya.Kabin untuk Petty Officer, Officer maupun Kapten memiliki fasilitasnya masing-masing.
Ada kelebihan dan ada pula kekurangan, begitu juga dengan bekerja di kapal pesiar. Adapun kelebihan bekerja di kapal pesiar adalh sebagai berikut:
1. Kita diberi kesempatan untuk bisa melihat-lihat negara-negara asing yang sebelumnya mungkin tidak pernah terbesit dalam pikiran kita untuk mengunjunginya. Misalnya negara-negara di Karibia, Bahama dan lain sebagainya.
2. Kita akan terbiasa bekerja dengan orang dari berbagai bangsa sebagai rekan kerja kita. Ini akan memberikan pengalaman tersendiri bagi kita, karena para crew yang beda bangsa, beda latar belakang dan budaya, beda bahasa (walaupun kita dituntut untuk berbahasa Inggris di area tamu/ Guest Area), menuntut kita untuk lebih beradaptasi.
3. Pendapatan yang diperoleh akan terasa “lebih” bila dibawa pulang atau dikirim ke Tanah Air. Saya sebut pendapatan karena berdasarkan pendapatan yang diperoleh, crew yang bekerja di kapal pesiar dibedakan menjadi 2, yaitu Tipping Position dan Non Tipping Position. Untuk Non Tipping Position (Galley, Juru Masak, Provision, Administrasi, Akuntansi, Purser, Deck dan Engine), mereka memperoleh gaji tetap yang cukup memadai dari perusahaan (cruise lines) sedangkan untuk Tipping Position (Waiter, Cabin Steward), mereka memperoleh gaji minim (bisa dikatakan sangat minim, karena ditempat perusahaan saya bekerja, gaji yang berikan kepada Tipping Position Crew hanya berkisar USD 75 per bulan), pendapatan mereka yang sesungguhnya berasal dari tips yang diberikan oleh para tamu, baik itu tips langsung, maupun tips tidak langsung. Total pendapatan normal yang bisa mereka peroleh berkisar antara USD 1600 hingga USD 3000–an/bulan, tergantung pada posisi dan jumlah tamu yang membayar uang jasa (gratuity). Apabila kurang dari jumlah tersebut bisa dikarenakan tidak semua tamu yang di-service membayar uang tips, jumlah tamu yang di-service kurang dari seharusnya, missal dikarenakan sedang low season. Apabila lebih, bisa dikarenakan semua tamu yang di-service membayar tips dan masih memberikan tips langsung karena merasa puas dengan pelayanan yang baik, jumlah tamu yang lebih.
4. Kemampuan berbahasa Inggris juga mengalami peningkatan, karena kita dituntut untuk selalu berbahasa Inggris di Area Tamu (Guest Area), bahasa Inggris juga merupakan bahasa utama untuk berkomunikasi dengan crew lainnya. Kita juga berkesempatan untuk mempelajari bahasa asing lain seperti bahasa Spanyol, bahasa Italy maupun bahasa asing lainnya.
5. Diberikan pelatihan mengenai keselamatan, kebersihan dan menjaga lingkungan. Bahkan apabila kita mau meluangkan waktu, kita bisa belajar bahasa, komputer, management dan lain sebagainya. Untuk para crew yang baru pertama kali bekerja di kapal pesiar, maupun bagi para crew yang baru kembali dari masa liburan akan diberikan berbagai pelatihan, panduan dan berbagai informasi terbaru. Latihan Keselamatan, misalnya Fire Drill, meliputi penanggulangan kebakaran dan penyelamatan apabila terjadi kebakaran, maupun Boat Drill diadakan secara rutin. Semua crew yang ditunjuk wajib berpartisipasi.
6. Makan dan minum bisa dikatakan tidak pernah kurang. Daging, roti, buah, sayur, susu, jus, kopi, teh dan lain sebagainya selalu mencukupi. Bahkan di cruise lines tempat saya bekerja selain pasta, nasi putih selalu tersedia, karena kebanyak pada crew yang bekerja berasal dari Filipina, Indonesia, India, Thailand, Myanmar, dll. Untuk minuman ringan dan minuman beralkohol diperoleh dengan membeli di Crew Bar maupun untuk minuman ringan kaleng bisa diperoleh dengan membeli di Vending Machine. Harga minuman ringan kaleng berkisar antara USD 60 sen per kaleng.Tempat makan bagi para crew disebut Crew Mess (dibuka 4 kali per hari),sedangkan mess lainnya dibuka 3 kali per hari yaitu: Staff Mess (bagi para staff), Petty Officer Mess (bagi para Petty Officer), Officer Mess (bagi para Officer) dan Captain Mess (bagi Kapten dan para Senior Officer seperti Staff Captain, Staff Chief Engineer, Safety Officer, dll)
7. Tersedia fasilitas olah raga (Gym), kolam khusus crew, self service laundry, klinik kesehatan (Infirmary), Crew Bar, Crew Training Center, Internet Café. Diadakan acara-acara hiburan, seperti Bingo, pertunjukan film, perlombaan bakat (Crew Talent Show) perlombaan pingpong, perlombaan sepak bola, Crew Party, Crew Disco, dll.
8. Keluarga dari para crew akan memperoleh fasilitas diskon apabila mereka ingin berpesiar di kapal tempat crew bekerja. Tergantung ketersediaan kamar, izin dari Hotel Director dan Chief Purser.
9. Rencana Pensiun (Retirement Plan) dan pinjaman (Loan) dari uang pension diberikan kepada crew yang telah mengabdi selama minimal 10 tahun berturut-turut (tanpa mengundurkan diri). Jumlah yang diterima tergantung dari posisi crew dan lamanya mereka bekerja. Minimal Retirement Plan di perusahaan tempat saya bekerja adalah USD 7500 untuk pengabdian minimal 10 tahun.
Sedangkan kekurangan bekerja di kapal pesiar:
1. Home Sick - Jauh dari keluarga, teman dan tanah air, terkadang membuat para crew yang bekerja di kapal merasa rindu. Rindu dengan keluarga, rindu dengan makanan Indonesia, rindu dengan suasana di tanah air. Kemajuan teknologi paling tidak membantu kami mengobati rasa rindu yang datang. Kami disediakan fasilitas telpon di kabin, dengan membeli “Crew Calling Card” seharga USD 10, kami bisa menelpon Indonesia selama lebih kurang 55 menit untuk menelpon telpon rumah dan lebih kurang 47 menit untuk menelpon telpon genggam. Internet untuk crew juga tersedia, dengan harga kartu internet (Internet Card) USD 20, kami bisa menggunakan fasilitas internet dengan tarif USD 10 sen per menit (USD 6 per jam).
2. Jam kerja yang panjang, kontrak kerja yang kami tanda tangani menyebutkan bahwa kami diwajibkan bekerja 10 jam per hari, pada posisi tertentu tidak diberikan uang lembur. Pada kenyataannya, kami sering bekerja melebihi 10 jam per hari. Kami bekerja penuh 7 hari seminggu, tanpa hari libur, kecuali kami sedang sakit.
3. Mabuk laut (Sea Sick), walaupun bukan merupakan masalah yang terjadi setiap hari, tetapi apabila keadaan laut sedang tidak bagus, kapal akan mengalami goncangan yang dapat menyebabkan para crew mengalami mabuk laut, walaupun tidak semua crew. Beberapa crew hanya sedikit pusing, jalan dengan sedikit sempoyongan. Kapal pesiar dilengkapi dengan stabilizer, jadi pada umumnya, keadaan di dalam kapal tenang, sering kami seakan-akan merasa di dalam sebuah gedung, apabila kapal dalam keadaan normal. Pil anti mabuk selalu tersedia bagi crew maupun bagi para tamu.
4. Tantangan lainnya adalah kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang baru yang sama sekali berbeda, rekan kerja yang berasal dari berbagai bangsa (Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika dan Australia). Kami masih bisa dikatakan beruntung dengan banyaknya orang Indonesia yang bekerja di kapal pesiar (mayoritas berasal dari Bali), kita lebih mudah meminta bantuan kepada teman sebangsa, dikarenakan masalah bahasa, perasaan senasib di perantauan.
5. Bagi Tipping Position Crew, pendapatan mereka berasal dari tips (gratuity) dari para tamu. Pada beberapa cruise lines terdapat kebijakan yang memperbolehkan para tamu untuk menarik kembali gratuity/tips tidak langsung yang telah mereka bayar di muka dengan alasan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Pada saat tamu membayar biaya untuk berpesiar dengan kapal pesiar, biaya tersebut meliputi tips sebesar USD 10 per hari per orang. Akan tetapi bila mereka merasa tidak puas, mereka berhak menarik kembali uang tersebut, padahal uang tersebut merupakan pendapatan utama bagi Tipping Position Crew yang telah melayani para tamu selama mereka berpesiar. Dikarenakan kebijakan yang memperbolehkan para tamu menarik kembali gratuity, para Tipping Position Crew banyak yang merasa dirugikan. Apabila tamu mereka menarik uang gratuity tersebut maka bisa dikatakan mereka bekerja melayani tanpa mendapat bayaran.
6. Selama para crew tidak bekerja atau sedang berlibur, maupun cuti, maka perusaahaan tidak memberikan gaji, untuk posisi tertentu juga tidak diberikan asuransi. Jadi para crew, biasanya mengumpulkan uang yang diperoleh selama bekerja di kapal untuk modal usaha lain di rumah. Sehingga apabila mereka sedang libur maupun cuti mereka masih memiliki penghasilan sendiri, maupun ketika mereka memutuskan untuk berhenti bekerja di kapal. Berdasarkan pengalaman saya, ketika saya sakit di kapal, perusahaan akan memberikan pengobatan cuma-cuma, akan tetapi saya pernah menjalani operasi ketika sedang berlibur dan seluruh biayanya harus saya tanggung sendiri.
Untuk saat ini, mayoritas crew yang bekerja di cruise lines tempat saya bekerja berasal dari Filipina. Juru masak kebanyakan berasal dari India, sedangkan Laundry dipegang oleh crew dari Indonesia.
Kualitas kerja crew dari negara kita tidaklah kalah dibanding dari negara-negara lain, bahkan dari Eropa sekalipun, hanya terkadang kemampuan berbahasa Inggris, kepercayaan diri bangsa kita masih kurang. Keramahan, kepatuhan dan kerajinan para crew dari Indonesia telah diakui. Karena sudah menjadi budaya bangsa kita untuk patuh kepada atasan, selalu ramah dan murah senyum. Hal ini yang menjadikan crew dari Indonesia lebih disukai.
Jadi, kesimpulannya susah senang bekerja di kapal pesiar akan menjadi pengalaman unik. Pengalaman yang sangat berharga. Jadi saya harap dengan membaca tulisan ini, masyarakat kita tidak langsung memberikan cap buruk bagi para crew yang bekerja di kapal pesiar khususnya. Itu semua tergantung dari kepribadian masing-masing. Godaan bisa datang dimanapun kita berada, tidak harus selalu di kapal pesiar. Tulisan ini berdasarkan pengalaman yang saya peroleh, maupun dari pengalaman dan cerita-cerita sesama crew. Apabila terdapat perbedaan, ini bisa dikarenakan beda kapal pesiar, beda cruise lines, maupun perbedaan pandangan.
sumber: http://kerjadikapalpesiar.blogspot.com/
11.31 | 1 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...