Kisah Sedih di Sebuah Mall
Mall Panakkukang Makassar, jadi saksi sedihku, tahun lalu. Di etape ketiga, ramadan, 10 terakhir, edisi zona tobat. Parkiran sesak, manusia berjubel, menyemut. Segala ini, reguler jelang idul fitri. Kuamati, satu-satu muslim dan muslimah, kehausan, malah ada makan-makan, demi injeksi energi. Kelelahan uber-uber baju baru, harga paten dan dikson di titik nadir sale. Puluhan muslim dan muslimah batalkan puasanya, kala itu.
Hadir tanya: Karena Allah-kah mereka ke sini?. Karena DIA-kah, mereka rela tuntaskan waktu belanja?. Spirit apakah gerangan?. Bergemurukah riang akan lebaran yang bakal tiba?. Energiknya umat Islam belanja baju baru dan alangkah sulitnya kuharmonisasi antara gembira sambut lebaran dengan sedihnya ramadan akan pamit dan pergi.
Tiada salah memakai baju baru di sekujur badan ini, walau yang belum terbelanja: Apakah hati ini telah berbaju baru dengan kuantum iman, taqwa, ikhlas plus sabri?.
* * *
Umat Islam ternyata kaya raya, tiada kusangkal. Mereka banyak uang, entah darimana uang mereka. Pastinya, mereka ceria belanja di Mall itu. Sisi lain, tiba-tiba pandangan kaya itu terhapus, saat pembagian zakat. Banyak nian umat Islam miskin papah, bahkan mati terinjak oleh emosi kemiskinannya.
Umat Islam yang sulit kudefenisikan. Antara ada dan tiada, antara kaya dan kemiskinan. Kendali mutu ke-Islam-an kian kutabuh tanya dan skeptistik. Mengapa mereka ‘berzakat’ habis-habisan di mall itu?. Motif apa gerangan?. Lillahi Ta’ala?. Life style?. Budaya?. Ataukah. girang-girangan?.
Idul Fitri dan ramadan, sebuah pemandangan campur aduk. “Bahagia dan Kesedihan”. Bak perasaan seorang ayah, menikahkan putrinya, berpesta bahagia, saat bersamaan sang ayah sedih, sebab putri kesayangannya akan pergi, meninggalkannya. Dibawa oleh husband-nya.
* * *
Bolehkah kuberucap: 10 terakhir ramadan adalah zona ISLAMIC CONSUMPTIVELY?. Well, tiada mengapa. Ini kakayaan apresiasi. Dan, di ruang batinku berharap, moga-moga saja mereka berkata: “Ya Allah, saya telah sucikan zakatku sebelum ke sini. Hamba telah jenguk anak-anak yatim?. Orang-orang tua jompo?. Bezuk Si Fulan yang sedang sakit keras. Silaturrahmi dengan tetanggaku yang non Muslim”
Usai belanja, di gerbang Mall, moga-moga mereka berucap: “Ya Rabbi, kubeli ini atas namaMu. Kugirang akan datangnya idul fitriMu”. Sesaat kemudian, mereka gontai dan lemas dan berucap:: “Ya Allah, kusangat sedih atas perginya ramadanMu”.
* * *
Tak ayal, sampai saat ini. Kubelum pernah melihat seorang muslim/muslimah menengadahkan kedua tangannya dan berucap: “Alhamdulillah atas rejeki-Mu, kubelanjakan hari ini”. Sayapun tak tahu pasti, apakah mereka setia berdoa setiap memasuki zona pasar, mall dan supermarket. Kutakut, mereka tak berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk hingga mereka ‘kesetanan’ dalam eid mubarak shopping^^^.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com