Kau pikir aku ini siapa? Seorang pecundang yang marah-marah tanpa sebab dan alasan yang jelas?. Atau seorang teman yang berbeda dengan teman-temanmu itu?. Kau tidak tahu, apa yang telah mereka lakukan padaku. Aku ini wanita, namun aku bukanlah pecundang yang berlari dan bersembunyi dibalik nama orang lain. Lantas dengan seenaknya, mencerca, mencaci, dan menjelek-jelekkan nama didepan orang lain tanpa melihat bahwa dirinya adalah seorang pecundang asli.
Kau itu menyebalkan, sudah kuanggap sebagai kakak tapi ternyata aku salah. Kau itu tidak lebih hanya seorang “pengecut”. Apa kau tidak “sadar” bahwa kau itu “laki-laki”. Senang sekali kau “menerorku”, juga teman-temanmu itu. Kau bilang mereka benci denganku dan kau juga membawa-bawa nama temanku. “Aneh, sekali?”. Mulutmu itu seperti “bukan” laki-laki. Bahkan kau itu senang sekali membuat keributan. Kau juga menuduhku bahwa aku menyuruh teman-temanku untuk membelaku. “Itu, bukan sikapku!?”. Apa tidak terbalik? alasanmu apa mengatakan banyak teman-teman yang benci padaku?. Padahal aku tidak mengenal satu pun nama-nama yang kau sebutkan itu.
Kau menusukku dari belakang, dan kau semakin girang dengan ulahmu. Aku tak pernah menanggapimu dan aku tidak ingin lagi berteman denganmu. Tapi tetap saja mulutmu menebarkan bisa. Seseorang telah menyerangkau tanpa sebab yang jelas, siapa lagi jika bukan kamu pelakunya?. Kau memintaku agar bersikap “gentle”. “Tapi kau lihat tidak, dirimu seperti apa?.” Kakekku ini seorang pejuang, ia berjuang ditahun 1945 sebagai pembantu letnan dan mendapat kehormatan Bintang Gerilya. “Apa pantas, aku menjadi seorang pecundang?.” Kau itu tidak mengenalku, tapi kau bilang pada semua orang bahwa kamu adalah orang yang menyayangi aku dengan panggilan “sayang”. “Kau pikir panggilan sayang itu adalah suatu ikatan?”. “Aku tidak pernah berkata “cinta” denganmu. Bahkan aku ingin menghindarimu?!. Aku ini wanita dan bukan pria sepertimu. “Tapi kau mengatai aku pria, sebab aku galak padamu. “kau itu sungguh menyedihkan?!.”
Kenapa juga kau itu tega mempermainkan “perasaan” temanmu itu?. “Yang aku tahu, ia mencintaimu.” dan kau mengadunya denganku, seperti “aduan” ayam jago. Sementara itu kau tertawa “kegirangan” seakan-akan kami “memperebutkanmu”. Sebenarnya apa sih, maumu?. “Buat apa sekarang kau tanya kabarku dan menelponku?.” Untuk apa?. “Maaf, kita bukan lagi teman….” Dulu kita tidak saling kenal dan sebaiknya sekarang pun begitu. “Maaf, ya…..”
Aku tak ingin mengingat kejadian itu, tapi ternyata aku masih ingat. Dan rupanya kau tak pernah jera berbuat banyak ulah. Kau itu menyamar seperti “bunglon” kadang hijau,merah, dan kuning. Seperti pelangi dilangit yang biru. Jika warna pelangi tentu indah, sedangkan bunglon? itu mengerikan!. Orang bisa saja tertipu karenamu. “Apa kau tidak takut dosa?.” Kau pikir Tuhan bisa terttidur sepertimu? Dan teman-temanmu itu, apa tidak berpikir,”bahwa membela seseorang yang berbuat salah dosanya adalah sama dengan yang melakukannya?. “Kau itu maling, malah teriak maling?!.” Apa aku harus berteman dengan orang seperti itu?. Semoga engkau mengerti, mengapa aku tak ingin lagi bertegur sapa denganmu selamanya. Tak ada gunanya bagiku dan sekali lagi,”maaf, cukup sampai disini pertemanan kita.”
NOTE: Seorang pecundang selalu memangsa temannya
Entah dengan cara apapun ia lakukan itu
Hey…hey…. coba pikir dan luluhkan hatimu
Kau merasa orang menelanjangimu, itu karena hatimu mengatakan,”kau itu salah”
Aku tidak pernah mengumbar kata-kata diluar sana sepertimu
Coba renungkan,”siapa yang melakukan semua itu?
Jawablah dalam hatimu dan itu cukup bagiku(*)
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com