GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Mukjizat Al Quran : Manusia Berasal dari Nutfah Amsyaz

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 05 April 2011 | 19.07


Posted by: dhonat

Hudzaifah.org - "Istri –istri kamu adalah ladang untukmu, maka garaplah ladangmu bagaimana kamu kehendaki". Apabila petani menanam ketimun, diladangnya, maka jangan diharapkan yang tumbuh adalah buah kelapa, karena ladang hanya menerima benih. Ini berarti yang menentukan jenis tanaman adalah petani bukan ladangnya. Perempuan atau istri oleh ayat diatas diibaratkan dengan ladang. Jika demikian bukan perempuan yang menentukan jenis kelamin anak, tetapi yang menentukan adalah benih yang ditanam ayah di dalam rahim. Hasil pertemuan antara sperma dan ovum dinamai Al Qur'an dengan "Nuthfah Amsyaz" .

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes Nuthfah amsyaz (yang bercampur). Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan Karena itu kami jadikan ia mendengar dan melihat."
(Q.S Al Insan 76 : 2).

Pada tahun 1883, van Bender membuktikan bahwa sperma dan ovum memiliki peranan yang sama dalam pembentukan benih yang telah bertemu itu, pada tahun 1912 Morgan membuktikan peranan kromoson dalam pembentukan janin. Ada yang menarik untuk diketahui bahwa kata "Amsyaz" berbentuk jamak sedangkan bentuk tunggalnya adalah "Masyaj". Sementara itu kata "Nuthfah" adalah bentuk tunggal, dan bentuk jamaknya adalah "Nutafun". Sepantasnya terlihat bahwa redaksi "Nutfah Amsyaz" tidak lurus karena ia berkedudukan sebagai Adjektif (sifat) dari Nutfah. Sedangkan dalam Bahasa Arab, antara sifat dan disifati harus sesuai. Jika feminine maka sifatnya pun demikian juga jika tunggal, maka sifatnya pun tunggal juga, serta jamak, juga jamak (plural). Di dalam ayat terlihat bahwa Nuthfah berbentuk tunggal, sedangkan Amsyaz berbentuk Jamak. Apa gerangan sebabnya, kelirukah Al Qur'an..? (kalau orang yang tidak mengerti bahasa Arab, akan mengatakan Al Qur'an keliru).

Pakar-pakar bahasa menyatakan bahwa jika sifat dari satu hal yang berbentuk tunggal, mengambil bentuk jamak, maka itu mengisyaratkan bahwa sifat tersebut mencakup seluruh bagian-bagian kecil yang disifatinya (bukankah dalam Nutfah pancaran sperma dari lelaki mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia?). Dalam hal Nutfah maka sifat Amsyaz (bercampur), bukan sekedar bercampurnya dua hal sehingga menyatu atau terlihat menyatu tetapi percampuran itu sedemikian mantap, sehingga mencakup seluruh bagian dari nutfah tadi. Nutfah Amsyaz itu sendiri adalah hasil percampuran sperma, dan ovum, yang masing-masing memiliki 46 kromosom. Jika demikian wajar bila Al Qur'an menggunakan bentuk jamak, untuk menyifati nutfah yang memiliki jumlah yang banyak dari kromosom itu. Dan Informasi Al Qur'an tidak sampai disana. Dilanjutkannya, bahwa Nutfah tersebut dalam proses selanjutnya menjadi "Alaqah".

"Kemudian Kami jadikan Nutfah itu "Alaqah"
(Q.S Al Mukminun 23 : 14),

Pakar-pakar Embriologi menegaskan bahwa setelah menjadi pembuahan (amsyaz) maka Nutfah (yang sudah bercampur tadi ) tersebut melekat di dinding rahim. Dan inilah yang dimaksudkan Al Qur'an dengan "Alaqah". Kata "Alaqah", dalam kamus-kamus bahasa mempunyai banyak arti, antara lain "segumpal darah", atau "Sejenis cacing " yang terdapat didalam air, bila diminum dapat melengket di tenggorokan. Kata "Alaqah", akar katanya "Aliqa", Yang berarti "tergantung / Melengket". Jadi bagi wanita yang keguguran, biasanya banyak penyebabnya yang pasti janin tersebut tidak dapat lagi melengket di rahim sang calon ibu, bisa dikarenakan rahim wanita sendiri yang lemah, atau karena sang janin itu sendiri yang lemah. Penyebabnya macam-macam, karena obat-obatan, makanan, atau kecapean, atau memang lemah rahimnya. Wallahua'lam, yang pasti bagaimanapun semua atas kehendak dan takdir Allah SWT. Kalau Allah bilang : "Kun", (jadi), fayakun (maka jadilah ia), kalau Allah bilang tidak jadi, maka tidak jadilah ia.

Kita boleh bertanya : "dari mana Muhammad SAW memperoleh informasi yang demikian akurat itu, padahal hakikat ilmiyah ini baru ditemukan oleh ilmuwan setelah beributahun lebih dari kedatangan beliau ?" itulah wahyu Allah yang maha mengetahui, yang mana ayat-ayatnya selalu relevan (sesuai), dengan perkembangan zaman kapan dan dimana sajapun. Karena Allah maha mengetahui, dan disampaikan-Nya pada hamba pilihanNya.

(Cairo 8 Oktober 03 Rahima)
Sumber : Mailing list
editor : string_064

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...